Anda di halaman 1dari 31

PETA KONSEP

BILANGAN

BILANGAN POLA BILANGAN MEMBANDINGKA OPERASI


RASIONAL N DAN BILANGAN
MENGURUTKAN

OPERASI OPERASI
BILANGAN BULAT BILANGAN
BILANGAN BILANGAN PECAHAN
BULAT PECAHAN

MENJUMLAHKAN DAN
BILANGAN BILANGAN MENGURANGKAN
CACAH BULAT NEGATIF BILANGAN BULAT MENJUMLAHKAN
DAN
MENGALIKAN DAN MENGURANGKA
MEMBAGI BILANGAN N BILANGAN
BULAT PECAHAN

BILANGAN NOL 0 MENGALIKAN DAN


MEMBAGI BILANGAN
PECAHAN

BILANGAN BULAT POSITIF ATAU


BIALNAGAN ASLI

1
BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG
Konsep bilangan memiliki keterkaitan yang erat dalam kehidupan sehari-hari.
Saat berbelanja ke pasar, kita melakukan transaksi jual beli . Saat terjadinya proses
transaksi tersebut yang menyebabkan kita harus memahami tentang pengoperasian
pada bilangan.
Mungkin kita pernah mendapat sebuah kue . Dan kue tersebut ingin dibagikan
kepada 5 orang secara merata. Maka berapa bagian kue yang akan didapat 1 orang.
Jawabannya adalah 1/5 bagian. Disini kita menerapkan konsep pembelajaran pecahan
Di Indonesia, konsep bilangan bulat dan pecahan sudah mulai dipelajari saat
memasuki jenjang sekolah dasar dan lebih diperdalam di jenjang Sekolah Menengah
Pertama. Mengapa perlu diperdalam?. Karena begitu pentingnya materi bilangan bulat
dan pecahan yang mengharuskan lembaga pendiidkan wajib untuk menanamkan
pemahaman akan bilangan bulat dan pecahan kepada peserta didik.
Untuk peserta didik usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama,
alangkah lebih baik untuk mengajarkan materi ini dengan menggunakan media
pembelajaran, karena peserta didik cenderung masih berada pada tahap operasi
konkret.
Oleh karenanya, pada makalah ini akan dikupas pengertian, konsep, serta
pengoperasian pada bilangan bulat dan pecahan.

B RUMUSAN MASALAH.
1 Apakah pengertian dari bilangan bulat dan pecahan ?
2 Apa sajakah sifat-sifat yang terdapat pada bilangan bulat dan pecahan ?
3 Bagaimanakah cara melakukan operasi pada bilangan bulat dan bilangan
pecahan ?

C TUJUAN
1 Untuk memahami pengertian dari bilangan bulat dan pecahan
2 Untuk memahami sifat-sifat yang terdapat pada bilangan bulat dan pecahan
3 Untuk memahami cara mengajarkan kepada peserta didik bagaimana cara
melakukan operasi pada bilangan bulat dan bilangan pecahan

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Bilangan Bulat
1. Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang memuat bilangan bulat positif, nol dan
bilangan bulat negatif. Dan dinyatakan dengan Z berasal dari bahasa jerman
Zahlen yang artinya Bilangan. Jadi Z = { ,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4, }
Gambar bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai berikut :

Nol

. . . . . . . .
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

bilangan bulat negatif bilangan bulat positif

Pada garis bilangan di atas, jika suatu bilangan semakin ke kanan nilai
bilangannya semakin besar, dan semakin ke kiri semakin kecil.

2. Anggota Bilangan Bulat


a. Bilangan Bulat Positif
Bilangan bulat positif adalah bilangan bulat yang letaknya berada di sebelah
kanan 0 (nol) pada garis bilangan bulat. Jadi 1, 2, 3, 4, . merupakan bilangan
bulat positif.

b. Bilangan Bulat Negatif


Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang letaknya berada di sebelah kiri 0
(nol) pada garis bilangan. Jadi -1, -2, -3, -4, merupakan bilangan bulat negatif.

c. Bilangan Nol
Nol tidak termasuk anggota bilangan bulat positif dan negatif. Bilangan nol
berdiri sendiri. Sehingga anggota bilangan bulat adalah bilangan bulat postif, nol,
dan bilangan bulat negatif.

3. Operasi pada Bilangan Bulat


a. Penjumlahan Dua Bilangan Bulat
1) Penjumlahan dua bilangan bulat tanpa alat Bantu
Contoh : -5 + 3 = . . . .
Caranya jika kita pinjam 5 kemudian membayar 3, maka kita masih punya
pinjaman 2. Jadi -5 + 3 = -2
2) Penjumlahan dua bilangan bulat dengan garis bilangan
Contoh: 5 + (-3) = . . . .

3
. . . . . . . . . .

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

5 + (-3) = 2
3) Sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat
Tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, jika p + q = r, maka r
adalah bilangan bulat.
Contoh : 2 + (-5) = -3
2 dan -5 adalah bilangan bulat, maka -3 adalah bilangan bulat.
Komunitatif
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, berlaku p + q = q + p
Contoh: 2 + 3 = 3 + 2 = 5
Asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q, dan r, berlaku (p + q) + r = p
+ (q + r).
Contoh : (2 + (-1)) + 3 = 2 + (-1 + 3)
1 +3=2+2
2 =4
Mempunyai unsur identitas
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka p + 0 = 0 + p = p. 0
adalah unsur identitas (elemen netral ) pada penjumlahan.

b. Pengurangan Bilangan Bulat


1) Pengurangan dua bilangan bulat dengan garis bilangan.
Contoh : 5 - 3 = . . . .

. . . . . . . . . .

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

4
5 -3=2
2) Pengurangan sebagai penjumlahan dengan lawan pengurangnya. Dalam
bentuk umum ditulis jika a dan b adalah bilangan bulat, maka
a b = a + (-b)
Contoh : 4 6 = 4 + (-6) = -2
3) Pengurangan dua bilangan bulat bersifat tertutup. Untuk sembarang
bilangan bulat p dan q, jika p - q = r, maka r adalah bilangan bulat.
Contoh : 2 - 5 = -3
3 dan 5 adalah bilangan bulat, maka -3 adalah bilangan bulat.

c. Perkalian Bilangan Bulat dan Sifat-Sifatnya


Mengingat kembali arti perkalian dua bilangan
Contoh :
1) 2 x 3 artinya 3 + 3 = 6
2) 4 x (-2) artinya -2 + (-2) + (-2) + (-2) = -8
3) (-7) x (-3) = 21

Hal di atas menunjukan bahwa :

1) Hasil kali dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
2) Hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, atau
sebaliknya adalah bilangan bulat negatif.
3) Hasil kali dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.

Sifat-sifat perkalian bilangan bulat


1) Tertutup
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, jika p x q = r, maka r adalah
bilangan bulat.
Contoh : 2 x (-5) = -10, 2 dan 5 adalah bilangan bulat, maka -10 adalah
bilangan bulat.
2) Komunitatif
Untuk sembarang bilangan bulat p dan q, berlaku p x q = q x p
Contoh: 2 x 3 = 3 x 2 = 6
3) Asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q, dan r, berlaku (p x q) x r = p x (q x r).
Contoh : (2 x (-1)) x 3 = 2 x (-1 x 3)

-2 x 3 = 2 x -3

-6 = -6

4) Mempunyai unsur identitas

5
Untuk sembarang bilangan bulat p, maka p x 1 = 1 x p = p, 1 adalah unsure
identitas ( elemen netral ) pada perkalian.

5) Perkalian bilangan nol


Untuk sembarang bilangan bulat p, maka 0 x p = p x 0 = 0
Contoh : 3 x 0 = 0 x 3 = 0
6) Distributif
Untuk sembarang bilangan bulat p, q dan r berlaku
p x (q + r) = (p x q) + (p x r)
p x (q - r)=(p x q) - (p x r)
Contoh : 8 x ((-2) + 3) = (8 x (-2)) + (8 x 3)
d. Pembagian Bilangan Bulat
Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian
Contoh : 8 : 2 = 4 sebab 2 x 4 = 8
Dari contoh diatas terlihat bahwa :
1) Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif
2) Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, atau
sebaliknya adalah bilangan bulat negative.
3) Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.

B. Bilangan Pecahan.
1. Pengertian Bilangan Pecahan.
Bilangan pecahan merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat dinyatakan

a
sebagai dimana 0 . a disebut sebagai pembilang dan b disebut
b

sebagai penyebut. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari :
(1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal, (3) pecahan persen, dan (4) pecahan
campuran. Begitu pula pecahan dapat dinyatakan menurut kelas ekuivalensi yang tak

1 2 3 4
terhingga banyaknya : = = = =
2 4 6 8

2. Anggota Bilangan Pecahan


a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa dipandang sebagai bagian dari bilangan rasioanal yang

a
dinyatakan dalam dimana b0 dan b> a . Biasanya pecahan jenis ini
b

digunakan untuk menjelaskan a bagian dari b sebagai objek keseluruhannya.

6
b. Pecahan Desimal.
Bilangan pecahan desimal adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pembagian
suatu bilangan dengan angka 10n dimana n 1.
c. Pecahan persen.
Pecahan persen ( per seratus ) dengan simbol % adalah pecahan yang merupakan
hasil pembagian suatu bilangan dengan 100. Contoh 5/100 = 5 %.

d. Pecahan campuran.
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan

a
pecahan biasa. Misalkan terdapat suatu bilangan pecahan campuran b , c

a
merupakan bilangan bulat dan b merupakan bilangan pecahan biasa.

a
Bilangan pecahan campuran c didapatkan dari hasil penjumlahan bilangan
b

a a a
bulat c dengan bilangan pecahan b . Jadi c b =c+ b .

3. Operasi Pada Bilangan Pecahan.


a. Penjumlahan Dua Bilangan Pecahan
Penjumlahan pecahan dapat diperagakan dengan model konkret
( menggunakan kertas yang dilipat atau digambar).
1) Penjumlahan pecahan yang penyebutnya sama.
2 3
Misal 6 + 6 =

Dengan Luas Daerah

2 3
6 + 6 =

5
6

7
Peragaan dilanjutkan dengan penjumlahan pecahan-pecahan yang lain.
Dapatlah dilihat bahwa ada pola hubungan yaitu pembilangnya
dijumlah sedangkan penyebutnya tetap.

2 3 5
+ =
6 6 6
Dengan garis bilangan.
2 3
+ =
6 6

. . . . . . . . .
0 1/6 2/6 3/6 4/6 5/6 6/6 7/6 8/6
2) Penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda.
1 1
Misalkan +
2 3
1 1
Penjumlahan + tidak dapat langsung dijumlahkan karena kedua
2 3

penyebut dari pecahan tersebut memiliki bagian keseluruhan yang


berbeda.

Untuk menjumlahkan kedua pecahan ini, kita harus mengubah


menjadi pecahan ekuivalen yang penyebutnya sama. Dalam hal ini,

8
1 1 3 2 1 3
+ dapat ditulis +
2 3 6 6 , karena 2 ekuivalen dengan 6

1 2
sedangkan 3 ekuivalen dengan 6 .

Perhatikan bahwab1 objek utuh tersusun atas 6 bagian yang sama ,

1 1 3 2 5
sehingga + = + =
2 3 6 6 6 .

b. Pengurangan Dua Bilangan Pecahan.

1 1
Tentukan hasil dari
2 3
1 1
Untuk menentukan hasil dari
2 3 , kita harus menyamakan penyebutnya

terlebih dahulu.

1 1 3 2 1
Dalam hal ini, dapat ditulis
2 3 6 6 , karena 2 ekuivalen dengan

3 1 2
6 sedangkan 3 ekuivalen dengan 6 .

9
1 1 3 2 1
= =
2 3 6 6 6 .

c. Mengalikan Dua Bilangan Pecahan


1) Perkalian Bilangan Pecahan dan Bilangan Bulat

Ilustrasi dari permasalahan x 5 dapat dilihat pada gambar garis bilangan


dibawah

. . . . . . . . .

-1 -1/2 0 1 3/2 2 5/2 3

Dari ilustrasi garis bilangan, terlihat bahwa x 5 = 5/2 yang didapat dari

1 1 1 1 1 5
+ + + + = maka :
2 2 2 2 2 2
a
Perkalian Bilangan pecahan b dengan suatu bilangan bulat c dapat

ditulis

a c ac
=
b b 10
2) Perkalian Sesama Bilangan Pecahan.

4/5 x =

Untuk memahami perkalian dua bilangan pecahan agak sulit jika


mengggunakan garis bilangan. Kita bisa menggunakan pita bilangan
untuk mengilustrasikan perkalian dua bilangan pecahan tersebut.

4/5

1/2

Perhatikan daerah yang dikenai arsiran kuning. Daerah yang terkena

11
arsiran kuning ada sebanyak 4 bagian dari dari 10 bagian yang sama.

4 1 4
Jadi : =
5 2 10
a c
Secara umum, jika b dan d adalah bilangan pecahan, maka :

a c a c
=
b d b d
d. Pembagian Dua Bilangan Pecahan.
1) Pembagian bilangan pecahan oleh bilangan bulat

a
Jika b adalah bilangan pecahan, dengan c
adalah bilangan bulat, maka
a a
c=
b bc

Contoh 1.30

1
Seorang apoteker mempunyai 3 gelas cairan kimian. Jika cairan tersebut akan dibagi

menjadi 2 gelas secara merata, maka masing masing gelas terisi bebebrapa bagian ?

12
1/3 Gelas 1/6 Gelas 1/6 Gelas

Dari ilustrasi diatas terlihat bahwa masing masing gelas terisi 1/6 bagian

1 1
Sehingga 2=
3 6

Pembagian bilangan pecahan oleh bilangan pecahan dengan penyebut sama

a b
Misal c dan c adalah bilangan pecahan, dengan b0 maka,

a b a
=
c c b

Pembagian bilangan bulat oleh bilangan pecahan

Untuk membagi bilangan bulat dengan bilangan pecahan, kita dapat mengubah bilangan bulat
tersebut menjadi pecahan senilai dengan penyebut sama dengan bilangan pecahan pembagi.

a
Jika b adalah bilangan pecahan, dengan c adalah bilangan bulat, dan a0 maka

a c a bc a bc
c b = 1 b = b b = a

Pembagian bilangan pecahan oleh bilangan pecahan dengan penyebut berbeda

Untuk membagi bilangan pecahan dengn bilangan pecahan, kita dapat mengubah kedua
bilangan pecahan tersebut menjadi pecahan senilai dengan penyebut sama

a c
Jika b dan d adalah bilangan pecahan, dengan C0 maka

13
a c a d b c
=
b d bd bd

a d

bc

C. Pengertian FPB dan KPK

KPK dalam matematika biasa disebut dengan Kelipatan Persekutuan terKecil, sedang
kepanjangan dari FPB adalah Faktor Persekutuan terBesar,

Intinya untuk mencari KPK adalah dengan memilih kelipatan terkecil dari 2 bilangan
yang ditanyakan, sedangkan untuk mencari FPB yaitu dengan memilih faktor terbesar dari 2
bilangan yang ditanyakan.

Sebelum menginjak ke contoh soal penyelesaian FPB dan KPK mari kita mengingat
kembali mengenai bilangan prima dan faktorisasi prima.

1. Bilangan prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya memiliki 2 faktor yaitu bilangan itu
sendiri dan 1, yaitu {2,3,5,7,11,.....}.
2. Faktorisasi prima
Menguraikan bilangan menjadi perkalian faktor-faktor prima. Untuk melakukan
faktorisasi prima ini bisanya menggunakan bantuan pohon faktor untuk mempermudah.

Contoh faktor prima dari 12 dan 18

dari gambar pohon faktor disamping kita dapat mengetahui :

fator prima dari 12 = 2 x 2 x 3

14
faktor prima dari 18 = 2 x 3 x 3

1) KPK ( kelipatan persekutuan terkecil )


a. Cara mencari KPK dengan Kelipatan Persekutuan
kelipatan persekutuan merupakan kelipatan yang sama dari 2 bilangan atau
lebih . KPK ialah nilai terkecil dari suatu kelipatan persekutuan 2 bilangan
ataupun lebih bilangan.

Contoh soal : Carilah KPK dari 4 dan 8

Kelipatan 4 adalah = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, ....}
Kelipatan 8 adalah = {8, 16, 24. 32. 40, 48, 56, ...}

Jadi didapat kelipatan persekutuan dari 4 dan 8 adalah 8, 16, 24, 32, ...
( kelipatan yang bernilai sama dari 4 dan 8)
Nilai yang terkecil dari 2 kelipatan persekutuannya adalah 8, sehingga KPK dari
4 dan 8 adalah 8.
b. Cara mencari KPK dengan Faktorisasi Prima
semua dari bilangan faktor dikalikan.
apabila ada yang sama ambilah yang terbesar, apabila keduanya sama
ambil dari salah satunya.

Contoh soal :
Carilah KPK dari 8, 12 dan 30

Buat pohon faktor KPK nya

15
Faktor Prima 8 = 2 x 2 x 2 = 23 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 30 = 2 x 3 x
5

dari ketiga faktor 8, 12 dan 30 kita hanya menemukan 3 bilangan yaitu 2, 3 dan 5

faktor 2 yang terbesar dalah 23


faktor 3 nilainy sama untuk 12 dan 30 mak ambil salah satuny yaitu 3
faktor 5 ada 1 mbil nilai 5

sehingga didapat KPK dari 8, 12 dan 30 adalah 23 x 3 x 5 = 120

2) FPB (Faktor Persekutuan terBesar)


a. Cara Mencari FPB dengan Faktor Persekutuan
Yang dimaksud dengan faktor persekutuan adalah faktor yang sama
dari 2 bilangan ataupun lebih. Jadi FPB adalah nilai paling besar dari faktor-
faktor persekutuan dari 2 bilangan atau lebih itu.

Contoh :
Carilah FPB dari 4, 8 dan 12
Faktor dari 4 adalah = {1, 2, 4}
Faktor dari 8 adalah = {1, 2, 4, 8}
Faktor 12 adalah= {1, 2, 3, 4, 6, 12}

Jadi faktor persekutuan dari ketiga bilangan tersebut adalah 1, 2, 4


Nilai yang terbesarnya adalah 4, sehingga FPBnya adalah 4.
b. Cara Mencari FPB dengan Faktorisasi Prima
ambilah bilangan faktor yang sama dan ambil yang terkecil dari 2
atau lebih bilangan yang didapat dari pemfaktoran tersebut.
Contoh : cari FPB dari 4, 8 dan 12

buat pohon faktornya

16
Faktor Prima 4= 2 x 2 = 22 8 = 2 x 2 x 2 = 23 12 = 2 x 2 x 3 =22 x
3

faktor dari bilangan 4, 8 dan 12 yang sama adalah 2, dan yang terkecil adalah 22 = 4
Jadi FPB dari 4, 8 dan 12 adalah 4

D. Bilangan Berpangkat
Dalam memahami pengertian bilangan berpangkat dapat dijelaskan melalui rumus
berikut :

an = a x a x a x a x a ... x a sebanyak n

1. Aturan dasar pengoperasian bilangan berpangkat


Berikut 8 rumus dalam materi bilangan berpangkat yang admin rasa kalian
harus memahami konsepnya karena akan sangat berguna untuk penyelesaian soal-
soal matematika yang berhubungan dengan pangkat.
a. Perkalian bilangan berpangkat yang bilangan pokoknya sama
Rumus : ap x aq = ap+q
Contoh :
a. 23 x 22 = 23+2 = 25
b. 10-1 x 105 = 10-1+5 = 104
c. 5 x 55 = 51+5 = 56
b. Pembagian bilangan berpangkat yang bilangan pokoknya sama besar
Rumus : ap : aq = ap-q
Contoh :

17
a. 23 : 22 = 23-2 = 21 = 2
b. 10-1 : 105 = 10-1-5 = 10-6
c. 5 : 55 = 51-5 = 5-4
c. Pemangkatan bilangan berpangkat
Rumus : (ap)q = apxq
contoh :
a. (34)2 = 34x2 = 38
b. (6-2)3 = 6-2x3 = 6-6
d. Pemangkatan dari perkalian dua bilangan
Rumus : (a x b)p = ap x bp
Contoh :
a. (2 x 5)2 = 22 x 52 = 4 x 25 = 100
b. 24 x 54 = (2 x 5)4 = 104 = 10000
e. Pemangkatan dari pembagian dua bilangan
Rumus : (a : b)p = ap : bp
Contoh :
a. (2 : 5)2 = 22 : 52 = 4 : 25 = 1/4
b. 24 : 54 = (2 : 5)4
f. Bilangan berpangkat negative
1
-p
Rumus : a = a p

Contoh :
1 1
-3
a. 2 = 23 = 8
1
b. 5-1 = 5
g. Bilangan berpangkat pecahan
p
Rumus : a q
= q a p
Contoh :
2
a.
53 = 3 52 = 3 25
8
b. 4 58 = 5 4
= 52 = 25

18
E. Membandingkan bilangan pecahan
1. Langkah-langkah

a. Lihat apakah kedua pecahan memiliki penyebut yang sama atau tidak. Itu
merupakan langkah pertama dalam membandingkan pecahan. Penyebut adalah
bilangan di bagian bawah pecahan, sedangkan pembilang adalah bilangan di

5 9
bagian atas. Misalnya, pecahan 7 dan 13 tidak memiliki penyebut yang

sama, karena 7 tidak sama dengan 13. Jadi, Anda harus melakukan beberapa
langkah untuk dapat membandingkan kedua pecahan tersebut.

b. Temukan penyebut bersama. Untuk dapat membandingkan pecahan, Anda harus


menemukan penyebut bersama, agar dapat diketahui pecahan mana yang lebih
besar. Jika melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut
yang berbeda, paling baik menemukan penyebut bersama terkecil. Tetapi karena
hanya membandingkan pecahan, Anda dapat mengambil jalan pintas, dan
mengalikan penyebut kedua pecahan untuk menemukan penyebut bersama.
7 x 13 = 91. Jadi, penyebut yang baru adalah 91.

19
c. Ubah pembilang kedua pecahan. Sekarang karena penyebut sudah diubah,
pembilang juga perlu diubah, agar nilai pecahan tetap sama. Untuk itu, Anda harus
mengalikan pembilang setiap pecahan dengan bilangan yang sama yang digunakan
untuk mengalikan penyebut yang kemudian menghasilkan bilangan 91. Berikut ini
caranya:
5
Pada pecahan asli 7 , Anda mengalikan 7 dengan 13 untuk mendapatkan

penyebut yang baru, yaitu 91. Jadi, Anda perlu mengalikan 5 dengan 13 untuk
mendapatkan pembilang yang baru. Pada dasarnya, Anda mengalikan

13
pembilang maupun penyebut dengan pecahan 13 (yang sama dengan 1).

5 13 65
7 x 13 = 91 .
9
Pada pecahan asli 13 , Anda mengalikan 13 dengan 7 untuk mendapatkan

penyebut yang baru, yaitu 91. Jadi, Anda perlu mengalikan 9 dengan 7 untuk
mendapatkan pembilang yang baru. 9 x 7 = 63. Jadi, pecahan yang baru yaitu

63
91 .

20
d. Bandingkan pembilang kedua pecahan. Pecahan yang memiliki pembilang yang

65
lebih besar adalah pecahan yang lebih besar. Jadi, pecahan 91 lebih besar dari

63 5 9
91 karena 65 lebih besar dari 63. Itu berarti, pecahan asli 7 > 13 .

F. Mengurutkan bilangan pecahan


1. mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut
Membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya.
Penyebut dari pecahan-pecahan yang belum sama, dapat disamakan dengan
menggantinya dengan faktor persekutuan penyebut pecahan-pecahan tersebut.
Misalkan kita akan membandingkan dua pecahan sebelumnya, yaitu 8/11 dan 2/3.
Faktor persekutuan dari 11 dan 3 di antaranya adalah 33, 66, 99, dan 132. Kita
ambil saja faktor persekutuan yang terkecil, atau disebut KPK, yaitu 33. Sehingga,

Karena 24 bagian dari 33 lebih besar daripada 22 bagian dari 33, maka

Setelah dapat membandingkan dua pecahan, sekarang kita akan berlatih untuk

1 2
mengurutkan beberapa pecahan. Misalkan diberikan pecahan-pecahan 3 , 5 ,

4 5 5
15 , 12 , dan 6 . Dapatkah kamu mengurutkan pecahan-pecahan tersebut

dari yang terkecil ke terbesar?

Sebelum mengurutkan pecahan-pecahan tersebut, kita harus membandingkan


pecahan-pecahan tersebut dengan menyamakan penyebutnya. KPK dari 3, 5, 15,
12, dan 6 adalah 60. Sehingga,

21
Setelah menyamakan penyebut-penyebutnya, kita tentu mudah untuk
mengurutkannya. Urutan pecahan-pecahan dari yang terkecil ke terbesar adalah,

Untuk mengurutkan pecahan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu,


apa yang perlu diperhatikan?

Apabila dua pecahan memiliki penyebut yang sama, pecahan yang memiliki
pembilang yang lebih besar, nilainya lebih besar daripada pecahan yang
pembilangnya lebih kecil.

Agar kalian lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut!

G. BANK SOAL

1 Hasil dari 5 + [ 6 : (3)] adalah . . . .


A 7
B 4
C 3

22
D -2

Jawab: 5 + 2 = 7.
Jawaban = C

2 Hasil dari -24 + 72 : (-12) 2 x (-3) adalah . . . .


A -24
B -18
C 18
D 24

Jawab: -24 + (-6) + 6 = -24.


Jawaban = A

3
3 Hasil dari 250% x 2 5 1,75 adalah . . . .

1
A 3 2
2
B 4 5

3
C 4 4

1
D 8 2

250 13 175 13 7 267 19 3


Jawab: = = = =4
100 5 100 2 4 4 4 4 .
Jawaban : C
3
4 Hasil dari 36 2 adalah . . . .
A 48
B 72
C 108
D 216
3
Jawab: ( 6 ) =63=216 .
2 2

Jawaban: D

5 Hasil dari 3 x 8 adalah . . . .


A 2 6
B 3 6

23
C 4 3
D 4 6

Jawab: 24=22 6=2 6 .

Jawaban : A

6 Bentuk sederhana dari 512 3 50 + 2 128 adalah . . .


A 10 2
B 12 2
C 15 2
D 17 2

Jawab: 28 23 52 2+ 2 26 2

16 215 2+16 2=17 2 .

Jawaban : D

3
7 Diketahui pecahan 0,4; 8 ; 15%; dan 0,25. Urutan pecahan dari terkecil ke terbesar
adalah. . . .
3
A 15%; 8 ; 0,25; dan 0,4

3
B 15%; 0,25; 8 ; dan 0,4
3
C 8 ; 0,4; 0,25; dan 15%
3
D 15%; 0,25; 0,4; dan 8

24
3 15
Jawab: =0,375 ; =0,15 .
8 100
Jawaban: B

8 Hasil dari 2 12 + 3 75 300 adalah . . . .


A 5 3
B 6 3
C 8 3
D 9 3

Jawab: 2 2 3+3 5 3 10 3=4 3+15 310 3=9 3


2 2 2

Jawaban: D
1 4
9 Hasil dari 25 2 x 83 adalah . . . .
A 40
B 80
C 120
D 200

1 4
Jawab: ( 52 ) 2 ( 23 ) 3 =5 24 =5 16=80 .

Jawaban: B

1 1
10 Hasil dari ( 125 3 81 4
)-1/3 adalah . . . .
1
A
8
1
B
6
1
C 8
1
D 6
1 1
3 3 4 4 3
3 1
Jawab: [( 5 ) ( 3 ) ] =( 53 ) =2 = 8 .
3

Jawaban: C
25
11 Hasil dri 2 8 x 3 adalah . . . .
A 4 3
B 4 6
C 8 6
D 16 3

Jawab: 2 24=2 2 6=4 6 .


2

Jawaban: B

12 Hasil dari 300 : 6 adalah . . . .


A 5 2

B 5 3
C 6 2
D 6 3

Jawab: 300
6
= 50=5 2 2=5 2 .

Jawaban: A

13 Hasil dari ( 16 : 2 ) + ( -5 x 2 ) (-3) adalah . . . .


A -5
B 1
C 15
D 24

Jawab: 8 10 + 3 = 1.
Jawaban : B

1 3 1
14 Hasil dari 3 4 :2 4 +2 2 adalah . . . .

10
A 2 11

21
B 2 22

7
C 3 11

26
15
D 3 22

13 11 5 13 4 5 13 5 26+ 55 81 15
Jawab: : + = + = + = = =3
4 4 2 4 11 2 11 2 22 22 22 .
Jawaban: D

1 1 2
15 Hasil dari 3 2 +1 4 x2 3 adalah . . . .

5
A 4 6

5
B 3 6

5
C 5 6

5
D 6 6

7 5 8 7 10 21+20 41 5
Jawab: + = + = = =6
2 4 3 2 3 6 6 6 .
Jawaban: D

16 FPB dari 24, 36, dan 72 adalah


A. 8
B. 6
C. 12
D. 24
3
Jawab: 24=2 3
36=22 3 2
72=23 32

Kalikan semua factor-faktor yang sama pada masing-masing bilangan dengan ketentuan :
pilih pangkat terendah.
2
FPB dari 24, 36, dan 72 = 2 3=12
Jawaban: C

27
17 Pak Armon memiliki 140 kg beras. Sebanyak 75% beras tersebut dibagikan kepada

1
beberapa orang. Jika setiap orang menerima beras 2 3 kg, orang yang menerima beras

tersebut adalah . . . .
A 30 orang
B 42 orang
C 45 orang
D 60 orang

75 7 3 3
Jawab: 140 100 : 3 =140 4 7 =45 .

Jawaban: C
1
18 Ina membagikan 12 kg kopi kepada beberapa orang, jika tiap orang mendapat 4 kg

kopi, maka banyak orang yang menerima kopi . . . .


A 3 orang
B 16 orang
C 24 orang
D 48 orang

1
Jawab: 12; 4 =12 4=48 .

Jawaban: D

19 Diketahui tiga bola lampu A,B dan C. Lampu A menyala setiap 12 menit sekali, lampu B
18 menit sekali, dan lampu C 24 menit sekali. Bila suatu hari, ketiga lampu dinyalakan
bersamaan pada pukul 10;00 , maka secara otomatis ketiga lampu ini akan menyala pada
pukul . . . .
A. 10;12
B. 11;12
C. 13;12
D. 14;12

Jawab : Untuk Menentukan kapan ketiga lampu ini menyala kembali dalam waktu
bersamaan, kita dapat menentukan waktunya dengan mencari KPK dari 2,3, dan
5 menit.
2
12=2 3
2
18=2 3
24=23

28
3 2
KPK dari 12, 18, dan 24 = 2 3 =8 9=72
Jadi, ketiga lampu tersebut secara otomatis menyala secara bersamaan setelah 72 menit
atau setelah 1 jam 12 menit. Ketiga lampu akan menyala bersamaan pada pukul 11;12
Jawaban : B

20 Dalam suatu tes tertulis, penilaian skor untuk jawaban yang benar di beri nilai 2, jawaban

yang salah di beri nilai 1, dan untuk soal yang tidak di jawab di beri nilai nol ( 0 ).

Dari 50 soal, seorang siswa menjawab 42 soal dan 37 di antaranya dijawab dengan benar.
Nilai tes siswa tersebut adalah . . . .
A 64
B 54
C 49
D 69

Jawab: Dari 50 nomor, seorang siswa menjawab 37 soal dengan benar, 5 soal dijawab
salah, dan 8 nomor dijawab. Maka skor nilai yang diperoleh siswa tersebut adalah

( 37 2 ) + ( 5 1 ) + ( 8 0 )

745+0=69

Jawaban: D

29
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Bilangan bulat adalah bilangan yang memuat bilangan bulat positif, nol dan bilangan
bulat negatif. Dan dinyatakan dengan Z berasal dari bahasa jerman Zahlen yang artinya
Bilangan. Jadi Z = { ,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4, }.

Bilangan pecahan merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat dinyatakan

a
sebagai dimana 0 . a disebut sebagai pembilang dan b disebut sebagai
b

penyebut. Bilangan pecahan merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat dinyatakan

a
sebagai dimana 0 . a disebut sebagai pembilang dan b disebut sebagai
b

penyebut. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari : (1) pecahan
biasa, (2) pecahan desimal, (3) pecahan persen, dan (4) pecahan campuran. Begitu pula
pecahan dapat dinyatakan menurut kelas ekuivalensi yang tak terhingga banyaknya :

1 2 3 4
= = = =
2 4 6 8

Sifat-sifat pada bilangan bulat dan pecahan adalah sifat ketertutupan, sifat asosiatif, sifat
komutatif, dan sifat distributive.
Pengoperasian pada bilangan bulat dan pecahan mencakup penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Cara menyampaikan materinya menggunakan media
pembelajaran , karena peserta didik Sekolah Menengah Pertama masih dalam tahap operasi
konkret.
KPK dalam matematika biasa disebut dengan Kelipatan Persekutuan terKecil, sedang
kepanjangan dari FPB adalah Faktor Persekutuan terBesar,

Intinya untuk mencari KPK adalah dengan memilih kelipatan terkecil dari 2 bilangan
yang ditanyakan, sedangkan untuk mencari FPB yaitu dengan memilih faktor terbesar dari 2
bilangan yang ditanyakan.

30
DAFTAR PUSTAKA
http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/beta/article/view/721/941.
Diakses pada tanggal 24 November 2017 pukul 11:14 WIT
http://id.wikihow.com/Membandingkan-Pecahan. Diakses pada tanggal 24
November 2017 pukul 11:23 WIT
http://id.wikihow.com/Membandingkan-Pecahan - /Berkas:Compare-
Fractions-Step-03.jpg
Diakses pada tanggal 24 November 2017 pukul 11:28 WIT
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/_layouts/15/WopiFrame.asp
x?sourcedoc=/katalogmedia/Kelas%20Maya/SD/Kelas
%204/Matematika/Joko%20Setio/Gambar/KPK%20dan
%20FPB.ppt&action=default. Diakses pada tanggal 24 November 2017
pukul 11:14 WIT
Ngapiningsih dkk.2017.Detik-Detik Ujian Nasional MATEMATIKA
Tahun Ajaran 2016/2017. Klaten : Intan Pariwara.
Nuh, Mohammad.2014.MATEMATIKA SMP/MTS kelas VII semester
1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang<Kemendikbud.

31

Anda mungkin juga menyukai