Buku Pegangan Beton 1
Buku Pegangan Beton 1
STRUKTUR BETON
oleh:
Agus Kurniawan, ST., MT.Ph.D
I. PENDAHULUAN...............................................................................................................2
II. ANALISA BALOK.............................................................................................................6
II. 1. Analisa balok tulangan tunggal........................................................................7
II. 2. Desain balok tulangan tunggal.......................................................................11
II. 3. Analisa balok tulangan ganda.........................................................................14
II. 4. Desain balok tulangan ganda.........................................................................22
II. 5. Analisis balok T......................................................................................................29
III. PENULANGAN GESER.............................................................................................38
IV. GESER PADA KONSOL PENDEK (BRACKETS)..................................................52
V. PENULANGAN TORSI..................................................................................................58
VI. DETAIL PENULANGAN.............................................................................................64
Bahan lain :
1. Aluminium
2. Plastik
Beton dapat bekerja dengan baik karena adanya kerjasama dua material
yaitu beton dan baja. Kerjasama dua bahan ini adalah:
1. Adanya lekatan
2. Beton melindungi baja dari karat
3. Koefisien muai yang hampir sama
a. 0,000010 0,000013 per C (untuk beton)
b. 0,000012 per C (untuk baja)
Dengan kombinasi dan kerjasama yang baik antara dua macam bahan ini,
maka beton bertulang merupakan komposit yang sangat baik untuk
digunakan dalam pembangunan suatu struktur.
Jenis elemen struktur secara umum dan gaya-gaya dalam yang terjadi:
1. Balok : momen, geser dan torsi (jarang terjadi)
2. Kolom : momen dan aksial bekerja
bersamaan dan geser
3. Plat : momen dan geser (sangat
kecil hingga diabaikan)
4. Jenis struktur lain adalah gabungan dari jenis elemen struktur di atas
seperti dinding geser, dinding penahan tanah, slab on ground, tunnel
dsb
2. geser
fs fs
Gambar tegangan penampang balok dalam keadaan ulitimit
tegangan
resultan
ekivalen
dalam tegangan aktual regangan
(Whitney rectangular stress block)
Asb = bbd
3. tentukan keadaan tulangan balok yang ditinjau
keadaan overreinforced bila As > Asb
keadaan underreinforced bila As Asb
4. bila keadaan underreinforced maka tegangan tulangan tarik telah
melebihi tegangan leleh dan tegangan tersebut dianggap konstan
pada tegangan leleh fy maka kapasitas momen balok dapat dihitung
dengan mudah:
As f y
a
0 ,85 f c' b
Mn = Asfy (d- a)
atau
'
Mn = 0,85 f c ab (d- a)
MR = Mn
Bila keadaan overreinforced maka tulangan tarik belum leleh,
sehingga belum mencapai tegangan leleh fy dan hanya mencapai
tegangan fs :
c d' a 1d '
s' Es .0,003 E s .0,003
fs = E s . c a
c ku d
a 1 c
a
M n 0,85 f c' ab d
2
MR = Mn
d = 500 550
3D16
50
300
Contoh perhitungan 1:
Balok dengan dimensi 300/550 bertulangan 3P16 dengan cover 50 mm
dan properti beton seperti di bawah ini:
fy = 240 MPa
fc = 25 Mpa karena < 30 MPa maka 1 = 0,85
10D25
50
ku 0,63226
a 1 d
'
M n As' f s' d 1 a ' As' .Es .0,003 d 1 a'
2 a 2
M n 4908,74.2.10 .0,003
268,711 0,85.500 '
5
268,711 2
500 1 268,711' 626,3606
kNm
0,85 f c' 2k
1 1
fy 0 ,85 f c'
c. hitung luas tulangan
As bd
Contoh soal:
Dari analisa struktur didapatkan nilai momen akibat beban mati MDL
= 80 kNm dan akibat beban hidup MLL = 30 kNm. Berapa tulangan
yang dibutuhkan jika balok yang dipakai berukuran 250/500 dengan
selimut 50 mm, fc = 20 MPa dan fy = 400 MPa serta diameter
tulangan D19?
Maka b = 250 mm dan d = 500-50=450 mm
Momen ultimit = 1,2 MDL + 1,6 MLL = 1,2.80+1,6.30 = 144 kNm.
a. hitung koefisien tahanan momen:
Mu 144.106
k 3,5556
bd 2 0,8.250.450 2
b. hitung rasio tulangan
0,85 f c' 2k
0,85.20 1 1 2.3,5556 0,01009
1 1
f y 0,85 f c'
400 0,85.20
Regangan dan tegangan yang terjadi ketika tercapai kondisi ultimit (balok
mencapai kegagalan struktur) dengan menganggap terjadi kompatibilitas
regangan yang terjadi antara beton dan baja tulangan.
fs fs
fy
fs
fy
y s
Dengan adanya idealisasi di atas maka bila regangan baja (baik tulangan
tarik maupun tekan) sudah mencapai leleh yaitu s y maka tegangan
baja menjadi fs = fy, sehingga resultan gaya pada tulangan harus diubah
menjadi:
a. gaya tekan pada tulangan tekan bila telah leleh
C s As' f y
f s' f y 's y
bila sudah leleh
a
A s As' f y
0 ,85 f c' b
KONDISI 2
Tulangan tarik sudah leleh sedangkan tulangan tekan belum leleh,
sehingga equlibrium gaya statis menjadi:
0,85 f c' ab As' f s' As f y
a 1 d'
0 ,85 f c' ab As' 0 ,003 E s As f y
a
maka nilai a dapat dihitung dengan rumus ABC dengan memakai rumus
plusnya saja:
B B 2 4 AC
a
2A
dengan :
'
A = 0 ,85 f c b
As' 600 As f y
B =
= As 6001 d'
'
C
Bila asumsi kondisi 2 benar maka bisa dilanjutkan dengan perhitungan
berikut ini:
M n 0 ,85 f c' ab d 12 a As' f s' d d '
Bila asumsi salah maka harus dilakukan asumsi ulang untuk kondisi yang
sesuai. Tapi keadaan salah asumsi yang kedua jarang sekali terjadi, jadi
biasanya maksimal kesalahan asumsi hanya terjadi satu kali.
KONDISI 3
Tulangan tarik belum leleh dan tulangan tekan juga belum leleh, sehingga
equlibrium gaya statis menjadi:
0 ,85 f c' ab As' f s' As f s
maka nilai a dapat dihitung dengan rumus ABC dengan memakai rumus
plusnya saja:
B B 2 4 AC
a
2A
dengan :
'
A = 0 ,85 f c b
= As 600 As 600
'
B
C
'
= 6001 As d' As d
Bila asumsi kondisi 3 benar maka bisa dilanjutkan dengan perhitungan
berikut ini:
M n 0 ,85 f c' ab d 12 a As' f s' d d '
Bila asumsi salah maka harus dilakukan asumsi ulang untuk kondisi 4 yang
merupakan kondisi terakhir (untuk masuk ke kondisi 4 hal ini jarang
terjadi)
KONDISI 4
Tulangan tarik belum leleh sedangkan tulangan tekan sudah leleh,
sehingga equlibrium gaya statis menjadi:
0 ,85 f c' ab As' f y As f s
1 d a
0,85 f c' ab As' f y As 0,003 Es
a
karena Es = 2.105 MPa maka
1 d a
0,85 f c' ab As' f y As 600
a
kedua suku dikalikan dengan a maka
0 ,85 f c' a 2 b As' f y a As 600 1 d a
maka nilai a dapat dihitung dengan rumus ABC dengan memakai rumus
plusnya saja:
B B 2 4 AC
a
2A
dengan :
'
A = 0 ,85 f c b
As' f y As 600
B =
= 6001 As d' As d
'
C
Bila asumsi kondisi 4 benar maka bisa dilanjutkan dengan perhitungan
berikut ini:
M n 0 ,85 f c' ab d 12 a As' f y d d '
Bila asumsi salah maka kemungkinan besar ada kesalahan perhitungan
pada kondisi-kondisi yang ditinjau.
Bila sudah didapat momen kapasitas sesuai dengan kondisi yang ada
maka dapat dihitung momen tahanan/momen resistan:
M R M n
b 300
d 600
d' 50
As' 2454.369261 ' 0.013635385
As 4908.738521 0.02727077 < b 0.041851827
under
Es 200000
fy 400
fc' 40 1 0.53
a 96.24977493
c 181.6033489
Kasus 2
b 300
d 600
a 38.49990997
c 72.64133957
As max
a max
0 ,85 f c' b
Bila Mmax > Mu maka balok bisa didesain sebagai balok tulangan tunggal
seperti yang sudah diterangkan di atas.
Bila Mmax < Mu maka desain balok harus menggunakan perhitungan desain
balok tulangan ganda.
Untuk desain tulangan ganda maka ada batasan untuk tulangan yaitu:
Tulangan maksimum:
0 ,85 f c' 1 600 f s'
max 0 ,75 '
fy 600 f y f y
'
bila tulangan tekan sudah leleh maka f s harus diganti dengan fy
tulangan minimum:
1,4
min
fy
M u 0,8 As As' f y d a
2
A f d d'
'
s y
c d'
's 0 ,003
c
f s 's E s
Contoh soal:
Desain
b 300 mm
d 600 mm
d' 50 mm
fc' 25 MPa 1 0.85
Es 200000 MPa
fy 400 MPa
Mu 500 kNm 0.8
500000000 Nmm
diameter tulangan 25 mm
desain 1 - '=0,5 b
- ' 0.013546875 rasio bal 0.5 perhitungan untuk
leleh semua
As-As' 2438.4375 Cc 6375 a
a 153 eq. 4.38 Cs 207983.9773
As' 519.9599432 eq. 4.39 T 1183358.977
As 2958.397443 a 153
c 180 c 180
's 0.002166667 > y 0.002 yielding Mu 500000000
s 0.0021 > ey 0.002 yielding
r 0.016435541
r' 0.002888666
daktilitas 0.022486812 OK eq. 4.49
jumlah tulangan atas 2 buah
bawah 7 buah
a
As As' f y
Ibd 0,75 A '
s
As' f y
' '
0 ,85 f b c 0 ,85 f b c
M u 0 ,8 As As' f y d a
2
A f d d'
'
s y
Semua variabel di atas sudah diketahui kecuali As' sehingga As' bisa
dihitung.
Contoh soal:
Desain
b 300 mm
B B 2 4 AC
2A
dengan :
2
bd 2 f y
'
A = 4.0 ,85 f c
bdf y d' 2d
B =
Mu
C = 0,4
Rumus di atas dengan asumsi semua tulangan dalam keadaan leleh,
sehingga harus dicek daktilitas balok.
A =
B =
C =
A B C
-
3.89E+ 1.011E+ 1.25E+
11 11 09
lentur
koment
metode ar komentar
dimens
1=Park Pauley i spasi
2=Agus K
ganda Agus
2 K OK OK
As
' a As' aktual aktual
0.0130 0.00651 105.32 1472.621 2945.2
22 083 23 556 43
jumlah tulangan
atas bawah
3 6
jarak antar
kapasitas momen tulangan
Mu+ Mu - atas bawah
3D25
600
d = 550
6D25
50
350
L
(a) Balok dengan beban merata
(b) geser
SFD.
Retak gese
Gbr. Retak pada Balok
b. Perencanaan penulangan geser menurut SNI
Tulangan untuk menahan gaya geser biasa dinamakan:
1. tulangan geser
2. tulangan sengkang
3. tulangan begel
4. stirrup reinforcement
5. shear reinforcement
6. web reinforcement
Tulangan geser diperlukan untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus
dari retak yang diakibatkan oleh gaya geser
Retak geser terletak secara diagonal pada badan balok sehingga
perletakan tulangan geser yang paling efektif adalah tulangan geser
miring/diagonal tegak lurus arah retak, sehingga tulangan hanya
menahan gaya tarik saja dari gaya retak tersebut, tetapi tentunya
dengan cara ini akan memakan biaya yang besar dan pemasangan
yang lebih sulit.
Tulangan geser
s
s = jarak antar tulangan
efektif.
f c'
1 Nu
14 Ag 6
Vc = bwd
dengan:
Nu = beban aksial terfaktor (N)
Ag = luas bruto penampang (mm2)
Kedua persamaan di atas tidak perlu lebih besar dari:
1
f c'
Vc = 6 bwd
1 N
1 0,3 u f c'
6 Ag
Vc = bwd
Dalam perencanaan/desain ultimit maka kekuatan beton dalam
menahan gaya geser ini harus dikalikan dengan faktor reduksi
kekuatan untuk gaya geser sebesar 0,6.
f c,
c. Bila (Vu Vc)<0,67bwd hitung Vs
f c,
d. Bila (Vu Vc)>0,67bwd ukuran penampang
diperbesar
4. Menghitung sisa gaya geser dari gaya geser kapasitas beton yang
harus ditahan oleh tulangan geser Vs. Menurut SK SNI T-15-1991-03
pasal 3.4.9
Vu Vn
Vn = Vc+Vs
Vu Vc+Vs
maka Vs = (Vu /) Vc
atau Vs = Vn Vc
5. Menghitung tulangan geser yang diperlukan
Tentukan luas tulangan geser Av dengan luas tulangan yang
biasa dipakai di lapangan mis: 4, 6, P6, P8, D8 atau D10.
Ket : , P= untuk tulangan polos
D = untuk tulangan deformed
Menghitung jarak/spasi tulangan geser s dengan jarak yang
biasa kita pakai: 300, 250, 200, 175, 150, 125, 100, 75 dan
50 mm dan sebaiknya tidak memakai jarak kurang dari 50
mm.
Av f y d
s= Vs
dengan:
fy = tegangan leleh baja tulangan geser (MPa)
smin = bw
Jadi untuk tulangan dengan 1 loop dengan diameter 10 polos dan jarak
tiap tulangan 150 mm maka ditulis
P10 150 atau 10 150
Sedangkan bila menggunakan tulangan ulir maka ditulis
D10 150
D25-100
600
d = 550
6D25
50
350
Sedangkan untuk tulangan geser lebih dari satu loop dapat ditulis
sebagai berikut:
1
20
= 6 250.450 = 83852,55 N = 83,85 kN
f c,
c. (Vu Vc)<0,67bwd
200 0,6.83,85<0,67.250.450 20
149,69<337,087 bisa dilanjutkan ke perhitungan Vs
Memakai D10 dengan luas :1/4D2 = 1/4102=78,5 mm2 karena
yang dipakai untuk menahan gaya geser sebanyak dua kaki (satu
loop) maka luas total Av: 2 x 78,5 = 157 mm2
Vs = Vu/ - Vc = 200/0,6 83,85 = 249,48 kN
Menghitung jarak/spasi tulangan geser:
Av f y d
s = Vs
157.240.450
3
= 249 ,48.10 = 113,3 mm
Menghitung jarak maksimum yang diperbolehkan:
Contoh 2.
Suatu bentang balok dengan perletakan sederhana panjang 8 m.
Dibebani dengan beban hidup terbagi rata sebesar 5 kN/m dan beban
mati terbagi merata 30 kN/m. Dimensi balok b = 250 mm dan d = 450
mm. Kekuatan bahan fy = 240 MPa dan fc = 20 MPa. Tentukan
tulangan geser yang diperlukan!
Penyelesaikan
Menghitung beban ultimit
wu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2.30+1,6.5 = 44 kN/m
menghitung gaya geser ultimit
Vu = wu L
= .44.8 = 176 kN
gambar diagram gaya geser Vu , karena diagram ini simetris maka
analisa hanya dilakukan di setengah bentang.
450
8000
d = 450 mm
Vu = 176 kN
250
Vukritis= 156,2 kN
Vc = 50,31 kN
Vc = 25,16 kN
x1 = 2843,4
x2 = 3421,6
1
20
= 6 250.450 = 83852,55 N = 83,85 kN
4000 450
176
= 4000 =156,2 kN
Mengecek syarat penampang struktur (penentuan segmen):
a. Vu < 0,5 Vc
156,2 > 0,5.0,6.83,85 = 25,16 kN perlu tulangan
b. 0,5 Vc < Vu< Vc
25,16<156,2> 0,6.83,85 = 50,31 kN tidak minimum
f c,
c. (Vu Vc)<0,67bwd
154,3 0,6.83,85<0,67.250.450 20
Modul Struktur beton
103,99<337087.24 bisa dilanjutkan ke perhitungan Vs
Perhitungan Vs untuk segmen 1:
Vs = (Vu /) Vc
= (154,3/0,6) 83,85 = 173,3 kN = 173,3.103 N
Menghitung tulangan yang diperlukan segmen 1:
Dicoba memakai 10 dengan luas :1/4D2 = 1/4102=78,5 mm2
karena yang dipakai untuk menahan gaya geser sebanyak dua kaki
maka luas total Av: 2 x 78,5 = 157 mm2
Menghitung jarak/spasi tulangan:
Av f y d
s = Vs
157.240.450
3
= 173,3.10 = 97,8 mm
dipakai jarak tulangan 75 mm 10 75
Perhitungan segmen 2:
Dengan perbandingan geometri maka dicari:
x2 = (174 - 25,16)/174 x 4000 = 3421,6 mm
x1 = (174 - 50,31)/174 x 4000 = 2843,4 mm
Daerah antara x1 dan x2 dipasang tulangan minimum:
3 Av f y
smin = bw
3.157.240
= 250 = 452,16 mm
dipakai jarak tulangan 200 mm 10 200
Menghitung jarak maksimum yang diperbolehkan:
s maks adalah nilai terkecil dari 0,5d = 0,5.450 = 225 mm dan
600 mm dipilih 225 mm
Sedangkan daerah > x2 secara teoritis tidak memerlukan tulangan
geser, tapi biasanya dipasang tulangan minimum juga, sehingga
masuk segmen 2.
Contoh 3.
Suatu balok mempunyai SFD seperti pada:
Hitung kebutuhan tulangan geser di tumpuan (dari tumpuan
sejauhpenampang kritis d) dan lapangan (sejauh bentang) untuk
balok dengan properti seperti berikut:
fy = 240 MPa
fc = 25 MPa
bw = 300 mm
d = 500 mm
tulangan = D12
VDL = 180 kN
VLL = 120 kN
VDL = 30 kN
VLL = 15 kN
VDL = 27 kN
VLL = 12 kN VDL = 160 kN
VLL = 110 kN
6.00 m
Jawab:
Gaya geser yang governed adalah ruas sebelah kiri dengan perincian
gaya geser tumpuan dan lapangan rencana adalah sebagai berikut
d = 500
6000
Contoh 4.
Umumnya perhitungan analisis struktur adalah menggunakan program
SAP atau ETABS sehingga dari data ouput perlu kita interpretasikan hasil
datanya dengan nilai gaya geser rencana yang akan akan tinjau untuk
desain. Contoh output adalah sebagai berikut:
Maka kita perkirakan nilai inflection point pada bentang maka untuk
tumpuan kita ambil nilai terbesar dari station 0 dan 6 m yaitu 150.98 kN
(nilai ini bisa diambil langsung atau dikurangi nilai sejarak tinggi d dari
balok yang terpasang). Dan nilai gaya geser bentang maka diperkirakan
dari 6/4 = 1.5 m dan diambil dari station 1.5 dan 4.5 dipilih yang terbesar
yaitu75.49 kNm. Dan dilanjutkan dengan prosedur hitungan seperti contoh
1.
Sedangkan untuk ouput ETABS maka nilai-nilai gaya dalam akan
ditampilkan di muka kolom sehingga station akan dimulai dari setengah
lebar kolom yang dipakai
h Vu
Nuc
h d
Konsol pendek banyak dipakai pada delatasi atau pemisah antar gedung
atau untuk perletakan krane (crane) dan untuk tumpuan struktur pracetak
mis: balok atau plat pracetak.
Konsol pendek berfungsi seperti balok kantilever dengan pengaruh geser
lebih besar dibandingkan dengan pengaruh lentur/momennya. Bila
perbandingan h/h kecil maka retak akan cenderung berada ke arah luar,
dan sebaliknya bila perbandingan h/h besar maka retak cenderung akan
terjadi di dekat kolom. Pada SK SNI T-15-1991-03 memberikan besar
batasan tinggi h harus lebih besar dari 0,5d. Karena sifatnya yang seperti
kantilever maka akan terbentuk momen negatif dengan daerah tekan
berada di bawah dan daerah tarik berada di atas.
Tulangan pokok As
Tulangan pokok Ah
Tulangan pembentuk h d
dengan = 0,65
Bila tidak ada ketentuan tentang besar Nuc maka digunakan Nuc
minimum yaitu :
Nuc minimum = 0,2 Vu
5. Menentukan tulangan pokok As:
As = 2/3Avf + An atau
As = Af + An atau
f c'
fy
As minimum = 0,04 bd
Dari ketiga persamaan di atas diambil As yang paling besar
jepit
f c'
3. Apabila Tu < [(1/24 )x2y], maka efek torsi diabaikan.
4. Menghitung kuat torsi nominal Tc badan beton:
dengan:
bw d
2
Ct = x y
f c'
Untuk torsi keserasian Ts = (1/3 )1/3 x2y Tc pilih
yang terkecil antara kedua
persamaan di atas
6. Syarat penampang:
Tn > Tu/
Ts > 4Tc penampang harus diperbesar.
7. Menghitung luas sengkang setiap satuan jarak sebagai berikut:
At T
s
s t x1 y 1 f y
dengan:
1
f' b d
6 c w
V
c 2
T
1 2,5 C u
tV
u
s = bw
min
f c'
Tu < [(1/24 )x2y]
1
35 350 2 .600
15
2
0 ,4.50.10 3
1
6
= 0 ,0026.40.10 = 28467179,6Nmm = 28,5 kNm
4. Tu < Tc = 0,6.28,5 = 17,1 kNm tulangan torsi harus dihitung
Untuk torsi keseimbangan
Ts = Tn Tc
= 66,7 28,5 = 38,2 kNm
5. Syarat penampang:
38,2.10 6
= 1,3.258.508.400 = 0,56 mm2/mm jarak/kaki
7. Menghitung spasi tulangan geser s :
Luas tulangan Av = ..122.2 = 226 mm2
1
f c' bw d
V 6
c 2
T
1 2 ,5 C t u
Vu
1
35 350.550
6
2
40.10 6
1 2,5.0 ,0026
50.10 3
= = 76228,6 N = 76,2 kN
Vs = Vn Vc
= 50/0,6 76,2 = 7,1 kN
7 ,1.10 3
= 400.550 = 0,032 mm2/mm jarak/dua kaki
Menghitung sengkang untuk geser dan torsi:
Avt 2 At Av
s s s
= 2. 0,56 + 0,032 = 1,152 mm2/ mm jarak/ dua kaki
maka
s = 226/1,152 = 196,2 mm
spasi maksimum:
s maks = (x1+y1)
= (258+508) = 191,5 mm
spasi minimum:
3 Avt f y
s = bw
min
3.226.400
= 350 = 774,8 mm dipakai tulangan D12 150
Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran tulangan untuk tulangan tumpuan 100% At
harus diteruskan minimal/sedikitnya sepanjang 12 d ; h ; 1/16 l b
(dipilih/diambil yang paling besar), kemudian 1/3 At diteruskan lagi
sepanjang Ld , selanjutnya diteruskan lagi At sepanjang Ld (Ld = 1,4
Ld) dimana Ld dapat dilihat dalam daftar/tabel panjang penyaluran
tulangan
Apabila ada sambungan tulangan (sambungan lewatan), maka
panjang sambungan lewatan tersebut dapat:
Untuk tulangan tekan, panjang sambungan lewatan minimal 40 d
sampai dengan 50 d sesuai kelas beton.
Untuk tulangan tarik, panjang sambungan lewatan minimal 1.3 Ld
(Ld = 1.4 Ld) tanpa kait.
Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan
bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas).