Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Kevin Ardian A 25010114140346

BAB II
KOLIFORM

2.1 Koliform Dengan Higine Personal


Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal
untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen
atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat
etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini
juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang
dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya
berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat
mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain
itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada
patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran
kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan
Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan.
Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Jadi Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan
personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat
menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan
mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta
kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Jika seseorang sakit, biasanya
masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena bila
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal
tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Tujuan personal hygiene:
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
2. Memelihara kebersihan diri seseorang.
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang.
4. Mencagah penyakit Menciptakan keindahan.
5. Meningkatkan rasa percaya diri pemenuhan kebutuhan diri dan
lingkungan dalam buku kebutuhan dalam buku (A.aziz alimul
hidayat,mustifatul uliyah,2004.Kebutuhan Dasar Manusia ) proses
pelayanan keperawatan dapat meliputi:
1.Menyiapkan tempat tidur tertutup dan terbuka
2.Merawat kulit pada daerah yang tertekan
3.Merawat rambut
4.Merawat gigi dan mulut
5.Merawat kuku
6.Hygiene vulva
7.Dan memindahkan pasien
Macam-macam personal hygiene menurut potter and parry(2005):
1.Perawatan kulit
2.Mandi
3.Hygiene mulut
4.Perawatan mata, hidung, dan telinga
5.Perawatan rambut
6.Perawatan kaki dan kuku
7.Perawatan genitalia
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:
1. Dampak fisik
a. Gangguan integritas kulit.
b. Gangguan membran mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
a. Gangguan kebutuhan rasa nyaman
b. Kebutuhan mencintai dan dicintai
c. Kebutuhan harga diri
d. Aktualisasi diri
e. Gangguan interaksi sosial
Berdasarkan hasil penelitian Athena dkk (2004) menyatakan bahwa dari 38
DAM di daerah Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang diteliti ternyata terdapat 28,9%
sampel air minum isi ulang yang tercemar oleh bakteri Coliform dan 18,4%
tercemar oleh E. coli. Selain itu, pada penelitian Rido dkk (2012) menyatakan lima
dari sembilan sampel mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima sampel
tersebut juga mengandung E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa 55,6% depot air
minum di Kecamatan Bungus menghasilkan air minum yang kualitasnya tidak
memenuhi persyaratan mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah.
Kualitas air produksi Depot Air Minum akhirakhir ini ditengarai semakin
menurun, dengan permasalahan secara umum antara lain pada peralatan DAM
yang tidak dilengkapi alat sterilisasi, atau mempunyai daya bunuh rendah terhadap
bakteri, atau pengusaha belum mengetahui peralatan DAM yang baik dan cara
pemeliharaannnya.
Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri golongan
coliform, hal ini disebabkan oleh sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang
kotor (Badan POM RI, 2003:6). WHO (2005: 2) melaporkan bahwa sekitar 70% kasus
diare yang terjadi di negara berkembang disebabkan oleh kontaminasi. Kontaminasi
silang dapat disebabkan penggunaan air, sarana, wadah, alat pengolahan yang
tercemar, serta penjamah yang tidak menjaga kebersihan diri (Hariyadi P dan Ratih
DH, 2009:25). Dari data yang diperoleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dapat
dilihat bahwa kejadian diare pada tahun 2007 terdapat 27.368 penderita diare,
tahun 2008 terdapat 7.730 penderita diare, tahun 2009 terdapat 17.791 penderita
diare, tahun 2010 terdapat 22.966 penderita diare dan tahun 2011 terdapat 48.051
penderita diare.
Daftar Pustaka
Di, H., Sinar, P. T., & Djaja, P. (2014). Unnes Journal of Public Health, 3(1), 19.
https://doi.org/10.1177/1403494814549494
Fathonah, S, 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan, Unnes Press, Semarang.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI no 651/MPP/Kep/10/2004,
diakses tanggal 11 September 2013 (http://bbtklppjakarta.pppl.depkes.go.id/asset
s/files/regulations/f1377651044kepmen651mp-204.pdf)
Purnawijayanti, H, 2001, Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan
Makanan, Kanisius, Yogyakarta.
Hariyadi, P dan Ratih DH, 2009, Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang
Aman, Dian Rakyat, Jakarta.
Soemirat, J, 2011, Kesehatan Lingkungan, Gajahmada University, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai