Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengertian Standar Praktik Keperawatan?
b. Apa saja tujuan dan kepentingan Standar praktik Keperawatan?
c. Apa saja macam Standar Praktik Keperawatan?
d. Bagaimana dasar Hukum yang mengatur Standar Praktik Keperawatan?
e. Apa saja sumber sumber Standar Praktik Keperawatan?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang pengertian Standar Praktik Keperawatan
b. Untuk mengetahui tentang tujuan Standar praktik Keperawatan
c. Untuk mengetahui tentang macam macam Standar Praktik Keperawatan
d. Untuk mengetahui tentang dasar Hukum Standar Praktik Keperawatan
e. Untuk mengetahui tentang sumber Sumber Standar Praktik Keperawatan
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
keperawatan yang diberikan oleh perawat bersifat mendasar terhadap
peningkatan kualitas hidup pasiennya.
b. Mengurangi biaya asuhan keperawatan
Apabila perawat melakukan kegiatan yang telah ditetapkan
dalam standar, maka beberapa kegiatan keperawatan yang tidak perlu
dapat dihindarakan. Hal ini berarti perawat akan menghemat biayabaik
bagi perawat maupun bagi pasien. Dengan adanya standar, maka
permasalahan pasien akan cepat ditemukan dan teratasi sehingga hari
perawat pasien semakin pendek dan akan mengurangi biaya perawatan
bagi pasien.
c. Melindungi perawat dan melindungi pasien dari kelalaian
Standar keperawatan harus dapat menguraikan prosedur yang
wajib dilakukan dalam member asuhan keperawatan, sehingga perawat
akan dapat memahami setiap tindakan yang dilakukan. Hal ini akan
dapat menghindarkan kesalahan dan kelalaian dalam melakukan asuhan
keperawatan. Pasal 53 ayat 2 dan 4 UU Kesehatan No.23 tahun 1992
menyatakan, Tenaga kesehatan (perawat dan bidan) dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
dan menghormati hak pasien. Berdasarkan hal tersebut standar
keperawatan mempunyai standar hokum, barang siapa melanggar atau
lalai akan menerima sanksi pada pasal 82-85.
Selain itu Kegunaan standar praktek keperawatan yaitu bisa
digunakan sebagai acuan pencapaian dibidang pendidikan, puskesmas dan
rumah sakit.
a. Pendidikan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi
penampilan kerja mahasiswa.
b. Puskesmas
Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan
profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara
4
baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai profesinya dan meningkatkan
pelayanan tentunya. Untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan
keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada
usaha pelayanan untuk memenuhi layanan kesehatan masyarakat.
c. Rumah Sakit
Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya
akan meningkatkan efisiensi serta juga efektifitas pelayanan
keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat pasien
di rumah sakit.
5
a. Standar Praktek Professional
1) Standar I : Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien
secara sistematis, menyeluruh, akurat, dan bekesinambungan.
Rasional:
Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses
keperawatan yang bertujuan mendapatkan data tentang tingkat
kesehatan klien yang digunakan untuk merumuskan masalah klien dan
rencana tindakan.
2) Standar II : Diagnosis Keperawatan
Perawat menganalisis data hasil kajian untuk merumuskan
diagnosis keperawatan.
Rasional:
Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana
intervensi keperawatan dalam rangka mencapai pencegahan,
peningkatan, dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan
klien.
3) Standar III: Perencanaan
Perawat membuat perencanaan keperawatan untuk mengatasi
masalah kesehatan: pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
penyembuhan dan pemulihan. Perencanaan keperawatan terdiri dari:
Tujuan dan rencana tindakan.
Rasional:
Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis
keperawatan.
4) Standar IV : Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah
diidentifikasi dalam perencanaan asuhan keperawatan.
Rasional
Perawat mengimplementasikan rencana keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang keberhasilannya
ditentukan antara lain oleh partisipasi klien.
6
5) Standar V: Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien
berdasarkan kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan
memodifikasi atau merevisi rencana.
Rasional:
Praktek keperawatan merupakan suatu proses dinamis yang
mencakup berbagai perubahan data, diagnosis atau perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Evaluasi menilai kemajuan klien dan
keberhasilan tindakan. Efektifitas asuhan keperawatan tergantung pada
pengkajian yang berulang
7
3) Standar III: Penilaian Kinerja
Perawat mengevaluasi prakteknya berdasarkan standar praktek
profesional dan ketentuan lain yang terkait.
Rasional:
Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk
menjamin tercapainya standar praktek keperawatan dan sesuai dengan
ketentuan legal yang belaku.
4) Standar IV : Kesejawatan
Perawat berkontribusi dalam mengembangkan professionalisme
dari sejawat sebagai kolega.
Rasional:
Evaluasi tentang kualitas asuhan keperawatan melalui
pembahasan praktek keperawatan oleh para perawat merupakan suatu
cara untuk memenuhi kewajiban professi untuk menjamin konsumen
diberikan asuhan yang prima.
5) Standar V: Etik
Keputusan dan tindakan perawat atas nama klien ditentukan
dengan cara yang etis
Rasional
Kode etik perawat merupakan parameter bagi perawat dalam
membuat penilaian etis. Berbagai isu spesifik tentang etik yang
menjadi kepedulian perawat meliputi: penolakan klien terhadap
pengobatan, informed consent pemberhentian alat bantu hidup,
kerahasiaan klien, memberi hadiah dengan maksud tertentu, pelecehan
dan diskriminasi.
6) Standar VI: Kolaborasi
Perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan semua pihak
terkait serta tim multi disiplin kesehatan dalam memberikan pelayanan
keperawatan klien.
Rasional
Dalam pemberian asuhan membutuhkan pendekatan multi
disiplin oleh karena kompleksitasnya kolaborasi dengan klien,
8
keluarga serta multi disiplin mutlak diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas asuhan dan untuk membantu klien mencapai
kesehatan optimal. Melalui proses kolaboratif kemampuan
professional dari masing-masing professi kesehatan digunakan untuk
mengkomunikasikan, merencanakan,menyelesaikan masalah dan
mengevaluasi pelayanan.
7) Standar VII: Riset
Perawat melaksanakan dan menggunakan hasil riset dalam
praktek keperawatan.
Rasional
Perawat sebagai professional mempunyai tanggung jawab
untuk mengembangkan pendekatan baru dalam praktek keperawatan
melalui riset.
8) Standar VII: Pemanfaatan Sumber-Sumber
Perawat mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan
keamanan, efektifitas dan efisiensi biaya dalam perencanaan dan
pemberian asuhan keperawatan.
Rasional
Pelayanan keperawatan menuntut upaya untuk merancang
program pelayanan keperawatan yang lebih efektif dan efisien.
Perawat berpartisipasi dalam menggali dan memanfaatkan sumber-
sumber bagi klien.
2) Pasal 1 ayat 4
9
Sarana kesehatan adalah tempat yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
b. PP No. 32 tahun 1996 pasal 21, 22, 24
c. SK. Menkes No. 647 tahun 2000 : tentang registrasi dan praktek
keperawatan
1) BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 :
Dalam ketentuan menteri ini yang dimaksud dengan :
a) Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Surat ijin perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan
diseluruh Indonesia.
c) Surat ijin kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia.
2) BAB III perizinan,
Pasal 8, ayat 1, 2, & 3 :
a) Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan, praktek perorangan atau kelompok.
b) perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan harus memiliki SIK
c) Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus
memiliki SIPP
Pasal 9, ayat 1
SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 diperoleh dengan
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat.
Pasal 10
SIK hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan.
10
Pasal 12
a) SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 3 diperoleh
dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat.
b) SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan
ahli madya keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan
dengaan kompetensi yang lebih tinggi.
c) Surat ijin praktek Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan perawat untuk menjalankan praktek
perawat.
Pasal 13
Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan atau SIPP dilakukan
melalui penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan bidang
keperawatan, kepatuhan terhadap kode etik profesi serta
kesanggupan melakukan praktek keperawatan.
Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang untuk :
a) Melaksanakan asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
b) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (a)
meliputi: intervensi keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan dan konseling kesehatan.
c) Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
huruf (a) dan (b) harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan
yang ditetapkan organisasi profesi.
d) Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakuakn berdasarkan
permintan tertulis dari dokter.
11
a) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa pasien/perorangan,
perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15.
b) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
Pasal 21
a) Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantum
SIPP di ruang prakteknya.
b) Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktek.
Pasal 31
Perawat yang telah mendapatkan SIK atau SIPP dilarang :
a) Menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin
tersebut.
b) Melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.
c) Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan
darurat atau menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada
tenaga kesehatan lain, dikecualikan dari larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 butir a
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik
keperawatan yang harus dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan
untuk membantu perawat melakukan validasi mutu dan mengembangkan
keperawatan. Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien.
Digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang
diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan.
Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas
dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Kegunaan standar
praktek keperawatan yaitu bisa digunakan sebagai acuan pencapaian dibidang
pendidikan, puskesmas dan rumah sakit.
Standar praktek keperawatan terdiri dari standar praktek profesional
dari standar kinerja professional. Standar praktek professional terdiri dari
pengkajian, diagnosa perawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan,
evaluasi. Sedangkan standar kinerja professional terdiri dari jaminan mutu,
pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan
pemanfaatan sumber-sumber.
Sumber-sumber praktik keperawatan ada tiga sumber informasi utama
untuk mengembangkan standar yaitu: penelitian, keputusan kelompok
ahli/spesialis, observasi cara praktek keperawatan actual.
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program
Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memahami konsep
tentang Konsep Standar Praktik Keperawatan dengan baik serta hubungannya
dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar
mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat
memiliki kompetensi yang tinggi dalam hal tersebut. Serta mampu
13
menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan ataupun
komunitas.
14
DAFTAR PUSTASKA
15