Pd
KELOMPOK 2 :
UNIVERSITAS PAPUA
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul Macam Macam Kurikulum dapat
terselesaikan.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran, selain itu kami juga bermaksud untuk memberikan penjelasan
tentang salah satu materi perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran. Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karenanaya kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak terkait. Dengan adanya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nurhasanah S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah membimbing kami dalam proses kegiatan belajar dan mengajar di kampus.
Namun dalam penulisan makalah ini , kami selaku penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Bila ada
kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan makalah ini kami mohan dimaklumi. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan penulisan makalah
ini kedepannya. Terima kasih.
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Untuk mengetahui macam macam kurikulum yang pernah digunakan di
Indonesia sejak masa kemerdekaan.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari setiap kurikulum yang pernah digunakan di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MACAM MACAM KURIKULUM
1. Kurikulum 1947
Kurikiulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan, biasa disebut dengan Rentjana pelajaran 1947. Pada kurikulum ini arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
2. Kurikulum 1952
Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama
Rentjana pelajaran terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional.
3. Kurikulum 1964
Disebut Rentjana pendidikan 1964, yang menitik beratkan pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral, yang kemudian dikenal
dengan istilah Pancawardhana. Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut : a. Manusia
pancasila berjiwa pancasila; b. Manpower ; c. Kepribadian kebudayaan nasional yang
luhur ; d. Ilmu dan teknologi yang tinggi ; dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.
4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran 1976 dengan
catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala perwakilan
telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai tahun 1975 .
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini banyak dipengharuhi oleh aliran psikologi Humanistik,
yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari
sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Oleh sebab itu kurikulum 1984
menggunakan pendekatan proses, disampin g tetap menggunakan orientasi pada
tujuan. . Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Sayangnya, banyak
sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di
ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang
menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
7. Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran
menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar
dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena
berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut
mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi)
pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai
mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang
cukup banyak.
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetens i
sebagai pedoman pembelajaran. Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan
pada dua pengembangan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan
masa datang, maka pendidikan di sekolah dititipi se perangkat misi dalam bentuk
paket paket kompetensi. Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi
dalam kurikulum adalah sebagai berikut.
(1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam
berbagai konteks.
(2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi
kompeten.
(3) Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal -
hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.
(4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas
dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat
diukur.
Kurikulum Berbasis Kompetensiberorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan
(2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Sikap
1. Kurikulum 1947
Kurikulum 1947 atau rentjana pelajaran 1947 memuat dua hal pokok :
Pada saat itu kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat
juang merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankanpada pembentukan
karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa
lain di muka bumi. Orientasi rentjana pelajaran 1947 tidak menekankan pada
pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah : pendidikan watak, kesadaran bernegara
dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2. Kurikulum 1952
Ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada
masa itu juga dibentuk kelas masyarakat. Yaitu sekolah khusus bagi lulusan sekolah
rendah 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakatmengajarkan
keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak
mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.
3. Kurikulum 1964
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardahan (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional / artistik, keterampilan, dan jasmani. Mata pelajaran di
klasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi : moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum bulat, artinya hanya memuat
mata pelajaran pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi
apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Tujuan
pendidikan menurut Kurikulum 1968 adalah mempertinggi mental-moral budi pekerti
dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
serta membina / mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 memiliki ciri -ciri khusus sebagai berikut:
a) Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Setiap guru harus
mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid di dalam
menyusun rencana kegiatan belajar -mengajar dan membimbing murid untuk
melaksanakan rencana tersebut.
b) Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan yang
lebih akhir.
c) Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum 1975 bukan hanya dibebankan
kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di dalam pencapaiannya,
melainkan juga kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
pendidikan agama.
d) Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan efektivitas pengguna dana,
daya dan waktu yang tersedia.
e) Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik penyusunan program
pengajaran yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI).
f) Organisasi pelajaran meliputi bidang -bidang studi: agama, bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan,
keterampilan , disamping Pendidikan Moral Pancasila dan integrasi
pelajaranpelajaran yang sekelompok.
g) Pendekatan dalam strategi pembelajaran memandang situasi belajar
mengajar sebagai suatu sistem yang meliputi komponen -komponen tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, dan
metode pembelajaran.
h) Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran terkecil dan memperhitungkan nilai -nilai yang dicapai murid-
murid pada setiap akhir satuan pembelajaran.
6. Kurikulum 1984
ciri -ciri kurikulum 1984 adalah sebagai berikut :
tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut kurikulum
sebagainya.
d) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang