Anda di halaman 1dari 5

UTS BIOORGANIK

1. A. terbuat dari apa saja aspartame pemanis buatan yang banyak digunakan
masyarakat?
Aspartame merupakan bentuk metil ester dari dipeptide dua asam amino
yaitu asam amino asam aspartate dan asam amino essensial fenilalanina.
Berikut ini Struktur kimia aspartame :

rumus kimia C14H18N2O5


b. mengapa industry makanan dan minuman sering memanfaatkan
aspartame?
industry makanan dan minuman sering memanfaatkan aspartame karena
aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kemanisan 200 kali
kemanisan gula (sukrosa), sehingga untuk mencapai titik kemanisan yang
sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen sukrosa. Keunggulan
aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat rendah, mempunyai cita rasa
manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak merusak gigi, menguatkan cita rasa
buah-buahan pada makanan dan minuman, dapat digunakan sebagai
pemanis pada makanan atau minuman pada penderita diabetes.
c. aspek apa yang dianggap merugikan dari penggunaan aspartame sebagai
pemanis buatan?
aspek yang dianggap merugikan dari penggunaan aspartame sebagai
pemanis buatan yaitu pada aspek kesehatan terutama untuk penderita
fenilketonuria. Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat
memetabolisme fenilalanina secara baik karena tubuh tidak mempunyai
enzim yang mengoksida fenilalanina menjadi tirosina dan bisa terjadi
kerusakan pada otak anak.
Walaupun begitu, Senyawa kimia sejenis alkohol yang terdapat dalam
Aspartame, di dalam lambung berubah menjadi formaldehid (formalin) yang
kemudian mengalami perubahan menjadi senyawa asam yang bernama
asam format, sehingga pada akhirnya menimbulkan peningkatan derajat
keasaman dalam darah, atau asidosis metabolik. Senyawa asam yang terbentuk
tersebut serupa dengan racun pada sengat semut api. Ditengarai pula bahwa formaldehid
yang terbentuk dapat terakumulasi dalam sel, kemudian bereaksi dengan berbagai enzim
dan DNA di mitokondria maupun inti sel, sehingga berpotensi mencetuskan keganasan
atau kanker pada pengguna jangka panjang.

2. a. apa bedanya kimia bioorganic dari biokimia?


Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang
terjadi dalam organisme hidup. Jadi Biokimia mempelajari seluruh proses
kimia yang berhubungan dengan makhluk hidup. Akan tetapi saai ini focus
utama biokimia adalah mempelajari proses biologi yang terdapat dalam sel.
Sedangkan kimia Bioorganic mempelajari peran zat organic (senyawa karbon)
dalam biologi (organisme hidup).
b. apa hubungan antara kimia bioorganic dengan kimia organic?
kimia organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam
organisme hidup. Sehingga.
c. bagaimanakah pendapatmu mengenai bidang kajian dari kimia bioorganic?
Bidang kajian dari kimia bioorganic menurut saya hampir sama dengan mata
kuliah kimia organic bahan alam. Di dalam kimia bioorganik kita membahas
mengenai senyawa-senyawa yang terdapat di organisme hidup. Tetapi
cakupan dalam bidang bioorganic cukup luas dibandingkan dengan kimia
organic bahan alam yang lebih menekankan kepada senyawa organic pada
tumbuhan.
3. A. apa yang dimaksud dengan NAPZA? Berikan contohnya !
Napza = Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
Contoh : opium, morfin, kodein, kafein, kokain, estasi, tembakau, LSD,
meskalin, ganja, sedative, heroin, metampheta
b. apa yang anda ketahui dengan narkotika?
Narkotika adalah zat-zat alamiah maupun sintetik dari bahan candu/kokaina
atau turunannya dan padanannya yang mempunyai efek psikoaktif
(menurunkan/mengubah kesadaran)
c. mengapa narkotika membahayakan generasi muda?
narkotika membahayakan generasi muda karena generasi muda kebanyakan
masih dalam tahap emosi yang labil, sehingga sering ingin mencoba-coba
narkotika. Karena narkotika menimbulkan efek santai dan senang saat kondisi
sedang tegang maupun sedih kecewa. Jika Konsumsi narkotika dalam jangka
panjang akan mengakibatkan ketergantungan. Pada umumnya remaja akan
rela melakukan apa saja untuk mendapatkan benda haram tersebut.
4. A. apa yang dimaksud dengan reseptor? Berikan gambarannya!
Reseptor adalah makromolekul fungsional yang terdapat di dalam sel yang
berfungsi sebagai tempat terikatnya ligan (obat, hormon, neurotransmiter)
dan sekaligus memicu serangkaian respons biologis. Gambarannya :

b. bagaimanakah bentuk interaksi antara obat dan reseptor?

Obat bekerja dengan cara melibatkan diri dalam interaksi antara senyawa kimia
endogen dengan reseptor ini baik menstimulasi (agonis) maupun mencegah
interaksi (antagonis).

Interaksi obat-reseptor dapat berlangsung karena adanya kekuatan ikatan tertentu. Pada
umumnya ikatan obat reseptor bersifat terpulihkan sehingga obat segera meninggalkan reseptor
bila kadar obat dalam cairan luar sel menurun. Untuk ini ikatan yang terlibat pada interaksi obat-
reseptor relatif lemah tapi masih cukup kuat untuk berkompetisi dengan ikatan lain.

Pada interaksi obat-reseptor, suatu senyawa dapat menggabungkan beberapa ikatan yang lemah
seperti ikatan hydrogen, ikatan ion, ikatan ion-dipol, ikatan dipol-dipol, dan ikatan van der Waals
sehingga secara total menghasilkan ikatan yang cukup kuat dan stabil. Bila diinginkan efek yang
berlangsung lama dan tak terpulihkan, seperti pada obat antibakteri dan antikanker, diperlukan
ikatan yang lebih kuat yaitu ikatan kovalen.

c. berikan ungkapan yang dapat menggambarkan hubungan antara dosis dan


khasiat obat !
5. A. apa yang dimaksud dengan antibiotika? Berikan contohnya !
b. mengapa antibiotika perlu dikembangkan?
antibiotika perlu dikembangkan karena
c. bagaimanakah pemanfaatan antibiotika dalam kehidupan?
JAWAB

4. a. Receptors fluid, flexible surfaces or pockets

Can change 3-D structure as ligand docks

Most receptors are sites for natural ligands

Small portion or surface of a macromolecule

Includes: Enzymes, components of cell membranes, intracellular


protein or nucleic acid, antibodies, DNA, RNA

Ligand - Receptor docking structure changes

Changes function

Gambaran :

Traditional model was a rigid Lock and Key

Lock Receptor surface

Key Drug or Ligand


Drug

B dan c (gambar)
Receptor
This relationship between dose and effect with EPO and most other drugs is
governed by the mechanism by which drugs produce their effects - by
interacting with cellular macromolecules called receptors.

A receptor can be any cellular macromolecule with which a drug interacts


to initiate its pharmacologic effect. Proteins are the most important class of
drug receptors

Cellular proteins that are receptors for endogenous regulatory ligands, such
as hormones, growth factors, neurotransmitters, are also the most important
drug receptors. These proteins have a ligand binding domain where the
drug interacts and an effector domain that propagates the message -
leading to an effect.

Other receptors include enzymes (acetylcholinesterase), transport proteins


(Na+, K+-ATPase), structural proteins (tubulin), and nucleic acids

The drugs chemical structure is the primary determinant of the class of


receptors with which the drug will interact.

The intensity of the effect produced by a drug is proportional to the


fraction of receptors occupied by drug and the maximal effect occurs
when all receptors are occupied (receptor occupation theory).

The drug-receptor interaction is reversible and conforms to the law of mass


action that govern chemical reactions, assuming that 1) response to
drug is directly proportional to the fraction of total receptor occupied by the
drug and 2) the amount of drug bound to receptor is negligible so the
concentration of free drug remains constant. The drug concentration doesnt
change during the reaction - only the proportion of free and occupied
receptors changes.

In the reaction scheme k1 and k2 are the proportionality constants for


the formation and dissociation of the drug-receptor complex (the interaction
is reversible).

CLICK. At equilibrium, the reaction can also be expressed by this equation


which takes the same form as the Michaelis-Menten equation where
[Drug] is the concentration of free drug, maximal effect is the effect
achieved when all of the receptors are occupied by drug, and K D is the
dissociation rate constant for the complex. CLICK. KD is equal to k2/k1, the
ratio of the proportionality constants.

Examine this equation more closely by rearranging it slightly - the maximal


effect is essentially a proportionality constant and
[Drug]/(KD + [Drug]) represents the fraction of receptors occupied by
drug, which is proportional to the drugs effect

The maximal effect occurs when all receptors are occupied, which occurs
when the [Drug] exceeds the dissociation constant and the expression [Drug]/
(KD + [Drug]) approaches 1.

The mathematical relationship from the previous slide takes on the shape of a
hyperbolic function when presented graphically. This is a dose-effect or dose-
response curve. In this form of the dose-effect curve, the free drug
concentration along the X-axis is a linear scale.

Drug effect asymptotically approaches the maximal effect as the drug


concentration increases.

This is a graded dose-response relationship, because the responding system


is capable of showing progressively increasing effect with increasing
dose.

The EC50 is the drug concentration at which the drug is half-maximally


effective. If the relationship between receptor occupancy and response is
linear then KD = EC50.

If there is amplification between receptor occupancy and response, such as


when the receptor has catalytic activity when the receptor ligand is bound,
then the EC50 lies to the left of the KD.

Once the dose exceeds the EC50, there is diminishing return with increasing
dose. There is a smaller increment in effect with a fixed dose increment.

Anda mungkin juga menyukai