3 - Adian Husaini
3 - Adian Husaini
MENIMBANG KEMBALI
KONSEP DEMOKRASI
Adian Husaini
Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations/INSISTS
ABSTRACT
This article challenges democracy, saying that it originated from the West. It cites
ideas propagated by several ortodox Muslim thinkers who are mainly disagree
with democracy. First, that democracy is basically Western bestseller-product
offered to the Muslim world. Second, that it is a secular and worldly system that
contradicts with the basic mores of Islam stated in Quran and Sunnah. This article
urges that the perfect-system shall be the celebration of the bliss of Heaven. Third,
that the absoulute authority is in the hand of people. It believes on the supremacy
of Gods authority rather than peoples. It recommends furthermore that Muslim
shall question democracy and establish a more Islamic model, without offering a
systematic research-based Islamic thought being implemented in the Muslim
world.
6
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
1
Samuel P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga (Jakarta: Pustaka Grafiti, 1997),
hal. 396-398.
2
Jean-Francois Revel, Democracy Against Itself, (New York: The Free Press, 1993), hal.
6-10.
7
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
3
Mochtar Lubis, Manusia Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hal. 29.
8
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
Ketika demokrasi telah menjadi tahun oleh Majelis Umum PBB. Pasal
barang keramat, maka diskusi tentang 24 Piagam PBB menyebutkan, bahwa
demokrasi tak banyak manfaatnya. Dewan ini mempunyai tugas yang
Sebab, itu telah dijadikan sebagai sangat vital yaitu bertanggung jawab
bagian dari aqidah; dilafalkan dan untuk memelihara perdamaian dan
dijadikan wirid tanpa dipahami makna keamanan internasional. Jika satu
yang sebenarnya. Yang menolak dan resolusi diveto oleh salah satu anggota
mengkritik demokrasi akan dicap tetap Dewan Keamanan PBB, maka
sebagai bagian dari poros setan. resolusi itu tidak dapat diterapkan.
Padahal, negara-negara yang meng- Dalam pasal 29 Piagam PBB dikatakan:
gembar-gemborkan demokrasi pun Decision of the Security Council on all
seperti AS juga tidak mau me- other matters shall be made by an
nerapkan demokrasi sepenuhnya. affirmative vote of nine members
Demokrasi hanya digunakan dan including the concurring votes of the
diterapkan jika sesuai dengan permanent members.
kepentingan mereka. Falsafah PBB yang meletakkan
Lihat saja, ketika Hamas menang sistem yang aristokratis ini menun-
Pemilu Palestina, maka AS pun me- jukkan, bahwa Demokrasi Liberal
nolak demokrasi, sebab hasilnya adalah sebuah pilihan yang tidak selalu
tidak sesuai dengan kemauan AS dan didukung oleh Barat. Jika percaya pada
Israel. Hingga kini, AS tetap mem- falsafah demokrasi, bahwa suara
bangun aliansi dengan negara-negara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi
yang tidak demokratis. Persatuan vox dei), mengapa Barat tidak mau
Bangsa-Bangsa (PBB) adalah contoh melakukan restrukturisasi PBB, yang
nyata pelanggaran demokrasi. Barat sudah berpuluh-puluh tahun dituntut
(AS dan sekutu-sekutunya) tidak oleh mayoritas negara di dunia? Dunia
percaya, bahwa umat manusia yang seringkali disuguhi tontonan ironis di
mayoritas dapat menghasilkan ke- PBB, ketika mayoritas anggota PBB
putusan yang baik buat dunia di Majelis Umum menyetujui satu
internasional, jika bertentangan resolusi, tetapi hanya karena satu
dengan kemauan mereka. Karena itu, negara anggota tetap Dewan Keamanan
sejak awal berdirinya PBB, 24 tidak setuju, maka keputusan PBB
Oktober 1945, Barat memaksakan itu menjadi tidak bergigi. Dewan
sistem aristokratik, dimana kekua- Keamanan PBB juga tidak pernah
saan PBB diberikan kepada beberapa berhasil mengeluarkan resolusi yang
buah negara yang dikenal sebagai mengecam tindakan AS. Sebab,
The Big Five (AS, Rusia, Perancis, dalam falsafah dan sistem PBB, AS
Inggris, Cina). Kelima negara inilah tidak dapat dihukum, apapun ke-
yang mendapatkan hak istimewa jahatannya. Meskipun sudah melaku-
berupa hak Veto. Lima negara ini kan kebiadaban yang luar biasa di
merupakan anggota tetap dari 15 Palestina, Israel tetap aman-aman saja.
anggota Dewan Keamanan PBB. Padahal, mayoritas dunia mengutuk
Sisanya, 10 negara, dipilih setiap dua serangan Israel ke Gaza.
9
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
4
Jennifer M. Webb (ed.), Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society, (Victoria, The
Cranlana Program, 2002), vol 2, hal. 231-240.
10
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
pemerintahan. Dan ini sekaligus sebuah krasi Liberal adalah inferior terhadap
akhir sejarah (the end of history). (A berbagai ideologi dan sistem lainnya.
remarkable consensus concerning the Tetapi, sekarang, katanya, sudah
legitimacy of liberal democracy as a menjadi konsensus umat manusia,
system of government had emerged kecuali dunia Islam, untuk menerapkan
throughout the world over the past few DEmokrasi Liberal. Ia menulis: At the
years, as it conquered rival ideologies end of history, there are no serious
like hereditary monarchy, fascism, and ideological competitors left to Liberal
most recently communism. More than Democracy. In the past, people rejected
that, however, I argued that liberal Liberal Democracy because they
democracy may constitute the end believed that it was inferior to
point of mankinds ideological monarchy, aristocracy, theocracy,
evolution and the final form of human fascism, communist totalitarianism,
government, and as such constituted or whatever ideology they happenned
the end of history.) 5 to believed in, But now, outside the
Dalam bukunya, Fukuyama Islamic world, there appears to be
memasang sederet negara yang pada a general consensus that accpets
tahun 1990-an memilih sistem demo- liberal democracys claims to be the
krasi-liberal, sehingga ini seolah-olah most rational form of government, that
menjadi indikasi, bahwa sesuai is, the state that realizes most fully
ramalan Hegel maka akhir sejarah either rational desire or rational
umat manusia adalah kesepakatan recognition. 7
mereka untuk menerima Demokrasi Pendapat Fukuyama bahwa pada
Liberal. Tahun 1790, hanya tiga masa akhir sejarah tidak ada tantangan
negara, AS, Swiss, dan Perancis, yang serius terhadap Demokrasi Liberal dan
memilih demokrasi liberal. Tahun 1848, umat manusia di luar dunia Islam
jumlahnya menjadi 5 negara; tahun telah terjadi konsensus untuk mene-
1900, 13 negara; tahun 1919, 25 negara, rapkan Demokrasi Liberal adalah
1940, 13 negara; 1960, 36 negara; 1975, merupakan statemen yang sangat
30 negara; dan 1990, 61 negara.6 debatable dan terbukti kontradiktif
Pada akhir sejarah, kata dengan sikap Barat sendiri. Dalam
Fukuyama, tidak ada lagi tantangan memandang demokrasi, Fukuyama
ideologis yang serius terhadap mengadopsi pendapat Huntington,
Demokrasi Liberal. Di masa lalu, tentang perlunya proses sekularisasi
manusia menolak Demokrasi Liberal sebagai prasyarat dari demokratisasi.
sebab mereka percaya bahwa Demo- Karena itu, ketika Islam dipandang
5
rancis Fukuyama, The End of History and the Last Man, (New York: Avon Books, 1992),
hal. xi
6
Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man, hal. 49-50.
7
Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man, hal. 211-212.
11
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
8
Samuel P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, hal. 89
9
Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man, hal. 216
12
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
Islam adalah Turki, yang secara tegas kudeta Aljazair konstitusional, tidak
menolak warisan tradisi Islam dan lain merupakan gejala penyakit gila
memilih bentuk negara sekular di awal paranoid (ketakutan tanpa dasar)
abad ke-20.10 Bernard Lewis, seorang terhadap Muslim Fundamentalis.
orientalis Yahudi, juga menulis: Ogden menulis bahwa nonsense
Without a secular state and a neutral menyatakan AS tidak dapat mem-
civil society, there can be neither pengaruhi perubahan di Aljazair.
democracy nor development. 11 Seperti disebutkan terdahulu, pasca
Banyak kritik terhadap Fuku- runtuhnya Komunisme, justru Barat
yama. Tidaklah benar, saat ini tidak ada menerapkan pandangan yang paranoid
tantangan serius secara ideologis dan berlebihan terhadap Islam. Itu
terhadap Demokrasi Liberal. Faktanya, bisa disimak dari berbagai perlakuan
pasca Perang Dingin, Islam masih yang diterima kaum Muslim yang
dianggap sebagai tantangan ideologis memasuki negara-negara Barat setelah
yang serius, sehingga negara-negara peristiwa 11 September 2001. Hanya
Barat sangat khawatir terhadap karena namanya berbau Islam, atau
munculnya negara yang menerapkan wajahnya bercorak Arab, maka
ideologi Islam. Sebab, menurut seseorang yang memasuki negara-
Huntington, Islam adalah satu-satunya negara Barat dapat menerima per-
peradaban yang pernah membuat lakuan yang tidak manusiawi. Ketaku-
Barat tidak merasa aman. Katanya: tan yang membabi buta telah menjadi
Islam is the only civilization which has satu sindroma semacam paranoid.
put the survival of the West in doubt, Barat sangat khawatir jika ada negara
and it has done at least twice. 12 yang menerapkan sistem atau hukum
Kasus dukungan Barat terhadap Islam.
pembatalan Pemilu di Aljazair yang Harian New Straits Times edisi
dimenangkan oleh FIS menunjukkan, 15 September 2004, memuat berita
bahwa Barat menganggap ada tanta- berjudul Turkish women denounce
ngan serius terhadap ideologi mereka. plans to criminalise adultary. Wanita-
Menurut Christoper Ogden (dalam wanita Turki mengecam rencana untuk
artikel View from Washington, Times, mengkriminalkan perbuatan zina.
3 Februari 1992), tindakan AS yang Diceritakan, bahwa parlemen Turki
mendukung permainan kekuasaan sedang mendiskusikan satu Ran-
antidemokrasi merupakan suatu cangan Undang-undang yang diajukan
tindakan yang sangat keliru. Sikap AS pemerintah yang isinya menetapkan
dan Perancis yang menyatakan bahwa perzinahan sebagai satu bentuk
10
Francis Fukuyama, The End of History and the Last Man, hal. 216
11
Jean-Francois Revel, Democracy Against Itself, hal. 213.
12
Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order,
(New York: Touchtone Books, 1996), hal. 209-210.
13
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
14
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
Nicholas Lash, seorang guru besar suara yang sama dengan orang
di University of Cambridge, menulis pedalaman yang tidak mengerti baca-
satu bab berjudul Beyond The End of tulis dan informasi politik. Seorang
History? dalam bukunya, The yang taat beragama disamakan hak
Beginning and The End of Religion. suaranya dengan seorang perampok,
Lash menyebut gagasan Fukuyama koruptor, pembunuh, atau pemerkosa.
tentang The End of History sebagai Kelemahan dan bahaya internal
lelucon gila tentang akhir sejarah (the demokrasi itu pernah diingatkan Plato,
mad joke of the end of history). Ia filosof Yunani Kuno. Plato (429-347 BC)
mencatat: Unfortunately, notwith- menyebut empat kelemahan demo-
standing, his wistful recognition that krasi. Salah satunya, pemimpin
The end of history will be a very sad biasanya dipilih dan diikuti karena
time with little left for human beings faktor-faktor non-esensial, seperti
(or, perhaps, white American males?) to kepintaran pidato, kekayaan, dan
do except be caretakers of the museum latarbelakang keluarga. Plato me-
of history, Fukuyama still supposes mimpikan munculnya the wisest
there to be no thinkable alternative to people sebagai pemimpin ideal di suatu
a historicist understanding of history as negara, The wisest people is the best
a tale of progress, an evolution from people in the state, who would approach
primitive to modern. 13 human problems with reason and
wisdom derived from knowledge of the
Paradoks world of unchanging and perfect ideas.
Disamping menawarkan banyak Penyair terkenal Muhammad Iqbal
kemudahan dan nilai-nilai positif juga banyak memberikan kritik
terhadap umat manusia, seperti nilai terhadap konsep pemerintahan yang
keterbukaan dan pertanggungjawaban menyerahkan keputusannya kepada
(accountibility) dalam sistem peme- massa yang berpikiran rendah. Kata
rintahan, sistem Demokrasi Liberal Iqbal, bagaimana pun, para semut
Barat pun tidak kurang mendapatkan tidak akan mampu melampui
kritik tajam, sepanjang sejarah kepintaran seorang Sulaiman. Ia
peradaban Barat sendiri. Demokrasi mengajak meninggalkan metode
Liberal bukan hanya memiliki nilai demokrasi, sebab pemikiran manusia
positif. Tetapi, demokrasi juga tidak akan keluar dari 200 keledai. Ini
menyimpan kelemahan-kelemahan ditulisnya dalam syairnya, Payam-e-
internal yang fundamental. Dalam Masyriq: Do you seek the wealth of
sistem inilah, ilmu pengetahuan tidak meaning from low natured men? From
dihargai. Orang pintar disamakan ants cannot proceed the brilliance of a
haknya dengan orang bodoh. Seorang Solomon. Flee from the methods of
profesor ilmu politik memiliki hak democracy because human thinking
13
Nicholas Lash, The Beginning and The End of Religion, (Cambridge:Cambridge
University Press, 1996), hal. 252-253.
15
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
can not issue out of the brains of two negara terkuat dan negara demokrasi
hundred asses. 14 terbesar di dunia, akhirnya justru
Tapi, benarkah demokrasi adalah diserahkan keputusannya kepada lima
pemerintahan yang dipilih mayoritas orang hakim satu lembaga tinggi
rakyat? Jika gabungan kata demos dan negara. Padahal, popular vote, suara
kratos diartikan sebagai peme- rakyat, lebih banyak berpihak kepada
rintahan oleh rakyat (government by Gore. Dengan jumlah pemilih kurang
the people), maka biasanya peme- dari 60 persen dari rakyat AS, maka
rintahan yang demokratis diindi- faktanya, Presiden AS juga hanya
kasikan dengan dukungan mayoritas didukung oleh minoritas rakyatnya.
rakyat terhadap. Namun, itulah yang Pemenangan Bush oleh Mahkamah
justru terjadi pada kasus pemilihan Agung AS itu digambarkan Bugliosi
presiden AS tahun 2000. Pada 5 sebagai like the day of Kennedy
Desember 2000, Mahkamah Agung AS assasination. 15
(US Supreme Court), memenangkan Setelah memangku jabatan
George W. Bush atas calon Demokrat, Presiden AS, kontroversi demi kon-
Al-Gore. Kasus ini telah memunculkan troversi terus merebak ke seluruh
perdebatan sengit di AS. Vincent penjuru dunia. Pada tataran global,
Bugliosi, misalnya, menulis sebuah Demokrasi pun lebih digunakan
buku berjudul The Betrayal of America: sebagai slogan dan alat kepentingan
How The Supreme Court Undermined politik. Tidak ada istilah demokrasi
The Constitution and Chose Our ketika Bush memerintahkan tentara-
President. Bugliosi mengungkap nya menduduki Irak, Maret 2003.
sebuah realitas ironis tentang demo- Puluhan tahun, AS menjadikan Irak
krasi: Pengkhianatan Amerika. sebagai sekutunya. Tapi, ketika
Bagaimana sebuah pemi-lihan kepala kepentingannya tidak terakomodir,
14
Marvin Perry, Western Civilization: A Brief History, (Boston: Houghton Mifflin Company,
1997), hal. 63. . Aristoteles (384-322 BC), murid Plato, juga menyebut demokrasi sebagai
bentuk pemerintahan buruk, seperti tirani dan oligarkhi. Tiga bentuk pemerintahan yang
baik, menurutnya, adalah monarkhi, aristokrasi, dan polity. Sebelum abad ke-18, demokrasi
bukanlah sistem yang dipilih umat manusia. Sistem ini ditolak di era Yunani dan Romawi and
hampir semua filosof politik menolaknya. Sejak abad ke-18, beberapa aspek dari demokrasi
politik mulai diterapkan di Barat. Beberapa ide ini datang dari John Locke, yang banyak
memberi sumbangan pemikiran politik terhadap Inggris dan AS. (Lihat, Sharif, M.M., History
of Muslim Philosophy, (Karachi: Royal Book Company, 1983), vol I, hal. 98-106; James A. Gould
and Willis H. Truit (ed.), Political Ideologies, (New York:Macmillan Publishing, 1973), hal. 29;
Mazheruddin Siddiqi, The Image of the West in Iqbal, (Lahore: Baz-i-Iqbal, 1964), hal. 37.
15
Vincent Bugliosi, The Betrayal of America: How The Supreme Court Undermined The
Constitution and Chose Our President, (New York: Nation Books, 2001).
16
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
16
Philip J. Adler, World Civilization, (Belmont: Wasworth, 2000), hal. 397.
17
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
17
Philip J. Adler, World Civilization, hal 311. Cerita-cerita kekejaman penjajah Kristen
Barat terhadap umat manusia, khususnya umat Muslim, tentu terlalu banyak untuk disebutkan.
Satu kisah yang jarang terbaca, misalnya, perlakuan Alfonso de Albuquerque terhadap
penduduk berketurunan Arab saat menduduki Maluku. Satu laporan menyebutkan, pasukan
de Albuquerque selalu memisahkan antara penduduk Arab dengan penduduk asli, setiap
menaklukkan suatu kota. Mereka memotong tangan kaum laki-laki dan memotong hidung dan
telinga kaum wanita yang berketurunan Arab. (Lihat, Jackson J. Spielvogel, Western Civilization,
(Belmont: Wadsworth, 2000), hal. 395.
18
Masykuri Abdillah, Demokrasi Di Persimpangan Makna: Respon Intelektual Muslim
Indonesia terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999).
18
AKADEMIKA, Jurnal Kebudayaan
Vol. 4, No. 1, November 2009 ISSN: 0216-8219
19
Mohammad Natsir, Agama dan Negara dalam Perspektif Islam, Media Dakwah, 2001),
hal. 220.
19
Menimbang Kembali
Konsep Demokratis (6-20) Adian Husaini
20