Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran Dosen : Nurhasanah, S.Pd,M.

Pd

MACAM MACAM KURIKULUM

KELOMPOK 2 :

LENI R.M. DOLOK SARIBU (2015-57-002)

NINIK AMBARWATI (2015-57-009)

REYNOLD I. LOBLAR (2015-57-015)

RABIATUL ADAWIAH ( 2015-57-

MUHAMMAD ADRIAN HARIS (

DEBORA GOLDA SUSIM (

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAPUA

TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul Macam Macam Kurikulum dapat
terselesaikan.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran, selain itu kami juga bermaksud untuk memberikan penjelasan
tentang salah satu materi perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran. Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karenanaya kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak terkait. Dengan adanya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nurhasanah S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah membimbing kami dalam proses kegiatan belajar dan mengajar di kampus.

Namun dalam penulisan makalah ini , kami selaku penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Bila ada
kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan makalah ini kami mohan dimaklumi. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan penulisan makalah
ini kedepannya. Terima kasih.

Manokwari, 7 Februari 2017

Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa


perubahan hampir di semua aspek kehidupan. Oleh karena itu dunia pendidikan
perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dengan tuntutan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses
pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu
mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman disegala aspek
kehidupan. Pembelajaran juga harus sesuai dengan standar proses pendidikan.
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (Sanjaya 2006:4). Dan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan tersebut, pada hakikatnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor yang paling menentukan adalah kurikulum
pendidikan yang berkualitas.

Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan sepuluh


kurikulum yang berlaku sejak masa kemerdekaan Indonesia, yaitu kurikulum
1947 (Rentjana pelajaran 1947), kurikulum 1952 (Rentjana pelajaran Terurai
1952), kurikulum 1964 (Rentjana pendidikan 1964), kurikulum 1968, kurikulum
1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau Kurikulum
Berbasis Kompetensi (meski belum sempat disahkan oleh pemerintah, tetapi
sempat berlaku di beberapa sekolah piloting project), kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan pemerintah melalui Permen Diknas Nomor
22 tentang standar isi, Permen Nomor 23 tentang standar kompetensi lulusan, dan
Permen Nomor 24 tentang pelaksanaan kedua Permen tersebut dan yang sekarang
digunakan kurikulum 2013.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah :
1. Apa saja macam macam kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia
sejak masa kemerdekaan?
2. Apa ciri ciri dari setiap kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia
sejak masa kemerdekaan?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Untuk mengetahui macam macam kurikulum yang pernah digunakan di
Indonesia sejak masa kemerdekaan.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari setiap kurikulum yang pernah digunakan di
Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 MACAM MACAM KURIKULUM

1. Kurikulum 1947
Kurikiulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa
kemerdekaan, biasa disebut dengan Rentjana pelajaran 1947. Pada kurikulum ini arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

2. Kurikulum 1952
Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama
Rentjana pelajaran terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional.

3. Kurikulum 1964
Disebut Rentjana pendidikan 1964, yang menitik beratkan pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral, yang kemudian dikenal
dengan istilah Pancawardhana. Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut : a. Manusia
pancasila berjiwa pancasila; b. Manpower ; c. Kepribadian kebudayaan nasional yang
luhur ; d. Ilmu dan teknologi yang tinggi ; dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.

4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.

5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran 1976 dengan
catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala perwakilan
telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai tahun 1975 .

6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini banyak dipengharuhi oleh aliran psikologi Humanistik,
yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari
sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Oleh sebab itu kurikulum 1984
menggunakan pendekatan proses, disampin g tetap menggunakan orientasi pada
tujuan. . Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Sayangnya, banyak
sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di
ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang
menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

7. Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran
menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar
dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena
berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut
mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi)
pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai
mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang
cukup banyak.

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan


dilaksanakan sesuai dengan Undang -Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup
banyak.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Kurikulum 2004)

Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum.


Salah satu bentuk inovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu
pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 perlu
disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan
dari sentralistik menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU
No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Kurikukum yang dikembangkan
saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pendidikan berbasis
kompetensi menitik beratkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan
(kompetensi) tugas -tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah
ditetapkan.

Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetens i
sebagai pedoman pembelajaran. Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan
pada dua pengembangan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan
masa datang, maka pendidikan di sekolah dititipi se perangkat misi dalam bentuk
paket paket kompetensi. Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi
dalam kurikulum adalah sebagai berikut.
(1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam
berbagai konteks.
(2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi
kompeten.
(3) Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal -
hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.
(4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas
dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat
diukur.
Kurikulum Berbasis Kompetensiberorientasi pada:
(1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan
(2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.

9. Krikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing -masing
satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang -Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan
kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor
24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

10. Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter.
Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kurikulum 2013 sendiri merupakan
sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan
berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi.
Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 adalah sebgai berikut:

a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Sikap

2.2 CIRI CIR KURIKULUM

1. Kurikulum 1947

Kurikulum 1947 atau rentjana pelajaran 1947 memuat dua hal pokok :

a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya


b. Garis-garis besar pengajaran.

Pada saat itu kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat
juang merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankanpada pembentukan
karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa
lain di muka bumi. Orientasi rentjana pelajaran 1947 tidak menekankan pada
pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah : pendidikan watak, kesadaran bernegara
dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

2. Kurikulum 1952

Ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada
masa itu juga dibentuk kelas masyarakat. Yaitu sekolah khusus bagi lulusan sekolah
rendah 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakatmengajarkan
keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak
mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.

3. Kurikulum 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardahan (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional / artistik, keterampilan, dan jasmani. Mata pelajaran di
klasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi : moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum bulat, artinya hanya memuat
mata pelajaran pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi
apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Tujuan
pendidikan menurut Kurikulum 1968 adalah mempertinggi mental-moral budi pekerti
dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
serta membina / mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.

5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 memiliki ciri -ciri khusus sebagai berikut:
a) Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Setiap guru harus
mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid di dalam
menyusun rencana kegiatan belajar -mengajar dan membimbing murid untuk
melaksanakan rencana tersebut.
b) Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan yang
lebih akhir.
c) Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum 1975 bukan hanya dibebankan
kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di dalam pencapaiannya,
melainkan juga kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
pendidikan agama.
d) Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan efektivitas pengguna dana,
daya dan waktu yang tersedia.
e) Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik penyusunan program
pengajaran yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI).
f) Organisasi pelajaran meliputi bidang -bidang studi: agama, bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan,
keterampilan , disamping Pendidikan Moral Pancasila dan integrasi
pelajaranpelajaran yang sekelompok.
g) Pendekatan dalam strategi pembelajaran memandang situasi belajar
mengajar sebagai suatu sistem yang meliputi komponen -komponen tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, dan
metode pembelajaran.
h) Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran terkecil dan memperhitungkan nilai -nilai yang dicapai murid-
murid pada setiap akhir satuan pembelajaran.

6. Kurikulum 1984
ciri -ciri kurikulum 1984 adalah sebagai berikut :

a) Mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses,

tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut kurikulum

1975 yang disempurnakan


b) CBSA merupakan suatu upaya dalam pembaharuan pendidikan

dan pembelajaran pada saat itu. Pendekatannya menitikberatkan pada

keaktifan siswa yang merupakan inti dari kegiatan belajar.


c) Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan

seperti mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan,

memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan

sebagainya.
d) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral

adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan

kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang

sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yangdiberikan.


e) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-

konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru

kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian

alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami

konsep yang dipelajarinya


f) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan

penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret,

semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan

induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar

dan dari sederhana menuju ke kompleks.


g) Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah
pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses
diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pelajaran
h)
7. Kurikulum 1994
Terdapat ciri -ciri yang menonjol dari pembe rlakuan kurikulum
1994, di antaranya sebagai berikut. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah
dengan sistem caturwulan. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik se cara individual
maupun klasikal.
b) Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes) dan keberagaman.
c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan me tode
yang bervariasi.
d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi baha n kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman
untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2. beban belajar,
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di t ingkat satuan
pendidikan, dan
4. kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meli puti kompetensi untuk seluruh
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan
SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari
komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhny a diserahkan
kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau
Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan
karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan
tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP
maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan
kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

10. Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai