Anda di halaman 1dari 68

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian


Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Dan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Dengan Angka Perbandingan Pada
Tanggal 1 Januari 2013/31 Desember 2012)
Beserta Laporan Auditor Independen
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.................. 1 - 3

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.................... 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian.... 5

Laporan Arus Kas Konsolidasian...................................... 6

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian............................................7 - 58

Informasi Keuangan Tambahan..............................................................................................................59 - 63

*********************
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2013/
Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2,4,27 4.649.226.830 5.343.362.241 5.007.007.723
Piutang usaha
Pihak ketiga 2,27 - 18.000.000 531.600.000
Piutang non-usaha
Pihak ketiga 2,5,27 610.825.332 47.519.000 10.839.000
Aset real estat 2,6 123.242.912.996 117.977.630.949 105.350.580.868
Pajak dibayar di muka 2 - 395.057.366 285.287.197
Uang muka 2,7 1.915.406.827 4.599.643.878 5.003.383.721

Jumlah Aset Lancar 130.418.371.985 128.381.213.434 116.188.698.509

ASET TIDAK LANCAR


Piutang non-usaha
Pihak berelasi 2,25,27 30.177.917.165 30.177.917.165 28.802.596.237
Uang muka jangka panjang 2,7 5.089.833.197 6.701.042.514 9.094.582.119
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
Rp3.448.522.559, Rp2.987.760.891
dan Rp2.659.432.579 pada tahun
2014, 2013, dan 2012 2,8 621.918.000 1.043.524.819 694.434.130
Aset tidak lancar lainnya 2,9,27 9.863.580.316 9.331.536.040 4.312.840.878

Jumlah Aset Tidak Lancar 45.753.248.678 47.254.020.538 42.904.453.364

JUMLAH ASET 176.171.620.663 175.635.233.972 159.093.151.873

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2013/
Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank jangka pendek 2,10,27 2.992.689.295 468.184.236 -
Utang kontraktor 2,11,20,27 1.320.826.546 2.351.750.855 2.314.139.909
Utang non-usaha
Pihak ketiga 2,13,27 - 22.451.773 481.469.168
Utang pajak 2,23 3.441.050.911 7.805.136.753 412.938.389
Uang muka diterima 2,12 33.121.604.196 40.890.037.115 46.492.519.202
Biaya masih harus dibayar 277.179.766 388.361.647 957.763.525
Bagian utang yang jatuh tempo dalam
satu tahun 2
Utang bank 14,27 3.333.333.330 - -
Utang pembiayaan konsumen 13,27 20.766.667 280.009.166 242.901.512

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 44.507.450.711 52.205.931.545 50.901.731.705

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang non-usaha
Pihak berelasi 2,24,27 100.613.800 100.613.800 9.100.613.800
Utang jangka panjang setelah
dikurangi bagian utang yang jatuh
tempo dalam satu tahun 2
Utang bank 14,27 29.955.775.447 29.050.498.297 10.163.309.407
Utang pembiayaan konsumen 13,27 - 20.766.667 26.545.542
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2,15 2.062.003.236 1.758.151.990 1.426.825.708

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 32.118.392.483 30.930.030.754 20.717.294.457

JUMLAH LIABILITAS 76.625.843.194 83.135.962.299 71.619.026.162

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2013/
Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan)

EKUITAS

EKUITAS YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal saham - nilai nominal per lembar
saham Rp100
Modal dasar - 2.000.000.000 lembar
saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
661.784.520 lembar saham 17 66.178.452.000 66.178.452.000 66.178.452.000
Tambahan modal disetor 18 (7.992.455.529) (7.992.455.529) 7.205.168.134
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas pengendali - - (15.197.623.663)
Saldo laba 41.350.526.488 34.305.367.989 29.280.485.387

Sub-Jumlah 99.536.522.959 92.491.364.460 87.466.481.858

KEPENTINGAN NON PENGENDALI 16 9.254.510 7.907.213 7.643.853

JUMLAH EKUITAS 99.545.777.469 92.499.271.673 87.474.125.711

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 176.171.620.663 175.635.233.972 159.093.151.873

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2014 2013

PENJUALAN 19 45.435.885.620 40.154.840.297

HARGA POKOK PENJUALAN 20 (18.084.722.708) (15.853.002.128)

LABA BRUTO 27.351.162.912 24.301.838.169

BEBAN USAHA
Pemasaran 21 (2.305.825.482) (2.469.761.835)
Umum dan administrasi 22 (11.552.053.577) (12.200.100.817)

Jumlah Beban Usaha (13.857.879.059) (14.669.862.652)

LABA USAHA 13.493.283.853 9.631.975.517

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Penghasilan keuangan 78.729.246 96.225.214
Beban bunga dan keuangan (4.794.944.724) (4.547.976.341)
Laba penjualan aset tetap - 80.000.000
Lain-lain - neto 680.844.951 1.534.746.849

Jumlah Beban Lain-Lain - Neto (4.035.370.527) (2.837.004.278)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK


PENGHASILAN 9.457.913.326 6.794.971.239

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2,23 (2.411.407.529) (1.769.234.088)

LABA NETO 7.046.505.797 5.025.737.151

Pendapatan Komprehensif Lainnya - -

LABA KOMPREHENSIF 7.046.505.797 5.025.737.151

LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 7.045.158.499 5.024.882.602
Kepentingan non pengendali 1.347.298 854.549

Jumlah 7.046.505.797 5.025.737.151

LABA NETO PER SAHAM DASAR YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS UNDUK 10,65 7,59

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai
Modal Saham Transaksi
Ditempatkan Restrukturisasi
dan Disetor Tambahan Entitas Kepentingan Non-
Catatan Penuh Modal Disetor Sepengendali Saldo Laba Sub-Jumlah Pengendali Jumlah Ekuitas

Saldo tanggal 1 Januari 2013 66.178.452.000 7.205.168.134 (15.197.623.663) 29.280.485.387 87.466.481.858 7.643.853 87.474.125.711

Kepentingan non-pengendali 16 - - - - - 854.548 854.548

Penyesuaian atas perubahan


kepemilikan kepentingan non-
pengendali 16 - - - - - (591.189) (591.189)

Perubahan akibat penerapan PSAK


38 sehubungan dengan selisih
nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali - (15.197.623.663) 15.197.623.663 - - - -

Laba komprehensif tahun 2013 - - - 5.024.882.602 5.024.882.602 - 5.024.882.602

Saldo tanggal 31 Desember 2013 66.178.452.000 (7.992.455.529) - 34.305.367.989 92.491.364.460 7.907.212 92.499.271.672

Kepentingan non-pengendali 16 - - - - - 1.347.298 1.347.298

Laba komprehensif tahun 2014 - - - 7.045.158.499 7.045.158.499 - 7.045.158.499

Saldo tanggal 31 Desember 2014 66.178.452.000 (7.992.455.529) - 41.350.526.488 99.536.522.959 9.254.510 99.545.777.469

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari pelanggan 37.667.452.701 35.752.452.208
Pembayaran kepada pemasok dan pihak
ketiga (31.445.395.381) (36.448.223.798)
Pembayaran kepada karyawan (2.786.282.370) (2.634.382.209)
Pembayaran bunga - neto (4.794.944.724) (4.547.976.341)
Kenaikan (Penurunan) dana dalam pembatasan (532.044.276) 336.354.518
Pembayaran pajak (6.006.447.082) (2.060.212.712)
Penerimaan lainnya - neto 759.574.197 1.630.380.875

Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (7.138.086.935) (7.971.607.459)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan aset tetap (39.154.849) (783.419.000)
Laba penjualan aset tetap - 80.000.000

Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (39.154.849) (703.419.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan utang bank 10.624.505.059 22.272.184.236
Pembayaran utang bank (3.861.389.520) (2.916.811.110)
Pembayaran (penerimaan) utang sewa
pembiayaan (280.009.166) 31.328.779
Pembayaran utang kepada pihak berelasi - (10.375.320.928)

Kas Neto Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 6.483.106.373 9.011.380.977

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS (694.135.411) 336.354.518

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 5.343.362.241 5.007.007.723

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4.649.226.830 5.343.362.241

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM
Pendirian Perusahaan
PT Bekasi Asri Pemula (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 909 tanggal
20 Oktober 1993 dari Notaris Hj. Nazli Alida Lubis, S.H., di Bekasi. Akta Pendirian telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-4547.HT.01.01.Th.94
tanggal 11 Maret 1994 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 8 Juli
1994, Tambahan No. 4097/1994. Pada tanggal 28 Februari 2007, diadakan Risalah Rapat mengenai
peningkatan modal dasar saham dan modal ditempatkan berdasarkan Akta Notaris Drs. Wijanto
Suwongso, S.H., No. 30, di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik IndonesiaNo.W7-03629 HT.01.04-TH.2007 tanggal 5 April 2007. Dalam rangka
penawaran umum perdana kepada masyarakat, Anggaran Dasar Perusahaan diubah seluruhnya pada
tanggal 29 Oktober 2007 dengan Akta Notaris Drs. Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., No. 160, di Jakarta.
Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tanggal 1 November 2007 dengan No. C-01935 HT.01.04-TH.2007.
Anggaran dasar Perusahaan telah diubah kembali berdasarkan Akta Notaris Drs. Wijayanto Suwongso,
S.H., No. 49 tanggal 16 Juli 2008 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk memenuhi
ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007. Perubahan Anggaran Dasar tersebut
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan No. AHU-01853.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 12 Januari 2009.
Perubahan anggaran dasar Perusahaan terakhir, berdasarkan Akta Notaris Dr. Misahardi Wilamarta,
S.H., M.H., M.Kn., LL.M., No. 30 tanggal 7 Juni 2013, antara lain meyetujui memberhentikan dengan
hormat seluruh anggota Dewan Direksi dan Komisaris Perusahaan dan mengangkat susunan Dewan
Direksi dan Komisaris yang baru. Akta Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-39505 tanggal
23 September 2013.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam
bidang real estat, perdagangan, pembangunan, industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa
angkutan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 2004 dan kegiatan usaha yang
dilakukan perusahaan sampai dengan saat ini adalah real estat.
Perusahaan memiliki dan mengelola proyek perumahan Taman Alamanda dan Smart Market Alamanda
yang berlokasi di Bekasi.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lt. 2,
Jalan Arjuna No. 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

Penawaran Saham Umum Perdana

Pada tanggal 19 Desember 2007, Perusahaan memperoleh Pernyataan Efektif dari Ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) (sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK))
No.S-6498/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas 150.000.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham, dengan harga penawaran sebesar Rp150. Pada tanggal
14 Januari 2008, seluruh saham ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Selisih lebih antara harga
penawaran saham dengan nilai nominal per saham setelah memperhitungkan biaya penerbitan saham
dicatat sebagai Tambahan Modal Disetor yang disajikan sebagai bagian dari Ekuitas pada laporan
posisi keuangan konsolidasian.

7
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Berdasarkan Akta Notaris Dr Misahardi Wilamarta, S.H., M.H., M.kn., LL.M., No. 30 tanggal
7 Juni 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013 adalah sebagai berikut:

Komisaris
Komisaris Utama : Djaja Hendrawan, MBA
Komisaris : Andry Soetarto
Komisaris Independen : Jono Inawati Karjono, MBA

Direktur
Direktur Utama : Warinton Simanjuntak, SE., SH.
Direktur : Salomon Adiwarna
Direktur Tidak Terafiliasi : Ardiyanto Jo

Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, susunan komite audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

Komite Audit
Ketua Komite Audit : Warinton Simanjuntak
Anggota : Petrus Bambang Priyatno
Anggota : J. Inawati, MBA

Perusahaan memberikan kompensasi kepada Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp1.041.000.000 dan
Rp1.001.000.000.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup memiliki masing-masing 33 dan 34 orang karyawan
tetap (tidak diaudit).

Entitas Induk dan Entitas Induk Terakhir

PT Adicipta Griyasejati adalah Entitas Induk dan Entitas Induk terakhir Perusahaan.

Kepemilikan Entitas Anak

Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak (selanjutnya disebut
Grup), yang terdiri dari:
Persentase Pemilikan
Langsung Jumlah Aset
Tahun
Nama Perusahaan Kegiatan usaha Domisili Beroperasi 2014 2013 2014 2013
Real Estat
PT Karya Graha (Alamanda
Cemerlang Regency) Jakarta 2003 99,9818% 99,9818% 103.520.316.746 101.031.718.346
Real Estat
(Bumi Serpong
PT Puriayu Lestari Residence) Jakarta 1991 99,9957% 99,9957% 33.138.306.921 36.177.088.201

8
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)

PT Karya Graha Cemerlang, Entitas Anak (KGC)

KGC didirikan berdasarkan Akta Notaris Lutfi Burhan, S.H., No. 4 tanggal 6 Mei 2003, Notaris di
Tangerang. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C-240002.HT.01.01.TH.2003 tanggal 9 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 2 Mei 2006, No. 35 Tambahan Nomor 4566. Anggaran Dasar KGC
telah mengalami beberapa kali perubahan. Pertama berdasarkan Akta Notaris No. 324 tanggal
15 Agustus 2008 dari Notaris H. Bambang Suwondo, S.H., mengenai perubahan seluruh Anggaran
Dasar KGC sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Akta tersebut telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal
14 Agustus 2009 dengan No. AHU-39389.AH.01.02. Tahun 2009.

Perubahan Anggaran Dasar KGC terakhir, berdasarkan Akta Notaris Fariana, S.H., M.Kn., No. 21 tanggal
21 Juni 2013, antara lain meyetujui memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Dewan Direksi dan
Komisaris KGC dan mengangkat susunan Dewan Direksi dan Komisaris yang baru. Akta perubahan ini
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui
Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-42760 tanggal 18 Oktober 2013.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar KGC, ruang lingkup kegiatan KGC meliputi bidang kontraktor,
perencanaan atau pelaksanaan pemborongan bangunan-bangunan (sebagai pengembang perumahan
real estat sampai dengan rumah sangat sederhana) gedung-gedung, dermaga, jembatan, jalanan, irigasi,
dan pekerjaan lainnya dalam bidang pembangunan, termasuk pemasangan listrik, air, pipa.

KGC berdomisili di Jakarta dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lantai 2, Jalan
Arjuna No. 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

KGC memiliki dan mengelola proyek perumahan Alamanda Regency yang berlokasi di Bekasi Timur.

PT Puriayu Lestari, Entitas Anak (PAL)

PAL didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 3 tanggal 1 Oktober 1991 dibuat di hadapan Notaris
Soetengsoe Abdul Sjoekoer, S.H., di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-01.HT.01.01.Th92 tanggal 2 Januari 1992 dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4448 tanggal 11 September 1992, Tambahan
No. 73. Anggaran Dasar PAL telah mengalami beberapa perubahan terakhir dengan Akta No. 176
tanggal 14 Agustus 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar PAL sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 yang dibuat di hadapan Notaris H. Bambang Suwondo, S.H., di
Jakarta.

Perubahan Anggaran Dasar PAL terakhir, berdasarkan Akta Notaris Amsori Hardyanto, S.H., M.Kn.,
No. 2 tanggal 3 September 2013, antara lain meyetujui:
a) Menyetujui perubahan tempat kedudukan PAL, semula berkedudukan di Kabupaten Tangerang
menjadi berkedudukan di Kota Tangerang Selatan;
b) Menyetujui pengunduran diri Ir. Suwito;
c) Menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi PAL;
d) Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-61070.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 25 November
2013.

9
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

Kepemilikan Entitas Anak (lanjutan)

PT Puriayu Lestari, Entitas Anak (PAL) (lanjutan)

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar PAL, ruang lingkup kegiatan PAL meliputi bidang kontraktor,
perencanaan atau pelaksanaan pemborongan bangunan-bangunan (sebagai pengembang perumahan real
estat sampai dengan rumah sangat sederhana) gedung-gedung, dermaga, jembatan, jalanan, irigasi, dan
pekerjaan lainnya dalam bidang pembangunan, termasuk pemasangan listrik, air, pipa.

PAL berdomisili di Tangerang Selatan dengan kantor pusatnya beralamat di Gedung Tomang Tol Lantai 2,
Jalan Arjuna No. 1, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

PAL memiliki dan mengelola proyek Perumahan Bumi Serpong Residence yang berlokasi di Pamulang.

Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 23 Maret 2015.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Kebijakan akuntansi dan pelaporan Grup sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia. Prinsip
akuntansi signifikan diterapkan secara konsisten di dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia, serta Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK
No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 yang terdapat di dalam Peraturan dan Pedoman Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sejak tanggal 1 Januari 2013).

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan
Keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras
dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Laporan keuangan konsolidasian
disusun berdasarkan konsep akrual dan dasar pengukuran dengan menggunakan konsep biaya historis,
kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam
catatan yang relevan.

Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas konsolidasian
disajikan dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional
Grup.

10
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah
diterapkan secara konsisten oleh Entitas Anak.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk
sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi
pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri
disajikan sebagai informasi tambahan.

Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Perusahaan dan semua Entitas Anak yang dimiliki
oleh Perusahaan dengan persentase pemilikan lebih dari 50%, baik secara atau tidak langsung melalui
entitas anak lainnya.

Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang belum
direalisasi) telah dieliminasi.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh
pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap
ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lainnya, lebih
dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:

(a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
(b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran
dasar atau perjanjian;
(c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
(d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara
dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

Kerugian Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non-Pengendali
(KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan:


menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak;
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba
rugi; dan
mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif lainnya ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

11
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan)
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Entitas Induk, yang masing-masing disajikan
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan
konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.

Transaksi dengan entitas non-pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat
sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik).
Perbedaan antara nilai wajar yang dibayar dan saham yang diakuisisi atas nilai tercatat aset Entitas Anak
dicatat pada ekuitas.
Transaksi Entitas Sepengendali
Akuisisi atau pengalihan saham antara entitas sepengendali, dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi
2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. PSAK
ini mengatur pengakuan, pengukuran dan penyajian atas transaksi kombinasi bisnis yang dilakukan
dalam rangka re-organisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama.
Penerapan PSAK No. 38 (revisi 2012) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan
konsolidasian.

Dalam PSAK No. 38 (Revisi 2012), pengalihan bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan
perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dialihkan dan tidak dapat menimbulkan laba
atau rugi bagi grup secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam grup tersebut. Karena
pengalihan bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi, bisnis
yang dipertukarkan dicatat pada nilai buku sebagai kombinasi bisnis dengan menggunakan metode
penyatuan kepemilikan.

Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan dimana terjadi
kombinasi bisnis dan untuk periode lain yang disajikan untuk tujuan perbandingan, disajikan sedemikian
rupa seolah-olah kombinasi bisnis telah terjadi sejak awal periode terjadi sepengendalian. Selisih antara
nilai tercatat transaksi kombinasi bisnis dan jumlah imbalan yang dialihkan diakui dalam akun Tambahan
Modal Disetor - Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali.

Kas dan Setara Kas


Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan
atau kurang sejak tanggal penempatannya, tidak digunakan sebagai jaminan dan tidak dibatasi
penggunaannya.

Rekening bank dan deposito yang dibatasi penggunaannya disajikan sebagai bagian dari Aset Tidak
Lancar Lainnya.

Aset Real Estat

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum
dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung, kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya
tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada pengembangan aset real estat. Beban bunga
sehubungan dengan pinjaman yang diterima untuk membiayai perolehan dan pengembangan tanah
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan tanah. Kapitalisasi dihentikan pada saat proses
pengembangan proyek selesai. Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai
jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area
yang dapat dijual. Perusahaan menyediakan 40% dari lahan untuk sarana dan prasarana termasuk
fasilitas umum dan sosial. Alokasi biaya ini ke dalam harga pokok adalah 20%, 25% dan 55% masing-
masing untuk tipe rumah 21/66, 25/66 dan 31/96.
12
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Aset Real Estat (lanjutan)

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya praperolehan dan perolehan tanah
ditambah biaya pinjaman, dan akumulasi biayanya akan dipindahkan ke tanah yang sedang
dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai. Proyek dalam penyelesaian merupakan
pembangunan rumah yang sedang dikembangkan. Akumulasi biaya perolehan proyek dalam
penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing proyek yang bersangkutan pada saat pembangunan
proyek tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Untuk persediaan berupa rumah, biayanya terdiri
dari biaya perolehan tanah, biaya pembangunan konstruksi dan untuk pembangunan rumah biaya
pinjaman tidak dikapitalisasi ke dalam rumah yang dijual karena pembuatan rumah sampai dengan siap
dijual waktunya di bawah 12 bulan. Sehingga biaya pinjaman diakui sebagai beban pada periode
terjadinya (PSAK 26 Revisi 1997 tentang Biaya Pinjaman).

Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap
diukur dengan model biaya dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:
Tahun
Kendaraan 4-8
Peralatan kantor 4
Peralatan proyek 4
Peralatan kantor pemasaran 4

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun berjalan dan
pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada
saat terjadinya. Biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam
jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah
tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari
kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.

Sewa

Grup menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa.

PSAK No. 30 (Revisi 2011) menetapkan bahwa klasifikasi dari setiap elemen sebagai sewa pembiayaan
atau sewa operasi secara terpisah bagi suatu perjanjian sewa yang mengandung elemen tanah dan
bangunan.

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung
sewa, didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian
tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk
menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

13
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Sewa (lanjutan)

Grup sebagai lessee

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan
posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewa pembiayaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban
keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.

Aset sewa pembiayaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan disusutkan secara
konsisten dengan metode yang sama yang digunakan untuk aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan
secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset
sewa pembiayaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak
kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa
dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan
dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Grup sebagai lessor

Grup mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar
total yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai
pembayaran pokok dan pendapatan pembiayaan. Pengakuan pendapatan pembiayaan didasarkan pada
suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto
sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.

Grup mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset
tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke total tercatat
dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa. Rental kontinjen, jika ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya.
Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka total terpulihkan diestimasi untuk aset individual.
Jika tidak mungkin untuk mengestimasi total terpulihkan aset individual, maka Grup menentukan nilai
terpulihkan dari Unit Penghasil Kas (UPK) yang mana aset tercakup.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset (mencakup aset individual atau UPK) adalah total yang
lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali
aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau
kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar dari nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar
nilai terpulihkannya. Rugi penurunan dari nilai operasi yang berkelanjutan diakui pada laba rugi sebagai
rugi penurunan nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan
ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar
kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

14
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir,
jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh pengali penilaian atau indikator
nilai wajar yang tersedia.

Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten
dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan
nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi total terpulihkan
aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset
dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikan ke jumlah terpulihkannya.

Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun
jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut
pada periode sebelumnya. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian tidak ada penurunan nilai aset
non-keuangan.

Transaksi dengan Pihak-ihak Berelasi

Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, sebagaimana didefinisikan oleh PSAK No. 7
(Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi,
baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal maupun tidak, sebagaimana dilakukan
dengan pihak diluar hubungan pihak yang berelasi, diungkapkan dalam catatan yang bersangkutan.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:

1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut; (i)
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; (ii) memiliki pengaruh
signifikan atas Perusahaan; atau (iii) personel manajemen kunci Perusahaan;
2) Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;
3) Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture;
4) Suatu pihak adalah anggota dari personel manajemen kunci Perusahaan atau kelompok
Perusahaan;
5) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir 1) atau 4);
6) Suatu pihak adalah Entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan
oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa Entitas, langsung maupun tidak
langsung, individu seperti diuraikan dalam butir 4) atau 5); atau
7) Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau
Entitas yang terkait dengan Perusahaan.
Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasian.

15
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Utang Kontraktor

Utang kontraktor adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok
dalam kegiatan usaha biasa. Utang kontraktor pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian
diukur sebesar harga perolehan diamortisasi.

Pinjaman Yang Diterima

Pinjaman yang diterima pada awalnya diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh liabilitas keuangan
tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.

Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi
pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh
fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya tersebut ditangguhkan sampai dilakukan penarikan. Apabila tidak
terdapat bukti bahwa kemungkinan besar akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas
tersebut, biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka untuk jasa likuiditas dan diamortisasi
selama periode fasilitas terkait.

Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Grup menerapkan PSAK No. 24, Imbalan Kerja untuk menentukan liabilitas imbalan kerja sesuai dengan
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-undang) tanggal 25 Maret 2003. Sesuai PSAK
No. 24, beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode
actuarial Projected Unit Credit.

Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan
atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah
yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari nilai wajar aset program pada
tanggal laporan posisi keuangan. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama
rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.

Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan
terutang pada program imbalan pasti yang ada, diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut
menjadi hak.

Saldo Laba Dicadangkan

Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 1/1995 yang diterbitkan di bulan Maret 1995,
dan telah diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 yang diterbitkan pada bulan Agustus 2007,
mengharuskan pembentukan cadangan umum dari laba neto sejumlah minimal 20% dari jumlah modal
yang ditempatkan dan disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk cadangan tersebut.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian diterbitkan oleh Manajemen, Grup
belum membentukan cadangan umum dari laba bersih.

Biaya Emisi Saham

Beban yang terjadi sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham kepada masyarakat, dicatat
sebagai pengurang tambahan modal disetor, yang merupakan selisih antara nilai yang diterima dari
pemegang saham dengan nilai nominal saham.

16
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan real estat diakui dengan metode sebagai berikut:

(i) Pendapatan dari penjualan bangunan rumah dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling
tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut
terpenuhi:
1. Proses penjualan telah selesai;
2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak akan bersifat sub-ordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman
lain yang akan diperoleh pembeli;
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli
melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi
berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

(ii) Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan yang tidak memerlukan keterlibatan
penjual dalam pendirian pembangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method)
apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Jumlah pembayaran oleh pembeli paling sedikit 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah
tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
2. Harga jual akan tertagih;
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli;
4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk
menyelesaikan kapling tanah yang dijual;
5. Hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian
bangunan diatas kapling tersebut;

(iii) Pendapatan dari penjualan dari penjualan bangunan pasar yang belum selesai pembangunannya
diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) apabila
seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan
semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli paling sedikit 20% dari harga jual yang telah disepakati dan
jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.

Jika ada salah satu kriteria diatas tidak terpenuhi, maka pembayaran uang yang diterima dari pembeli
diakui sebagai uang muka yang diterima sampai seluruh kriteria tersebut terpenuhi.

Unsur-unsur biaya yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat antara lain meliputi biaya
pra-perolehan tanah, biaya perolehan tanah dan biaya-biaya lain yang dapat diatribusikan pada
aktivitas pengembangan real estat. Biaya-biaya tersebut dialokasikan ke proyek pengembangan real
estat menggunakan metode luas area yang dapat dijual atau metode nilai jual.

Biaya yang tidak jelas hubungannya dengan suatu proyek real estat, seperti biaya umum dan
administrasi, diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Apabila suatu proyek tertentu diperkirakan akan rugi, penyisihan dibuat untuk jumlah kerugian tersebut.

17
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Pengakuan Pendapatan dan Beban

Revisi terhadap estimasi biaya atau pendapatan, jika ada, yang pada umumnya, dapat diatribusikan pada
aktivitas pengembangan real estat, dialokasikan kepada proyek yang sedang berjalan dan proyek masa
mendatang. Penyesuaian yang berasal dari penyesuaian periode berjalan dan penyesuaian periode
sebelumnya harus diakui pada laba rugi periode berjalan, sedangkan penyesuaian yang berkaitan dengan
periode mendatang harus dialokasi selama sisa periode pengembangan.

Pajak Penghasilan

Ketetapan Pajak dalam Proses Keberatan dan/atau Banding

Berdasarkan PSAK No. 46 mengenai Akuntansi Pajak Penghasilan, jumlah tambahan pokok dan denda
pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) akan dibebankan sebagai
bagian dari Beban Umum dan Administrasi Denda Pajak pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian, kecuali apabila telah diajukan surat keberatan atau banding, jumlah tambahan pokok dan
denda pajak tersebut ditangguhkan pembebanannya. Grup menetapkan penyisihan atas kemungkinan
tidak dikabulkannya keberatan atas ketetapan pajak berdasarkan penelaahan atas jenis transaksi-
transaksi yang menimbulkan ketetapan pajak kurang bayar. Grup mencatat ketetapan pajak dalam proses
keberatan dan/atau banding sebagai bagian dari Aset Tidak Lancar Lainnya pada laporan posisi
keuangan konsolidasian.

Pajak Penghasilan Final

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan
final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan
pendapatan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik
pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena
itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau liabilitas pajak tangguhan.

Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari
dasar pengenaan pajaknya,maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak
tangguhan.

Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan
jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar di muka atau utang pajak.

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari
perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak
aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan
aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar
kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

18
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak Penghasilan Tidak Final (lanjutan)

Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan (jika ada) juga
diakui sebagai aset pajak tangguhan sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat
direalisasi.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal laporan posisi Keuangan konsolidasian. Pajak tangguhan dibebankan atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang
dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan
liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian
aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima
atau, jika banding diajukan oleh Grup, ketika hasil banding telah ditentukan.

Laba (Rugi) Per Saham

Laba (rugi) neto per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) neto tahun berjalan yang diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun
berjalan.

Grup tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.

Dividen

Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai sebuah liabilitas dalam laporan
keuangan konsolidasian pada tahun ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham.

Informasi Segmen

Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi yang menggantikan PSAK 5 (Revisi 2000),
Pelaporan Segmen. PSAK Revisi ini memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
sifat dan dampak keuangan dari akivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi
dimana entitas beroperasi.

Sebuah segmen operasi adalah sebuah komponen dari Grup yang:


a. Terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
b. Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya;
dan
c. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

19
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Informasi Segmen (lanjutan)

Grup melakukan segmentasi pelaporan berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh pengambil
keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang
dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitas legal di dalam Grup.
Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi.

Instrumen Keuangan

Grup telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK No. 55
(Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK No. 60, Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan
informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen
keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas;
pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan
dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan,
antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas
masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias
keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain,
menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran,
akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan
kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Grup yang terekspos selama periode
berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.

Aset Keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset
keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi yang pada awalnya diukur dengan
nilai wajar. Klasifikasi aset keuangan antara lain sebagai aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), pinjaman yang
diberikan dan piutang atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS). Grup menetapkan klasifikasi aset
keuangannya pada saat pengakuan awal dan, sepanjang diperbolehkan dan diperlukan, direviu kembali
pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.

20
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


Instrumen Keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Fair Value Through Profit/Loss
(FVTPL))
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL jika aset keuangan diperoleh untuk diperdagangkan
atau ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai
kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat.
Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali aset derivatif tersebut
ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Aset keuangan yang ditetapkan sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian termasuk dividen atau bunga yang diperoleh dari aset
keuangan.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held To Maturity (HTM))

Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan
nilai. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat
investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses
amortisasi.

Pinjaman yang diberikan dan piutang


Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur
sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi
dengan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas dan piutang non-usaha pihak ketiga, piutang non-
usaha pihak berelasi, dan aset tidak lancar lainnya, yang diklasifikasikan sebagai kategori pinjaman
yang diberikan dan piutang.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale (AFS))

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual
atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengakuan awal, aset
keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi
diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau
sampai diturunkan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan
untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.
21
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale (AFS)) (lanjutan)

Apabila tidak terdapat nilai wajar yang dapat diandalkan atas investasi jangka panjang dalam investasi
ekuitas yang tidak diperdagangkan yang diklasifikasi sebagai investasi dalam kelompok tersedia untuk
dijual, maka aset tersebut dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai, jika ada.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Grup mengevaluasi apakah aset keuangannya mengalami penurunan
nilai.

Aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai, maka jumlah kerugian tersebut, yang diukur sebagai selisih
antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian
kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif yang
dihitung saat pengakuan awal aset tersebut, diakui pada laba rugi.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Jika terdapat bukti objektif bahwa aset AFS mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laba
rugi.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: hak kontraktual atas arus kas yang
berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grup mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus
kas yang berasal dan dari aset keuangan; atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas
yang berasal dari aset keuangan namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar arus kas
yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi
persyaratan tertentu. Ketika Grup mentransfer aset keuangan, maka Grup mengevaluasi sejauh mana
Grup tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Pengakuan awal

Grup menetapkan klasifikasi liabilitas keuangannya pada saat pengakuan awal. Instrumen utang dan
ekuitas dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan atau sebagai ekuitas sesuai dengan substansi
pengaturan kontraktual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi,
atau sebagai derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif,
mana yang sesuai. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal liabilitas
keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.

22
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Instrumen Keuangan (lanjutan)

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan)

Pengakuan awal (lanjutan)

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang kontraktor, utang non-usaha pihak ketiga, utang non usaha
pihak berelasi, dan utang bank yang diklasifikasikan sebagai kategori liabilitas keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi.

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu Entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dicatat sebesar hasil yang
diperoleh, dikurangi biaya penerbitan instrumen ekuitas.

Instrumen keuangan majemuk, seperti obligasi atau instrumen sejenis yang dapat dikonversi oleh
pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan, dipisahkan antara liabilitas
keuangan dan ekuitas sesuai dengan substansi pengaturan kontraktual.

Pada tanggal penerbitan instrumen keuangan majemuk, nilai wajar dari komponen liabilitas diestimasi
dengan menggunakan suku bunga yang berlaku di pasar untuk instrumen non-convertible yang serupa.
Jumlah ini dicatat sebagai liabilitas dengan dasar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif sampai dengan liabilitas tersebut berakhir melalui konversi atau pada tanggal instrumen
jatuh tempo. Komponen ekuitas ditentukan dengan cara mengurangkan jumlah komponen liabilitas dari
keseluruhan nilai wajar instrumen keuangan majemuk. Jumlah tersebut diakui dan dicatat dalam ekuitas,
dikurangi dengan pajak penghasilan, dan tidak ada pengukuran setelah pengakuan awal.

Pengakuan setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Fair Value Through
Profit/Loss (FVTPL))

Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan
liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada FVTPL. Liabilitas
keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika liabilitas keuangan tersebut
diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga
diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali liabilitas derivatif tersebut ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai efektif. Liabilitas keuangan yang diukur pada FVTPL dinyatakan
sebesar nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian termasuk bunga yang dibayar atas liabilitas keuangan.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan
pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

23
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Instrumen Keuangan (lanjutan)

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas (lanjutan)

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan jika, dan hanya jika, liabilitas Grup dihentikan,
dibatalkan atau kadaluarsa.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikannya secara
neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Instrumen Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan
penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan
tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi
dan biaya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi
ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode
pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar
aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak
yang mengerti dan berkeinginan, mengacu pada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara
substansial sama, analisis arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lain.

Penyesuaian Risiko Kredit

Grup menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan
risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang
dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit
Grup terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.

Provisi dan Kontinjensi

Provisi diakui jika Grup memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) akibat
peristiwa masa lalu dan besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas
tersebut dapat dibuat. Provisi direviu pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan
kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Liabilitas kontinjensi tidak diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan, kecuali arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil. Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan
keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat
ekonomis akan diperoleh.
24
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan

Peristiwa setelah akhir tahun yang memerlukan penyesuaian dan menyediakan informasi tambahan
tentang posisi Grup pada tanggal pelaporan (adjusting event) tercermin dalam laporan keuangan
konsolidasian.

Peristiwa setelah pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian, diungkapkan dalam laporan keuangan
konsolidasian apabila material.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan
keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai
tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut,
berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan
dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang
dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang
memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti
diungkapkan pada Catatan 2.
Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang
diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas
pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan amortisasi biaya perolehan
ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat
berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut
dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Grup. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 27.

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan


Grup mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi
liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan
situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia
dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap
jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Penyisihan
spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi
jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang.

25
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

Pertimbangan (lanjutan)

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi
yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual
pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi
kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Jumlah pemulihan atas aset tetap didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek
pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai
pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material
terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan
nilai yang sudah dibukukan.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang
memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk
tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang
tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan
masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan
tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4
sampai dengan 8 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup
menjalankan bisnisnya.

Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.

Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika
ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan
secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi,
adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan
dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha

Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak
dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar
yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi
jumlah piutang yang diharapkan dapat diterma oleh Grup. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan
disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian
penurunan nilai piutang usaha.

26
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Pensiun dan Imbalan Kerja

Penentuan kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan
asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri
karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda
dari asumsi yang ditetapkan Grup langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara
Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil
aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara
material liabilitas atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

Nilai tercatat atas liabilitas imbalan kerja Grup pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
masing-masing sebesar Rp2.062.003.236 dan Rp1.758.151.990. Penjelasn lebih rinci diungkapkan pada
Catatan 15.

Ketidakpastian Liabilitas Perpajakan

Dalam situasi tertentu, Grup tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat
ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negoisasi dengan otoritas perpajakan.
Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan
waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.

Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Grup
menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan
yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57, Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Grup
membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika
liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui. Grup menyajikan bunga dan denda
atas pajak penghasilan kurang bayar, jika ada, sebagai bagian dari dari Beban Umum dan Administrasi
(Catatan 22).

Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan
estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan
bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan
metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat
mempengaruhi secara langung laba atau rugi Grup. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 27.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi
antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.

Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan
yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati
dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung
nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik
atas aset.

27
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

Pertimbangan (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir,
jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator
nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan.

Berdasarkan evaluasi Manajemen Grup, tidak ada peristiwa atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai dalam nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013.

Mengevaluasi Provisi dan Kontijensi

Grup terlibat dalam berbagai proses hukum dan pajak. Manajemen melakukan penilaian untuk
membedakan antara provisi dan kontijensi terutama melalui konsultasi dengan penasehat hukum Grup
yang menangani proses hukum dan pajak tersebut. Grup mempersiapkan provisi yang sesuai untuk
proses hukum saat ini atau kewajiban konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya. Dalam
pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan ketidakpastian.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup yakin bahwa proses-proses tersebut tidak akan
berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 32.

4. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari:

1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Kas 20.968.000 19.968.000 19.968.000

Bank
PT Bank Central Asia Tbk 4.446.322.307 1.419.077.796 2.063.690.630
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 156.595.671 385.969.113 48.549.815
PT Bank CIMB Niaga Tbk 7.095.996 11.554.014 3.943.203
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.828.217 3.664.155
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 5.867.372 191.072.761 577.759.638
PT Bank Mutiara Tbk 5.549.267 7.713.995 73.511.889
PT Bank Panin Tbk - 4.342.407 11.320.655
PT Bank DKI - - 247.927

Sub-Jumlah 4.628.258.830 2.023.394.241 2.779.023.757

Deposito Berjangka
PT Bank Victoria International Tbk - 3.300.000.000 2.208.015.966

Jumlah 4.649.226.830 5.343.362.241 5.007.007.723

28
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

Kisaran tingkat bunga tahunan deposito berjangka pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebesar 10%.

Pendapatan bunga yang berasal dari deposito berjangka disajikan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian sebagai bagian dari Pendapatan Keuangan.

Seluruh saldo bank dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga. Pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya atau
dijadikan jaminan fasilitas pinjaman.

5. PIUTANG NON USAHA PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari :

1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak


Pertambahan Nilai (Catatan 24) 583.425.332 - -
Karyawan 27.400.000 47.519.000 10.839.000

Jumlah 610.825.332 47.519.000 10.839.000

Seluruh piutang non-usaha pihak ketiga dalam mata uang Rupiah.

Manajemen Grup berpendapat bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk
untuk piutang usaha karena piutang dapat tertagih dan tidak turun nilainya pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013.

6. ASET REAL ESTAT

Akun ini terdiri dari:


2014 2013

Tanah tersedia untuk dijual


Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur 25.907.017.086 26.168.806.360
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 30.606.335.271 31.968.151.505
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 9.085.442.125 8.641.169.195
Sarana dan prasarana
Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur 4.591.515.703 3.827.722.831
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 19.777.941.069 15.891.503.443
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 4.605.595.027 4.434.685.353
Proyek dalam penyelesaian
Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur 12.100.795.308 9.774.908.680
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 2.848.573.515 3.330.904.057
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 13.719.697.892 13.939.779.525

Jumlah 123.242.912.996 117.977.630.949

29
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. ASET REAL ESTAT (lanjutan)

Tanah tersedia untuk dijual merupakan tanah kavling siap bangun, yang berada di lokasi :
2
- Sisa lahan Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur, seluas 26.290 m pada tahun 2014 dan
2 2
32.108 m pada tahun 2013 dari luas tanah 294.798 m bersertifikat HGB atas nama Perusahaan.
2
- Sisa lahan KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur, seluas 144.971 m pada tahun 2014 dan
2 2
154.804 m pada tahun 2013 dari luas tanah 430.887 m bersertifikat HGB atas nama KGC.
2
- Sisa lahan PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang, seluas 23.251 m pada tahun 2014 dan
2 2
23.311 m pada tahun 2013 dari luas tanah 69.389 m bersertifikat HGB atas nama PAL.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan dalam kelanjutan penyelesaian proyek-
proyek tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sebagian tanah tersebut dijaminkan atas pinjaman kepada
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Catatan 10) yaitu tanah di Bumi Serpong Residence seluas
2 2
45.072 m dan Alamanda Regency seluas 479.294 m .

Rincian dari Aset Real Estat :


2014 2013

Perusahaan - Taman Alamanda, Bekasi Timur


Tanah
Persediaan awal 26.168.806.360 26.441.715.104
Biaya pematangan 62.684.000 -

Tersedia 26.231.490.360 26.441.715.104


Harga pokok penjualan (324.473.274 ) (272.908.744)

Sub-Jumlah 25.907.017.086 26.168.806.360

Sarana dan Prasarana


Persediaan awal 3.827.722.831 2.620.621.152
Biaya pematangan 1.047.986.999 1.383.847.837

Tersedia 4.875.709.830 4.004.468.989


Harga pokok penjualan (284.194.127 ) (176.746.158)

Sub-Jumlah 4.591.515.703 3.827.722.831

Proyek dalam Penyelesaian


Persediaan awal 9.774.908.680 3.809.756.517
Biaya pembangunan 4.396.570.704 9.699.167.420

Tersedia 14.171.479.384 13.508.923.937


Harga pokok penjualan (2.070.684.076 ) (3.734.015.257)

Sub-Jumlah 12.100.795.308 9.774.908.680

Jumlah Aset Real Estat Perusahaan 42.599.328.097 39.771.437.871

30
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. ASET REAL ESTAT (lanjutan)


2014 2013
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang
Tanah
Persediaan awal 8.641.169.196 8.707.233.764
Biaya pematangan 544.550.134 268.192.781
Tersedia 9.185.719.330 8.975.426.545
Harga pokok penjualan (100.277.205 ) (334.257.350 )
Sub-Jumlah 9.085.442.125 8.641.169.195

Sarana dan Prasarana


Persediaan awal 4.434.685.353 4.081.658.806
Biaya pembangunan 216.820.825 506.063.719
Tersedia 4.651.506.178 4.587.722.525
Harga pokok penjualan (45.911.151 ) (153.037.172 )
Sub-Jumlah 4.605.595.027 4.434.685.353
Proyek dalam Penyelesaian
Persediaan awal 13.939.779.524 13.722.611.930
Biaya pematangan - 1.410.371.672

Tersedia 13.939.779.524 15.132.983.602


Harga pokok penjualan (220.081.632 ) (1.193.204.077)

Sub-Jumlah 13.719.697.892 13.939.779.525

Jumlah Aset Real Estat PAL 27.410.735.044 27.015.634.073

KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur


Tanah
Persediaan awal 31.968.151.505 32.557.698.672
Biaya pematangan 264.912.375 1.735.848.277

Tersedia 32.233.063.880 34.293.546.949


Harga pokok penjualan (1.626.728.609 ) (2.325.395.444 )

Sub-Jumlah 30.606.335.271 31.968.151.505

Sarana dan Prasarana


Persediaan awal 15.891.503.443 10.596.018.863
Biaya pembangunan 4.548.597.468 6.242.036.740

Tersedia 20.440.100.911 16.838.055.603


Harga pokok penjualan (662.159.842 ) (946.552.160)

Sub-Jumlah 19.777.941.069 15.891.503.443

31
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. ASET REAL ESTAT (lanjutan)


2014 2013
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur (lanjutan)

Proyek dalam Penyelesaian


Persediaan awal 3.330.904.057 2.813.266.060
Biaya pematangan 12.267.882.250 7.234.523.762

Tersedia 15.598.786.307 10.047.789.822


Beban pokok penjualan (12.750.212.792 ) (6.716.885.765)

Sub-Jumlah 2.848.573.515 3.330.904.057

Jumlah Aset Real Estat KGC 53.232.849.855 51.190.559.005

Jumlah Aset Real Estat 123.242.912.996 117.977.630.949

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Manajemen Grup berpendapat bahwa aset real estat tidak
perlu diasuransikan terhadap segala risiko.

Grup melakukan peninjauan berkala atas jumlah tercatat aset real estat, untuk memastikan bahwa
jumlah tercatatnya tidak melebihi nilai wajar atau nilai realisasi bersih. Manajemen berkeyakinan bahwa
tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai aset real estat karena nilai tersebut memadai dan
telah mencerminkan nilai realisasi bersih aset real estat tersebut dan tidak ada indikasi penurunan nilai
aset real estat pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

7. UANG MUKA

Akun ini terdiri dari:

1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Izin 1.915.406.827 7.815.894.423 10.887.736.869


Proyek 5.089.833.197 3.484.791.969 3.210.228.971

Jumlah 7.005.240.024 11.300.686.392 14.097.965.840

Disajikan dalam laporan posisi keuangan


konsolidasian sebagai:
Aset lancar 1.915.406.827 4.599.643.878 5.003.383.721
Aset tidak lancar 5.089.833.197 6.701.042.514 9.094.582.119

Jumlah 7.005.240.024 11.300.686.392 14.097.965.840

Seluruh uang muka yang dibayarkan Grup adalah kepada pihak ketiga dan dalam mata uang rupiah.

32
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

2014 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 2.190.474.300 - - 947.600.000 3.138.074.300
Peralatan proyek 127.641.950 17.182.500 - - 144.824.450
Peralatan kantor 668.379.560 21.972.349 - - 690.351.909
Peralatan kantor pemasaran 97.189.900 - - - 97.189.900

Sub-Jumlah 3.083.685.710 39.154.849 - 947.600.000 4.070.440.559

Pembiayaan Konsumen
Kendaraan 947.600.000 - - (947.600.000) -

Jumlah biaya perolehan 4.031.285.710 39.154.849 - - 4.070.440.559

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 1.772.999.456 392.508.177 - 452.241.667 2.617.749.300
Peralatan proyek 105.457.873 11.491.954 - - 116.949.827
Peralatan kantor 640.213.287 47.802.399 - (65.027.395) 622.988.291
Peralatan kantor pemasaran 16.848.608 8.959.138 - 65.027.395 90.835.141

Sub-Jumlah 2.535.519.224 460.761.668 - 452.241.667 3.448.522.559

Pembiayaan Konsumen
Kendaraan 452.241.667 - - (452.241.667) -

Jumlah akumulasi penyusutan 2.987.760.891 460.761.668 - - 3.448.522.559

Nilai Tercatat 1.043.524.819 621.918.000

2013 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 1.656.874.300 11.600.000 106.000.000 628.000.000 2.190.474.300
Peralatan proyek 104.946.950 21.695.000 - - 126.641.950
Peralatan kantor 697.530.560 38.124.000 - - 735.654.560
Peralatan kantor pemasaran 30.914.900 - - - 30.914.900

Sub-Jumlah 2.490.266.710 71.419.000 106.000.000 628.000.000 3.083.685.710

Pembiayaan Konsumen
Kendaraan 863.600.000 712.000.000 - (628.000.000) 947.600.000

Jumlah biaya perolehan 3.353.866.710 783.419.000 106.000.000 - 4.031.285.710

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan langsung
Kendaraan 1.661.649.456 1.450.000 106.000.000 215.900.000 1.772.999.456
Peralatan proyek 102.356.288 3.101.585 - - 105.457.873
Peralatan kantor 597.231.948 42.981.339 - - 640.213.287
Peralatan kantor pemasaran 9.119.887 7.728.721 - - 16.848.608

Sub-Jumlah 2.370.357.579 55.261.645 106.000.000 215.900.000 2.535.519.224

Pembiayaan Konsumen
Kendaraan 289.075.000 379.066.667 - (215.900.000) 452.241.667

Jumlah akumulasi penyusutan 2.659.432.579 434.328.312 106.000.000 - 2.987.760.891

Nilai Tercatat 694.434.131 1.043.524.819

33
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. ASET TETAP (lanjutan)

Jumlah penyusutan yang dibebankan pada beban usaha pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
sebesar Rp460.761.668 dan Rp434.328.312 (Catatan 22).

Grup mengasuransikan aset tetap berupa kendaraan terhadap segala risiko dengan total nilai
pertanggungan sebesar Rp988.000.000 pada tanggal 31 Desember 2013. Manajemen Grup
berpendapat semua nilai pertanggungan sudah cukup memadai untuk menutupi segala kerugian. Pada
tanggal 31 Desember 2014, Manajemen Grup berpendapat bahwa aset tetap tidak perlu diasuransikan
terhadap segala risiko.

Aset tetap Grup tidak dijadikan jaminan kepada pihak ketiga.

Berdasarkan penilaian manajemen Grup, tidak ada kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebagaimana
yang dimaksud dalam PSAK No. 48, Penurunan Nilai Aset.

9. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

Akun ini terdiri dari:

1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

Dana dalam pembatasan 6.081.905.036 5.549.860.760 4.312.840.878


Ketetapan pajak dalam proses keberatan
dan/atau banding (Catatan 24) 3.781.675.280 3.781.675.280 -

Jumlah 9.863.580.316 9.331.536.040 4.312.840.878

Dana dalam pembatasan merupakan dana yang dibatasi penggunaannya yang terdiri dari saldo
rekening bank dalam pengawasan (escrow account) pada PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk., sehubungan dengan pencairan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diperoleh
pelanggan.

10. UTANG BANK JANGKA PENDEK

Pada tangal 14 Februari 2013 Perusahaan menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank Victoria
International Tbk (Bank Victoria) berupa fasilitas Rekening Koran Kredit Modal (RKKM) yang
dipergunakan sebagai modal kerja Perusahaan dalam bidang usaha developer. Fasilitas pinjaman
RKKM sebesar Rp3.000.000.000 dengan jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penandatanganan
perjanjian kredit. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun dan dikenakan
biaya provisi sebesar 1% per tahun. Jaminan atas fasilitas tersebut adalah sebidang tanah dengan
SHGB No. 15652 yang terletak di Perumahan Taman Alamanda Jl. Raya Karang Satria Rawa Kalong,
Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan luas tanah
2
sebesar 8.703 m atas nama Perusahaan.

34
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. UTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

Pada tanggal 5 Maret 2014, Perusahaan menerima surat persetujuan perpanjangan fasilitas RKKM
dengan plafond Rp3.000.000.000 dari Bank Victoria. Tingkat suku bunga kredit sebesar 16% per tahun
dan perjanjian akan berakhir pada tanggal 7 Maret 2015. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian, surat perjanjian ini sedang dalam proses perpanjangan.

Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada pembayaran atas pinjaman tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo pinjaman fasilitas tersebut masing-masing sebesar
Rp2.992.689.295 dan Rp468.184.236.

11. UTANG KONTRAKTOR

Rincian akun ini terdiri dari:


2014 2013

CV Putra Luki Mandiri 703.850.744 -


Chairudin 302.919.796 604.100.882
CV Tunas Karya 249.710.107 862.866.324
CV Sinar Mentari 41.830.593 13.171.519
Tonding 22.515.306 -
PT Pandu Adhipratama - 856.583.354
Lain-lain (dibawah Rp50.000.000) - 15.028.776

Jumlah 1.320.826.546 2.351.750.855

Utang usaha tersebut merupakan utang dalam rupiah kepada kontraktor atas pembelian bahan
bangunan dan upah tenaga kerja rumah (aset real estat) yang telah dibangun sesuai dengan Surat
Perintah Kerja (SPK) yang telah disepakati bersama. Atas utang usaha ini tidak ada jaminan yang
diserahkan atau diminta oleh para subkontraktor tersebut.

Seluruh utang kontraktor berasal dari pihak ketiga dan dalam mata uang Rupiah.

12. UANG MUKA DITERIMA

Uang muka diterima merupakan penerimaan tanda jadi dan cicilan uang muka yang diperoleh dari
pelanggan atas penjualan tanah dan bangunan masing-masing sebesar Rp33.121.604.196,
Rp40.890.037.115, dan Rp46.492.519.202 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan
2012.

Seluruh uang muka yang diterima Grup adalah dalam mata uang Rupiah dan berasal dari pihak ketiga.

35
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. UTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Akun ini merupakan utang atas fasilitas pembiayaan konsumen untuk pembelian kendaraan dengan
rincian sebagai berikut:
2014 2013

Berdasarkan jatuh tempo:


Pembayaran minimum pembiayaan
2014 - 280.009.166
2015 20.766.667 20.766.667

Utang pembiayaan konsumen jangka panjang


sebelum dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 20.766.667 300.775.833

Dikurangi bagian utang pembiayaan konsumen


yang jatuh tempo dalam satu tahun 20.766.667 280.009.166

Utang pembiayaan konsumen bagian jangka panjang - 20.766.667

Berdasarkan lessor:
Pembayaran minimum pembiayaan
PT BII Finance 20.766.667 269.966.667
PT Bank Panin Tbk - 21.600.000
PT Astra Sedaya Finance - 9.209.166

Jumlah 20.766.667 300.775.833

PT BII Finance

Pada tanggal 25 Februari 2013, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari
PT BII Finance untuk 2 (dua) unit kendaraan Mitsubishi Pajero Sport tahun 2012 sebesar
Rp605.200.000. Pinjaman dicicil selama 24 kali angsuran sebesar Rp11.148.000 dan akan berakhir
pada bulan Januari 2015.

PT Bank Panin Tbk

Pada tanggal 25 Juni 2012, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT Bank
Panin Tbk untuk 1 (satu) unit kendaraan Daihatsu Grand Max tahun 2012 sebesar Rp108.000.000.
Pinjaman dicicil selama 24 kali angsuran sebesar Rp3.908.160 dan telah berakhir pada bulan Juni 2014.

PT Astra Sedaya Finance

Pada tanggal 8 Maret 2012, KGC memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dengan hak opsi dari PT Astra
Sedaya Finance untuk 1 (satu) unit kendaraan Daihatsu New Xenia tahun 2012 sebesar Rp126.480.000.
Pinjaman dicicil selama 24 kali angsuran sebesar Rp5.270.000 dan telah berakhir pada bulan Maret
2014.

36
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. UTANG BANK JANGKA PANJANG

Rincian akun ini terdiri dari:

2014 2013
Perusahaan
PT Bank Victoria International Tbk 12.000.000.000 6.900.000.000

Entitas Anak
PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
KGC 16.722.000.000 14.904.000.000
PAL 4.567.108.777 7.246.498.297
Jumlah 33.289.108.777 29.050.498.297

PT Bank Victoria International Tbk


Perusahaan

Pada tangal 14 Februari 2013, Perusahaan menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank Victoria International
Tbk (Bank Victoria) berupa fasilitas Term Loan Kredit Modal (TLKM). Tujuan penggunaan dana adalah
untuk penyelesaian proyek Smart Market Alamanda. Fasilitas pinjaman TLKM sebesar
Rp12.000.000.000 dengan jangka waktu selama 60 (enam puluh) bulan (termasuk grace period 12 (dua
belas) bulan dan availabiity period 12 (dua belas) bulan) sejak tanggal penandatanganan perjanjian
kredit dengan angsuran pada bulan ke-13 (tiga belas) sampai dengan bulan ke-60 (enam puluh) adalah
sebesar Rp250.000.000. Fasilitas ini dikenakan suku bunga sebesar 12% per tahun dan dikenakan
biaya provisi sebesar 1% untuk tahun 1 (pertama) sampai dengan tahun ke-3 (tiga) dan sebesar 0,25%
untuk tahun ke-4 (empat) dan ke-5 (lima).
Pada tanggal 5 Maret 2014, Perusahaan menerima surat persetujuan No. 030/OL-CKL/III/14
sehubungan dengan perpanjangan fasilitas kredit dan perpanjangan grace period dan availability period
selama 12 bulan sampai dengan 7 Maret 2015. Perusahaan akan membayar angsuran pinjaman pada
bulan ke-25 (dua puluh empat) sampai dengan bulan ke-60 (enam puluh) sebesar Rp333.333.333
dengan suku bunga sebesar 15% per tahun. Perjanjian akan berakhir pada tanggal 7 Maret 2018.

Jaminan atas fasilitas tersebut adalah sebidang tanah dengan SHGB No. 15652 yang terletak di
Perumahan Taman Alamanda Jl. Raya Karang Satria Rawa Kalong, Desa Karang Satria, Kecamatan
2
Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan luas tanah sebesar 8.703 m atas nama
Perusahaan

Dalam perjanjian dengan Bank Victoria terdapat pembatasan terhadap Perusahaan dimana Perusahaan
wajib mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Victoria antara lain adalah sebagai
berikut:
Melakukan merger, akuisisi dan penjualan atau pemindahtanganan atau melepaskan hak atas
kekayaan Perusahaan;
Merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk, struktur permodalan, susunan pemegang saham,
susunan direksi dan komisaris;
Mengikat diri sebagai penjamin terhadap pihak lain, menjaminkan harta kekayaan Perusahaan untuk
kepentingan pihak lain;
Melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham atau pihak yang berelasi;
Membayar atau membagikan dividen;
Memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain;
Melakukan perluasan ataupun penyempitan usaha;
Memberikan pinjaman kepada pihak lain.
37
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

PT Bank Victoria International Tbk (lanjutan)

Perusahaan

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan oleh Bank Victoria.

Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak terdapat pembayaran angsuran pinjaman oleh Perusahaan.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo pinjaman fasilitas tersebut masing-masing adalah
sebesar Rp12.000.000.000 dan Rp6.900.000.000.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

KGC

Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit No. 274/Cpt.I/HCLU/I/2013 tanggal 5 Januari 2013
dari BTN, KGC memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi (KYG) dengan maksimum kredit
sebesar Rp52.800.000.000, yang diperuntukan pembangunan 1.738 unit kios atau rumah yang terdiri
dari berbagai type di Alamanda Regency yang terletak di Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun
Utara, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat, dengan rincian sebagai berikut:

Alokasi Pembiayaan Bank


Type rumah Bangunan Sarana Prasarana Konstruksi Jumlah unit Jumlah
26/60 25.966.100 5.880.100 31.846.200 486 15.477.253.200
36/60 23.555.500 5.880.100 29.435.600 492 14.482.315.200
36/66 23.555.500 6.251.600 29.807.100 105 3.125.965.500
36/72 23.555.500 6.551.200 30.106.700 610 18.365.087.000
36/70 23.555.500 6.439.300 29.994.800 45 1.349.766.000
Jumlah 52.800.386.900
Pembulatan 52.800.000.000

Fasilitas KYG ini berjangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dan dikenakan tingkat suku bunga
11,50% per tahun. Setiap penarikan kredit harus tetap memperhatikan persyaratan rasio agunan
terhadap outstanding kredit minimal 135%. Untuk setiap unit penjualan kios/rumah akan dibebankan
pengembalian pokok minimal 120% dengan alokasi sebagai berikut: type 26/60 sebesar Rp39.000.000,
36/60, 36/66 dan 36/70 masing-masing sebesar Rp36.000.000, 36/72 sebesar Rp37.000.000.

Fasilitas pinjaman ini di jaminkan dengan tanah lokasi proyek beserta bangunan yang ada dan yang
akan ada diatasnya, yang terletak di Karang Satria Kec. Tambun Utara, Kab. Bekasi Propinsi Jawa
2
Barat dengan jumlah lahan seluas 132.767 m berupa sertifikat atas nama KGC.

38
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. UTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)

PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (lanjutan)

KGC (lanjutan)

Dalam perjanjian dengan BTN terdapat pembatasan terhadap KGC dimana KGC wajib mendapatkan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BTN antara lain adalah sebagai berikut:
Melakukan merger, akuisisi dan penjualan atau pemindahtanganan atau melepaskan hak atas
kekayaan KGC;
Merubah Anggaran Dasar KGC termasuk, struktur permodalan, susunan pemegang saham,
susunan direksi dan komisaris;
Mengikat diri sebagai penjamin terhadap pihak lain, menjaminkan harta kekayaan KGC untuk
kepentingan pihak lain;
Melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham atau pihak yang berelasi;
Memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain;
Membubarkan KGC dan meminta dinyatakan pailit;
Memberikan pinjaman kepada pihak lain.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, KGC telah memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan oleh BTN.

Pada tanggal 31 Desember 2014, pengembalian pokok pinjaman yang telah dibayarkan oleh KGC adalah
sebesar Rp1.182.000.000.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo fasilitas pinjaman masing-masing sebesar
Rp16.722.000.000 dan Rp14.904.000.000.

PAL

Pada tanggal 13 Juni 2013, PAL menerima surat persetujuan atas Kredit Modal Kerja Konstruksi dari BTN
dengan No. 1808/S/JKJ.II/HCLU/VI/2013 bahwa fasilitas pinjaman kredit KYG sebesar Rp7.320.000.000
selama jangka waktu 24 bulan. Tujuan fasilitas perpanjangan ini adalah untuk menyelesaikan
pembangunan dan penjualan 153 unit Perumahan Bumi Serpong Residence. Fasilitas kredit ini dijamin
dengan tanah efektif lokasi proyek seluas minimal 16.880 m2 yang terletak di Kelurahan Pondok Benda,
Kecamatan Pamulang, Kabupateng Tangerang, Banten berupa SHGB atas nama PAL.

Pengembalian pokok pinjaman untuk setiap unit penjualan akan dibebankan pengembalian pokok KYG
dengan rincian sebagai berikut type 31/96 sebesar Rp79.941.320, 41/96 dan 85/96 masing-masing
sebesar Rp93.168.960, 51/112 sebesar Rp113.141.640, 51/128 dan 41/160 masing-masing sebesar
Rp114.886.560, 105/160 sebesar Rp216.805.800 dan type 114/160 sebesar Rp231.465.770.

Berdasarkan surat perpanjangan fasilitas KYG, BTN memberikan pembatasan agar PAL harus menjaga
rasio agunan terhadap pokok kredit sebesar 125%. Apabila jaminan yang ada tidak mencapai rasio
tersebut maka PAL wajib menambahkan agunan sehingga rasionya mencapai 125%.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, PAL telah memenuhi semua persyaratan yang telah
ditentukan oleh BTN.

Pada tanggal 31 Desember 2014, pengembalian pokok pinjaman yang telah dibayarkan oleh PAL adalah
sebesar Rp2.679.389.520.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo fasilitas pinjaman masing-masing sebesar
Rp4.567.108.777 dan Rp 7.246.498.297.

39
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Grup mencatat penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang
dilakukan oleh PT Sakura Aktualita Indonesia yang dalam laporan tertanggal 19 Maret 2015 dan
17 Februari 2014 dengan menggunakan metode Projected-Unit-Credit dan asumsi-asumsi sebagai
berikut:

2014 2013
Tingkat diskonto 8,5% 6-9%
Tingkat kenaikan gaji tahunan 10% 10%
100% Tabel CSO 100% Tabel CSO
Tingkat mortalitas 1980 1980
Umur pensiun 55 tahun 55 Tahun

Tabel berikut menyajikan komponen liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian dan beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian. Rincian liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah
sebagai berikut:

2014 2013

Nilai kini liabilitas imbalan pasti 2.126.517.991 2.049.403.035


Kerugian aktuarial yang belum diakui (64.514.755) (291.251.045)

Jumlah 2.062.003.236 1.758.151.990

Mutasi liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

2014 2013

Saldo awal 1.758.151.990 1.426.825.708


Beban tahun berjalan 303.851.246 331.326.282

Jumlah 2.062.003.236 1.758.151.990

Beban imbalan kerja karyawan yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

2014 2013

Biaya jasa kini 183.252.915 235.153.395


Biaya bunga 110.665.823 85.030.939
Keuntungan aktuarial yang diakui 9.932.508 11.141.948

Jumlah 303.851.246 331.326.282

40
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. KEPENTINGAN NON PENGENDALI

Rincian kepentingan non pengendali adalah sebagai berikut:


2014
______________________________________________________________
Laba (Rugi)
Entitas anak Saldo Awal Entitas anak Saldo Akhir

PT Puriayu Lestari 123.461 1.306 124.767


PT Karya Graha Cemerlang 8.374.941 1.345.991 9.720.932

8.498.402 1.347.297 9.845.699

Penyesuaian atas perubahan kepemilikan


kepentingan non pengendali (591.189) - (591.189)

Jumlah 7.907.213 1.347.297 9.254.510

2013
_____________________________________________________________
Laba (Rugi)
Entitas anak Saldo Awal Entitas anak Saldo Akhir

PT Puriayu Lestari 140.770 (17.309) 123.461


PT Karya Graha Cemerlang 7.503.083 871.858 8.374.941

7.643.853 854.549 8.498.402

Penyesuaian atas perubahan kepemilikan


kepentingan non pengendali - (591.189) (591.189)

Jumlah 7.643.853 (263.360) 7.907.213

17. MODAL SAHAM

Susunan komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
2014
Persentase
Pemegang Saham Jumlah Saham Kepemilikan Jumlah
____________________________________

Modal dasar, nominal saham Rp100


per lembar 2.000.000.000 200.000.000.000
Modal ditempatkan dan disetor penuh
PT Adicipta Griyasejati 224.620.000 33,94% 22.462.000.000
PT Papua Timber Jaya 120.000.000 18,13% 12.000.000.000
PT Intiputra Fikasa 80.000.000 12,09% 8.000.000.000
PT Fikasa Raya 84.222.500 12,73% 8.422.250.000
Ardyanto Jo 884.000 0,13% 88.400.000
Budi Kartika 5.000 0,00% 500.000
Masyarakat 152.053.020 22,98% 15.205.302.000

Jumlah 661.784.520 100% 66.178.452.000

Saham dalam Protopel 1.338.215.480 133.821.548.000

41
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. MODAL SAHAM (lanjutan)

2013
Persentase
Pemegang Saham Jumlah Saham Kepemilikan Jumlah
____________________________________

Modal dasar, nominal saham Rp100


per lembar 2.000.000.000 200.000.000.000
Modal ditempatkan dan disetor penuh
PT Adicipta Griyasejati 224.620.000 33,94 % 22.462.000.000
PT Papua Timber Jaya 120.000.000 18,13 % 12.000.000.000
PT Intiputra Fikasa 80.000.000 12,09 % 8.000.000.000
Fabatuni Hakibroto 41.095.500 6,21% 4.109.550.000
Ardyanto Jo 884.000 0,13 % 88.400.000
Budi Kartika 5.000 0,00 % 500.000
Masyarakat 195.180.020 29,50 % 19.518.002.000

Jumlah 661.784.520 100 % 66.178.452.000

Saham dalam Protopel 1.338.215.480 133.821.548.000

Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan catatan yang
dibuat oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Administrasi Efek.

18. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Rincian akun tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:


2014 2013

Agio saham 8.501.684.500 8.501.684.500


Biaya emisi (1.296.516.366 ) (1.296.516.366)
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (15.197.623.663 ) (15.197.623.663)

Jumlah (7.992.455.529 ) (7.992.455.529)

Pada bulan Agustus 2009 terdapat konversi waran menjadi 20 lembar saham sebesar Rp3.700.

Agio Saham

Merupakan saldo yang berasal dari selisih antara hasil penjualan saham kepada masyarakat dengan
nilai nominalnya. Rinciannya sebagai berikut:
2014 2013

Hasil penjualan 11.784.500 saham @Rp185 2.180.132.500 2.180.132.500


Nilai nominal 11.784.500 saham @Rp100 (1.178.450.000) (1.178.450.000)
Hasil penjualan 150.000.000 saham @Rp150 22.500.000.000 22.500.000.000
Nilai nominal 150.000.000 saham @Rp100 (15.000.000.000) (15.000.000.000)

Jumlah 8.501.682.500 8.501.682.500

Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang akun tambahan modal disetor. Biaya ini merupakan
biaya penawaran perdana 150.000.000 saham ke masyarakat.

42
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. PENJUALAN

Rincian penjualan per proyek perumahan Grup adalah sebagai berikut:

2014 2013
Perusahaan
Taman Alamanda, Bekasi Timur 8.588.035.002 12.828.613.934

Entitas Anak
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 35.383.673.249 23.565.165.000
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 1.464.177.369 3.761.061.363

Jumlah 45.435.885.620 40.154.840.297

Penjualan yang berasal dari transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak
final dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (Catatan 2).

Penjualan diakui setelah proses pembangunan rumah selesai dan konsumen telah memenuhi liabilitas
uang muka pembelian rumah dan telah melakukan penandatanganan akad kredit melalui KPR serta
telah dibuatnya serah terima rumah.

Tidak terdapat penjualan kepada pihak berelasi pada tahun 2014 dan 2013.

Pada tahun 2014 dan 2013, tidak terdapat penjualan dari satu pelanggan yang melebihi 10% dari total
penjualan konsolidasian.

20. HARGA POKOK PENJUALAN

Rincian harga pokok penjualan per proyek perumahan Grup adalah sebagai berikut:

2014 2013
Perusahaan
Taman Alamanda - Bekasi Timur 2.679.351.477 4.183.670.159

Entitas Anak
KGC - Alamanda Regency, Bekasi Timur 15.039.101.243 9.988.833.370
PAL - Bumi Serpong Residence, Pamulang 366.269.988 1.680.498.599
Harga Pokok Penjualan 18.084.722.708 15.853.002.128

Rincian harga pokok penjualan per rumah, tanah, dan sarana adalah sebagai berikut:

2014 2013

Rumah 15.040.978.500 11.644.105.099


Tanah 2.051.479.088 2.932.561.539
Sarana 992.265.120 1.276.335.490

Harga Pokok Penjualan 18.084.722.708 15.853.002.128

43
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan)

Tidak terdapat pembelian dari pihak berelasi pada tahun 2014 dan 2013.

Pada tahun 2014 dan 2013, tidak terdapat pembelian dari satu pemasok yang nilainya melebihi 10%
dari total penjualan konsolidasian.

21. BEBAN PEMASARAN

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:


2014 2013

Komisi penjualan 802.927.125 1.010.530.180


Promosi 411.218.700 515.465.000
Iklan dan pemasaran 348.099.210 454.225.690
Keperluan kantor 332.016.131 240.018.675
Listrik, air, telepon, dan komunikasi 220.377.808 218.504.290
Administrasi KPR 191.186.508 31.018.000

Jumlah 2.305.825.482 2.469.761.835

22. BEBAN UMUM DAN DAN ADMINISTRASI

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:


2014 2013

Denda pajak 3.524.045.478 4.356.689.375


Gaji 2.786.282.370 2.634.382.209
Transportasi 1.931.879.163 1.781.670.257
Perbaikan dan pemeliharaan 749.322.898 175.483.339
Keamanan dan kebersihan 478.496.302 641.885.719
Penyusutan (Catatan 8) 460.761.668 434.328.312
Tenaga ahli 382.989.186 941.847.448
Pajak Bumi dan bangunan 335.230.631 172.280.350
Imbalan kerja karyawan (Catatan 15) 303.851.246 331.326.282
Jamuan dan sumbangan 172.957.037 105.798.932
Perlengkapan kantor 105.183.823 80.122.461
Listrik, air dan telepon 77.521.746 84.328.915
Perizinan 75.699.406 140.747.000
Sewa kantor 33.946.875 31.072.500
Asuransi - 43.773.200
Lain-lain 133.885.748 244.364.518

Jumlah 11.552.053.577 12.200.100.817

44
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. PERPAJAKAN

Utang Pajak
2014 2013

Pajak Pertambahan Nilai 1.202.987.837 998.893.633


Pajak Penghasilan:
Pasal 4 ayat 2 312.203.694 736.924.933
Pasal 21 10.452.648 7.844.490
Pasal 23 4.725.528 37.688.642
Pasal 29 68.449.227 345.472.541
Ketetapan Pajak
Pasal 4 ayat 2 54.854.408 902.138.161
Pasal 21 44.199.510 13.182.410
Pasal 23 17.673.257 52.990.952
Pasal 29 1.322.733.987 2.076.502
Pajak Pertambahan Nilai 402.770.815 4.707.924.489
Jumlah 3.441.050.911 7.805.136.753

Pajak Kini
2014 2013
Perusahaan 433.841.843 650.542.920
KGC 1.929.819.286 756.067.351
PAL 47.746.400 362.623.817
Jumlah 2.411.407.529 1.769.234.088

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba
rugi komprehensif dengan laba kena pajak (laba fiskal) adalah sebagai berikut:

2014 2013
Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi konsolidasian 9.457.913.326 6.794.971.237
Rugi (laba) Entitas Anak
PAL 1.493.634.646 70.091.410
KGC (9.332.777.387) (5.551.285.794)
Jumlah 1.618.770.585 1.313.776.853
Penyesuaian untuk beban (pendapatan) yang
pajaknya final :
Penjualan (8.588.035.002) (12.828.613.934)
Pendapatan bunga (34.089.327) (63.905.655)
Harga pokok penjualan 2.679.351.477 4.183.670.159
Beban pemasaran 290.645.635 271.088.976
Beban umum dan administrasi 2.321.758.164 6.280.943.235
Lain-lain 1.773.228.893 955.680.837

Laba yang dikenakan pajak final (1.557.140.160) (1.201.136.382)

45
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. PERPAJAKAN (lanjutan)

Pajak Kini (lanjutan)

2014 2013
Laba yang dikenakan pajak tidak final 61.630.425 112.640.471

Tahun 2014 (50% x 25% x 34.446.301) 4.305.787 -


Tahun 2014 (25% x 27.184.124) 6.796.031 -
Tahun 2013 - (50% x 25% x 42.145.961) - 5.268.245
Tahun 2013 - (25% x 70.494.510) - 17.623.628

Utang Pajak Penghasilan Pasal 29 perusahaan 11.101.818 22.891.873

Entitas anak : KGC 56.882.409 225.843.651


PAL 465.000 96.737.017

Jumlah pajak kini dari penghasilan tidak final 68.449.227 345.472.541

Sementara itu, pajak kini dari penghasilan final


adalah :
Penjualan tanah atas fasilitas umum dan fasilitas
sosial berdasarkan nilai tertinggi dari Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP) dan harga penjualan
Perusahaan 422.740.025 627.651.047
Entitas anak : KGC 1.872.936.877 530.223.700
PAL 47.281.400 265.886.800

Jumlah pajak kini dari penghasilan final 2.342.958.302 1.423.761.547

Jumlah 2.411.407.529 1.769.234.088

Penghasilan kena pajak pada tanggal 31 Desember 2013 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Grup belum menyampaikan SPT Pajak
Penghasilan Badan tahun 2014 kepada Kantor Pajak. Manajemen Grup menyatakan bahwa SPT Pajak
Penghasilan Badan tahun 2014 akan dilaporkan sesuai dengan perhitungan pajak di atas.

Pemeriksaan Pajak

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

a. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing
sebesar Rp695.545.295 dan Rp1.734.357.234. Pada tanggal 12 Mei 2014, Perusahaan telah
melunasi SKPKB tersebut.

b. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (STP) PPN untuk
tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing sebesar Rp98.720.690 dan Rp197.625.990. Pada
tanggal 14 Februari 2014, Perusahaan telah melunasi STP tersebut.

46
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. PERPAJAKAN (lanjutan)

Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

c. Pada tanggal 3 Maret 2014 Perusahaan telah menerima STP PPN atas denda keterlambatan untuk
masa pajak Juli 2013 sampai dengan Desember 2013 sebesar Rp3.000.000. Pada tanggal
17 Maret 2014, Perusahaan telah melunasi STP tersebut.

d. Pada tanggal 23 Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) PPN untuk masa pajak Desember 2013 sebesar Rp 613.084.762. Pada tanggal
23 Januari 2015, Perusahaan telah menerima pengembalian dana atas restitusi PPN tersebut
sebesar Rp583.425.332 setelah memperhitungkan kompensasi SKPKB dan STP PPN Masa Juli
dan Oktober 2013 sebesar Rp29.659.430.

Pada tanggal 31 Desember 2014, restitusi PPN tersebut disajikan sebagai Piutang Non-Usaha
Pihak Ketiga Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Pertambahan Nilai.

e. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima STP PPN untuk masa Januari - Desember tahun 2011
sebesar Rp101.667.221. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan KGC belum
melakukan pelunasan atas STP tersebut.

f. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima STP PPN untuk masa pajak periode Januari
Desember tahun 2012 sebesar Rp57.726.118. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan pelunasan atas STP tersebut.

g. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB PPN untuk masa pajak Januari - Desember
2011 sebesar Rp363.487.813 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar Rp174.474.150,
sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp537.961.963. Pada tanggal 14 Mei 2014,
Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak PPN tersebut sebesar
Rp363.487.813. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC
belum melakukan pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

h. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB PPN untuk masa pajak Januari - Desember
2012 sebesar Rp215.322.896 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar Rp68.903.326,
sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp284.226.222. Pada tanggal 14 Mei 2014,
Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp215.322.896. Sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

Pajak Penghasilan Badan

a. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima SKPKB Pajak Penghasilan Badan untuk
tahun pajak 2011 sebesar Rp2.076.502. Pada tanggal 6 Februari 2014, Perusahaan telah melunasi
SKPKB tersebut.

b. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Badan untuk tahun pajak
2012 sebesar Rp235.735.622 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar Rp75.435.399,
sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp311.171.021. Pada tanggal 14 Mei 2014,
Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp235.735.622. Sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan pembayaran
atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

47
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. PERPAJAKAN (lanjutan)

Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

c. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Badan untuk tahun pajak
2011 sebesar Rp77.217.208 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar Rp37.064.260,
sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp114.281.468. Pada tanggal 13 Mei 2014,
Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak tersebut sebesar Rp77.217.208.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

d. Pada tanggal 3 Desember 2013, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Badan untuk tahun
pajak 2008 sebesar Rp1.318.771.760. Pada tanggal 19 Desember 2013, KGC telah membayar
sebesar Rp260.212.712. Sisa kurang bayar atas SKPKB tersebut adalah sebesar Rp1.058.559.048
dan akan dicicil sebanyak 12 kali yaitu sejak bulan Juni 2014 sampai dengan April 2015 sebesar
Rp90.000.000 dan pelunasan terakhir pada bulan Mei 2015 sebesar Rp68.559.048. Perusahaan
telah melakukan pembayaran sesuai angsuran yang telah disepakati. Pada tanggal 31 Desember
2014, KGC telah membayar sebesar Rp630.000.000 sehingga sisa kurang bayar adalah sebesar
Rp428.559.048.

e. Pada tanggal 14 Desember 2012, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Badan untuk tahun
pajak 2007 sebesar Rp3.781.675.280. KGC telah mengangsur pembayaran atas SKPKB tersebut,
sampai dengan Januari 2014 jumlah yang sudah dibayarkan sebesar Rp2.000.000.000. Sisa kurang
bayar atas SKPKB tersebut adalah sebesar Rp1.781.675.280 dan akan dicicil sebanyak 12 kali
angsuran yaitu sejak bulan Juni 2014, September 2014 sampai dengan April 2015 sebesar
Rp150.000.000, Juli 2014 dan Agustus 2014 sebesar Rp100.000.000 dan pelunasan terakhir pada
bulan Mei 2015 sebesar Rp153.641.026. Perusahaan telah melakukan pembayaran sesuai
angsuran yang telah disepakati. Pada tanggal 31 Desember 2014, KGC telah membayar sebesar
Rp3.000.000.000 sehingga sisa kurang bayar adalah sebesar Rp781.675.280.

Pada tanggal 26 Februari 2013, KGC mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut. Jumlah yang
diajukan keberatan adalah sebesar Rp3.781.675.280, disajikan sebagai Aset Tidak Lancar Lainnya-
Ketetapan Pajak Dalam Proses Keberatan-Neto pada laporan posisi keuangan tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 9).

Tidak terdapat penyisihan atas kemungkinan tidak dikabulkannya keberatan dan/atau banding atas
ketetapan pajak pada tahun 2014 dan 2013.
Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk
tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing sebesar Rp3.344.535 dan Rp9.837.875. Pada tanggal
6 Februari 2014, Perusahaan telah melunasi SKPKB tersebut.

b. Pada tanggal 24 Februari 2014, Perusahaan menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk
tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing sebesar 22.248.424 dan Rp59.250.864. Pada tanggal
17 Maret 2014, Perusahaan telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.

c. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk masa pajak
Januari Desember 2011 sebesar Rp43.634.723 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
Rp20.944.667, sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp64.579.390. Pada tanggal
13 Mei 2014, Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak tersebut sebesar
Rp43.634.723. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum
melakukan pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.
48
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. PERPAJAKAN (lanjutan)

Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

d. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk masa pajak
Januari - Desember 2012 sebesar Rp72.671.385 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
Rp23.254.843 sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp95.926.228. Pada tanggal
13 Mei 2014, Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp72.671.385.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

Pajak Penghasilan Pasal 23

a. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23
untuk tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing sebesar Rp10.581.840 dan Rp42.409.112. Pada
tanggal 6 Februari 2014, Perusahaan telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.

b. Pada tanggal 3 Maret 2014 Perusahaan telah menerima STP Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk
masa pajak Januari 2013 sebesar Rp65.937. Pada tanggal 17 Maret 2014, Perusahaan telah
melunasi STP tersebut.

c. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk masa
pajak Januari - Desember 2011 sebesar Rp143.592 dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar Rp68.924, sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp212.516. Pada tanggal
13 Mei 2014, Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp143.592.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

d. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk masa
pajak Januari - Desember 2012 sebesar Rp55.013.544 dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar Rp17.604.333 sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp72.617.877. Pada tanggal
13 Mei 2014, Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp55.013.544.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

e. Pada tanggal 14 Desember 2012, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk masa
pajak Januari - Desember 2007 sebesar Rp116.206.643. Pada tanggal 8 Desember 2014, KGC
telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.

Pajak Penghasilan Pasal 4 (2)

a. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 4 (2)
untuk tahun pajak 2011 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 255.317.947 dan Rp646.820.214.
Pada tanggal 6 Februari 2014, Perusahaan telah melunasi pembayaran SKPKB tersebut.

b. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) untuk tahun
pajak 2011 sebesar Rp99.856.053 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
Rp47.930.906, sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp147.786.959. Pada tanggal
14 Mei 2014, KGC telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp99.856.053. Sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

49
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. PERPAJAKAN (lanjutan)


Pemeriksaan Pajak (lanjutan)
Pajak Penghasilan Pasal 23 (lanjutan)
c. Pada tanggal 17 April 2014, KGC menerima SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) untuk tahun
pajak 2012 sebesar Rp21.635.947 dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar Rp6.923.502
sehingga jumlah yang harus dibayar sebesar Rp28.559.449. Pada tanggal 13 Mei 2014,
Perusahaan telah melakukan pembayaran atas pokok pajak sebesar Rp21.635.947. Sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, KGC belum melakukan
pembayaran atas sanksi administrasi atas bunga keterlambatan.

Kantor Pajak sedang melakukan pemeriksaan pajak atas kewajiban perpajakan PAL untuk tahun pajak
2011 dan 2012. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, belum ada
hasil yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak selain yang telah disebutkan sebelumnya.

Administrasi
Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan melaporkan atau menyetorkan pajak
berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut
dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

Lainnya

Menurut Undang-undang No. 12 tahun 1994, nilai pengalihan adalah nilai yang tertinggi antara nilai
berdasarkan Akta Pengalihan Hak dan Nilai Jual Objek Pajak tanah dan/atau bangunan yang
bersangkutan.

Pada tanggal 4 November 2008, Presiden dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan dari
Penghasilan Atas Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. Peraturan ini menyatakan bahwa
penghasilan atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak yang bersifat final. Peraturan
ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.

24. SALDO AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-
transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Saldo Piutang dan Utang Pihak Berelasi

Grup memiliki piutang bukan usaha kepada pihak pihak berelasi dengan perincian sebagai berikut:
Jumlah Persentase
Aset/Liabilitas yang
Bersangkutan (%)
2014 2013 2014 2013
Piutang non-usaha
PT Adicipta Griya Sejati 29.927.917.165 29.927.917.165 16,89% 16,94
PT Sinar Indo Jaya 250.000.000 250.000.000 0,14% 0,14
Jumlah 30.177.917.165 30.177.917.165 17,03% 17,08

Utang non-usaha
Budi Kartika 100.613.800 100.613.800 0,13% 0,06

50
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. SALDO AKUN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

Saldo Piutang dan Utang Pihak Berelasi (lanjutan)

Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi keuangan dengan pihak-pihak berelasi,
dimana transaksi-transaksi tersebut merupakan pembebanan biaya dan/atau talangan untuk modal
kerja yang tidak dikenakan bunga, tidak disertai jaminan dan seluruhnya dapat ditagih sesuai
permintaan dari pemberi pinjaman (demandable).

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, manajemen Grup berkeyakinan bahwa seluruh piutang
pihak berelasi dapat tertagih, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas piutang pihak berelasi
tersebut.

Gaji dan tunjuangan lain yang diberikan untuk Dewan Komisaris dan Direksi (manajemen kunci) adalah
sekitar Rp1.041.000.000 dan Rp1.001.000.000 masing-masing pada tahun 2014 dan 2013, yang
seluruhnya merupakan imbalan kerja jangka pendek.

Grup tidak mencadangkan penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang pihak berelasi tersebut,
Manajemen Grup berpendapat semua piutang tersebut dapat ditagih.

Sifat Hubungan dan Sifat Transaksi

Tabel berikut ini adalah ikhtisar pihak-pihak berelasi yang bertransaksi dengan Grup, termasuk sifat
hubungan dan sifat transaksinya:

Pihak Berelasi Sifat Hubungan Sifat Transaksi


______________________________________________________________

PT Adicipta Griyasejati Pemegang saham Penerima pinjaman


PT Sinar Indo Jaya Perusahaan afiliasi Penerima pinjaman
Budi Kartika Pemegang saham Pemberi pinjaman
Dewan komisaris dan dewan direksi Manajemen kunci Kompensasi dan
perusahaan remunerasi, pinjaman
tanpa bunga

Tidak terdapat transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi baik yang langsung atau tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha utama Grup, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan
kepentingan berdasarkan peraturan OJK (dahulu Bapepam-LK) No. IX.E.1 Transaksi Afiliasi dan
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

25. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI


a. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, tidak terdapat kontijensi
yang menyebabkan Grup wajib menyelesaikan liabilitas tersebut.

b. Sehubungan dengan lingkungan hidup terhadap Grup, tidak terdapat tuntutan dan denda yang
menyebabkan Grup wajib mengestimasi liabilitas tersebut. Hal ini karena Grup telah memenuhi
liabilitas lingkungan sesuai dokumen UKL dan UPL.

51
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN


Manajemen Risiko Keuangan
Grup dipengaruh oleh berbagai risiko keuangan, termasuk risiko suku bunga, risiko likuiditas. Tujuan
manajemen risiko Grup secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengendalikan risiko-risiko ini
dan meminimalisasi pengaruh merugikan yang dapat terjadi terhadap kinerja keuangan Grup.
Manajemen mereviu dan menyetujui kebijakan untuk mengendalikan setiap risiko ini, yang diringkas di
bawah ini, dan juga memantau risiko harga pasar dari semua instrumen keuangan.
a. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Grup menunjukkan bahwa
penerimaan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.

Kebutuhan likuiditas Grup secara historis timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan
pengeluaran barang modal terkait dengan program perluasan usaha Perusahaan membutuhkan
modal kerja yang substansial untuk membangun proyek-proyek baru dan untuk mendanai
operasional.

Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup memantau dan menjaga tingkat kas yang dianggap
memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi
arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk
jadwal jatuh tempu utang bank jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar
keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan komitmen
fasilitas kredit. Kegiatan ini meliputi pinjaman bank.
b. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi
kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang
dihadapi Grup berasal dari kegiatan operasi (terutama kredit yang diberikan kepada pelanggan) dan
dari kegiatan pendanaan, termasuk investasi pada bank dan lembaga keuangan.

Pelanggan yang membeli produk real estat dengan cara angsuran diikat dengan klausal legal
didalam kontrak pembelian dan diminta untuk mengagunkan produk yang dibeli atas kewajiban yang
tersisa dari harga pembelian. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus
untuk mengurangi risiko piutang piutang yang tidak tertagih. Nilai maksimal eksposur adalah
sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 5. Grup tidak memiliki risiko kredit
yang terpusat secara signifikan karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

Risiko kredit berasal dari saldo pada bank dan lembaga keuangan dikelola dengan menempatkan
kelebihan dana hanya pada bank dan lembaga keuangan dengan peringkat kredit yang tinggi.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, eksposur maksimum Grup terhadap risiko kredit adalah
sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi
keuangan konsolidasian.

c. Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu
instrument keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko
perubahan suku bunga pasar berhubungan dengan utang bank jangka pendekdan jangka panjang
dari Grup yang dikenakan sukubunga mengambang. Risiko terhadap suku bunga merupakan risiko
nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan
tingkat suku bunga pasar. Eksposur Grup terhadap perubahan suku bunga pasar terkait pada utang
baik jangka pendek dan jangka panjang.
52
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)


Manajemen Risiko Keuangan (lanjutan)

d. Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)

Grup didanai dengan utang bank yang dikenai bunga. Oleh karena itu, eksposur Grup tertentu
terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terutama sehubungan dengan utang
bank jangka pendek dan jangka panjang. Kebijakan Grup adalah mendapatkan tingkat suku bunga
yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan ekposur terhadap mata uang asing, yaitu dengan
mengendalikan beban bunga. Grup mengurangi risiko tingkat suku bunga dengan mengelola
penerimaan terutama yang melekat pada rekening bank, deposito berjangka, dan pembayaran
terutama beban bunga, penjadwalan utang bank jangka pendek dan panjang.

e. Pengelolaan Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang
sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Grup mengelola struktur modalnya dan membuat penyesuaian-penyesuaian sehubungan dengan


perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik dari risiko usahanya. Agar dapat menjaga dan
menyesuaikan struktur modalnya, Grup akan menyesuaikan jumlah dari pembayaran dividen
kepada para pemegang saham atau tingkat pengembalian modal atau menerbitkan surat saham.
Struktur modal terdiri dari ekuitas ditambah utang neto. Tidak ada perubahan dalam tujuan,
kebijakan, dan proses dan sama seperti penerapan tahun-tahun sebelumnya.

27. INSTRUMEN KEUANGAN

Nilai wajar instrumen adalah nilai dimana suatu instrumen keuangan dapat dipertukarkan antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai
penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi
harga atau model arus kas diskonto.

Instrumen keuangan Grup meliputi kas dan setara kas, piutang non-usaha dan aset tidak lancar
lainnya yang timbul dari kegiatan usahanya. Liabilitas keuangan Grup meliputi utang bank, utang
kontraktor, utang non-usaha-pihak berelasi, dan utang pembiayaan konsumen, yang tujuan utamanya
untuk pembiayaan kegiatan usaha.

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar instrumen keuangan Grup
yang dinyatakan dalam posisi keuangan 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014 Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset keuangan
Kas dan setara 4.649.226.830 4.649.226.830
Piutang non-usaha
Pihak berelasi 30.177.917.165 30.177.917.165
Pihak ketiga 610.825.332 610.825.332
Aset tidak lancar lainnya 6.081.905.036 6.081.905.036

Liabilitas keuangan
Utang bank 36.281.798.072 36.281.798.072
Utang kontraktor 1.320.826.546 1.320.826.546
Utang non-usaha
Pihak berelasi 100.613.800 100.613.800
Utang pembiayaan konsumen 20.766.667 20.766.667

53
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

2013 Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset keuangan
Kas dan setara 5.343.362.241 5.343.362.241
Piutang usaha
Pihak ketiga 18.000.000 18.000.000
Piutang non-usaha
Pihak berelasi 30.177.917.615 30.177.917.615
Pihak ketiga 47.519.000 47.519.000
Aset tidak lancar lainnya 5.549.860.760 5.549.860.760

Liabilitas keuangan
Utang bank 29.518.682.533 29.518.682.533
Utang kontraktor 2.351.750.855 2.351.750.855
Utang non-usaha
Pihak berelasi 100.613.800 100.613.800
Pihak ketiga 22.451.773 22.451.773
Utang pembiayaan konsumen 300.775.833 300.775.833

Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing
kelompok dan instrumen Grup:

a. Kas dan setara kas, piutang usaha, piutang non-usaha, investasi pada entitas asosiasi, utang usaha,
utang non-usaha dan biaya masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka
pendek.
b. Nilai tercatat utang bank dan utang pembiayaan konsumen mendekati nilai wajarnya karena
menggunakan suku bunga mengambang; dan
c. Investasi saham pada entitas asosiasi, nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, oleh karena itu
dicatat sebagai harga perolehan.

28. INFORMASI SEGMEN


Untuk tujuan pelaporan Manajemen, Grup dikelola dan dikelompokkan kedalam kelompok divisi real
estat. Divisi ini digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen usaha. Informasi bentuk segmen
operasi yang berupa segmen usaha Grup adalah sebagai berikut:
2014
______________________________________________________________
Laba dari Operasi
Penjualan yang Dilanjutkan Jumlah
Sebelum Pajak Aset/Liabilitas
Taman Alamanda-BekasiTimur 8.588.035.002 9.050.457.512 112.289.902.829
Alamanda Regency - Bekasi Timur 35.383.673.249 9.332.777.387 103.520.316.746
Bumi Serpong Residence-Pamulang 1.464.177.369 (1.493.634.646) 33.138.306.921
Eliminasi - (7.431.686.927) (72.776.905.833)
Jumlah 45.435.885.620 9.457.913.326 176.171.620.663

54
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)


2013
______________________________________________________________
Laba dari Operasi
Penjualan yang Dilanjutkan Jumlah
Sebelum Pajak Aset/Liabilitas

Taman Alamanda - BekasiTimur 12.828.613.934 5.675.425.520 127.059.602.860


Alamanda Regency - Bekasi Timur 23.565.165.000 5.551.285.794 101.031.718.346
Bumi Serpong Residence-Pamulang 3.761.061.363 (70.091.410) 36.177.088.201
Eliminasi - (4.361.648.667) (88.633.175.435)
Jumlah 40.154.840.297 6.794.971.237 175.635.233.972

29. PENGUNGKAPAN INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS


Transaksi yang tidak mempengaruhi transaksi arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014 2013
Kepentingan non pengendali 1.347.298 854.549
Reklasifikasi aset tetap sewa pembiayaan menjadi aset
tetap kepemilikan langsung 947.600.000 947.600.000

30. REKLASIFIKASI AKUN

Berikut adalah akun-akun pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal
31 Desember 2013 yang telah direklasifikasi untuk memungkinkan daya banding akun-akun tersebut
pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014:

Dilaporkan Sebelumnya Direklasifikasi ke Akun 2013 2012


_______________

Pendapatan diterima dimuka Uang muka diterima 10.393.334.084 104.580.873.443


Piutang KPR Aset tidak lancar lainnya 3.656.201.593 4.312.840.878
Kas dan setara kas Aset tidak lancar lainnya 1.184.511.680 -
Piutang dalam penyelesaian Uang muka 4.850.405.303 5.589.407.502
Piutang usaha pihak ketiga Piutang non-usaha pihak ketiga 47.519.000 10.839.0000

31. KEJADIAN SETELAH TAHUN PELAPORAN

Pada tanggal 6 Januari 2015 Perusahaan menerima surat dari Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah
Jakarta Khusus Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa No. S-6/WPJ.07/KP.0807/2015
sehubungan dengan tindak lanjut atas SKPLB PPN tahun 2013 No. 00045/407/13/054/14 yang diterima
Perusahaan pada tanggal 23 Desember 2014. Pada tanggal 23 Januari 2015 Perusahaan telah
menerima dana dari hasil SKPLB tersebut sebesar Rp583.425.332 setelah memperhitungkan
kompensasi SKPKB dan STP PPN Masa Juli dan Oktober 2013 sebesar Rp29.659.430 (Catatan 23).

55
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. PERKARA HUKUM DAN LIABILITAS BERSYARAT


Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup tidak mempunyai perkara hukum yang signifikan,
selain yang akan disebutkan dibawah ini. Manajemen Grup berkeyakinan bahwa kewajiban atas
gugatan hukum atau tuntutan dari pihak ketiga tidak akan mempengaruhi posisi keuangan dan hasil
operasi masa yang akan datang secara signifikan.
a. Perusahaan menghadapi kasus perkara hukum berdasarkan Surat Ketetapan Ketua Pengadilan
Tinggi Bandung tanggal 25 Oktober 2012 No. 490/Pen/Pdt/2012/PT.Bdg dan Surat Putusan
Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 4 Juni 2012 No. 212/Pdt.G/2011/PN. Bahwa berdasarkan
Putusan Pengadilan Negeri Bekasi tertanggal 15 Janauri 2013 No. W11.U5/188/HT.04.10/I/2013
dan Relaas Pemberitahuan Isi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dari Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan tanggal 23 Januari 2013 memutuskan bahwa menolak gugatan dari penggugat
dalam hal ini adalah H.Amin Bin H Kinin.

b. Berdasarkan surat kepolisian kota bekasi tertanggal 11 November 2013 No. B/1034/XI/2013/Resta
2
Bks, KGC menghadapi perkara hukum atas tanah yang dikuasai KGC seluas 8.165 m sesuai
dengan SHGB No. 11183/Karang Satria telah terjadi tumpah tindih dengan lima buku sertifikat hak
milik atas nama Lince Gurning, Bilter, Winner Sianipar dan Nurmida Aritonang. Sampai dengan
tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian perkara hukum yang dihadapi KGC masih
dalam proses.

c. KGC menghadapi kasus gugatan hukum terhadap Ny. Farida Hutabarat sebagai tergugat atas
2
tanah yang dikuasai KGC seluas 8.065 m sesuai dengan SHGB No. B.13698/Karang Satria,
bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi No. 446/Pdt.G/2012/PN.Bks tanggal
7 Oktober 2013, gugatan hukum KGC telah telah dikabulkan. Pada tanggal 21 Oktober 2013, pihak
tergugat telah mengajukan upaya hukum banding. Dan berdasarkan memori banding di Pengadilan
Negeri Bekasi memutuskan menerima permohonan banding dari tergugat dan membatalkan
Putusan Pengadilan Negeri Bekasi tersebut. Berdasarkan Relaas Pemberitahuan Pernyataan
Banding atas perkara perdata No. 446/Pdt.G/2012/PN.Bks dari Pengadilan Negeri Jakarta selatan
tertanggal 30 Oktober 2013 dan surat Pengadilan Negeri Bekasi
No. WH.U5/5031/HT.04.10/X/2013.SURY bahwa KGC sebagai terbanding. Pada tanggal
18 Februari 2014, berdasarkan kontra memori banding terbanding bahwa Pengadilan Tinggi Jawa
Barat telah menolak permohonan banding pembanding dan menguatkan putusan Pengadilan
Negeri Bekasi tertanggal 7 Oktober 2013. Pada tanggal 8 Agustus 2014 KGC mengajukan surat
pernyataan permohonan kasasi No.446/Pdt.G/2012/PN.Bks.Jo.No.166/Pdt/2014/Pt.Bdg.Jo.
No.29/Akta.K/2014/PN.Bks sehubungan dengan perkara antara KGC dengan Ny. Farida C.
Hutabarat untuk membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bekasi No. 446/Pdt.G/2012/PN.Bks
tanggal 7 Oktober 2013. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian
perkara hukum yang dihadapi KGC masih dalam proses.

Selain kasus tersebut di atas, Grup tidak mempunyai perkara hukum yang signifikan pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013. Manajemen Grup berkeyakinan bahwa kewajiban yang mungkin timbul
atas gugatan hukum atau tuntutan dari pihak ketiga, jika ada, tidak akan mempengaruhi posisi keuangan
dan hasil operasi masa yang akan datang secara signifikan.

56
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI AKUNTANSI STANDAR KEUANGAN (PSAK


REVISI DAN ISAK)
Berikut PSAK revisi yang telah dikeluarkan oleh DSAK sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian Grup, yang relevan dengan Grup yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2014:

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2014:

- ISAK No. 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, yang diadopsi dari International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) 18.
- ISAK No. 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas, yang diadopsi dari
IFRIC 19.

Grup telah menentukan bahwa dampak dari Standar akuntansi tersebut terhadap laporan keuangan
konsolidasian tidak material.

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2015:


- PSAK No. 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1.

PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos
yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi
ke laba rugi.

- PSAK No. 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri, yang diadopsi dari IAS 4.

PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan
tersendiri sebagai informasi tambahan, Akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur
dalam PSAK No. 65.

- PSAK No. 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, yang diadopsi dari IAS
28.

PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama selain untuk entitas
asosiasi.

- PSAK No. 24 (2013): Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19.

PSAK ini menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi
untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.

- PSAK No. 65: Laporan Keuangan Konsolidasi, yang diadopsi dari IFRS 10

PSAK ini menggantikan porsi PSAK No. 4 (2009) yang mengenai akuntansi untuk laporan keuangan
konsolidasian, menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
ketika suatu entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.
- PSAK No. 66: Pengaturan Bersama, yang diadopsi dari ISRS 11.

PSAK ini menggantikan PSAK No. 12 (2009) dan ISAK No. 12. PSAk ini menghapus opsi metode
konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama.

- PSAK No. 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, yang diadopsi dari IFRS 12.

PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK No. 4 (2009),
PSAK No. 12 (2009) dan PSAK No. 15 (2009). Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas
dalam entitas-entitas lain.
57
PT BEKASI ASRI PEMULA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI AKUNTANSI STANDAR KEUANGAN (PSAK


REVISI DAN ISAK) (lanjutan)

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2015: (lanjutan)

- PSAK No. 68 Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13.

PSAK ini memberikan panduan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai
wajar diisyaraktkan atau diizinkan.

Selain itu, pada tahun 2014 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia kembali
telah mengesahkan empat PSAK yang juga akan berlaku 1 Januari 2015 tanpa penerapan dini.
Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut:
- PSAK 46 (Revisi 2014) Pajak Penghasilan;
- PSAK 48 (Revisi 2014) Penurunan Nilai Aset;
- PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian;
- PSAK 55 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
- PSAK 60 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Pengungkapan; dan
- ISAK 26 (Revisi 2014) Penilaian Kembali Derivatif Melekat.

Grup sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya
terhadap laporan keuangan konsolidasian.

34. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN

Informasi keuangan tersendiri Entitas Induk menyajikan informasi laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana penyertaan saham pada
Entitas Anak dicatat dengan metode biaya.

Informasi keuangan tersendiri Entitas Induk disajikan sebagai lampiran pada laporan keuangan
konsolidasian ini.

Laporan keuangan Induk Perusahaan berikut ini, dimana tidak termasuk saldo dari Entitas Anak, telah
disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang digunakan pada laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan.

58
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3.984.605.688 3.719.561.290 3.350.021.507
Piutang non-usaha
Pihak ketiga 583.425.332 3.150.000 3.000.000
Aset real estat 42.599.328.097 39.771.437.871 32.872.092.773
Pajak dibayar di muka - 395.057.366 285.287.197
Uang muka 54.047.099 17.779.999 387.933.166

Jumlah Aset Lancar 47.221.406.216 43.906.986.526 36.898.334.643

ASET TIDAK LANCAR


Piutang non-usaha
Pihak berelasi 34.138.384.239 36.358.384.239 46.918.063.311
Uang muka jangka panjang 1.733.334.785 - -
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 657.529.661, Rp630.275.153,
dan Rp713.502.008 pada tahun
2014, 2013, dan 2012 36.877.589 60.407.097 60.080.242
Investasi penyertaan saham 28.498.000.000 28.498.000.000 27.998.080.000
Aset tidak lancar lainnya 661.900.000 844.555.396 721.192.896

Jumlah Aset Tidak Lancar 65.068.496.613 65.761.346.732 75.697.416.449

JUMLAH ASET 112.289.902.829 109.668.333.258 112.595.751.092

59
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PADA TANGGAL 1 JANUARI 2013/31 DESEMBER 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

diguestimasi signifikan yangpenyajian 1 Januari 2013/


31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank jangka pendek 2.992.689.295 468.184.236 -
Utang kontraktor - 933.107.286 949.195.369
Utang non-usaha
Pihak ketiga - 22.451.773 466.819.987
Utang pajak 1.036.193.460 5.264.160.172 15.341.608
Uang muka diterima 19.195.850.734 20.169.301.729 26.936.315.669
Biaya masih harus dibayar 145.827.107 268.607.407 370.745.871
Bagian utang bank jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 3.333.333.330 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 26.703.893.926 27.125.812.603 28.738.418.504

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang non-usaha
Pihak berelasi 100.613.800 100.613.800 9.100.613.800
Utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun 8.666.666.670 6.900.000.000 -
Liabilitas imbalan kerja karyawan 533.704.835 441.811.997 319.186.675

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 9.300.985.305 7.442.425.797 9.419.800.475

JUMLAH LIABILITAS 36.004.879.230 34.568.238.400 38.158.218.979

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp100 per lembar saham


Modal dasar 2.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 661.784.520
lembar saham 66.178.452.000 66.178.452.000 66.178.452.000
Tambahan modal disetor (7.992.455.529) (7.992.455.529) 7.205.168.134
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali - - (15.197.623.663)
Saldo laba 18.099.027.128 16.914.178.387 16.251.535.642

JUMLAH EKUITAS 76.285.023.599 75.100.174.858 74.437.532.113

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 112.289.902.829 109.668.413.258 112.595.751.092

60
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013

PENJUALAN 8.588.035.002 12.828.613.934

HARGA POKOK PENJUALAN (2.679.351.477) (4.183.670.159)

LABA BRUTO 5.908.683.525 8.644.943.775

BEBAN USAHA
Pemasaran (290.645.635) (271.088.976)
Umum dan administrasi (2.321.758.163) (6.280.943.235)

Jumlah Beban Usaha (2.612.403.798) (6.552.032.211)

LABA USAHA 3.296.279.727 2.092.911.564

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Penghasilan keuangan 34.089.327 63.905.655
Beban keuangan (1.773.228.893) (644.495.312)
Pendapatan (beban) operasional lainnya 61.630.424 (199.136.242)

Jumlah Beban Lain-Lain Neto (1.677.509.142) (779.725.899)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 1.618.770.585 1.313.185.665

BEBAN PAJAK PENGHASILAN (433.841.843) (650.542.920)

LABA NETO 1.184.928.742 662.642.745

Pendapatan komprehensif lain - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 1.184.928.742 662.642.745

61
PT BEKASI ASRI PEMULATbk
(ENTITAS INDUK)
LAPORA PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai
Transaksi
Modal Saham Restrukturisasi
Ditempatkan dan Tambahan Modal Entitas
Disetor Penuh Disetor Sepengendali Saldo laba Jumlah Ekuitas

Saldo tanggal 1 Januari 2013 66.178.452.000 7.205.168.134 (15.197.623.663) 16.251.535.641 74.437.532.112

Perubahan akibat penerapan PSAK 38


sehubungan dengan selisih nilai
transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali - (15.197.623.663) 15.197.623.663 - -

Laba komprehensif tahun 2013 - - - 662.642.745 662.642.745

Saldo tanggal 31 Desember 2013 66.178.452.000 (7.992.455.529) - 16.914.178.386 75.100.174.857

Laba komprehensif tahun 2014 - 1.184.928.742 1.184.928.742

Saldo tanggal 31 Desember 2014 66.178.452.000 (7.992.455.529) - 18.099.027.128 76.285.023.599

62
INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN

PT BEKASI ASRI PEMULA Tbk


(ENTITAS INDUK)
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013
__________________ ________________

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan kas dari pelanggan 8.007.759.670 6.821.520.533
Pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga (10.889.895.090) (13.276.806.604)
Pembayaran kepada karyawan (788.124.386) (795.532.483)
Pembayaran bunga (1.739.139.566) (644.495.312)
Pembayaran pajak (4.227.966.713) -
Penerimaan lainnya - bersih 61.630.424 (135.230.587)

Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (9.575.735.661) (8.030.544.4543)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan aset tetap (3.725.000) (23.100.000)

Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (3.725.000) (23.100.000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan utang bank 7.624.505.059 7.368.184.236
Penerimaan dari pihak berelasi 2.220.000.000 1.055.000.000

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 9.844.505.059 8.423.184.236

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 265.044.398 369.539.783

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3.719.561.290 3.350.021.507

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3.984.605.688 3.719.561.290

63

Anda mungkin juga menyukai