OLEH:
AGUNG NUGROHO, S.T., M.T.
Ketua Peneliti,
terimakasih kepada:
2. Bapak Agus Sudibyo, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Penulis
ABSTRAK
Agung Nugroho. 2012. Pengaruh Saat Pengapian Terhadap Daya Dan Emisi
Gas Buang Pada Motor Toyota 4K 4 Silinder 1300 CC, Jurusan Mesin
Universitas Gajayana Malang.
Kata kata Kunci : Saat Pengapian, Daya dan Emisi Gas Buang
Pada motor bakar untuk menghasilkan suatu pembakaran yang efektif dan
tenaga yang optimal perlu ditunjang oleh beberapa hal salah satu faktor adalah
adanya suatu sistem pengapian.yang baik. Sistem pengapian merupakan tindakan
untuk memberikan loncatan bunga api listrik ke dalam ruang bakar dengan tujuan
untuk melaksanakan proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara hasil
kompresi yang ada di dalam silinder atau ruang bakar.
Dengan pembakaran yang sempurna maka dihasilkan daya efektif yang
optimal, sehingga motor akan semakin cepat dan kuat. Disamping itu pembakaran
yang berjalan lebih sempurna akan meminimalkan emisi / kadar gas buang
beracun seperti HC dan CO di mana standart untuk HC adalah 400 ppm.dan CO
adalah 4% Jika hal itu tidak terwujud maka akan terjadi pencemaran lingkungan.
Maka salah satu cara adalah dengan pengaturan saat pengapian yang tepat
0
(8 10 sebelum TMA) pada proses pembakaran bahan bakar. Dengan
0
pengaturan saat pengapian yang tepat (8 10 sebelum TMA) ini akan
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna dalam ruang bakar. Sehingga
akan menaikkan daya keluaran motor. Selain itu terdapat keuntungan
keuntungan lainnya, antara lain mengefisienkan pemakaian bahan bakar,
meningkatkan prestasi motor, dapat menurunkan kadar gas buang dan juga
membuat mesin menjadi tahan lama.
Dengan demikian akan dapat meningkatkan kesiapan kemampuan
kendaraan kita dalam tugas operasional sehari hari.
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Hal
Hal
Sarana transportasi pada saat ini sudah merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat yang cukup vital, baik itu dengan menggunakan tenaga manusia,
masyarakat dapat berhubungan dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain, baik
menggunakan motor bakar sudah sangat dominan pada kota-kota besar yang ada
Sarana transportasi yang ada pada saat ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat, baik itu motor bensin maupun motor diesel, dengan tujuan untuk
transportasi antar kota yang menggunakan motor diesel yang berbahan bakar solar
dengan alasan daya motor lebih besar, harga bahan bakar tidak terlalu mahal serta
polusi gas buang yang ditimbulkan juga rendah sehingga dapat membantu
program pemerintah baik itu dalam penghematan bahan bakar maupun usaha
1
Dalam rangka mendukung program pemerintah tersebut diatas, kini setiap
pengembangan suatu kendaraan bermotor yang hemat bahan bakar dan juga
ramah lingkungan, tetapi jika program tersebut tidak didukung dengan perawatan
terlalu lama kendaraan akan mengalami penurunan prestasi baik itu dari segi daya
prestasi kerja motor yang berdampak langsung terhadap prestasi kerja motor dan
emisi gas buang, maka penelitian yang berkaitan dengan sistem bahan bakar
penting bagi sempurnanya pembakaran bahan bakar dan udara dalam silinder
motor, melalui beberapa variasi ketebalan shim penyetel pada injektor/nosel, akan
diperoleh ketebalan yang cocok bagi suatu nosel sehingga memberikan tekanan
penyemprotan yang tepat serta bentuk pengabutan bahan bakar yang sempurna,
karena dengan adanya tekanan pembukaan dan pengabutan yang tepat / sempurna
akan dapat menghasilkan pembakaran yang optimal didalam silinder motor, yang
meningkatkan prestasi kerja motor dan menurunkan kadar emisi gas buang pada
motor diesel
2
1.2 Permasalahan
Dalam sistem distribusi bahan bakar pada motor diesel pada tiap silinder
terdapat suatu unit injektor/nosel yang harus mengabutkan bahan bakar dengan
yang tepat akan dapat memberikan tekanan pengabutan yang sempurna pula.
untuk mengabutkan bahan bakar solar dengan tekanan yang cukup tinggi (berkisar
90 125 bar) maka secara alamiah akan terjadi keausan antara jarum
bahan bakar solar tidak dapat terkabut secara halus sehingga pembakaran motor
menjadi tidak sempurna yang dapat mengakibatkan daya motor menurun dan gas
berupa pengecekan tekanan pembukaan nosel, bentuk dan arah pengabutan serta
kebocoran nosel.
3
1.3 Batasan Masalah
kebenarannya untuk itu dalam penyusunan tugas akhir ini ada dua metode yang
digunakan yaitu:
a. Data primer
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini injetor/nosel
b. Data Sekunder
Yaitu metode pangambilan data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengan mesin diesel dan sistem bahan bakarnya melalui
4
1.5 Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam analisa ini adalah :
pembukaannya
5
6
BAB II
LANDASAN TEORI
untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah energi thermal menjadi energi
mekanik, di mana motor bakar biasanya terdiri dari silinder, torak dan engkol
untuk mengubah gerakan torak yang bolak balik menjadi gerakan putaran yang
a. Energi panas yang dibebaskan dari bahan bakar yang mengandungnya, dengan
cara membakarnya.
b. Sifat semua zat yang mengembang jika dipanaskan. Zat yang paling bagus
temperaturnya.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi
dua golongan yaitu: mesin dengan pembakaran luar (external combustion) dan
pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin, yaitu energi thermal
dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa
dinding pemindah. Contohnya pada mesin uap. Semua energi yang diperlukan
oleh mesin itu mula mula meninggalkan gas hasil pembakaran yang
temperaturnya tinggi. Melalui dinding pemindah kalor atau ketel uap, energi
itu kemudian masuk ke dalam fluida kerja yang terdiri dari air atau uap.
6
7
bakar itu sendiri, sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi
dalam silinder itulah terdapat pembakaran bahan bakar dengan oksigen dari
udara. Gas yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak
engkol. Gerak translasi torak tersebut menyebabkan gerak rotasi poros engkol
dan sebaliknya gerakan rotasi poros engkol menimbulkan gerak translasi pada
torak.
Motor bensin merupakan salah satu jenis mesin konversi energi sebagai
penggerak mula yang menggunakan energi kimia (bensin) sebagai bahan bakar.
(bensin) dan oksigen (udara) di dalam ruang bakar, sehingga menghasilkan panas,
akibatnya fluida di dalam silinder akan memuai. Namun karena fluida tersebut
dibatasi oleh dinding silinder maka tekanan dan temperatur naik yang akan
diubah menjadi gerakan rotasi (putar). Kemudian dari gerakan rotasi inilah motor
generator listrik dan lain sebagainya setelah mengalami beberapa jenis transmisi,
seperangkat susunan ruang bakar dan silindernya yang ditunjukkan pada gambar
empat kali langkah, berarti poros engkol harus berputar dua kali untuk
mendapatkan terjadinya satu kali usaha, di mana empat langkah torak tersebut
a. Langkah Hisap
Torak bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju ke TMB (titik mati bawah)
bergeraknya torak ini, nok poros cam menaikkan tuas katup hisap sehingga
katup hisap terbuka maka mengalirlah campuran bahan bakar (bensin) dan
silinder. Proses ini berlangsung sampai torak mencapai TMB dan katup hisap
akan tertutup sehingga campuran bahan bakar dan udara tertahan di dalam
silinder.
b. Langkah Kompresi
Pada langkah ini kedua katup tertutup rapat dan torak bergerak dari TMB
menuju TMA. Campuran bahan bakar dan udara yang dihisap pada langkah
Dengan demikian tekanan dan temperatur naik, karena campuran bahan bakar
dan udara didalam ruang bakar termampatkan. Pada saat ini poros engkol dari
ditandai dengan memerciknya bunga api listrik dari busi, sehingga baru
c. Langkah Usaha
Pada saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat, kemudian
TMA, busi memercikan bunga api listrik untuk membakar campuran bahan
bakar dan udara yang telah dikompresikan di dalam ruang bakar. Dengan
bakar akan naik lebih tinggi sehingga mampu mendorong torak bergerak dari
d. Langkah buang.
Pada gambar 2.5 terlihat bahwa katup hisap dalam keadaan tertutup dan katup
buang membuka, akibat dari berputarnya poros cam. Pada langkah ini torak
bergerak dari TMB menuju TMA sehingga ruangan di atas torak menjadi
Dari empat proses tersebut di atas, secara berantai terus menerus terjadi
berulang kali sehingga terjadilah siklus kerja yang kontinyu. Dan dari keempat
langkah kerja motor hanya ada satu langkah yang menghasilkan kerja/usaha yang
menjadi momen putar pada poros engkol. Sedangkan ketiga langkah kerja yang
lain membutuhkan energi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada motor bakar
dipasang suatu roda gaya / fly wheel yang terletak pada bagian ujung poros
- Sebagai penyimpan energi putar sehingga dengan adanya roda gila / fly wheel
ini tiga langkah kerja yang lain dapat berjalan sebagaimana mestinya.
diperkecil.
indikator hubungan antara tekanan dan volume spesifik dari diagram P-V motor
bensin empat langkah ini dapat dijelaskan siklus thermodinamika motor bensin
Pada langkah ini proses pengisian fluida (bahan bakar dan udara ) yang
Proses pemampatan bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar yang
Bahan bakar dan udara yang telah dikompresi di bakar melalui perantaraan
lentikan bunga api dari busi. Pada proses ini terjadi penambahan kalor yang
konstan.
Gas hasil pembakaran keluar secara otomatis keluar akibat terbukanya katup
buang (tekanan jatuh). Proses ini berlangsung secara isokhorik pada volume
konstan.
Sisa hasil pembakaran / gas buang dikeluarkan pada proses ini yang
Seperti telah diketahui bahwa tenaga pada motor bensin dihasilkan dari
pembakaran campuran bahan bakar dan udara, untuk memperoleh campuran udara
dan bensin dengan kondisi kerja suatu mesin digunakan karburator. Di dalam
motor bensin selalu kita harapkan bahan bakar dan udara itu sudah bercampur
dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Banyak cara untuk memperoleh
campuran yang baik, dalam hal ini hanya dibicarakan proses bagaimana
pengaliran bahan bakar dari tangki tsb. hingga masuk ke dalam silinder.
untuk memenuhi bahan bakar yang harus tersedia di dalam karburator secara
konstan, udara mengalir melalui karburator yang masuk ke dalam silinder akibat
menjelaskan keadaan campuran udara dan bahan bakar. Istilah tersebut dinamakan
Hukum STOICHIOMETRIC
15
Sedangkan untuk mengatakan apakah campuran itu ideal, kaya atau miskin.
perbandingan antara jumlah udara nyata yang dibutuhkan yang masuk ke dalam
silinder dibagi dengan udara secara teoritis yang diperlukan untuk membakar 1 kg
bensin.
14,7 14,7
Lambda () = ------ = ------- = 1
14,7:1 14,7
tersebut kaya. (lebih banyak bensin dari pada udara) = boros, dan sebaliknya bila
Lambda () lebih besar dari 1 maka campuran tersebut dikatakan kurus (lebih
Agar suatu campuran dapat terbakar sempurna maka nilai Lambda () itu harus
tidak sempurna selain memboroskan bahan bakar, gas buang akan mengandung
banyak monoksida karbon dan jelaga hitam atau abu. Persentase dioksida karbon
16
pembakaran. Semua unsur karbon dan hidrogen yang terkandung dalam bahan
sebanyak mungkin.
dinamakan Karburator.
Keterangan gambar:
1. Udara atmosfir 2. Ventilasi Ruang Pelampung
3. Pelampung dan katup jarum 4. Bahan bakar masuk
5. Jet pengatur bahan bakar 6. Campuran bahan bakar dan
( Main Jet )) udara
7. Nosel 8. Venturi
9. Katup Gas
Pada motor bakar untuk menghasilkan suatu pembakaran yang efektif dan
dalam ruang bakar dalam tujuan untuk proses pembakaran campuran bahan bakar
dan udara yang ada di dalam silinder atau ruang bakar.Campuran bahan bakar dan
bunga api listrik untuk membakarnya sampai habis yang mana saatnya
percikan/loncatan bunga api yang timbul pada kedua elektroda busi juga harus
pada jenis sepeda motor juga sering digunakan. Sistem kerja dari pengapian
baterai untuk suatu sistem pengapian konvensional di kenal juga dengan sistem
pengapian platina. Di lihat dari sumber arusnya dibedakan menjadi dua, yaitu
prinsip kerja yang sama yaitu memakai arus listrik dan membangkitkan tegangan
Untuk mempersempit pembahasan yang sesuai dengan tugas akhir ini maka hanya
pada gambar rangkaian sirkuit sistem pengapian di atas, adalah sebagai berikut:
3. Koil 4. Platina
5. Kondensator 6. Distributor
batterai menuju kumparan primer, maka inti besi pada koil akan menjadi magnet.
Pada saat platina membuka, arus yang mengalir pada kumparan primer akan
19
terputus dan kemagnetan akan segera hilang. Hilangnya kemagnetan ini akan
kumparan primer, maka tegangan yang keluar pada kumparan sekunder ini jauh
distributor untuk dibagi bagikan ke busi yang berada di kepala silinder motor
dan dihasilkan percikan bunga api listrik guna melengkapi proses pembakaran di
penggerak,dan adanya induksi diri pada rangkaian primer, maka mudah sekali aus
dan terbakar. Karena itu pada periode tertentu celah platina harus diperbaiki dan
2.6.1.Saat Pengapian.
Yang dimaksud dengan saat adalah saat busi meloncatkan bunga api
untuk memulai terjadinya pembakaran campuran bahan bakar dan udara didalam
Sedangkan untuk dapat menghasilkan daya motor yang optimal/efektif maka saat
pengapian juga harus tepat saatnya, karena mulai saat pengapian sampai prose
Keterangan :
1. Saat Pengapian
3. Akhir pembakaran
Keterangan :
motor menjadi panas, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada torak, pena
maksimum jauh sesudah TMA, Daya motor berkurang dan pemakaian bahan
Karbon merupakan salah satu unsur yang dapat terbakar paling penting
dan menjadi bagian utama dari setiap senyawa hidrokarbon. Oksida karbon lebih
lambat dan lebih sulit daripada yang berasal baik dari Hidrogen maupun Sulfur.
Meskipun karbon memiliki temperatur penyalaan lebih rendah (4070 C atau 7650
F) dari pada hidrogen, karbon merupakan zat padat temperatur tinggi dan relatif
lebih lambat terbakar. Akibatnya dalam setiap proses pembakaran teoritis, akan
karbon terbakar. Terlebih lagi, akan dianggap bahwa semua karbon akan teroksida
menjadi karbon monoksida (CO) sebelum semua bagian itu menjadi karbon
dioksida (CO2).
22
2 C + O2 2 CO
Pada reaksi ini, 2 mol karbon (24,02 Kg) bereaksi dengan 1 mol oksigen (32 Kg)
2 CO + O2 2 CO2
Jadi, 2 mol karbon monoksida (56,02 Kg) bereaksi dengan 1 mol oksigen (32 Kg)
menghasilkan 2 mol karbon dioksida (88,02 Kg). Dengan demikian, 64/24,02 atau
nilai pembakaran tinggi dan rendah dari karbon adalah 32.778 Kj / Kg 0C atau
ketiga unsur dapat terbakar tersebut (582 0C atau 1080 0F), tetapi karena ia berupa
udara yang cukup, hidrogen akan terbakar sempurna menjadi air, barangkali
2 H2 + O2 2 H 2O
Dua mol hidrogen (4,032 Kg) bereaksi dengan 1 mol oksigen (32 Kg )
menghasilkan 2 mol air (36,032 Kg). Jadi massa oksigen yang dibutuhkan untuk
membakar sempurna satu satuan massa hidrogen adalah 32 / 4,032 atau 7,94
23
Nilai pembakaran tinggi hidrogen adalah 142.097 Kj / Kg atau 61.095 Btu / lbm
H 2.
per mol, dan sisanya yang 79 % lagi terutama terdiri dari nitrogen dengan
N udara 12,5 + 47
AFR = = = 59,5 Kgudara / Kgbahanbakar
NC 8 H 18 1
relatif tinggi).
Nilai kalor tinggi (susunan kimianya hanya terdiri dari unsur - unsur
bahan bakar).
b. Susunan bensin
Bensin merupakan senyawa dari unsur - unsur karbon (C) dan hidrogen
H H H H H H H H CH3 H CH3 H
H-C-C-C-C-C-C-CH HCCCCCH
H H H H H H H H CH3 H H H
Bensin Murni
Bensin murni terdiri dari 100 % karbon hidrogen tanpa tambahan bahan
Bensin Motor
25
Bensin yang telah ditambah dengan bahan bakar aditif anti knoking, anti
korosi dan sebagainya. Bensin untuk motor dipasarkan dalam dua macam
mutu:
bahan kimia beracun, yang dihasilkan oleh industri atau dari sisa sisa
pembakaran bahan bakar pada motor bakar. Gas beracun dari kendaraan bermotor
adalah:
a. Gas Buang
26
CO, HC NOx dan Timah Hitam merupakan gas beracun yang diproduksi
menyebabkan fatal/kematian.
c. Hidrocarbon (HC)
- Logam berat Pb merupakan bahan tambahan anti knoking. Bahan ini sulit
Performance atau unjuk kerja dari suatu motor bakar adalah suatu
indikasi tingkat keberhasilan mesin merubah energi kimia yang terkandung dalam
a. Volume Langkah ( VL )
VL = .D 2 .L ( cm3 ) ..............................................................................2.1
4
Keterangan:
D = Diameter silinder ( cm )
L = Panjang langkah ( cm )
Vtm
Vs = (cm3) ...2.2
4
Keterangan :
Vts
Vc = .2.3
Keterangan:
Vl + Vc Vts
= =
Vc Vc
Dinamo Meter
Te.n
Ne = ( Ps ) 1) ....................................................................................2.4
716,2
Keterangan:
n = putaran (rpm)
450000.Ne
Pe = (Kg/cm2)2) ..................................................................2.5
VI .Z .n.a
Keterangan :
a = Jumlah siklus
Pe
m = ................................................................................................2.6
Pi
29
Pe
Pi = (Kg/cm2)
m
Keterangan:
m = Efisiensi mekanis
= 0,8 (asumsi)
ZxPixVlxnxa
Ni = ( Ps ) ........................................................................................2.7
450000
Keterangan:
Ne = Ni Nm (Ps)3) ...........................................................................2.8
Nm = Ni Ne
Keterangan:
1)
Wiranto Arismunandar, Motor Bakar Torak, ITB Bandung, Bandung, 1973, hal 24
2)
Ibid hal 24
3)
N. Petrovsky, Marine Internal Combustion, Mir Publisher Moskow, hal 64
30
perbandingan antara bahan bakar yang terbakar dengan tenaga yang dihasilkan
Gf
Be = (kg / Ps. jam) 4)
.........................................................................2.9
Ne
Di mana :
perbandingan antara bahan bakar yang terbakar dengan tenaga yang dihasilkan
Gf
Bi = (kg / Ps. jam) ........................................................................2.10
Ni
Keterangan :
4)
Wiranto Arismunandar, Motor Bakar Torak, ITB Bandung, 1973, hal 29
31
Ql = Gf . Qc .........................................................................2.11
Keterangan :
632.Ne
te = x 100 % .........................................................................2.12
Ql
Keterangan:
632.Ni
ti = x 100 % .........................................................................2.13
Ql
Keterangan:
% N 2 . zc
28,97
%CO + %CO2
AFR = ...............................................................2.14
114 x0,79
Keterangan:
32
% CO = Prosentase CO
% O2 = Prosentase O2
% N2 = 100 - % CO - % CO2 - % O2
BAB III
Pada penelitian yang dilaksanakan , pengambilan data pada tugas akhir ini
pembakaran yang ideal yang dapat menghasilkan momen putar dan daya motor
yang maksimum, hemat bahan bakar serta menghasilkan emisis gas buang yang
pembakaran campuran udara dan bahan bakar didalam silinder atau ruang bakar
pembakaran maksimum dapat terjadi beberapa derajat setelah titik mati atas
(TMA).
meningkat, pemakaian bahan bakar hemat dan yang lebih pentingg lagi guna
mendukung kelestarian lingkungan yaitu emisi gas buang yang memenuhi standar
ketentuan, yang didukung juga oleh kondisi motor yang lain yang juga harus
memenuhi standar.
33
42
1. Motor
Silinder, 8 Katup OHV. Dimana motor dirangkai seri dengan Engine Dynamo
Meter yang dilengkapi dengan alat/instrumen dan perlengkapan lain, seperti pada
Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya momen puntir motor hasil
dari pembakaran motor. Besarnya momen putar motor dan putaran motor
ditentukan oleh besarnya beban aliran air yang ada dalam alat tersebut.
42
Data Teknis :
- Tahun : 1957
Seting ke 2 th 1996
- Ketelitian pengukuran : 2 kg m
3. Tachometer
satuan yang digunakan PRM ( Rotation Per Minute ) pengukuran putaran motor
1. Putaran motor diukur langsung pada poros out put motor yang dirangkai
2. Putaran motor diukur langsung pada sinyal tegangan tinggi kabel busi silinder
unsur partikel yang ada dalam gas buang, putaran motor, temperatur, serta
Alat ini menampilkan hasil pengujian secara Digital yang dapat terbaca langsung
Data Teknis :
Merk : TECNNOTES
Buatan : ITALI
TAHUN : 1994
Parameter yang diukur : Carbon Monoxid (Co) , Hidrocarbon (HC) , Oxigen (O2),
Carbon Dioxid (Co2), perbandingan pemakaian udara dan bahan bakar (Lambada),
Timing Light merupakan suatu alat yang digunakan untuk melihat saat
3. Data Teknis
Merk : Bosch
Buatan : Bosch Gmbh German
Tahun : 1987
Kemampuan pengukuran sampai 50 derajat
Dwell Tester adalah merupakan suatu alat multi fungsi yang dapat digunakan
untuk mengukur besarnya sudut dwell (lama platina menutup), Putaran Motor
Data teknis :
Merk : BOSCH
Buatan : BOSCH Gmbh
Tahun : 1987
Operasional : Untuk Motor 2 sampai 8 silinder
Dwell Max 800 pk
Kete;itian : Putaran Rpm 50
Dwell 2 derajat
Ohm 1
Data pemakaian bahan bakar dapat diukur langsung melalui tabung kaca dan
Data teknis :
7. Kompresi Tester
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur besar tekanan kompresi
Data hasil pengujian kompresi dapat dibaca langsung pada alat tersebut.
Data teknis :
Merk : OPTILUX
Buatan : GERMAN
Tahun : 1987
Kemampuan ukur : 0 21 Bar
Ketelitian : 0,25 bar
42
1. Waktu penelitian
lebih akurat.
2. Tempat penelitian
meliputi :
1. Beban (F) dalam satuan kg, merupakan beban akibat reaksi jumlah air
dalam satuan kg/ps jam. Dapat diukur melalui alat ukur tabung yang
5. Saat pengapian dalam satuan derajat poros engkol yang dapat dilihat
6. Emisi gas buang dalam satuan persen (%) dan PPM (part per milion)
1. Merk/Type : Toyota / 4K
4. Bore : 75 mm
5. Stroke : 73 mm
6. Perbandingan Kompresi :9
b. Performance
90 0 C
2. Menyetel klep masuk (in) 0,20 mm dan keluar (Ex) 0,30 mm.
6. Menyetel campuran udara dan bahan bakar pada saat stasioner, dengan data
8. Pengujian torsi/momen putar, pemakaian Bahan bakar dan emisi gas buang
Proses pengujian dilaksanakan bila kondisi seperti apa yang telah dilakukan
meliputi pengambilan data emisi gas buang berupa Hidro Carbon (HC), Carbon
42
Monoksida (CO), lambda (), serta pengambilan data teori efektif dan pemakaian
bahan bakar.
kali yaitu 800, 1000, 1500, 2000, 2500 dan 3000 rpm.
Saat Torsi
Penguji Pengapian Efektif Putaran CO CO2 HC O2
an ke (0) Sebelum (Kg.m) (rpm) (%) (%) (ppm) (%)
TMA
P pembukaan ( bar )
No Ketebalan Shim
1 2 3 4 Rata-rata
1 1.32 90 92 89 90 90,00
2 1,36 95 95 96 94 95,00
3 1,39 100 100 100 101 100,25
4 1,43 105 103 105 104 104,25
5 1,46 110 110 112 111 110,25
6 1,50 116 116 115 115 115,50
7 1,53 119 120 121 120 120,00
8 1,57 125 125 127 124 125,25
9 1,60 132 130 130 130 130,00
10 1,64 135 136 136 134 135,25
11 1,67 139 139 140 139 139,25
12 1,71 145 148 147 145 146,25
13 1,74 152 152 150 151 151,25
14 1,78 155 156 153 153 154,25
48
P pembukaan ( bar )
No Ketebalan Shim
1 2 3 4 Rata-rata
15 1,82 161 162 160 161 161,00
16 1,86 163 164 163 165 163,75
17 1,90 170 173 170 172 171,25
18 1,94 173 174 177 175 174,75
19 1,98 178 179 182 180 179,75
20 2,02 185 186 184 185 185,00
dr = 1/800 x D ( Daryanto,1984 )
dr = 1/800 x 10,2 cm
= 0,00011275 cm
49
b. Penampang lubang pengabut ( Ar )
Ar = x (dr)
4
= x ( 0,01275 )
4
= 0,0001276 cm
= (30 bar)
= 179,75 bar
( harga dari Pxci dan P diambil dari Spesifikasi Mesin Toyota Lampiran A-2 )
( Daryanto.1984 )
= 149, 75 bar
maka :
P Pci
A3 = Ar
P3
149,75bar
= 0,0001276
5bar
= 0,00069889 cm 2
x (d 3 )
2
A3 =
4
50
x (d 3 )
2
A3 =
4
4A3
d3 =
4.0,00069889
=
3,14
= 0,0298 cm
3. Tekanan pada lubang dudukan jarum (PB)
Bila beda tekanan antara pompa dengan ruang B adalah 5 bar, maka harga
tekanan di ruang B adalah :
PB = Ppembukuan + P3
= 154,75 bar
P ( A1 + A2 ) = F pegas
x (d1 )
2
d1 =
4
x (0,6)
2
=
4
= 0,2826 cm 2
d 2 = 0,3 cm
51
x (d 2 )
2
A1 =
4
x (0,3)
2
=
4
= 0,07065 cm 2
Maka :
F pegas = P A1 A2
= 31,74 kgf.
52
1. Perhitungan Beban pada Spring
8.c.W1
=k
.D 2
. .D 2
W1 = .(Kgf)
8.k .c
Dimana :
k = Faktor tegangan
a. Indeks Pegas ( c)
D
C =
d
0,5
=
0,2
= 2,5
53
4c 1 0,615
K= +
4c 4 2,5
4(2,5) 1 0,615
K= +
4(2,5) 4 2,5
= 1,75
3500. .(0,5) 2
W1=
8.,75.2,5
= 78,5 kgf
Tekanan spring =
A spring = .D 2 .n
4
.(0,5) .8
2
=
4
= 1,57 cm 2
78,5kgf
P spring =
1,57cm 2
Beban pada spring
Luas spring
= 50 bar
nozel dengan tekanan pegas pengganjal. Tekanan yang masuk dalam ruang
bahan bakar memberikan tekanan pada kutub nozel sehingga spring tertekan
54
ke atas dan mengakibatkan jarum nozel terangkat sampai pada batas harga
tertentu dimana tekanan spring itu lebih besar dari tekanan pembukaan maka
Contoh Perhitungan
P spring = 50 bar
= 129,75 bar
1. Pengabutan dapat terjadi jika gaya yang ditimbulkan bahan bakar melebihi
tekanan gaya pegas, maka katup akan terangkat ke atas sehingga membuka
lubang nozel.
P pembukaan ( A1 A2 ) + P3 A3 F pegas
55
38,22 kgf 38,09 kgf
gaya yang ditimbulkkan bahan bakar sama dengan gaya pegas atau lebih kecil
dri gaya pegas. Akibatnya katup nozel tidak dapat terangkat dan lubang nozel
Dari data penelitian dapat diambil salah satu contoh perhitungan yaitu pada
Misal :
P spring = 50 bar
P pembukaan ( A1 A2 ) F pegas
.4.2. Pembahasan.
56
Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil perhitungan tekanan pengabutan dan gaya
pegas (kgf)
57
F pegas = P pembukaan (A1 A2)
Pspring = 50 bar
A1 = 0,28 cm2
A2 = 0,07 cm2
Y = a + bx
n X i Yi X i Yi
b=
n X i2 ( X i )
2
a = Y bX
=
Y i
b
X i
n n
58
Tabel 4.2.1 Regresi linear antara ketebalan shim (mm) dengan tekanan
pembukaan (bar)
Ketebalan Ppembukaan
No X*X X*Y a b Y = a+bX
shim mm) (bar)
1. 1,32 90 1,7424 118,8 153080,4 92684,02 275423,31
2. 1,36 95 1,8496 129,2 153080,4 92684,02 279130,67
3. 1,39 100,25 1,9321 139,3475 153080,4 92684,02 281911,19
4. 1,43 104.25 2,0449 149,0775 153080,4 92684,02 285618,55
5. 1,46 110,25 2,1316 160,965 153080,4 92684,02 288399,07
6. 1,5 115,5 2,25 173,25 153080,4 92684,02 292106,43
7. 1,53 120 2,3409 183,6 153080,4 92684,02 294886,95
8. 1,57 125,25 2,4649 196,6425 153080,4 92684,02 298594,31
9. 1,6 130,5 2,56 208,8 153080,4 92684,02 301374,83
10. 1,64 135,25 2,6896 221,81 153080,4 92684,02 305082,19
11. 1,67 139,25 2,7889 232,5475 153080,4 92684,02 307862,71
12. 1,71 146,25 2,9241 250,0875 153080,4 92684,02 311570,07
13. 1,74 151,25 3,0276 263,175 153080,4 92684,02 314350,59
14. 1,78 154,25 3,1684 274,565 153080,4 92684,02 318057,96
15. 1,82 161 3,3124 293,02 153080,4 92684,02 321765,32
16. 1,86 163,75 3,4596 304,575 153080,4 92684,02 325472,68
17. 1,9 171,25 3,61 325,375 153080,4 92684,02 329180,04
18. 1,94 174,75 3,7636 339,015 153080,4 92684,02 332887,4
19. 1,98 179,75 3,9204 355,905 153080,4 92684,02 336594,76
20. 2,02 185 4,0804 373,7 153080,4 92684,02 340302,12
33,22
400000
Tekanan Pembukaan (bar)
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
1
11
13
15
17
19
K e te b alan S h im (mm)
59
Tabel 4.2.2 Regresi antara ketebalan shim (mm) dengan gaya pegas (kgf)
Ketebalan Fpegas
No X*X X*Y a b Y = a+bX
shim (mm) (kgf)
1. 1,32 19,08 1,7424 25,1856 30851,488 18783,26 55645,4
2. 1,36 20,14 1,8496 27,3904 30851,488 18783,26 56396,72
3. 1,39 21,25 1,9321 29,5375 30851,488 18783,26 56960,22
4. 1,43 22,1 2,0449 31,603 30851,488 18783,26 57711,55
5. 1,46 23,48 2,1316 34,2808 30851,488 18783,26 58275,05
6. 1,5 24,49 2,25 36,735 30851,488 18783,26 59026,38
7. 1,53 25,44 2,3409 38,9232 30851,488 18783,26 59589,88
8. 1,57 26,55 2,4649 41,6835 30851,488 18783,26 60341,21
9. 1,6 27,67 2,56 44,272 30851,488 18783,26 60904,7
10. 1,64 28,67 2,6896 47,0188 30851,488 18783,26 61656,03
11. 1,67 29,52 2,7889 49,2984 30851,488 18783,26 62219,53
12. 1,71 31,03 2,9241 53,0271 30851,488 18783,26 62970,86
13. 1,74 32,07 3,0276 55,8018 30851,488 18783,26 63534,36
14. 1,78 32,7 3,1684 58,206 30851,488 18783,26 64285,69
15. 1,82 34,13 3,3124 62,1166 30851,488 18783,26 65037,02
16. 1,86 34,72 3,4596 64,5792 30851,488 18783,26 56788,35
17. 1,9 36,32 3,61 69,008 30851,488 18783,26 66539,68
18. 1,94 37,05 3,7636 71,877 30851,488 18783,26 67291,01
19. 1,98 38,1 3,9204 75,438 30851,488 18783,26 68042,34
20. 2,02 39,22 4,0804 79,2244 30851,488 18783,26 68793,67
33,22 583,71 56, 0614 995,2063
80000
70000
Gaya Pegas (kgf)
60000
50000 Y = a + bx
40000 Ketebalan shim
30000
20000
10000
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
60
Tabel 4.2.3 Regresi linear antara ketebalan shim (mm) dengan tekanan
pengabutan (bar)
Ketebalan Fpegas
No X*X X*Y a b Y = a+bX
shim (mm) (kgf)
1. 1,32 40 1,7424 52,8 92583,8 59508,2 171135
2. 1,36 45 1,8496 61,2 92583,8 59508,2 173515
3. 1,39 50,25 1,9321 69,8475 92583,8 59508,2 175300
4. 1,43 54,25 2,0449 77,5775 92583,8 59508,2 177681
5. 1,46 60,75 2,1316 88,695 92583,8 59508,2 179466
6. 1,5 65,5 2,25 98,25 92583,8 59508,2 181846
7. 1,53 70 2,3409 107,1 92583,8 59508,2 183631
8. 1,57 75,25 2,4649 118,1425 92583,8 59508,2 186012
9. 1,6 80,5 2,56 128,8 92583,8 59508,2 187797
10. 1,64 85,25 2,6896 139,81 92583,8 59508,2 190177
11. 1,67 89,25 2,7889 149,0475 92583,8 59508,2 191962
12. 1,71 96,25 2,9241 164,5875 92583,8 59508,2 194343
13. 1,74 101,25 3,0276 176,175 92583,8 59508,2 196128
14. 1,78 104,25 3,1684 185,565 92583,8 59508,2 198508
15. 1,82 111 3,3124 202,02 92583,8 59508,2 200889
16. 1,86 113,75 3,4596 211,575 92583,8 59508,2 203269
17. 1,9 121,25 3,61 230,375 92583,8 59508,2 205649
18. 1,94 124,75 3,7636 242,015 92583,8 59508,2 208030
19. 1,98 129,75 3,9204 256,905 92583,8 59508,2 210410
20. 2,02 135 4,0804 272,7 92583,8 59508,2 212790
33,22 1753,25 56,06144 3033,188
G r a fi k h u b u n g a n K e te b a l a n S h i m d e n g a n T e k a n a n p e m b u k a a n
250000
Tekanan Pembukaan (bar)
200000
150000
100000
50000
0
1
11
13
15
17
19
K e te b a la n S h im (m m )
61
Dari analisa hasil perhitungan dan data pengujian, maka akan dapat diketahui
grafik :
pembukaan (bar)
Dari analisa hasil perhitungan, gambar grafik 4.2.1, 4.2.3 dan data pengujian
tabel 4.2.1, 4.2.3 dapat diketahui hubungan ketebalan shim (mm) dengan tekanan
pembukaan (bar) dan tekanan pengabutan (bar) pada nozel, bahwa dengan variasi
ketebalan shim penyetel dari ketebalan 1,32 mm sampai ketebalan 2,02 mm,
nozel, shim yang tebal mengakibatkan spring lebih tertekan, Semakin tebal shim
selisih antara tekanan pembukaan nozel dengan tekanan spring nozel. Bila tekanan
pembukaan yang diberikan terlalu kecil maka tekanan pengabutan tidak akan
terjadi, karena gaya dari bahan bakar yang diterima oleh spring lebih kecil dari
tekanan spring nozelsehingga bahan bakar yang masuk kedalam nozel tidak
mampu mengangkat jarum nozel ke atas sehingga bahan bakar tidak bisa
62
Menurut hasil perhitungan tabel 4,2,1, 4.2.3 dan gamabr grafik 4.2.1, 4.2.3
ketebalan shim penyetel yang cocok dipasang pada nozel tipe KCA.30SD.27/4
milik Daihatsu yang diuji ini adalah 1,98 mm, tekanan pembukaan sebesar 179,75
menurut buku literatur, pembukaan katup jarum pada nozel berlubang jenis
rendah dari 200 bar dengan ketebalan shim 1,425 mm dan tekanan pengabutan
sebesar 150 bar. Perbedaam yang terjadi antara hasil pengukuran dengan data
2. Adanya faktor kebocoran pada nozel tester karena pemasangan nozel yang
kurang tepat.
Dari analisa perhitungan tabel 4.2.2 dan gambar grafik 4.2.2, dapat
tebal shim maka gaya yang diterima oleh pegas juga semakin besar karena
dengan shim semakin tebal otomatis spring nozel akan semakin tertekan,
semakin besar gaya tekan spring pada jarum nozel untuk menetap pada
tekanan pembukaan dari bahan bakar yang besar, karena dengan tekanan
pembukaan yang besar maka besarnya gaya yang diterima oleh pegas juga
63
semakin besar sehingga bahan bakar mampu mengangkat jarum nozel ke
atas sehingga bahan bakar bisa memancar keluar dari lubang nozel. Untuk
shim sebesar 1,98 mm, karena pada ketebalan shim 1,98 mm dihasilkan
tekanan pembukaan yang besar yaitu 179,75 bar. Pada tekanan tersebut
atau spring. Untuk nilai x dari pegas tersebut adalah negatif karena
64
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Tekanan pembukaan yang memenuhi standart untuk nozel tipe ND-DLLA 150
P59 adalah 179,5 bar, ketebalam shim yang dipilih 1,98 cm dengan tekanan
2. Semakin tebal shim penyetel yang diberikan maka tekanan pembukaan nozel
3. Semakin tebal shim penyetel yang diberikan maka besarnya gaya yang
5.2 Saran
ruang bakar itu harus sesuai dengan prosedur yang ada, karena pengujian nozel
yang kurang tepat akan mempengaruhi kerja dari mesin diesel tersebut. Untuk itu
harapan penyusunan dalam tugas akhir I ini semoga dapat memberikan solusi
65
DAFTAR PUSTAKA
Pratama Jakarta
Bandung
M. Alonso, E,J. 1991 , Dasar - Dasar Fisika untuk Universitas jilid 1, Mekanika
Toyota Astra Motor, 1993, Pedoman Reparasi Mesin Seri 14B Toyota, PT
Ulrich , Bangun.SA, 1994, Sistem Bahan Bahan Bakar Diesel VEDC Malang
66