Anda di halaman 1dari 26

PERBEDAAN EFEKTIFITAS BUAH NAGA MERAH DAN DISCLOSING

SOLUTION SEBAGAI BAHAN IDENTIFIKASI PLAK PADA SISWA


KELAS IV SD PERUMNAS KRAPYAK SEMARANG TAHUN 2012

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Ahli Madya (D-III) Keperawatan gigi

Disusun oleh :
SURIA WIRIA
NIM. P1.42.52.1.20.39

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
SEMARANG
2012
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat,

baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes, 2009). Kesehatan

yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi

dan mulut. Kebanyakan orang menomor duakan kondisi kesehatan gigi. Namun

perlu diingat bahwa gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita

yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh

lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari (Pratiwi, 2007).

Masalah utama kesehatan gigi dan mulut di Indonesia adalah keadaan

kebersihan gigi dan mulut yang kurang memenuhi syarat kesehatan, sehingga

tingginya penyakit karies gigi dan penyakit periodontal (Depkes, 2008).

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) prevalensi karies

sebesar 90,05%, sedangkan prevalensi penyakit periodontal 96,58%. Proses

terjadinya karies diawali dengan terbentuknya plak. Plak merupakan deposit lunak

yang membentuk lapisan biofilm dan erat pada permukaan gigi, gusi, serta

permukaan keras lainnya dalam rongga mulut (Carranza dan Newman, 2002).

Bakteri yang terkandung didalam plak diantaranya adalah Streptococcus

mutans, streptococcus bovis, streptococcus sanguis, streptococcus salivarius.


Suasana lingkungan pada lapisan plak masih bersifat aerob sehingga

mikroorganisme aerob dan fakultatif yang dapat tumbuh dan berkembang biak.

Jadi, pada tahap awal ini bakteri yang dapat tumbuh adalah jenis kokus dan

basilus yang fakultatif (Neisseria, Nocardia dan Streptococcus).

Perkembangbiakan bakteri membuat lapisan plak bertambah tebal dan karena

adanya hasil metabolisme dan adhesi dari bakteribakteri pada permukaan luar

plak, lingkungan dibagian dalam plak berubah menjadi anaerob (Putri dkk,2011).

Dalam bukunya, Wolf dan Haasell (2006) menuliskan bahwa Sreptococcus alpha

haemoliticus adalah kolani primer plak gigi, bakteri tersebut berperan dalam tahap

awal pembentukan plak.

Identifikasi keberadaan plak tidak tampak bila dilihat secara visual sebab

berwarna bening (Ircham, 2005). Cara untuk mengetahui adanya plak yang berupa

lapisan bening dengan memakai bahan pewarna plak. Bahan pewarna plak berupa

cairan, tablet. Salah satu bahan pewarna plak berupa cairan Disclosing Solution

(Ircham,2005). Sedian bahan disclosing solution berupa dalam bentuk cairan atau

tablet, disebut disclosing solution atau disclosing tablet dan bersifat

memperjelas plak di dalam mulut (Yuwono L, 1989).

Disclosing solution mengandung bahan kimia diantaranya Kalium dodida

1,6 gram, Kristal Jodium 1,6 gram, Air 13,4 mI, dan Glisein untuk mendapatkan

larutan sebanyak 30 ml. Kekurangan penggunaan disclosing solution

menimbulkan efek samping bila digunakan terus menerus yaitu timbulnya stain

(Forrest, 1995). Menurut Grossman (1995), stain adalah deposit berpigmen pada
permukaan gigi yang merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan

peradangan pada gingival.

Untuk mengetahui volume atau banyak sedikitnya keberadaan plak, maka

penilaian plak menggunakan indeks plak PHP. Menurut Putri, dkk, (2010) indeks

plak dapat dihitung berdasarkan jumlah permukaan indeks plak yang terjadi

pewarnaan dari bahan identifikasi plak. Semakin banyak pewarnaan yang terjadi

pada permukaan gigi menandakan semakin banyak pula keberadaan plak pada

permukaan gigi tersebut (Putri, dkk, 2010).

Buah naga (Dragon Fruit) merupakan buah pendatang yang banyak

digemari oleh masyarakat karena memiliki khasiat dan manfaat serta nilai gizi

cukup tinggi. Jenis buah naga yang telah dibudidayakan ada emat, antara lain

Buah Naga Daging Putih (Hylocereus undatus), Buah Naga Daging Merah

(Hylocereus polyrhizus), Buah Naga Daging Super Merah (Hylocereus

costaricensis), dan Buah Naga Kulit Kuning Daging Putih (Selenicereus

megalanthus) (Kristanto, 2009). Kandungan yang terdapat dalam buah naga

merah terdapat betakaroten termasuk salah satu senyawa pembentuk vitamin A

(Abidin,2004). Sedangkan menurut Putri, dkk (2010), salah satu syarat disclosing

solution sebagai zat warna plak adalah warnanya harus kontras dengan warna gigi

yang ada didalam mulut.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian sederhana

guna mengetahui efektifitas Buah Naga Daging Merah (Hylocereus polyrhizus),


sebagai bahan disclosing solution (bahan identifikasi plak) pada Siswa Kelas V

SD Krapyak Semarang

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut : Apakah ada Perbedaan Efektifitas Buah Naga Berdaging (Hylocereus

polyrhizus) Merah dapat digunakan sebagai bahan disclosing solution (Bahan

Kimia) bahan identifikasi plak pada Siswa Kelas IV SD Krapyak Semarang?.

C. Keaslian Peneliti

Penelitian ini belum pernah dilakukan tetapi mempunyai kemiripan

dengan karya tulis ilmiah Dwi Wahyuni 2009 meneliti tentang Efektifitas Buah

Naga Berdaging Merah Sebagai Bahan Pewarna Plak (disclosing solution)

pada Siswa Kelas VI SD Marsudirini Semarang tahun 2012.. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel, waktu

penelitian, sampel penelitian, populasi, tempat dan metode.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui Perbedaan Efektifitas buah naga berdaging merah (Hylocereus

polyrhizus) dan Bahan Disclosing Solution (Bahan Kimia) Sebagai Bahan

Identifikasi Plak pada Siswa Kelas IV SD Krapyak Semarang.

2. TujuanKhusus
a. Mengetahui indeks plak setelah pengolesan sari buah naga berdaging

merah (Hylocereus polyrhizus) pada Siswa Kelas IV SD Krapyak

Semarang.

b. Mengetahui indeks plak setelah pengolesan disclosing solution pada gigi

Siswa Kelas IV SD Krapyak Semarang.

E. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan secara langsung dalam melakukan

penelitian.

b. Bagi Akademis

Hasil penelitian di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan acuan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.

c. Bagi Mahasiswa JKG

Sebagai sumber bacaan untuk menambah pengetahuan mahasiswa.

d. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan motivasi dan pengetahuan

pada masyarakat tentang perkembangan ilmu kesehatan khususnya dalam

bidang kesehatan gigi.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Plak
1. Pengertian Plak

Plak adalah lapisan tipis dari mikroorganisme, sisa makanan dan bahan

organik yang terbentuk di gigi, kadang-kadang juga ditemukan pada gusi dan

lidah. Plak merupakan sekumpulan berbagai macam mikroorganisme pada

permukaan gigi mulai erupsi dengan cepat akan dilindungi lapisan tipis

glikoprotein yang disebut aequired pellicle. Glikoprotein di dalam air ludah akan

diserap dengan spesifik pada hidroksiaptit dan melekat erat pada permukaan gigi

(Roeslan, 2002). Dan salah satu faktor resiko karies yang mengandung bakteri.

Bakteri tersebut akan menghasilkan asam yang dapat melarutkan lapisan email

gigi, sehingga lama-kelamaan terbentuklah lubang gigi. Bakteri ini juga dapat

menyebabkan radang gusi (Yuwono, 1991).

Plak gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam

mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler yang

terdiri atas polisakarida ekstraseluler dan protein saliva. Sekitar 80% dari berat

plak adalah air, sementara jumlah mikroorganisme kurang lebih 250 juta per mg

berat basah. Selain terdiri atas mikroorganisme juga terdapat sel-sel epitel lepis,

leukosit, partikel-partikel sisa makanan, garam anorganik yang terutama terdiri

atas kalsium, fosfot dan fluor (Putri, dkk, 2010).


Tujuh puluh persen (70%) plak terdiri dari mikroba dan sisa-sisa produk,

ekstraseluler dan bakteri plak, sisa sel dan derivate glikoprotein. Protein,

karbohidrat, dan lemak juga dapat ditemukan dalam plak. Karbohidrat yang

paling sering dijumpai adalah produk bakteri dekstran juga levan dan galaktose.

Komponen organik utama adalah kalsium, fosfor, magnesium, potasium dan

sodium. Kandungan garam anorganik tertinggi pada permukaan lingual insisivus

bawah, ion kalsium ikut membantu perlekatan antara bakteri dengan pelikel

(Manson dan Eley, 1993).

Menurut Ircham (2005), menyatakan bahwa cara pemakaian bahan untuk

melihat plak adalah sebagai berikut :

1. Berupa Larutan (disclosing solution)


Ambil larutan disclosing solution dengan pipet, kemudian teteskan

dibawah lidah dan ratakan pada seluruh permukaan gigi.


2. Berupa Tablet (disclosing tablet)
Kunyah tablet sampe hancur, kemudian ratakan keseluruh permukaan gigi.

Menurut Suriawiria (2005) dalam Basuki (2012), menyatakan bahan untuk

melihat plak, yaitu:

1. Berupa Tablet (Tablet disclosing solution yang bewarna merah muda).


Dr. Sumter Amim memperkenalkan bahan yang ada di Amerika dikenal

sebagai disclosing solution wafer yang pada dasarnya merupakan tablet

dari pewarna makanan (eritrosin) yang resminya disebut FDC red no 3

6% larutan dalam air.


a. Bahan 1 Fuhsin Basa 6 Gram, dan Etil Alkohol 95%. 100 mI fuhsin basa

dan larutan dengan bahan dasar Iodine (Kalium Jodida, Kristal Jodium)
adalah zat warna yang digunakan yang digunakan untuk mengetahui

struktur, morfologi dan sifat kimia bakteri. Karena bakteri bersifat

tranparan, berukuran kecil sehingga tidak dapat dilihat secara langsung.

Semua zat warna ini bekerja baik pada bakteri karena zat warna ini

menghasilkan ion warna yang mempunyai muatan positif dan juga bakteri

yang mempunyai muatan negative. Pemberian warna pada bakteri atau

jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu

pewarnan pada lapisan tipis atau olesan dinamakan pewarnaan sederhana.

b. Bahan 2 (Larutan dengan bahan dasar Iodine).

Rumusan Larutannya adalah sebagai berikut: kalium jodida 1,6 gram, Air

13,4 mI dan Glisein secukupnya untuk mendapatkan larutan sebanyak 30

ml. Keuntungan dengan bahan dasar Iodine adalah dapat yang dramatis.

Plak mengalami perubahan warna (coklat atau hitam) dan daerah yang

berubungan dengan peradangan ginggiva akan terlihat berwarna gelap, jadi

akan sangat mudah untuk memperlihatkan efek plak. Perubahan warna

akan hilang dalam waktu beberapa menit saja. Tipe bahan pewarna ini

sangat ideal untuk pembuatan foto klinis. Keuntungan lain yang penting

adalah harganya yang murah. Larutan tersebut dapat dibuat oleh apotik

lokal sedang kedua kekurangannya adalah : ada beberapa pasien yang

alergi terhadap produk yang mengandung Iodone. Ada pula yang tidak

menyukai rasanya.
Menurut Putri, dkk (2010), menyatakan proses pembentukan plak dapat

terjadi apabila terdapat faktor-faktor penunjang hadirnya beberapa bakteri yang

secara aktif menghasilkan zat-zat metabolisme. Menurut Hoag dan Pawlak (1990)

dalam Mustofa (2014), secara garis besar faktor-faktor penunjang ini dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Lingkungan fisik, yaitu berdasarkan :


a. Anatomi dan posisi gigi

Pada bentuk gigi yang mempunyai banyak fisur dan pit akan lebih

mudah terbentuknya plak, selain itu posisi gigi yang tidak beraturan akan

menyulitkan dalam pembersihan sehingga sisa makanan akan mudah

tersimpan dan menyebabkan plak semakin menebal.

b. Anatomi dan jaringan sekitar gigi

Gigi yang jaringan pendukungnya mengalami kelainan seperti

terdapatnya poket akan memudahkan sisa makanan menumpuk

sehingga plak akan mudah terbentuk.

c. Struktur permukaan gigi

Permukaan gigi yang terdapat tambalan seperti pada tambalan

kelas II yang sampai ke permukaan servikal gigi, ataupun restorasi lainnya

seperti mahkota dan jaket, apabila permukaannya masih kasar karena tidak

dipoles ataupun karena pemasangannya tidak benar akan menyebabkan

retensi sisa makanan pada tambalan tersebut atau pada batas antara
mahkota dan jaket dengan permukaan servikal gigi, dan akhirnya

menumpuk dan terbentuklah plak.

2. Waktu

Lamanya sisa makanan yang tertinggal menetukan terjadi atau

tidaknya suatu plak. Semakin lama waktunya akan semakin mudah

terbentuk plak.

3. Terdapatnya bakteri yang berasal dari saliva, cairan gusi dan diet

Peran bakteri sangat besar dalam pembentukan plak, sebab tanpa bakteri

maka pembentukan plak akan terhambat. Plak akan terbentuk pada manusia dan

hewan yang makanannya melalui lambung, walaupun dalam jumlah yang kecil.

Masih diperdebatkan apakah frekuensi makanan atau jumlah asupan makanan

mempengaruhi jumlah deposit plak, demikian juga plak bakteri memang

menggunakan nutrient yang dapat berdifusi dengan mudah ke dalam plak,

misalnya larutan gula, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan laktosa. Serat mungkin juga

berfungsi sebagai substrat bakteri (Manson dan Eley, 1993).

Sriyono (2011), menyatakan bahwa indeks plak PHP adalah angka yang

menunjukkan jumlah total sekor plak pada gigi yang diperiksa dibagi jumlah

seluruh permukaan gigi yang diperiksa.

Cara pemeriksaan klinis pada plak yang ditentukan berdasarkan indeks

plak PHP (Sriyono, 2011) adalah sebagai berikut :


Digunakan bahan pewarna gigi yang bewarna merah (disclosing solution)

untuk memeriksa plak yang terbentuk pada permukaan mahkota gigi.

Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial atau

lingual dengan membagi lima permukaan gigi menjadi lima subdevisi.

Gambar 1. Indeks plak (Sriyono, 2011)

Pengukuran dengan memakai skor plak :

0 = tidak ada plak pada gigi

1 = terdapat plak pada <1/3 permukaan gigi

2 = terdapat plak pada 1/3-2/3 permukaan gigi

3 = terdapat plak pada >2/3 permukaan gigi

Skor tiap gigi dapat diperoleh dari perhitungan (Suryono, 2011):


B. Buah Naga
Buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika

Selatan.Namun, seiring dengan perkembangannya, buah naga banyak

dibudidayakan di Negara Asia yang sudah melakukan pembudidayaan secara

besar-besaran adalah Vietnam dan Thailand.Taiwan, Filipina,Indonesia, dan

Malaysia juga mulai meningkatkan budidaya tanaman ini.Indonesia memiliki

potensi yang besar untuk membudidayakan tanaman untuk ekspor. Hal ini

disebabkan Indonesia memiliki iklim tropis, sesuai dengan iklim yang dibutuhkan

tanaman ini tumbuh dengan baik.

1. Klasifikasi buah naga

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Cactales

Famili : Cactaseae
Subfamili : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies : a. Hylocereus undatus (daging putih)

b. Hylocereus polyrhizus (daging merah)

Gambar 2. Buah Naga merah (Kristanto, 2005)

Tabel 1.(a) Kandungan Nilai Gizi per 100 gr Buah Naga Merah

Zat Jumlah (per 100 gram)


Air (gr) 82,5 83
Protein (gr) 0,159 0,229
Lemak (gr) 0,21 0,61
Serat Kasar (gr) 0,7 0,9
Karoten (mg) 0,005 0,012
Kalsium (mg) 6,3 8,8
Fosfor (mg) 30,2 36,1
Besi (mg) 0,55 0,65
Vitamin B1 (mg) 0,28 0,043
Vitamin B2 (mg) 0,043 0,045
Vitamin B3 (mg) 0,297 0,43
Vitamin C (mg) 89
Thiamine (mg) 0,28 0,030
Ribolflavin (mg) 0,043 0,044
Niacin (mg) 1,297 1,300
(Sumber : Taiwan Food Develop and research Authoritis tahun 2007)

C. Manfaat Buah Naga

Buah naga selain rasanya nikmat dan segar, diyakini memberikan manfaat

bagi kesehatan karena memiliki kandungan unsur-unsur yang bermanfaat untuk

menjaga kesehatan. Bagian buah naga dapat terdiri dari kulit buah, daging buah,

dan biji. Kulit dan daging dapat digunakan sebagai pewarna makanan dan

buahnya dikonsumsi sebagai produk pangan, dan bijinya dimanfaatkan dalam

pengembangbiakan secara generatif. Kegunaan dan manfaat buah naga

dianataranya sebagai berikut :

a. Menghambat Penuaan Dini

Antioksidan yang terkandung dalam buah naga ini dapat menghambat

proses penuan dini yang bisa dialami oleh seseorang yang setiap harinya

terpapar oleh polusi udara. Kandungan yang terdapat dalam buah naga

akan mengeluarkan racun dalam tubuh secara selektif, sama efektifnya

dengan buah apel.


b. Mencegah Kanker

Antioksidan selain berguna untuk menghambat penuaan dini juga

terbukti ampuh untuk mencegah tumbuhnya sel kanker dalam tubuh

manusia. Buah yang memiliki rasa hambar sedikit manis dengan biji kecil

yang dapat dikonsumsi oleh semua lapisan usia. Namun, ada juga

seseorang yang tidak menyukai buah lembek ini.

c. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Vitamin C yang terkandung di dalam buah naga cukup tinggi itulah

sebabnya mengapa buah ini sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak dalam

masa pertumbuhanya. Bila Anda sering terkena flu khususnya disaat

perubahan musim yang tidak menentu seperti sekarang ini sebaiknya

mengkonsumsi buah naga secara teratur setiap harinya.

d. Meningkatkan Nafsu Makan

Jika saat ini Anda sedang mengalami masa dimana nafsu makan turun

sebaiknya mengkonsumsi buah naga. Selain kandungan Vitamin C yang tinggi

ternyata didalam buah naga juga terkandung Vitamin B1 dan B2 yang sudah

sejak lama diandalkan oleh dunia pengobatan sebagai penambah nafsu makan

khususnya dalam masa penyembuhan dari penyakit.


e. Menurunkan Kadar Kolesterol

Selain Vitamin B1 dan B2 buah nga juga banyak menyimpan Vitamin

B3 yang jika dikonsumsi secara teratur dapat menurunkan kolesterol dalam

darah secara efektif. Jika kolesterol darah menurun mak seseorang akan

dijauhkan dari yang namanya gangguan peredaran darah dan jantung.

f. Memperkuat Tulang dan Gigi

Kandungan fosfor dan kalsium dalam buah naga sangat melimpah,

maka dengan mengkonsumsi buah naga secara teratur keadaan tulang dan gigi

akan jauh lebih baik. Bagi Anda yang menginjak usia senja sebaiknya

mengkonsumsi buah naga karena dapat mencegah terjadinya tulang atau

osteoporosis.

g. Mencegah Diabetes mellitus

Saat ini penyakit degeneratif merupakan momok tersendiri bagi

seseorang yang setiap harinya mengkonsumsi makanan tidak sehat. Apalagi

orang tersebut menjalani kehidupan dengan pola hidup tidak sehat,

kemungkinan besar dimasa tuanya akan mengalami penyakit degenerative

yang saat ini jumlahnya semakin meningkat mengalahkan penyakit infeksi.

Jika Anda sadar akan hal itu dan takut terjangkit Diabetes Melitus sebaiknya

mulai dari sekarang mengkonsumsi buah nga karena didalamnya terdapat zat

yang efektif untuk mengurangi kadar gula dalam darah.

h. Merawat Kesehatan Mata


Vitamin A sangat dibutuhkan untuk menjaga mata agar tetap sehat.

Namun, didalam buah naga terdapat Karoten yang bermanfaat atas kesehatan

mata yang sangat baik bila dikonsumsi secara teratur setiap hari.

i. Merawat Jantung agar tetap sehat

Selain olahraga teratur mengkonsumsi makanan sehat juga dibutuhkan

untuk menjaga kesehatan jantung. Jika Anda bingung menentukan buah apa

yang sehat untuk jantung, sebaiknya anda memilih buah naga untuk jadi

salah satu menu maknan sehat Anda mulai sekarang. Kandungan Vitamin

C, B1, B2 dan B3 didalam buah naga ini sangat baik untuk kesehatan

jantung (Kristanto, 2005).

D. Hubungan Buah Naga Merah dengan Plak

Lapisan plak yang menempel pada yang menempel pada permukaan gig

mempunyai warna yang sama dengan warna gigi, sehingga kurang terlihat jelas

pada saat dilakukan pemeriksaan klinis. Zat yang digunakan untuk melihat

biasanya mempunyai warna kontras dengan warna gigi. Dengan menggunakan

disclosing atau zat pewarna dapat dengan mudah memberitahu atu mengarahkan

pasien akan adannya plak dan dapat menunjukkan bersih tidaknya hasil

penyikatan gigi yang telah dilakukannya. Syarat disclosing agent sebagai zat

pewarna plak adalah : (1) Dapat memberi warna terhadap plak secara selektif

sehingga tidak mempengaruhi daerah gigi dan daerah sekitar gigi yang bersih, (2)

Tidak mengubah warna dari struktur mulut yang lain, seperti pipi bibir dan lidah,

(3) Tidak boleh mempengaruhi rasa, (4) Tidak memberi efek yang berbahaya bila

tertelan dan tidak boleh menimbulkan reaksi alergi (Yuwono,1989).


Banyak buah dan sayuran yang berpotensi sebagai sumber bahan pewarna

alami, salah satunya yaitu Buah naga berdaging merah (Hylocereus polyrhizus)

yang aman dikonsumsi, selain itu buah ini mengandung zat antosianin.

Antosianin merupakan pigmen berwarna alami. Antosianin adalah salah satu

pewarna alami yang telah digunakan dalam system pangan (Yanti, 2012). Cara

yang digunakan untuk dapat melihat plak pada gigi adalah dengan menggunakan

zat warna.

E. Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu

golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya

anak yang berusia 7-12 tahun

1. Karakteristik

Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik

mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-

batasan norma.

Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti

pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi,

perkembangan kepribadian, serta asupan makanan (Yatim, 2005). Ada

beberapa karakteristik lain anak usia ini adalah sebagai berikut :


a. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
b. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
c. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya Anak akan banyak berada

di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5 jam.


Aktivitas fisik anak semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah,

bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak tidak

memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi pengambilan

cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi lebih

kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).

Pada usia sekolah dasar anak akan mencari jati dirinya dan akan sangat

mudah terpengaruh lingkungan sekitarnya, terutama teman sebaya yang

pengaruhnya sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan

temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

DISCLOSING
(bahan kimia)
PLAK

Sari Buah Naga Merah


Variabel bebas

Variabel Terikat

B. Pertanyaan Penelitian
Apakah ada perbedaan efektifitas Buah naga berdaging merah (Hylocereus

polyrhizus) dan bahan disclosing solution (bahan kimia) sebagai bahan identifikasi

plak ?.

C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimental Research

atau percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Notoatdmojo, 2010).Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest Only Desaign.

Dengan rancangan ini, hanya memberikan informasi yang bersifat deskriptif.

Bentuk rencana penelitian tersebut digunakan sebagai berikut :

Table 1 bentuk Rencana Penelitian


Eksperimen Posttest
X OA
Y OB
Keterangan :

X : Perlakuan pengolesan cairan sari ubi jalar ungu pada seluruh

permukaan gigi.

Y : Perlakuan pengolesan cairan larutan disclosing solution pada


seluruh permukaan gigi.

0A : Obsevasi apakah plak dapat terlihat atau tidak terlihat, setelah

pengolesan pada seluruh permukaan gigi dengan cairan sari buah naga
merah.

0B : Obsevasi apakah plak dapat terlihat atau tidak terlihat, setelah

pengolesan cairan larutan disclosing solution.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi Siswa Kelas IV SD Krapyak semarang yang

berjumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2007). Apabila subjek kurang dari 100 maka diambil semua

menjadi sampel, dan disebut penelitian populasi jika jumlahnya lebih dari 100

maka dapat diambil 10% 20% atau lebih. Dalam penelitian ini diambil semua,

karena subyeknya kurang dari 100. Jadi jumlah sampelnya kurang lebih sebanyak

30 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tehnik sampel random yaitu merupakan cara pengambilan sampel dimana di


dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam

populasi sehingga semua subyek dianggap sama (Arikunto, 2006).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :

1. Data primer adalah sumber data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

secara langsung terhadap objek penelitian dengan pemeriksaan indeks plak

PHP pada Siswa Kelas IV SD Krapyak Semarang


2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku atau reverensi,

jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul ini.

F. Alat dan Bahan


1. Alat Ukur
a. Alat Ukur Penelitian
1) Lembar Pemeriksaan
b. Alat Pendukung penelitian
2) Oral Diagnostik Set
2) Alat tulis
3) Bak instrumen
4) Sterilisator
5) Korentang
2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Aquadest
c. Benicide
d. Buah Naga Berdaging Merah
e. Hand Scoen
f. Handuk kecil
g. Juicer
h. Kapas
i. Pisau
j. Tissue
k. Sikat gigi

G. Jalan Penelitian
1. Persiapan
a. Perizinan dari Lembaga Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.


b. Perizinan dari Lembaga SD Krapyak Semarang.
c. Alat ukur pemeriksaan
d. Alat tulis
e. Alat dan bahan
2. Pelaksanaan
Pada penelitian ini akan dilaksanakan di SD Krapyak Semarang

dengan menggunakan sari buah naga merah, cairan yang dihasilkan dari

pemanasan atau penghancuran buah naga merah segar yang telah masak.

Cara pengambilan sari buah naga yaitu sebanyak 400 gram dipisahkan dari

kulitnya, setelah dikupas mendapatkan berat sebanyak 200 gram,

kemudian diparut/diblender sampai halus (tanpa campuran gula dan air),

setelah diparut/diblender kemudian disaring dan diambil sarinya

didapatkan berat sebanyak 75 ml. Kemudian oleskan cairan sari buah naga

merah ke gigi secara merata ke seluruh gigi kalau sudah jangan berkumur

dulu, ambil kaca dan lihatlah, apakah plak dapat dilihat atau tidak terlihat.
Cara pemeriksaan klinis pada plak yang ditentukan berdasarkan indeks

plak PHP adalah sebagai berikut :

1. Digunakan bahan pewarna gigi yang bewarna merah untuk memeriksa

plak yang terbentuk pada permukaan mahkota gigi.

2. Pemeriksaan plak dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial

atau lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima

subdivisi. Gigi indeks dan permukaan gigi yang di ukur:

Tabel. 2 Gigi indeks dan permukaan gigi yang di ukur

RA : buccal + palatal RA : labial + palatal RA : buccal + palatal

16 11 26

RB : buccal + lingual RB : labial + lingual RB : buccal + lingual

46 31 36

H. Definisi Oprasional
I. Analisa Data

Data-data yang diperoleh setelah dilakukan eksperimen, selanjutnya cara

analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu dengan mendeskripsikan

variebel sari ubi jalar ungu dan disclosing solution sebagai bahan pewarna plak

dalam bentuk tabel. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan sari ubi jalar ungu

dan cairan larutan disclosing solution sebagai bahan pewarna plak digunakan

grafik.

Anda mungkin juga menyukai