Anda di halaman 1dari 6

Marifatullah

Mei 19, 2013 Kondangan Tinggalkan komentar


Apabila seorang hamba telah bertekad untuk mengenal Allah, mendekat kepada-Nya dan
mengikuti kehendak-Nya, pasti ia akan dihadang oleh berbagai godaan dan tipu daya. Sudah
menjadi sunatullah, di awal perjalanan seorang hamba, ia akan menghadapi berbaggai tipuan
kesenangan, kelezatan, kepemimpinan, kedudukan, pakaian, perkawinan, keluarga, dan
sejenisnya.

Dilihat dari sumber dan penyebabnya, penghalang-penghalang itu ada dua macam yaitu penyakit
syahwah (berkaitan dengan hati; berupa nafsu dan kesenangan) dan penyakit syubhat (berbagai
hal yang menimbulkan keraguan, lebih banyak berkaitan dengan masalah akal dan logika).

1. Yang termasuk penyakit syahwah di antaranya :

a. Al-fisqu (kefasikan)

Lawan dari al-fisqu adalah al-adalatu, keduanya berkaitan dengan kredibilitas moral. Orang
yang adil adalah orang yang tidak tercela, sedang orang fasik adalah orang yang ternoda
kehormatan dan kredibilitasnya akibat kesalahan yang ia lakukan.

b. Al-kibru (kesombongan)

Suatu ketika, seorang sahabat yang suka pakaian dan sandal bagus menanyakan tentang dirinya
apakah termasuk sombong atau tidak, Rasulullah saw. Menjawab bahwa sombong itu adalah
menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.

c. Azh-zhulmu (kezaliman)

Azh-zhulmu adalah sikap melampaui batas atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Al-
Quran menyebut kemusyrikan sebagai kezaliman yang besar karena orang yang musyrik
menempatkan makhluk sejajar dengan Allah sebagaimana disebutkan dalam surah Luqman: 13.

d. Al-kadzibu (dusta)

Dikatakan oleh Rasulullah saw. Bahwa dusta mengantarkan seseorang pada dosa, sedangkan
dosa akan mengantarkannya ke neraka.

e. Al-maashi (kemaksiatan)

Lawan kemaksiatan adalah ketaatan. Kefasikan, kesombongan, kezaliman dan dusta termasuk
bentuk kemaksiatan.

Penyakit-penyakit hati ini akan mengundang kemurkaan Allah. Namun, bagaimanapun juga
Allah akan mengampuni dosanya selama matahari belum terbit dari sebelah barat. Allah swt.
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Efektivitas terapi terhadap penyakit-penyakit hati ini lebih banyak ditentukan oleh pelakunya
sendiri. Ia harus bersungguh-sungguh memerangi nafsunya.
Orang pandai adalah orang yang selalu mengkoreksi dirinya dan beramal untuk hari sesudah
kematiannya. (HR. Turmudzi).

2. Yang termasuk penyakit syubhat adalah :

a. Al-jahlu (kebodohan)

Islam menjunjung tinggi ilmu dan orang yang berilmu (ulama), bahkan wahyu yang pertama kali
turun adalah perintah untuk mencari ilmu (membaca).

b. Al-irtiyah (keragu-raguan)

Penyakit ini terindikasikan dengan identitas dan kepribadian yang tidak jelas. Rasulullah
berpesan agar kita meninggalkan yang ragu-ragu dan beralih pada yang tidak meragukan.

c. Alinhiraf (penyimpangan)

Penyimpangan dapat berawal dari kesengajaan atau ketidaksengajaan. Akibat tidak tahu orang
akan menyimpang dari jalan yang benar, hal ini dapat berlanjut pada kesengajaan untuk
menyimpang.

d. Al-ghaflah (lalai)

Kenikmatan sering membuat seseorang lalai. Akibatnya ia tidak tahu arah, akhirnya ia akan
mengalami kebimbangan dalam hidupnya.

Penyakit-penyakit intelektual bermula dari ketidaktahuan (kebodohan). Akibatnya, penyakit akan


menjalar pada seluruh sendi-sendi kehidupan. Karena itu penyembuhannya adalah dengan
menghilangkan penyakit utama yaitu menghilangkan kebodohan dengan ilmu.

Menjaga hati dan seluruh anggota

Ketahuilah, wahai saudara-saudara sekalian, moga-moga Allah Taala menggolongkan kita


sekalian ke dalam kumpulan orang-orang yang lurus dan bersih nalurinya lahir dan batin serta
mengikuti jejak langkah dan kepercayaan yang hak (benar) dan mengamalkan dengannya.
Bahwasanya antara perkara-perkara yang terpenting atas setiap Mumin, ialah memerhati dan
mengamat-amati gerak-gerik hati dan segala anggota tubuh, mengawas keduanya, berusaha
sesungguh yang boleh untuk memelihara dan menahannya dari terjerumus ke dalam perbuatan
yang dimurkai Allah dan dibenciNya sambil menganjur dan menggalakkannya untuk
berkecimpung ke dalam perbuatan-perbuatan yang diridhai dan dikasihiNya.

Allah SWT telah berfirman:


36 :( )36)

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati (kebatinan), semua itu akan dipertanggung
jawabkan. (AI-Isra': 36)

Hati dan semua anggota badan itu merupakan nikmat-nikmat utama Allah bagi hamba-
hambaNya. Barang siapa yang menggunakannya untuk ketaatan terhadap Allah Taala, dan
menyerikannya dengan perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kasih-sayangNya, itu bermakna
ia telah mensyukuri Allah Taala, dan memelihara kehormatan anggota-anggota itu serta
meletakkan perkhidmatannya pada tempatnya yang baik, kerana itulah anggota-anggota itu
dicipta dan dijadikan oleh Tuhan. Sebab itu, maka ia akan memperoleh pahala orang-orang yang
bersyukur kepada Allah Taala serta balasan orang-orang yang berbuat kebajikan terhadapNya,
kerana Allah SWT tidak akan mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik.

Barang siapa membiarkan hatinya serta seluruh anggotanya melanggar larangan-larangan Allah
Taala, mencuai dan mensia-siakan perintah-perintahNya, tidak pernah menunaikannya, maka ia
telah mengkufuri nikmat Allah pada anggota-anggota itu, dan kerana itu ia harus membayar
denda dan menerima siksaan Allah Taala. Di Hari Kiamat kelak semua anggota-anggota itu akan
menjadi saksi di hadapan Allah Taala atas segala maksiat yang dikerjakan dahulu di dunia.

Firman Allah Taala:

24 : ( )24)

Di hari lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhadap segala perbuatan yang telah
mereka kerjakan. (An-Nur: 24)

FirmanNya lagi:

65 : ()65)

Pada hari itu, Kami tutup mulut mereka, akan tetapi tangan mereka akan berkata-kata kepada
Kami, dan kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang mereka lakukan. (Yasin: 65)

Adapun peranan hati itu, maka ia sebagai kepala anggota dan ketuanya. Padanya tergantung
segala baik atau buruknya gerak-gerik anggota. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah
bersabda:

Ketahuilah, bahwasanya di dalam tubuh itu ada seketul daging, jika baik daging itu, baiklah
seluruh tubuh itu. Jika buruk, buruk pula seluruh tubuh. Ia tiada lain melainkan hati.
menjaga anggota tubuh dari perbuatan maksiat

betapa hebatnya alam semesta ini

Sebagai orang islam yang beriman, patutnya kita meyakini bahwa segala perbuatan yang kita
lakukan di dunia akan dipertanggung jawabkan di hari kiamat nanti yaitu yaumul hisab.
Perbuatan sekecil apapun, secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, secara rahasia
maupun tampak. Semuanya tidak akan terlewatkan akan diadili oleh sang maha Hakim yaitu
Alloh swt, tidak ada kedustaan ketika itu.

Seperti dalam surat An-nur ayat 24 yang artinya :

Pada hari itu yang menjadi saksi atas perbuatan mereka adalah lidah, tangan, dan kaki mereka
sendiri

Bisa kita bayangkan ketika itu anggota tubuh kita sendiri bisa berbicara menjadi saksi atas
perbuatan kita selama di dunia. Apakah kita bisa memungkiri atau membuat kesaksian palsu?
padahal yang menjadi saksi bukan hanya satu melainkan banyak. Oleh sebab itu mulai sekarang
kita harus tau bagaimana caranya menjaga anggota tubuh kita itu.

Lalu anggota tubuh yang manakah yang harus kita jaga itu? Ada tujuh anggota tubuh yang
penting dijaga dari perbuatan maksiat, tujuh anggota itu yang akan membuka pintu neraka atau
surgakah?

Yang pertama, adalah Mata. Kita sadari semua bahwa mata adalah anugrah yang sangat berharga
bagi hidup kita, karena dengan mata manusia dapat melihat pemandangan-pemandangan indah.
Alhamdulilah atas pemberiannya inilah. Tapi kita harus mensyukuri semua dengan
mempergunakannya untuk melihat sesuatu yang baik, janganlah dipergunakan untuk misalnya
melihat yang bukan muhrim dengan penuh nafsu syahwat, melihat sesama muslim dengan penuh
kebencian dan kesombongan, dll. Perlu kita ketahui mata adalah Jendela Hati

Yang Kedua adalah telinga, ini juga haruslah kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Contohnya
mendengar informasi yang bermanfaat, alunan al-Quran, dan nasihat yang baik.

Yang ketiga adalah Lidah. Lidah adalah alat penyambung hati untuk berbicara. alat untuk
berkomunikasi antar manusia. Kita harus bersyukur kita dapat berbicara dengan lancar. Tapi cara
mensyukurinya haruslah dengan berbicara yang baik-baik dan bermanfaat seperti bernasehat
dengan bijak, membaca Al-Quran, dll. Jangan dipergunakan untuk bergosip, mengumpat, atau
mencela orang lain.

Yang keempat adalah Perut. Perut juga adalah titipan Alloh yang sangat berharga, alat
penyimpan makanan ini haruslah diisi dengan makanan yang halal dan baik agar dapat
berpengaruh baik bagi tubuh dan perangai kita, jangan diisi dengan makanan yang haram dan
tidak baik.

Yang kelima adalah aurat. Aurat selain sebagai kehormatan manusia tapi juga sebagai kemaluan
bagi manusia. Anggota tubuh ini sangat berpengaruh kuat untuk melakukan dosa, seperti berbuat
zina. Alloh memperingatkan dalam Al-Quran Surat Al-Muminun ayat 5-6 yang artinya :

Mereka ini menjaga kehormatannya, kecuali kepada istri atau hamba sahayanya..

Yang keenam adalah Tangan. anugerah Alloh yang berharga ini juga harus dijaga dari perbuatan
maksiat. jangan dipakai untuk memukul orang, menerima uang suap, dll. Tapi hendaklah
digunakan seperti menolong orang dan bersedekah.

Yang terakhir adalah Kaki. kaki ini cara menjaganya yaitu jangan digunakan untuk menendang
orang lain, atau dilangkahkan ke tempat maksiat. Tapi digunakan untuk beribadah dan ke tempat
yang bermanfaat.

Itulah tujuh anggota tubuh yang harus dijaga dari perbuatan maksiat dan menimbulkan dosa.
Semoga Alloh melindungi dan menuntun kita agar dapat menjaga amanat-Nya sebagaimana
mestinya, Aaamiiin.

Anda mungkin juga menyukai