Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sel merupakan unit terkecil pada mahluk hidup.Kelompok sel memiliki fungsi dan
peranan yang berbeda dalam proses kehidupan. Melalui komunikasi sel, sel-sel dalam
tubuh dapat bekerja secara normal bahkan dapat mempengaruhi dan mengontrol
tingkah laku sel-sel yang lain.
Setiap sel memiliki sejumlah lokasi reseptor/penerimaan untuk zat yang berbeda-
beda. Lokasi reseptor ini merupakan sambungan komunikasi sel. Saat bahan yang
tepat untuk lokasi tertentu muncul, ia memiliki kemampuan untuk menempelkan dirinya
sendiri pada sel dan mengirimkan informasi. Hal ini berarti memberitahu sel untuk mulai
melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh sel. Jika sel menerima pesan
tersebut, sel dapat membagi pesan tersebut dengan sel terdekat lainnya dan begitu
pula seterusnya.
Kajian tentang komunikasi sel membantu untuk menjawab sejumlah pertanyaan
penting dalam biologis dan kedokteran, mulai dari perkembangan embriologis sehingga
kerja hormon untuk perkembangan kanker dan jenis penyakit lain.
Bagian sel yang berperan untuk menghasilkan energi adalah mitokondria.
Allah berfirman:


Dia telah menciptakan manusia dari mani tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.
(QS. An-Nahl : 4)
Ayat tersebut telah memberi contoh atau memberi isyarat pada manusia untuk
mempelajari betapa petingnya suatu komunikasi sel ataupun interaksi sel. Hal tersebut
dikarenakan fungsi yang dilakukan sel sendiri tidak cukup untuk menunjang kehidupan
sel tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Komunikasi Sel
Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain
ataupun antara sel dengan lingkungannya. Komuniasi sel juga dapat diartikan sebagai
proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk
mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi
pertumbuhan dan pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya.
Komunikasi antar sel diperlukan untuk mengatur pengembangan dan
pengorganisasiannyamenjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya
dan mengkordinasikan aktivitasnya.Komunikasi melibatkan dua pihak, yaitu :
1. Pihak yang memberikan / mengirim pesan atau sinyal,
2. Pihak yang menerima pesan.
Perilaku sel baru dapat berlangsung apabila mendapatkan sinyal dari sel yang
mengirimkan pesan.Cara-cara komunikasi sel :
1.Dengan mengadakan kontak langsung melalui molekul-molekul khusus pada
membrane yangakan memberikan sinyal pada sel di dekatnya.
2.Dengan melepaskan ahan-bahan kimia (moderator) yang akan memberikan
sinyal kepada sel-sel lain yang berbeda jauh letaknya.
3. Dengan membentuk gap junction, sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari
kedua sel yang berkomunikasi tersebut
2.2 Proses Percakapan Selular
Proses yang berlangsung di ujung penerima pada percakapan selular dapat dibagi
menjadi tiga tahap : penerimaan, transduksi, dan respons.
1. Penerimaan (reception). Penerimaan adalah ketika sel target mendeteksi molekul
sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal
berikatan dengan protein reseptor yang terletak di permukaan sel atau di dalam sel.
2. Transduksi (transduction). Pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor
dengan suatu cara, sehingga menginisiasi proses transduksi. Tahap transduksi
mengubah sinyal menjadi bentuk yang dapat menyebabkan respons selular spesifik.
Transduksi terkadang terjadi dalam satu langkah saja, namun lebih sering
membutuhkan suatu urutan perubahan dalam serangkaian molekul yang berbeda di
mana setiap molekul dalam jalur itu menyebabkan perubahan pada molekul
berikutnyajalur transduksi sinyal. Molekul-molekul dalam jalur ini seringkali disebut
molekul relai (relay molecule). Molekul terakhir dalam jalur itu memicu respons sel.
3. Respons (response). Pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang
ditransduksikan akhirnya memicu respons seluler spesifik. Respons ini mungkin
merupakan aktivitas selular apa pun yang bisa dibayangkan misalnya katalisis
oleh suatu enzim (misalnya glikogen fosforilase), penyusunan ulang sitoskeleton,
atau aktivasi gen-gen spesifik dalam nucleus. Proses pensinyalan sel membantu
memastikan bahwa kruisal sperti ini berlangsung dalam sel yang benar, pada waktu
yang tepat, dan dalam koordinasi yang sesuai dengan sel-sel lain, pada organisme
tersebut.
2.3.HUBUNGAN ANTAR SEL(CELL JUNCtION)

Hubungan antar sel dipengaruhi oleh berbagai struktur. Struktur melekatnta sel
merupakan modifikasi membrane plasma yang menyebabkan sel itu saling melekat
pada porsi tetap dan dapat pula sebagai alat komunikasi. Hubungan seperti ini
merupakan struktur yang umum yang terdapat pada hewan metazoan termasuk
vertebrata dan invetebrata.
Spesialisasi hubungan tersebut merupakan modifikasi permukaan sel sehingga
memungkinkan sel-sel dapat mengadakan komunikasi dengan sel sekitarnya. Berbagai
spesialisasi dapat merupakan pegangan untuk sel-sel yang berdekatan, menutup celah
ekstraseluler pada beberapa tempat dan dapat meneruskan impuls listrik. Berdasarkan
ukuran luas daerah spesialisasi dapat dibedakan menjadi:
a. Daerah Mocula yang berarti bercak
b. Daerah zonula yang merupakan daerah yang melingkar sekeliling sel seperti pita.
c. Daerah ascia meliputi daerah yang lebih luas dari sekedar bercak.
Berdasarkan struktur spesialisasi membrane sel khususnya dalam hubungan
dengan membrane sel lainnya maka dapat hubungan tersebut adalah:
1. Desmososm
2. Tight Juction (HUbungan menyatu)
3. Gap Junction (nexux)
Secara skematis pola hubungan tersebut terlihat pada gambar di bawah ini.
1. Desmosom
Desmodom merupakan tipehubungan antar sel yang berfungsi untuk melekatkan
sel yang satu dengan yang lain. Dalam pengamatan dengan mikroskop cahaya
desmosom nampak sebagai benda-benda yang berwarna gelap.
Pada desmosom kedua membrane yang berimpitan nemapak sejajar dan lebih
tebal, dipisahkan oleh ronga-ronga antar sel, bedarnya rongga tersebut bervariasi
antara 200 300A dan berisi materi granuler dan materi padat yang berbentuk pita
yang disebut sentriol lamella, yang kaya aka karbohidrat. Dibawah membrane
desmosom terdapat cytoplasmic plaque yang merupakan pemadatan dari sitoplasma.
Dan pada tepi sitoplasma ada lapisan tebal yang dibentuk oleh materi berupa filament-
filamen dandari lapisan ini terpencar mikrofilamen-mikrofilamen (onofilamen) yang
bentuknya mirip sapu yang mengarah ke dalam sel. Desmosom dapat dibedakan
menjadi:
1). Spot desmosom
Spot desmosom merupakan suatu struktur serupa kancing (dua kancing yang
berimpit) yang menghubungkan antara sel-sel yang berdekatan sehingga kedua
membrane menjadi terikat erat satu dengan lainnya melalui desmosom itu, dan
membrane plasma tetap terpisah sebagai suatu lembaran yang parallel dengan jarak
kurang lebih 30 nm. Fungsi dari spot desmosom adalah memberi dukungan mekanis
yang kuat dalam hubungan antar sel. Jika filament memperkuat perlekatan ke dalam,
sedangkan sentriol lamella memperoleh adhesi sel. Di bawah ini merupakan gam spot
desmosom.
2). Belt Desmosom
Belt desmosom merupakan pita yang berada diantara sel-sel sebagai
pengangikat sel-sel yang berdekatan. Pada sayatan melintang belt-desmosom dapat
dibedakan dari spot desmosom, karena pada belt desmosom kekurangan daerah yang
tidak tembus electron (electron opaque plaque) dan filamennya lebih kecil yang disebut
denga filament kontraktil yang mengandung aktin dan mempunyai ruang antar sel
berukuran kurang lebih 200A

3). Hemodesmosom
Hemidesmosom adalah yang komponennya hanya sebagian dari komponen spot
desmosom, atau dinamakan setengah desmosom (hal-desmosom) yang berfungsi
untuk melekatkan sel dengan jaringan ikat. Ditemukan pada bagian dasar sel epitel
yang melekat pada membrane dasarnya. Perlekatan ini dibangun oleh satu lempeng
protein yang berada si sitoplasma sel dan banyak tonofilamen yang menembus
membrane sel.

b. Tight Junction (hubungan menyatu)


Hubungan menyatu ini dinamakan juga sebagai zonula accludens yang pada
umumnya terletak di bawah dekat permukaan atas (bagian afel) dari sel. Hubungan
kedua membrane sangat rapat sehingga pertemuannya terlihat sebagai garis lurus,
tidak ada ruang antar sel. Tight Junction terbentuk dari bergabungnya deretan protein
integral dari kedua membrane. Deretan molekul protein tersebut dinamakan
sealingstrad. Tight Junction berfungsi sebagai segel dalam, dalam hubungan antar
sel dan dapat berperan sebagai penghalang gerak protein integral pada membrane
plasma. Hubungan ini terdapat pada jaringan yang melapisi rongga badan, dinding-
dinding pembuluh dan saluran empedu serta hati, seperti gambar di bawah ini.
c. Gap Juntion (Nexus)
Merupakan tipe hubungan antar sel yang sangat rumit. Jarak antara dua
membrane plasma kurang lebih30A dan ruang antar sel ini ditembus oleh saluran-
saluran halus saluran tersebut tersusun oleh 6 sub-unit protein pada tiap membrane
saluran Gap Junction berukuran sekitar 20A. Dengan adanya gap ini terjadilah
komunikasi antar sel. Melalui saluran tersebut, berbagai molekul (dengan BM 1000
kebawah) dapat melintas dari satu sel ke sel lain, seperti misalnya glukosa, hormone,
vitamin, dan asam amino.Hubungan seperti itu mempunyai fungsi adhesi seluler
sehingga sel dapat mmelekat satu dengan lainnya. Hubungan anatar sel tersebut
umum ditemui pada sel hewan.

All the connection Tight Junction

Hemidesmosom

Desmosom

Gap Junction
2.4.Persinyalan Sel
Persinyalan sel merupakan kemampuan sel untuk interaksi antara satu sel dgn
sel yg lain ataupun antara sel dengan lingkungannya. Sehingga sel-sel yang ada
didalam tubuh kita dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu memberi
respon terhadap lingkungan, misalnya pada sel tumbuhan, berperan dalam respon
terhadap cahaya, nutrisi, patogen dan yang lainnya.
Tahap-Tahap Persinyalan Sel
Tahap persinyalansel terbagi atas, yaitu:
1. Penerimaan (reception)
Merupakan pendeteksian sinyal yang dating dari luar sel oleh sel target. Sel
kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler, biasanya pada
permukaan sel yang bersangkutan.
2. Tranduksi
Diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor. Tahap
transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon
seluler spesifik. Pada system Sutherland, pengikastan epinefrin kebagian luar protein
reseptor dalam membrane plasma sel hati berlangsung melalui serangkaian langka
untuk mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini kadang-kadang terjadi dalam
satu langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam
sederetan molekul yang berbeda (jalur transduksi) sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu
sering disebut molekul relay.
Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon spesifik terhadap sinyal
tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis sinyal yang diterima.
Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik,
rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifitas sintesa DNA,
perubahan ekspresi genetik atau program apoptosis, terputusnya rangkaian sinyal.
Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai berkurang atau terputus. Terputusnya sinyal
juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak aktifnya sebagian atau seluruh
molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi akan melewati jalur rangsang (signal
transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein berbeda atau molekul tertentu
seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor transkripsi, ataupun berbagai tipe
subunit regulator (factor pendorong mitosis). Setiap protein yang terlibat pada jalur ini
mampu menghambat atau mengaktifasi protein yang berada dibawah pengaruhnya
(down stream). Protein utama yang terlibat dalam jalur rangsang pada umumnya adalah
kinase dan posphatase, yang beberapa diantaranya merupakan protein yang
terdapat/larut dalam sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan atau menerima
group posphat dari protein lain sehingga proses penghantaran atau penghentian sinyal
dapat berlangsung.
C. Respon
Pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi akhirnya
menimbulkan respon seluler yang spesifik. Respon ini dapat berupa hampir seluruh
aktivitas seluler seperti katalisis oleh suatu enzim, penyusunan ulang sitoskeleton, atau
pengaktifan gen spesifik di dalam nukleus. proses pensinyalan sel membantu
memastikan bahwa aktivitas penting seperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu
yang tepat, dan pada koordinasi yang sesuai dengan sel lain dalam organisme
bersangkutan.
Jenis Persinyalan Sel
Ada 3 jenis persinyalan sel yaitu
1. Persinyalan parakrin
Parakrin merupakan tipe komunikasi sel jarak lokal yang tidak memerlukan
kontak langsung dengan sel target, dan molekul-molekul pesan mencapai sel target
dengan cepat melalui proses difusi.
Molekul pesan yang diberikan akan ditangkap atau diterima oleh sel target, karna
pada saat molekul pesan dari sel penyekresi akan di sampaikan ke sel target, molekul
pesan itu telah diubah menjadi bentuk yang dapat menimbulkan respon dari sel target.
Molekul pesan dari sel penyekresi hanya berpengaruh terhadap sel terget yang
berada di sekitarnya saja tidak ke sel yang bukan sel target.
2. Persinyalan sinaptik
Sinaptik merupakan tipe komunikasi sel jarak lokal yang terspesialisasi pada sel
saraf. Sel saraf akan melepas molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis antar sel lain.
Pada pensinyalan sinaptik yang terspesialisasi pada sel saraf ini sel saraf akan
menghasilkan sinyal kimiawi, neurotransmiter, yang berdifusi ke sel target tunggal yang
hampir menyentuh sel pertama. Sinyal listrik yang dihantarkan di sepanjang saraf
memicu sekresi molekul neurotransmiter ke dalam sinapsis, ruang sempit di antara sel
saraf dan sel targetnya.
3. Persinyalan endoktrin
Sinyal hormonal merupakan bagian dari pengisyaratan sel. Pengisyaratan sel
adalah system komunikasi kompleks pada tingkat seluler yang mengatur seluruh
aktifitas dan koordinasi antar sel.
Sedangkan sinyal hormonal itu sendiri memiliki definisi yaitu senyawa kimia yang
dilepaskan oleh sel ataupun kelenjar disalah satu bagian tubuh yang mengirimkan
pesan untuk mempengaruhi sel-sel lain dari organisme itu sendiri.
Hormon mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada hewan, sel
endokrin terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh yaitu darah.
Hormone dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi, jika dengan pengatur local.
Hanya sel target spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
2.5.Reseptor Sinyal
Reseptor ialah tempat pengikatan pesan pertama secara spesifik yang umumnya
dilakukan di membran sel. Dan molekul sinyal ekstraselulerlah yang mengikat reseptor
membran untuk menjadi jalur first messenger. Reseptor juga merupakan komponen
integral membran (terutama membran plasma). Biasanya interaksi ligan dengan
reseptornya mungkin tidak menyebabkan perpindahan salah satunya kedalam sel,
tetapi interaksi ini menyebabkan terbentuknya sinyal yang mempengaruhi proses-
proses intrasel (pengiriman sinyal transmembran).

Adapula jenis-jenis tipe reseptor dan pengaruhnya :

o Ion channel-linked reseptor


Terjadinya pelepasan antara dua sel saraf yang berikatan dengan saluran ion sehingga
menyebakan saluran terbuka dan memicu timbulnya sinyal yang menuju ke sel
penerima

o G protein-coupled reseptor

Reseptor yang bekerja dengan adanya bantuan dari protein G, karena protein G ini
banyak mengikat molekul yang kaya atas energi.

o Enzime-linked reseptor

Beberapa enzim yang dapat mengkatalis transfer gugus fosfat dari ATP ke asam amino
contohnya enzim kinase
Reseptor yang berada di sitosol atau nukleus memiliki sifat yang hidrofilik (suka air)
Reseptor yang berada di membran sel memiliki sifat yang hidrofobik (anti air)
2.6.Second Messenger

Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau


ion kecil nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler
yang mengikat reseptor membran merupakan jalur first messenger. Second
messenger lebih kecil dan terlarut dalam air. Second messenger berperan serta dalam
jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor tirosin-kinase. Contoh
second messenger yang paling banyak digunakan ialah:
Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor
pertumbuhan dan sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya melalui
jalur transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik.
Peningkatan konsentrasi ion kalsium sitosolik menyebabkan banyak respon pada sel
hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai second messenger dalam jalur protein-G
dan jalur reseptor tirosin kinase.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain
ataupun antara sel dengan lingkungannya
2. Hubungan antar sel ada 3 yaitu gap junction, contact dependent signal, dan
persinyalan sel (persinyalan lokal dan persinyalan jarak jauh).
3. Reseptor sinyal merupakan molekul khusus pada permukaan sel target yang
merespon sinyal dari luar sel.
4. Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion
kecil nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang
mengikat reseptor membran merupakan jalur first messenger.

BAB IV
REFERENSI

(prof. Subowo,dr., MSc.,PhD.,.2007.BIOLOGI SEL edisi 2006. Bandung: CV


Angkasa

Campbell Neil A. dan Reece Jane B., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1,
Jakarta : Erlangga, 222-226

Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2004. Hal. 34.

Stansfield WD, Colom JS, Cano RJ. Biologi molekuler dan sel. Jakarta: Erlangga. 2006. H. 97-8.

Aryulina D, Muslim C, Munaf S, Winarni EW. Biologi 2. Jakarta: esis. 2006. H. 8.

Karina AN. Metode komunikasi antar sel. 2010.

Ganong, WF. 1983. Fisiologi Kedokteran edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai