Disusun oleh:
PARTIN WIDIYAWATI (14147)
DINTA RAUDHATUL HUSNA ()
AKADEMI FARMASI
PUTRA INDONESIA MALANG
AGUSTUS 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat
melaksanakan Praktek Kerja Nyata (KKN)/Magang di Instalasi Farmasi RSI Kalianget dengan
baik dan lancar. Praktek Magang ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan apotek kepada mahasiswa serta
meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada masyarakat. Alhamdulillah
Praktek Kerja Nyata (KKN)/Magang ini dapat di laksanakan dengan baik dan lancar tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak-banyak
terima kasih kepada :
1. Heny Ratna Mufida sebagai Kepala Instalasi Farmasi RSI Kalianget yang telah memberikan
izin tempat dilaksanaan KKN/Magang.
2. Dewi Magistasari.S.Fram.Apt sebagai pembimbing selama KKN/Magang
3. Segenap karyawan/asisten Instalasi Farmasi RSI Kalianget yang telah memberikan bantuan
selama Magang berlangsung.
4. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan ikhlas dan penuh
semangat.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu yang telah membantu dalam
pelaksanaan dan penyusunan laporan Magang ini.
kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu segala
saran dan kritik demi kesempurnaan sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat
bagi pembacanya dan semua pihak yang membutuhkan dalam peningkatan wawasan keterampilan
dalam pengolahan Instalasi Farmasi.
AGUSTUS 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan suatu komponen penting dan strategis dalam sistem pelayanan di
Rumah Sakit, Apotek, maupun Puskesmas. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu aturan di
bidang pemakaian obat sehingga dapat diupayakan untuk memenuhi persyaratan efektif,
aman, rasional dan murah. Pemilihan jenis obat yang tepat dan efektif sangat mempengaruhi
proses penyembuhan pasien walaupun banyak faktor yang berpengaruh pada proses
penyembuhan suatu penyakit.
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
(Anonim, 2009).
Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar secara langsung kepada masyarakat
salah satunya adalah kegiatan pelayanan pengobatan selalu membutuhkan obat publik. Untuk
mengetahui jenis dan jumlah obat publik yang dibutuhkan, maka disusunlah perencanaan
kebutuhan obat. Dasar-dasar seleksi kebutuhan obat meliputi obat yang dipilih berdasarkan
seleksi ilmiah, medis dan statistik yang memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan
dengan risiko efek samping yang ditimbulkan.Lalu jenis obat yang dipilih seminimal
mungkin untuk menghindari duplikasi dan kesamaan jenis. Apabila jenis obat dengan indikasi
sama dalam jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan drug of choise dari penyakit
yang prevalensinya tinggi.
Dengan demikian sebagai seorang farmasis dirasa perlu membekali diri dengan
pengetahuan mengenai pelayanan farmasi di apotek. Pelaksanaan Pengantar Praktek Kerja
Nyata di apotek bagi mahasiswa sangatlah perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri
untuk berperan langsung dalam pengelolaan farmasi di apotek dan juga sebagai wadah untuk
mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapatkan dari perkuliahan sesuai dengan fungsi dan
kompetensi Ahli Farmasi.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai praktek dalam dunia kerja sehingga dapat
memberikan bekal kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pengantar praktek kerja Nyata ini, mahasiswa diharapkan
mampu memahami :
a. Melaksanakan salah satu peran, fungsi, dan kompetensi Ahli Farmasi yaitu pelayanan
kefarmasian di Instalasi Farmasi meliputi identifikasi resep, merencanakan dan melaksanakan
peracikan obat yang tepat.
b. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada dunia kerja kefarmasian
sebenarnya, khususnya di Instalasi Farmasi.
c. Melaksanakan pelayanan informasi obat kepada pelanggan, mampu melaksanakan
administrasi dan manajemen penyimpanan serta perawatan alat kesehatan.
d. Membangkitkan sifat entrepreneurship sehingga suatu saat mampu membaca dan menggeluti
aspek-aspek usaha yang potensial di bidang farmasi.
1.3. Manfaat Praktek Magang
1.3.1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan, serta menemukan penyesuaiannya
dengan kebutuhan tenga kerja yang kompeten dalam bidangnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Apotek
Instalasi farmasi atau Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13). Apotek adalah
suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah
obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes
RI Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).
Menurut Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan Permenkes No.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek.
Pasal 1 ayat (a) :
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Pasal 1 ayat (i) :
Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia (obat tradisional), bahan obat
asli indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatan dan kosmetika.
2.1.1. Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain obat,
bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
5. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
masyarakat secara meluas dan merata.
Ketentuan ketentuan umum yang berlaku tentang Ketentuan dan Tata Cara
pemberian Izin Apotek menurut pasal 7 Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002.
1. Permohonan izin apotek ditujukan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
menggunakan contoh formulir model APT-1
2. Dengan menggunakan formulir APT-2, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-
lambatnya 6 hari kerja setelah menerima permohonan,dapat meminta bantuan teknis kepada
Kepala Badan POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk
melakukan kegiatan.
3. Selambat-lambatnya 6 hari setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Badan POM melaporkan
hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh formulir APT-3
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan 3 tidak dilaksanakan,
Apoteker. Pemohon dapat membuat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi menggunakan contoh formulir APT-4.
5. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan has pemeriksaan sebagaimana
dimaksud ayat 3, atau pernyataan yang dimaksud dalam ayat 4, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek dengan menggunakan contoh
formulir APT-5.
6. Dalam hal pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Badan POM
dimaksud ayat 3 masih belum memenuhi syarat,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dalam waktu 12 hari kerja akan mengeluarkan Surat Penundaan dengan
menggunakan contoh formulir APT-6.
7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, Apoteker diberi kesempatan
untuk melengkap persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu
1 bulan sejak tanggal penundaan.
2.1.3. Persyaratan Apotek
Menurut Kepmenkes 1332/Menkes/SK/X/2002, persyaratan Apotek yaitu untuk
mendapatkan izin apotek, Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah
memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan
perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
a. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi
yang lain diluar sediaan farmasi.
b. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan
farmasi.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian Apotek adalah :
1. Lokasi dan Tempat
Jarak antara Apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya tetap
mempertimbangkan segi beli penduduk di sekitar Apotek, kesehatan lingkungan,
keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
2. Bangunan
Bangunan Apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang
cukup,serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di
bidang farmasi.
a) Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa
resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras,
ataupun obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di DepKes R.I Contoh:
Minyak kayu putih,Obat batuk hitam, Obat batuk putih,Tablet
parsetamol,Tablet vitamin C,B Kompleks,vitamin E dan lain-lain. Penandaan
obat bebas diatur berdasarkan S.K Menkes RI Nomor 2380/A/SK/1983
tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda khusus
untuk obat bebas yaitu lingkaran bulat warna hijau dengan garis tepi
berwarna hitam,seperti terlihat pada gambar berikut:
3. Administratif
Administratif, kegiatannya meliputi : agenda atau pengarsipan dimana
pengaplikasiannya sebagai berikut :
a) Aliran barang masuk berasal dari pembelian (kontan atau kredit)
Pembelian disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan setempat. Jenis obat
yang diperlukan dapat dilihat dari buku data-data obat yang mau dipesan (defecta
untuk pesanan membeli barang serta pengendalian persediaan), baik dari bagian
penerimaan resep atau obat bebas di counter muka maupun dari petugas gudang.
b) Aliran barang keluar
Setiap barang yang keluar dari gudang, disediakan buku permintaan barang,
yang ditulis oleh seorang asisten apoteker dari peracikan. Buku tersebut memuat
kolom nama barang jumlah yang diminta, jumlah yang diberikan, sisa persediaan dan
keterangan. Dari kolom sisa persediaan dapat dipakai sebagai alat bantu untuk
pengadaan barang (defecta untuk pesanan membeli barang serta pengendalian
persediaan).
c) Stock opname tahunan
Biasanya diadakan setiap satu sekali pada akhir tahun.Maksudnya untuk
mengetahui untung rugi perusahaan pada tahun tersebut. Untuk obat
narkotika,diadakan stock opname tiap bulan sekali dan dilaporkan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi. Perlengkapan administrasi terdiri dari blanko surat pesanan,
blanko faktur penjualan, blanko surat penjualan, blanko salinan resep, blanko laporan
narkotika dan psikotropika, buku catatan pembelian, buku catatan penjualan, buku
catatan keuangan, dan kartu stok obat.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Ijazahnya telah terdaftar pada Kementrian Kesehatan.
b. Telah mengucapkan Sumpah atau Janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki STRA.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya
sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola
Apotik di Apotik lain.
Adapun tahapan dalam menerima pegawai adalah sebagai berikut:
a. Pencarian melalui iklan, relasi
b. Seleksi melalui persyaratan pendidikan, wawancara, tes kesehatan, test lainnya
c. Perjanjian kerja.
4) Pengelolaan pencatatan
a) Melaksanakan tata cara menyimpan resep
b) Pencatatan persediaan Farmasi
c) Penyimpanan surat pesanan
d) Pencatatan dan penyimpanan laporan
c. Pemilik Sarana Apotek
Apoteker Pengelola Apotek dapat sekaligus menjadi pemilik sarana
apotek. APA dapat bekerjasama dengan PSA apabila diperlukan.
d. Juru resep (reseptir), kasir, akuntan, petugas kebersihan dan karyawan lain tidak
diatur dalam peraturan perundang-undangan.(Yustina Sri Hartini Dan
Sulasmono,2007).
BAB III
PROGRAM KEGIATAN PRAKTEK KERJA NYATA/ MAGANG
DI INSTALASI FARMASI DAN LOGISTIK RSI KALIANGET