Anda di halaman 1dari 36

A.

Konsep Dasar
1. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal

yang artinya perorangan dan hygieneberarti sehat. Kebersihan perorangan

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah,

2010).

Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana

seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia

dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,

kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan diri (Depkes,

2000).

2. Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Faktor Predisposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang

kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan

termasuk perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan

kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang

dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor

tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta

gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan

uang untuk menyediakannya .

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan

kakinya.

3. Tanda dan Gejala


Menurut Fitria (2010). tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:

a. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,

memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran

air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,

serta masuk dan keluar kamar mandi.

b. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil

potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau

menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk

mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat

tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,

menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat

yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.

c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,

mempersiapkan makanan, menangani perkakas, menguyah

makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,

membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,

mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut,

melengkapi makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta

mencerna cukup makanan dengan aman.

d. BAB/BAK

klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam

mendaptkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari

jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri

setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar

kecil.

Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena

stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias

mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus

atau merawat dirinya sendiri baik dal hal mandi, berpakaian, berhias,

makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh

perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko

tinggi isolasi sosial.

4. Jenis Personal Hygiene


Personal Hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang

rutin dilakukan oleh perawat setiap dirumah sakit (Depkes RI< 1987).

Tindakan tersebut meliputi :

a) Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.

b) Perawatan mata.

c) Perawatan hidung.

d) Perawatan telinga.

e) Perawatan gigi dan mulut.

f) Perawatan kuku tangan dan kaki.

g) Perawatan genetalia.

h) Perawatan tubuh (mandi).

5. Macam-macam personal hygiene


a. Perawatan kulit kepala dan rambut.

b. Perawatan mata.

c. Perawatan hidung

d. Perawatan telinga.

e. Perawatan tubuh secara keseluruhan.

6. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene


a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik

yang sering terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan

membrane mukosa mulut, infeksi pada dan telinga, dan gangguan

fisik pada kuku.

b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan

interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah 2010).

7. Manifestasi klinik

Menurut Depkes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri

adalah:

1. Fisik

a. Badan bau, pakaian kotor

b. Rambut dan kulit kotor

c. Kuku panjang dan kotor

d. Gigi kotor disertai mulut bau

e. Penampilan tidak rapi

2. Psikologi

a. Malas, tidak ada inisiatif

b. Menarik diri, isolasi diri

c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

3. Sosial

a. Interaksi kurang

b. Kegiatan kurang

c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma

d. Cara makan tidak teratur

e. BAB/BAK disembarangan tempat

8. Tujuan perawatan personal hygiene


Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), tujuan perawatan personal

hygiene adalah:

a. Meningkatkan derajat kesehtan seseorang.

b. Memelihara kebersihan diri seseorang.

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.

d. Pencegahan penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri seseorang.

f. Menciptakan keindahan.

9.Asuhan Keperawatan Pada Masalah Personal Hygiene


9.1 Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses

dinamis yang terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu,

mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan mengatur kembali data

dan mendokumentasikan data (Tarwoto & Wartonah, 2006).

9.2 Faktor yang Berhubungan


a. Citra tubuh (Body Image)

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya Personal

hygienepada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif

seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik

akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart

& Sudeen, 1999 dalam Setiadi, 2005). Body image seseorang

berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya

perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya

(Departemen kesehatan RI/Depkes RI, 2000)

b. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat

mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal

hygiene. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene (Depkes RI,

2000).

c. Status sosial ekonomi

Menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga

akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas

dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan

kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang

mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk

melakukan Personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan

prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta

perlengkapan mandi yang cukup (misalnya: sabun, sikat gigi, sampo,

dan lain-lain) (Depkes RI, 2000).

d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan

tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan akan

mempengaruhi praktik hygiene (Depkes RI, 2000). Kendati demikian,

pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi

untuk memelihara personal hygiene sebab individu dengan pengetahuan

tentang pentingnya personal hygiene dan memiliki motivasi akan selalu


menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah diri dari keadaan sakit

(Notoatmodjo, 1998 dalam Pratiwi, 2008).

e. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang

Menurut Potter & Perry (2005), setiap pasien memiliki keinginan akan

pilihan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.

Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi

seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan

personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada

tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk

mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan

metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak

mampu dan memerlukan perawatan personal hygiene total.

9.3 Pemeriksaan Fisik


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang

perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene adalah:

1. Rambut

a. Keadaan kesuburan rambut

b. Keadaan rambut yang mudah rontok

c. Keadaan rambut yang kusam

2. Kepala

a. Botak atau alopesia

b. Ketombe

c. Berkutu

d. Adakah eritema
e. Kebersihan

3. Mata

a. Apakah sclera ikterika

b. Apakah konjugtiva pucat

c. Kebersihan mata

d. Apakah gatal atau mata merah

4. Hidung

a. Adakah pilek

b. Adakah alergi

c. Adakah perdarahan

d. Adakah perubahan penciuman

e. Kebersihan hidung

f. Bagaimana membrane mukosa

g. Adakah septum deviasi

5. Mulut

a. Keadaan mukosa mulut

b. Kelembapannya

c. Adakah lesi

d. Kebersihannya

6. Gigi

a. Adakah karang gigi

a. Kelengkapan gigi

b. Pertumbuhan gigi

c. Kebersihan
7. Kuku tangan dan kaki

a. Bentuknya bagaimana

b. Warnanya

c. Adakah lesi

8. Tubuh secara umum


a. Kebersihan

b. Normal

c. Postur tubuh

9.4 Analisa Data


Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta

kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data

merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang

terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Data dasar adalah

kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,

kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan

hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya

sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien

terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang

mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan

asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk

rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus


menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/

melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).

9.5 Tipe Data


1. Data Subjektif

Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari

klien sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian.

Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup

persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur,

dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium,

sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan

karakteristik dan faktor yang berhubungan (Wilkinson, 2013).

9.6 Rumusan Masalah


Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah

apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat

berdasarakan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien.

Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar

personal hygiene. Masalah keperawatan yang sering muncul pada

kebutuhan dasar tersebut dijelaskan dengan menggunakan skema yakni

sebagai berikut :
9.7 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Kebutuhan Dasar
Menurut Fortinash dan Holoday-Worret (2000), diagnosa

keperawatan berdasarkan NANDA (2012), yang mungkin muncul,

yakni:

a. Hambatan komunikasi verbal

b. Keputusasaan

c. Konstipasi

d. Koping defensif

e. Ketidakefektifan koping individu

f. Ketidakberdayaan

g. Defisiensi pengetahuan

h. Ketidakseimbangan nutrisi

i. Defisit perawatan diri : mandi

j. Defisit perawatan diri : berpakaian

k. Defisit perawatan diri : makan

l. Distress spiritual
Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry

(2005), adalah sebagai berikut:

a. Resiko kerusakan integritas kulit

b. Kerusakan integritas kulit

c. Perubahan perfusi jaringan perifer

d. Defisit perawatan diri : mandi

e. Kerusakan integritas jaringan

f. Nyeri

g. Resiko infeksi

h. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

i. Perubahan membrane mukosa mulut

j. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

k. Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral

l. Gangguan citra tubuh

m. Defesit perawatan diri : eliminasi

n. Defisit perawatan diri : makan

9.8 Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang

menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang

dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

diagnosis keperawatan.

9.9 Kriteria Hasil


Hasil (NOC) yang mungkin diharapkan dengan indikator 5

pada setiap hasil berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang

telah dipilih melalui analisa data yaitu:

Perawatan diri: aktivitas kehidupan kemampuan untuk melakukan tugas


sehari-hari (AKS) fisik paling dasar dan aktivitas
perawatan pribadi secara mandiri
dengan atau tanpa alat bantu
Perawatan diri: mandi kemampuan untuk membersihkan tubuh
sendiri secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu.
Perawatan diri:hygiene kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan pribadi dan penampilan
yang rapi secara mandiri atau dengan
alat bantu.
Perawatan diri:hygiene oral kemampuan untuk merawat mulut dan
gigi secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
Perawatan diri:berpakaian kemampuan untuk mengenakan pakaian
sendiri secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu
Perawatan diri:Makan kemampuan untuk menyiapkan dan
memakan makanan dan cairan secara
mandiri dengn atau tanpa alat bantu.
Perawatan diri:eliminasi kemampuan untuk melakukan aktivitas
eliminasi secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu
Sumber: Maas (2004).

9.10 Intervensi
Rencana tindakan (NIC) yang mungkin akan dilakukan berdasarkan

prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data yaitu:
Mandi Membersihkan tubuh yang berguna
untuk relaksasi, kebersihan, dan
penyembuhan
Perawatan kesehatan mulut Pemeliharaan dan promosi hygiene oral
dan kesehatan gigi untuk pasien
berisiko mengalami lesi mulut atau gigi.
Bantuan perawatan diri, mandi/hygiene Membantu pasien untuk melakukan
hygiene pribadi
Berpakaian Memilihkan, mengenakan pakaian
untuk orang yang tidak dapat
melakukannya sendiri
Perawatan rambut Adanya peningkatan penampilan
rambut yang rapi, bersih dan menarik
Bantuan perawatan diri: Membantu pasien dalam berpakaian
berpakaian/berhias dan berhias
Makan Member asupan nutrisi untuk pasien
yang tidak mampu makan sendiri.
Bantuan perawatan diri : makan Membantu individu untuk makan
Konseling nutrisi Penggunaan proses bantuan interaktif
yang berfokus kepada kebutuhan
modifikasi diet.
Pemantauan nutrisi Pengumpulan dan analisis data pasien
untuk mencegah dan meminimalkan
masalah gizi
Manajemen defekasi Penetapan dan pemeliharaan pola
eliminasi fekal yang teratur
Manajemen lingkungan Modifikasi lingkungan sekitar pasien
untuk keperluan terapeutik, stimulasi
sensorik, dan kesejahteraan psikologis
Bantuan perawatan diri: eliminasi Membantu individu untuk eliminasi
Sumber : Dochterman(2008).

9.11 Rencana tindakan keperawatan


1. Tujuan

Klien mampu melakukan aktivitas perawtan diri secara

mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias,

makan dan BAB/BAK.


2. Tindakan keperawatan untuk klien

a. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan

diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK secara

mandiri.

b. Mengkaji kemampuan melakuakan perawatan diri diri

yang meliputi mandi dan membersihkan diri,

berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK seacara

mandiri.

3. Tindakan Keperawatan untuk keluarga klien

Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung

agar kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat

serangkaian intervensi ini dapat saudara lakukan dengan cara

sebagai berikut.

a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan

diri yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga

kebersihan diri.

b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan

membantu klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang

telah disepakati).

A.Tinjaun Kasus

1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas pasien
Nama : Tn, A
Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 37 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Brig Katamso, Gg lampu 1 No.

: 36 Medan

Tanggal Masuk RS : 03 November 2014

No. Register : 02-17-41

Ruangan/Kamar : Dolok Martimbang

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 18-22 Mei 2015

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

II. Keluhan Utama


Klien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak jelas dan

klien mengatakan sering pusing ketika malam hari yang, klien

mengatakan malas melakukan perawatan diri karena tidak ada

peralatan mandi.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Provocative/palliative
1. Apa penyebab:

klien mengatakan semenjak menjadi Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) di Malaysia klien sering dipukuli dengan

majikannya dibagian punggung klien sehingga klien

merasa tubuhnya tidak tampan lagi karena banyak bekas

luka dibagian punggung klien.

b. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan:

Kien merasa tidak berguna lagi kepada keluarga terutama

tidak bertanggung jawab dengan anak istri.

2. Bagaimana dilihat:

Klien terlihat lebih banyak diam, sering melamun, jarang

berkomunikasi dan bergabung dengan temannya.

c. Region

1. Dimana lokasi

Klien mengatakan mendengar suara-suara dari jendela

kamarnya.

2. Apakah menyebar

Klien mengatakan suara yang di dengarnya tidak

menyebar dan klien mengatakan suara yang didengarnya

hilang-hilang timbul.
d. Severety ( mengganggu aktivitas)

Klien mengatakan dengan kondisinya seperti ini

mengganggu aktivitasnya.

e. Time

Klien mengatakan sering mendengar suara-suara saat sendiri

dan pada malam hari.

IV. Riwayat kesehtan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami:

Klien mengatakan sering pusing terutama pada siang dan

malam hari

b. Alergi:

Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun

obat-obatan.

V. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Orang tua:

Klien mengatakan kedua orang tuanya masih hidup

b. Saudara kandung:

Klien mengatakan, klien anak ke empat dari tujuh bersaudara

c. Penyakit keturunan yang ada:

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan

d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:

Tidak ada

e. Anggota keluarga yang meninggal:


Klien mengatakan abangnya yang pertama sudah meninggal

sewaktu dewasa

f. Penyebab meninggal:

Klien mengatakan kecelakaan

VI. Riwayat Keadaan Psikososial


a. Persepsi klien tentang penyakitnya:

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang

dan berkumpul dengan keluarga

b. Konsep Diri:

Gambaran diri :Klien menyukai anggota tubuhnya

terutama hidungnya.

Ideal diri :Klien berharap agar ia cepat sembuh

dan dapat segera pulang agar dapat

kembali bekerja dan berkumpul

dengan keluarga.

Harga diri :Klien mengatakan biasa saja.

Peran diri : Klien berperan sebagai anak dan

sebagai kakak dan adik-adiknya.

Identitas diri : Klien merupakan anak ke empat dari

tujuh bersaudara. Klien juga adalah

seorang laki-laki yang sudah bekerja

di Tenaga Kerja Indonesia selama 3

tahun dan klien hanya tamatan SMP.


Keadaan emosi : klien mengatakan kadang-kadang

tidak bisa menahan emosinya ketika

teman-temannya memaksa dia untuk

memijatnya.

c. Hubungan sosial:

1. Orang yang berarti:

Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi

dirinya ialah kedua orang tuanya terutama ibunya, karena

klien sering bercerita jika klien mempunyai masalah,

klien tidak memiliki teman dekat (sahabat).

2. Hubungan dengan keluarga:

klien mengatakan hubungan dengan keluarganya baik-

baik saja dan kakak yang nomor dua sering menjenguk

kerumah sakit.

3. Hubungan dengan orang lain:

Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain

karena klien merasa tidak percaya kepada orang lain.

Klien juga tidak mengikuti kegiatan/organisasi apapun

dilingkunganya.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Klien merupakan orang yang pendiam dan mengatakan

lebih enak sendiri dari pada bergabung dengan orang

lain.

d. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan:

Klien mengatakan yakin dan percaya dengan adanya

tuhan.

2. Kegiatan ibadah:

Klien tidak mengikuti ibadah dengan cara rutin.

VII. Status mental:


a. Penampilan : Tidak rapi, dan penggunaan

pakaian tidak sesuai rambut acak-

acakan.

b. Tingkat kesadaran : Bingung/orientasi.

c. Pembicaraan : Gagap/ lambat dan tidak mampu

memulai pembicaraan.

d. Alam perasaan : Lesu dan putus asa.

e. Afek : datar .

f. Interaksi selama : Tidak kooperative dan kontak

wawancara mata kurang.

g. Proses pikir : Pengulangan pembicaraan dan

persepsi.

h. Memori : Gangguan daya saat ini.

i. Isi piker : Ide yang terkait.

VIII. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum

Kondisi klien lesu, klien tampak lebih suka menyendiri.

Kondisi penampilan tidak rapi, baju bau, kuku panjang dan


kotor, gigi kotor dan kuning, bibir kering, lidah kering,

rambut terlihat acak-acakan dan rambut berbau. Dan badan

tampak berdaki, kotor dan berbau.

b. Tanda-tanda Vital

1. Suhu tubuh : 37o C

2. Tekanan darah : 120/90 Mmhg

3. Nadi : 80x/Menit

4. Pernafasan : 20x/Menit

5. Skala nyeri :-

6. TB : 160 Cm

7. BB : 55 Kg

c. Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala dan rambut

a. Bentuk : Normal dan simetris

b. Ubun-ubun : Normal, tertutup dan keras

c. Kulit kepala : Kotor dan berbau

2. Rambut

a. Penyebaran dan : Merata, kotor dan berbau

keadaan rambut

b. Bau : Rambut berbau

c. warna kulit : Normal sawo matang

3. Wajah

a. Warna kulit : Sawo matang

b. Struktur wajah : Normal dan simetris


4. Mata

a. Kelengkapan dan : Simetris kanan dan kiri

kesimetrisan

b. Palpebra : Normal

c. Konjungtiva dan : Anemis dan sklera tidak

sclera ada

d. Virus : Normal

5. Telinga

a. Bentuk telinga : Normal

b. Ukuran telinga : Simetris kanan dan diri

c. Lubang telinga : Normal

d. Ketajaman telinga : Pendengaran baik

6. Hidung
a. Tulang hidung dan : Normal

posisi septum nasi

b. Lubang hidung : Simetris kanan dan kiri

c. Cuping hidung : Normal

7. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Bibir kering

b. Keadaan gusi dan : Gigi kotor dan kuning

gigi

c. Keadaan lidah : Lidah kering

d. Orofaring : Baik dan mampu menelan

8. Leher
a. Posisi trachea : Media normal

b. Thyroid : Pembesaran kelenjar

thyroid(-)

c. Suara : Pelan, lambat, dan kurang

jelas

d. Kelenjar limfe : Pembesaran getah bening -

9. Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan : Kulit kotor dan berbau

b. Kehangatan : Suhu normal (370C)

c. Warna : Sawo matang

d. Turgor : Kembali < 2 detik

e. kelembapan : Kulit kering

f. kelainan pada kulit : Terdapat bekas luka di

kulit

IX. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan : 3 kali

b. Nafsu/selera makan : Klien selera makan

c. Nyeri ulu hati : Tidak ada

d. Alergi : Tidak ada

e. Mual dan muntah : Tidak ada

f. Tampak makan : Iya, klien memisahkan

memisahkan diri diri.

ketika makan
g. Waktu pemberian : Pagi, siang dan sore.

makan

h. Jumlah dan jenis : Nasi, lauk dan sayur.

makanan

i. Masalah makan : Tidak ada masalah.

b. Perawatan diri/personal hygiene


a. Kebersihan tubuh : Badan tampak berdaki,

kotor dan berbau

b. Kebersihan gigi dan : Gigi kuning, mulut kering

mulut dan berbau

c. Kebersihantangan dan : Kuku panjang dan kotor

kaki

c. Pola kegiatan/aktivitas
1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi,

ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau

total:

Klien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, klien

lebih sering menyendiri, susah diajak berbicara dan

eliminasi dapat dilakukan mandiri.

2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat:

Semenjak klien dirawat dirumah sakit, klien malas untuk

melakukan ibadah.

d. Pola eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 2 Kali dalam sehari
b. Karakter feses : Lembek dan berbentuk

c. Riwayat : Tidak ada

pendarahan

d. BAB terakhir : Tadi pagi

e. Diare : Tidak ada

2. BAK
a. Pola BAK : 3 Kali dalam sehari

b. Nyeri/ kesulitan : Tidak ada

BAK

c. Karakter urine : Bewarna kuning pekat

d. Riwayat penyakit : Tidak ada

ginjal/kandung

kemih

e. Mekanisme koping
Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas

konstruktif dan dengan berbincang dengan orang lain sesuai

yang diajarkan oleh perawat.


2.ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah


. Keperawat
an
1. DS: klien mengatakan malas Gangguan kemampuan untuk Defisit
mandi karena airnya dingin, melakukan atau menyelesaikan perawatan
klien mengatakan tidak ada aktifitas mandi sendiri. diri mandi
alat mandi dan klien
mengatakan badannya masih
bersih.
DO:
- Pasien tampak kurang - Klien mengatakan malas
bersih, mandi karena airnya
- Kuku pasien tampak dingin.
kotor dan panjang, - klien mengatakan tidak
- Rambut acak-acakan ada alat mandi.
dan berbau, - klien mengatakan
- Badan klien tampak badannya masih bersih.
berdaki, kotor dan
berbau,
- Bibir dan lidah kering
dan berbau,
- Gigi klien kotor dan Ketidak mampuan mengakses
kuning, kamar mandi dan mengatur air
- Klien tampak mandi
penurunan motivasi.
- Klien hanya mandi 1x
sehari
2. DS: klien mengatakan tidak Gangguan kemampuan untuk Defisit
ada pakaian yang cocok melakukan/menyelesaikan perawatan
dengannya, sehingga pasien berpakaian dan merapikan diri. diri
bertahan dengan pakaiannya, berpakaian
dan klien mengatakan
pakaiannya masih bersih.
DO: - Klien mengatakan tidak
- penampilan klien ada pakaian yang cocok
tampak tidak rapi dengannya, sehingga klien
- Baju berbau bertahan dengan
- Pasien tidak ingin pakaiannya.
memakai celana dalam - klien mengatakan
yang tidak miliknya pakaiannya masih bersih.
- Pakaian klien tampak
koyak sedikit dibagian
dadanya dan tidak Ketidakmampuan mendapatkan
memakai kancing baju pakaian
- Klien tampak
penurunan motivasi
3. RUMUSAN MASALAH

3.1 MASALAH KEPERAWATAN

1. Defisit perawatan diri mandi

2. Defisit perawatan diri berpakaian

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit perawatan diri: mandi b/d gangguan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan aktifitas sendiri d/d klien mengatakan malas mandi

karena airnya dingin, klien mengatakan tidak ada alat mandi dan klien

mengatakan badannya masih bersih.

2. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d gangguan kemampuan untuk

melakukan/menyelesaikan berpakaian dan merapikan diri d/d klien

mengatakan tidak ada pakaian yang cocok dengannya, sehingga pasien

bertahan dengan pakaiannya, dan klien mengatakan pakaiannya masih

bersih.
4.Intervensi Dan Rasional

Hari dan No Perencanaan keperawatan


tanggal Dx
Selasa 19 Mei 1. Tujuan dan Kriteria Hasil:
2015 NOC
Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukan perawatan
diri mandi dengan indikator 5 pada kriteria hasil:
- Klien mampu mengatur suhu air kamar mandi
- Klien mampu mempertahankan mobilitas yang
diperlukan untuk kamar mandi dan menyediakan
perlengkapan mandi
- Klien mampu melakukan mencuci wajah, tubuh
bagian atas, dan tubuh bagian bawah
- Klien mampu mengeringkan tubuh
Tujuan dan Kriteria Hasil:
NOC
Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukan perawatan diri
berpakaian dengan indikator 5 pada kriteria hasil:
2. - Klien mampu untuk mengambil atau memilih
pakaian
- Klien mampu memakai pakaian secara rapi
Hari No Rencana tindakan Rasional
dan Dx
tanggal
19 Mei 1. NIC: Bantuan perawatan
2015 mandi/self assistance
bathing
Dengan aktifitas:
- Pertimbangkan - Kebudayaan dan nilai pribadi
budaya pasien mempengaruhi kemampuan
ketika perawatan personal hygiene
mempromosikan sebab seseorang dari latar
aktivitas belakang yang berbeda akan
perawatan diri. mengikuti praktik perawatan
personal hygiene yang berbeda.

- Pertimbangkan - Perubahan fisik karena faktor


usia klien ketika usia membuat seseorang tidak
mempromosikan perduli akan kebersihan
aktivitas tubuhnya.
perawatan diri.
- Tentukan jumlah - Perawatan diri tidak berarti klien
dan jenis bantuan harus melakukan segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk dirinya sesuai dengan
rencana perawat.
- Pantau - Kebersihan kuku sangat penting
pembersihan kuku dalam mencegah resiko
sesuai dengan terjadinya penykit.
kemampuan
perawatan diri.

- Fasilitasi sikat gigi - Kebersihan gigi penting untuk


yang sesuai. meningkatkan kenyamanan,
selera makan klien.

- Pantau integritas - Kerusakan kulit mungkin terjadi


kulit. karena imobilisasi tubuh yang
terlalu lama.

- Pertahankan ritual - Mempertahankan rutinitas


kebersihann diri. perawatan diri klien.
NIC: Bantuan perawatan
2. diri berpakaian/Self
assistance dressing
Dengan aktifitas:
- Pertimbangkan - Kebudayaan dan nilai pribadi
budaya pasien mempengaruhi kemampuan
ketika perawatan personal hygiene
mempromosikan sebab seseorang dari latar
aktivitas belakang yang berbeda akan
perawatan diri. mengikuti praktik perawatan
personal hygiene yang berbeda.

- Mengurangi resiko cidera karena


- Sediakan pakaian kelemahan fisik saat melakukan
pasien ditempat perawatan diri.
yang mudah untuk
dijangkau. - Meningkatkan kemandirian
- Beri bantuan pasien dalam melakukan
dalam berpakaian keperawatan diri.
jika diperlukan. - Klien harus mendapatkan privasi
- Pertahankan yang diperlukan dengan hormat
privasi klien saat melakukan perawatan diri.
ketika klien
berpakaian
5.Implementasi dan Evaluasi

No Hari Implementasi keperawatan Evaluasi dan (SOAP)


Dx dan
tanggal
1. Kamis Bantuan perawatan diri mandi : S: Klien mengatakan
21 Mei - Mempertimbangkan budaya merasa segar dan nyaman
2015 pasien ketika mempromosikan setelah mandi
aktivitas perawatan diri. O:
- Mempertimbangkan usia klien - Klien tampak
ketika mempromosikan aktivitas berpakaian dengan
perawatan diri. rapi dan bersih.
- Mempertimbangkan privacy Ketombe pada
klien ketika melakukan aktivitas rambut berkurang.
perawatan diri Kulit klien terlihat
- Menentukan jumlah dan jenis bersih.
bantuan yang dibutuhkan Klien mampu
- Memantau integritas kulit. melakukan
- Meletakkan handuk,sabun dan perawatan mulut
peralatan lain yang diperlukan di secara mandiri
didekat kamar mandi Klien masih sangat
- Memantau pembersihan kuku membutuhkan
sesuai dengan kemampuan bantuan pemberi
perawatan diri. asuhan.
- Memfasilitasi sikat gigi yang A: Masalah teratasi
sesuai sebagian
- Memfasilitasi klien untuk mandi P: Dalam 1x6 jam klien
sendiri akan mampu
- Mempertahankan ritual menunjukkan
kebersihan perawatan diri: mandi
dengan indikator 5.
Rencana tindakan
selanjutnya:
1. Bantuan perawatan
diri mandi

S : klien mengatakan
2. - Pertimbangkan budaya pasien senang karena lebih rapi
ketika mempromosikan aktivitas O :
perawatan diri. - Klien terlihat rapi
- Sediakan pakaian pasien setelah dibantu
ditempat yang mudah untuk mengenakan
dijangkau. pakaian
- Beri bantuan dalam berpakaian Rambut tertata
jika diperlukan. dengan baik
- Pertahankan privasi klien ketika Klien masih belum
klien berpakaian berpakaian secara
mandiri
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Dalam 1x6 jam klien
akan mampu
menunjukkan
perawatan diri:
berpakaian dengan
indikator 5.
Rencana tindakan
selanjutnya:
Bantuan perawatan diri:
berpakaian

Anda mungkin juga menyukai