Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Jadi Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena bila menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Tujuan personal hygiene: 1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. 2. Memelihara kebersihan diri seseorang. 3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang. 4. Mencagah penyakit Menciptakan keindahan. 5. Meningkatkan rasa percaya diri pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dalam buku kebutuhan dalam buku (A.aziz alimul hidayat,mustifatul uliyah,2004.Kebutuhan Dasar Manusia ) proses pelayanan keperawatan dapat meliputi: 1.Menyiapkan tempat tidur tertutup dan terbuka 2.Merawat kulit pada daerah yang tertekan 3.Merawat rambut 4.Merawat gigi dan mulut 5.Merawat kuku 6.Hygiene vulva 7.Dan memindahkan pasien Macam-macam personal hygiene menurut potter and parry(2005): 1.Perawatan kulit 2.Mandi 3.Hygiene mulut 4.Perawatan mata, hidung, dan telinga 5.Perawatan rambut 6.Perawatan kaki dan kuku 7.Perawatan genitalia Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene: 1. Dampak fisik a. Gangguan integritas kulit. b. Gangguan membran mukosa mulut c. Infeksi pada mata dan telinga d. Gangguan fisik pada kuku 2. Dampak psikososial a. Gangguan kebutuhan rasa nyaman b. Kebutuhan mencintai dan dicintai c. Kebutuhan harga diri d. Aktualisasi diri e. Gangguan interaksi sosial Berdasarkan hasil penelitian Athena dkk (2004) menyatakan bahwa dari 38 DAM di daerah Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang diteliti ternyata terdapat 28,9% sampel air minum isi ulang yang tercemar oleh bakteri Coliform dan 18,4% tercemar oleh E. coli. Selain itu, pada penelitian Rido dkk (2012) menyatakan lima dari sembilan sampel mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima sampel tersebut juga mengandung E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa 55,6% depot air minum di Kecamatan Bungus menghasilkan air minum yang kualitasnya tidak memenuhi persyaratan mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah. Kualitas air produksi Depot Air Minum akhirakhir ini ditengarai semakin menurun, dengan permasalahan secara umum antara lain pada peralatan DAM yang tidak dilengkapi alat sterilisasi, atau mempunyai daya bunuh rendah terhadap bakteri, atau pengusaha belum mengetahui peralatan DAM yang baik dan cara pemeliharaannnya. Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri golongan coliform, hal ini disebabkan oleh sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang kotor (Badan POM RI, 2003:6). WHO (2005: 2) melaporkan bahwa sekitar 70% kasus diare yang terjadi di negara berkembang disebabkan oleh kontaminasi. Kontaminasi silang dapat disebabkan penggunaan air, sarana, wadah, alat pengolahan yang tercemar, serta penjamah yang tidak menjaga kebersihan diri (Hariyadi P dan Ratih DH, 2009:25). Dari data yang diperoleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dapat dilihat bahwa kejadian diare pada tahun 2007 terdapat 27.368 penderita diare, tahun 2008 terdapat 7.730 penderita diare, tahun 2009 terdapat 17.791 penderita diare, tahun 2010 terdapat 22.966 penderita diare dan tahun 2011 terdapat 48.051 penderita diare. Daftar Pustaka Di, H., Sinar, P. T., & Djaja, P. (2014). Unnes Journal of Public Health, 3(1), 19. https://doi.org/10.1177/1403494814549494 Fathonah, S, 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan, Unnes Press, Semarang. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI no 651/MPP/Kep/10/2004, diakses tanggal 11 September 2013 (http://bbtklppjakarta.pppl.depkes.go.id/asset s/files/regulations/f1377651044kepmen651mp-204.pdf) Purnawijayanti, H, 2001, Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan, Kanisius, Yogyakarta. Hariyadi, P dan Ratih DH, 2009, Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang Aman, Dian Rakyat, Jakarta. Soemirat, J, 2011, Kesehatan Lingkungan, Gajahmada University, Yogyakarta.