Anda di halaman 1dari 2

Mengusir Kecemasan Saat Memulai Kerja Baru

Kontributor: CDC-FTUI (15.04.2003 14:03)

Mencari pekerjaan adalah satu kesukaran, namun memperoleh pekerjaan juga kerap mendatangkan
kecemasan. Bagaimana sebaiknya memulai pekerjaan baru?

Ketika seseorang diterima sebagai karyawan baru sebuah perusahaan, perasaan senang dan bangga
mungkin menghampirinya. Senang bisa jadi karena pekerjaan yang diinginkan berhasil diraih. Bangga
lantaran status pengangguran yang sempat menghantui sirna sudah. Tapi, perasaan lain bisa saja
muncul, seperti cemas atau bertanya-tanya tentang kemampuan diri dalam menerima tanggungjawab
baru.

Perasaan itu biasa dialami banyak orang ketika memasuki dunia kerja yang baru. Apalagi bagi mereka
yang baru saja lulus sekolah dan untuk pertama kali masuk dunia kerja. Lebih-lebih di sebuah
perusahaan yang cukup mapan dengan nama yang tak perlu diragukan. Berbagai perkiraan menghiasi
hari-hari menjelang masuk kerja. Sejumlah psikolog mengatakan, kondisi ini bukan sesuatu yang perlu
ditakutkan karena merupakan kewajaran.

Apa yang perlu dilakukan ketika mengawali sebuah pekerjaan baru kerap menjadi tema pokok pikiran.
Dan, itu memang harus dilakukan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya
setiap pekerja baru meminta informasi sebanyak mungkin tentang lingkungan kerjanya. Bagaimana
pun, lingkungan kerja, termasuk teman, akan berpengaruh banyak pada langkah berikutnya.

Selanjutnya ada baiknya pekerja lebih dahulu mempelajari produk perusahaan, filosofi yang dianut,
serta cara kerja yang biasa berlaku di lingkungan baru. Ada kalanya upaya ini memakan waktu dan
banyak yang tidak terlaksana. Biasanya waktu dua minggu cukup untuk melakukan perkenalan awal
terhadap lingkungan dan rekan kerja yang menjadi mitra. Meski harus melakukan adaptasi lingkungan,
seorang pekerja tidak perlu "menghilangkan" dirinya sebagai sosok pribadi yang utuh. Rasakanlah
apakah anda merasa familiar sejak pertama melihat rekan-rekan kerja?

Saat pertama kali masuk, seseorang harus menampakkan rasa percaya diri, karena hal itu akan
berdampak pada perilaku dan sikap selama berada dalam lingkungan kerja. Perasaan gelisah dan cemas
justru menambah kesulitan dalam melakukan adaptasi. Untuk memudahkan itu, cobalah dengan sikap
ramah dan senyum pada rekan kerja baru, tak terkecuali kepada resepsionis dan office boy. Langkah itu
akan memudahkan anda untuk merasa dekat dan saling menghargai antarkaryawan di kantor.

Pada saat seperti itu seorang pekerja baru harus lebih aktif memperkenalkan diri. Jangan segan untuk
mencoba menjalin komunikasi dari hal-hal kecil agar suasana hidup terbangun. Cairnya suasana akan
banyak membantu kesulitan yang hampir pasti dialami pekerja pemula. Yang lebih penting lagi, awal
yang baik adalah modal penting untuk kelanjutan kerja seseorang. Lembaga Career Center di
University of Baltimore, AS. menyebutkan masa itu sebagai masa penentuan apakah seseorang bisa
melanjutkan kerjanya atau harus mencari lingkungan lain.
Pelajaran pertama sebagai seorang pekerja baru tadi mungkin berbeda untuk masing-masing orang. Ada
yang cukup membutuhkan waktu satu minggu sebagai proses adaptasi. Ada pula yang memerlukan
waktu satu bulan penuh. Namun, jika proses adaptasi tidak terlaksana dalam tiga bulan pertama, tentu
ada persoalan serius yang perlu dicari jalan keluarnya. Bagi seorang pekerja, masa tiga bulan biasanya
menjadi ukuran keberhasilan adaptasi terhadap lingkungan kerjanya yang baru.

Persoalan nyata yang harus dipikirkan kemudian ialah pekerjaan. Setiap orang tampaknya memiliki
hasrat untuk berbuat yang terbaik. Pertanyaannya kemudian apakah memang pekerjaan yang diberikan
cocok dengan yang menjalakannya? Nah, ada baiknya upaya mencapai yang terbaik itu dilakukan,
meski tidak harus sampai kelebihan dosis, yang justru menimbulkan persoalan baru.

Sejumlah psikolog menyarankan, hadapilah kesulitan dengan senyuman dan sikap bersahabat.
Kesulitan tak perlu ditunjukkan dengan kening berkerut. Cari tahu apa penyebab kesulitan itu,
sampaikan kepada mitra atau atasan agar segera dicarikan jalan keluarnya. "Malu bertanya, sesat di
jalan," kata pepatah. Untuk itu, perlu diketahui siapa yang menjadi supervisor ats tugas yang sedang
anda jalankan.

Sebagai bagian dari sebuah komunitas, seorang pekerja perlu mendengarkan dengan seksama apa yang
menjadi topik pembicaraan rekan-rekannya. Hanya saja, ketika memasuki persoalan gosip, hendaknya
ia bisa menahan hati untuk tidak melibatkan diri. Nasihat ini barangkali bermanfaat bagi anda: "Pekerja
baru jangan sekali-kali menjadi kontributor gosip yang belum jelas kemana arah tujuannya." (source:
arif firmansyah)

Anda mungkin juga menyukai