Anda di halaman 1dari 11

Makalah Etika Komputer

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada
sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa
komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama
perhatian tersebut adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan
penjual perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun subyek etika komputer lebih
dalam daripada masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh
daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung
pada cara penggunaannya. Sebagai orang awam, kita tidak tahu menahu apakah yang dimaksud
dengan Etika dalam Komputer. Mungkin kita mengerti sedikit sebagai pengguna yang baik,
kita tidak membuka data-data orang lain. Tapi secara logika sebagai orang awam, untuk apa
membuka data orang lain jika tidak dikarenakan iseng, jahil, rasa ingin tahu yang tinggi ataukah
modus perbuatan orang jahat.

Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer.
Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas
perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan
komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data. Sehingga jika kita
menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur
manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data.

Banyak perkembangan teknologi yang sekarang ini ada di sekitar kita dan sudah menjadi
bahan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tetapi dari perkembangan
tersebut pasti juga membawa dampak negatif serta mendatangkan suatu kesempatan terutama
bagi pihak-pihak yang bertujuan menyalahgunakannya untuk kepentingan/keuntungan pribadi.
Sehingga penting untuk diadakannya pendidikan tentang etika dalam menggunakan komputer.
Tentu tidak tiap perpustakaan harus memiliki komputer atau menerapkan teknologi
informasi dalam pengelolaannya. Semua tergantung pada kemampuan perpustakaan itu sendiri
dalam mengembangkan sistem pengelolaan informasinya. Pengelolaan secara tradisional masih
dimungkinkan bila sumber daya manusia atau dana belum mencukupi untuk menunjang
penerapan teknologi informasi. Pada intinya besar tidaknya perpustakaan bukan diukur dari
peralatan yang dimiliki, melainkan dari kandungan informasi yang dimiliki dan bagaimana
pengelolaannya sehingga memudahkan pengguna untuk memperoleh informasi sekecil dan
dalam bentuk apapun.

Ternyata banyak sekali manfaat Teknologi Informasi dalam kehidupan kita sehari-
hari.Misalnya dalam bidang pendidikan. Dengan pendidikan dimungkinkan terjadinya
penyebarluasan Teknologi Informasi dan transformasi ilmu pengetahuan untuk sektor-sektor
pendidikan. Para siswa yang duduk di bangku sekolah dan mahasiswa juga terbantu dengan
adanya internet dalam mengerjakan tugas sekolah atau tugas kuliah. Para mahasiswa dapat
mencari bahan skripsi di internet atau para siswa mencari bahan tugas makalahnya di
internet.dan pustakawan juga nisa menginput data melalui Ti. Dengan adanya pelajaran
Teknologi Informasi di sekolah, para siswa dapat belajar dan memanfaatkan TI dalam kehidupan
mereka sehari-hari dengan baik.

Manfaat TI tidak hanya pada bidang pendidikan saja, tetapi juga pada perpustakaan TI
dapat membantu pustakawan dalam melaksanakan pekerjaannnya sperti input data, masukin
kolkesi dan lain-lainnya. Selain itu juga bisa membantu pemustaka dalam menemukan kolleksi
secara cepat dengan menggunakan opac.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Sejarah Etika Komputer?
2. Apakah Pengertian Etika Komputer ?
3. Apakah manfaat Teknologi Informasi Dalam Dunia Perpustakaan?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Sejarah Etika Komputer
2. Untuk Mengetahui Apakah Pengertian Etika Komputer
2. Untuk Mengetahui Apakah manfaat Teknologi Informasi Dalam

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Etika Komputer

Komputer ditemukan oleh Howard Aiken pada tahun 1973 Penemuan komputer di tahun
1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika komputer yang kemudian berkembang hingga menjadi
sebuah disiplin ilmu baru di bidang teknologi.
a. Generasi I (Era 1940-an)
Terdapat 2 peristiwa penting pada tahun 1940-an yaitu Perang Dunia II dan lahirnya
teknologi komputer. Selama Perang Dunia II, Profesor Norbert Wiener mengembangkan sebuah
meriam antipesawat yang mampu melumpuhkan setiap pesawat tempur yang melintas di
sekitarnya. Pengembangan senjata tersebut memicu Wiener untuk memperhatikan aspek lain
selain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu etika. Dalam penelitiannya, Wiener
meramalkan terjadinya revolusi sosial dari perkembangan teknologi informasi yang dituangkan
dalam sebuah buku berjudul Cybernetics: Control and Communication in the Animal and
Machine. Penelitian Wiener masih terus berlanjut hingga tahun 1950-an. Meskipun Wiener tidak
pernah menggunakan istilah etika komputer dalam setiap bukunya, konsep pemikirannya telah
menghasilkan fondasi yang kuat dalam perkembangan etika komputer di masa mendatang.
b. Generasi II (Era 1960-an)
Meningkatnya jumlah penggunaan komputer pada era tersebut membuat Donn Parker dari
SRI International Menlo Park California melakukan berbagai penelitian terhadap penggunaan
komputer secara ilegal. Menurut Parker, kejahatan komputer terjadi karena kebanyakan orang
mengabaikan etika dalam penggunaan komputer. Pemikiran Parker menjadi pelopor kode etik
profesi di bidang komputer (Kode Etik Profesional).
c. Generasi III (Era 1970-an)
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence memicu perkembangan program-program
komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi secara langsung dengan komputer, salah
satunya adalah ELIZA. Program psikoterapi Rogerian ini diciptakan oleh Joseph Weizenbaum
dan mengundang banyak kontroversi karena Weizenbaum telah melakukan komputerisasi
psikoterapi dalam bidang kedokteran. Istilah etika komputer kemudian digunakan oleh Walter
Maner untuk menanggapi permasalahan yang ditimbulkan oleh pemakaian komputer pada waktu
itu. Era ini terus berlanjut hingga tahun 1980-an dan menjadi masa kejayaan etika komputer,
khususnya setelah penerbitan buku teks pertama mengenai etika komputer yang ditulis oleh
Deborah Johnson dengan judul Computer Ethics.
d. Generasi IV (Era 1990-an)
Penelitian dan pelatihan etika komputer berkembang pesat mulai tahun 1990 hingga saat ini.
Berbagai konferensi, riset, jurnal, artikel dan buku mengenai etika komputer terus berkembang
sehingga masyarakat dunia menyadari pentingnya etika dalam penggunaan komputer. Etika
komputer juga menjadi dasar lahirnya peraturan atau undang-undang mengenai kejahatan
komputer.

2.2 Pengertian Etika Komputer

Jika dilihat dari sejerah etika komputer baru berkembang tahun 1940-an, dan sampai
sekarang berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru Komputer ditemukan oleh Howard
Aiken pada tahun 1973 Penemuan komputer di tahun 1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika
komputer yang kemudian berkembang hingga menjadi sebuah disiplin ilmu baru di bidang
teknologi.

Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer.
Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas
perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan
komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data. Sehingga jika kita
menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang
mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data. Untuk
menanamkan kebiasaan komputer yang sesuai, etika harus
dijadikan kebijakan organisasi etis. Sejumlah organisasi menyelamatkan isu mengenai
etika komputer dan telah menghasilkan guideline etika komputer, kode etik.
Pada tahun 1992, koalisi etika komputer yang tergabung dalam lembaga etika komputer (CEI)
memfokuskan pada kemajuan teknologi informasi, untuk dan korporasi serta kebijakan publik.
CEI menyelamatkannya pada kebijakan organsasi, publik, indutrial, dan akademis.
Lembaga ini memperhatikan perlunya isu mengenai etika berkaitan degan kemajuan teknologi
informasi dalam masyarakat dan telah menciptakan sepuluh perintah etika computer.
Adapun Sepuluh Perintah untuk Etika Komputer Dari Institut Etika Komputer yaitu :
1. Jangan menggunakan komputer untuk membahayakan orang lain
2. Jangan mencampuri pekerjaan komputer orang lain
3. Jangan mengintip file orang lain
4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
5. Jangan menggunakan komputer untuk bersaksi dusta
6. Jangan menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum kamu bayar
7. Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisas
8. Jangan mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kamu sendiri
9. Pikirkanlah mengenai akibat sosial dari program yang kamu tulis
10. Gunakanlah komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa penghargaan
tahap revolusi dalam komputer yang dikemukakan oleh James Moor : Dari
perkembangan-perkembangan yang telah dikemukakan oleh para pemikir dunia komputer dapat
disimpulkan bahwa etika komputer merupakan hal yang penting untuk membatasi adanya
penyalahgunaan teknologi/komputer yang dapat merugikan orang lain. Dengan adanya etika
komputer segala kegiatan yang dilakukan dalam dunia komputer memiliki aturan-aturan/nilai
yang mempunyai dasar ilmu yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga etika
komputer dapat membatasi apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang menjadi
pelanggaran dalam penggunaan komputer

Etika Komputer di Indonesia


Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar
pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada.
Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat). Pelajar, mahasiswa dan karyawan
dituntut untuk bisa mengoperasikan program-program komputer dasar seperti Microsoft Office.
Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam
penggunaan internet. Survei Business Software Alliance (BSA) tahun 2001 menempatkan
Indonesia di urutan ketiga sebagai negara dengan kasus pembajakan terbesar di dunia setelah
Vietnam dan China. Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik
Indonesia semakin gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang
Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 (penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No.
12 Tahun 1997). Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang
lain dan menegakkan etika dalam penggunaan komputer di Indonesia

Isu-isu dalam etika komputer


Lahirnya etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak
dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan komputer.
Adapun isu-isu dalam Etika Komputer :
1. Kejahatan Komputer(Computercrime)
Pesatnya perkembangan teknologi komputer membawa dampak positif bagi perkerjaan
manusia sekarang ini, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif terutama bagi pihak-
pihak yang menyalahgunakan dan mencari keuntungan dengan cara yang tidak dibenarkan. Hal
ini memunculkan suatu anggapan tentang kejahatan di dunia komputer yang sering disebut
Computercrime. Kejahatan komputer juga dapat diartikan sebagai penggunaan komputer
secara ilegal. Hal tersebut terjadi karena banyaknya orang yang melakukan kejahatan komputer
mengabaikan adanya etika dalam penggunaan komputer
2. E-commerce
Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian dan perdagangan negara.
Melalui internet transaksi perdagangan menjadi lebih cepat dan efisien. Namun perdagangan
melalui internet ini memunculkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen,
permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital.
Untuk menangani hal tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on
Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
3. Pelanggaran HAKI(Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Kemudahan-kemudahan yang diberikan internet menyebabkan terjadinya pelanggaran HAKI
seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduhan ilegal.
4. Netiket
Internet merupakan salah satu bukti perkembangan pesat dari teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer dapat
mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan dunia bisnis,
pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet,
interaksi manusia dapat dilakukan dari berbagai belahan dunia tanpa harus saling bertatap muka.
Tingginya penggunaan internet melahirkan aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiker
merupakan etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan
oleh IETF(The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional ynag terdiri
dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengopersian internet
5. Tanggung Jawab Profesi
Seiring perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer sudah melakukan
spesialisasi bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di
kalangan masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup
banyak hal dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka
dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien
dengan profesional, profesional dengan profesional lain, serta masyarakat dengan profesional.
Banyak perkembangan teknologi yang sekarang ini ada di sekitar kita dan sudah
menjadi bahan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tetapi dari
perkembangan tersebut pasti juga membawa dampak negatif serta mendatangkan suatu
kesempatan terutama bagi pihak-pihak yang bertujuan menyalahgunakannya untuk
kepentingan/keuntungan pribadi. Sehingga penting untuk diadakannya pendidikan tentang etika
dalam menggunakan komputer.
Cara-cara mencegah kejahatan komputer
1. Memperkuat hukum
Kini dengan hukum dunia teknologi informasi diperkuat maka setiap orang tidak seenaknya
lagi melannggar hukum, karena bisa-bisa digiring sampai ke kantor polisi. Organisasi industri
seperti Software Publishers Association (SPA) segera dibentuk setelah maraknya pembajakan
perangakat
lunak dalam sekala besar maupun kecil. (Pembajakan perangkat lunak komersial sekarang
merupakan tindak pidana berat, bisa dienjara maksimal 5 tahun dan didenda hingga 250.000
dollar bagi siapa saja yang terbukti memakai peragkat bajakan). Dengan memperkuat hukum ini
minimal akan mengurangi resiko kejahatan Teknologi informasi.
2. CERT : Computer Emergency respose Team
Pada tahun 1988, setelah internet tersebar luas, Departemen pertahanan AS membentuk
CERT. Meskipun lembaga ini tidak mempunyai wewenang untuk menahan atau mengadili,
CERT menyediakan informasi internasional dan layanan seputar keamanan bagi para pengguna
internet. CERT hadr sebagai pendamping pihak yang diserang, membantu mengatasi penggangu,
dan mengevaluasi sistem yang telah megalami serangan untuk melindunginya dari gangguan
dimasa yang akan datang
3. Alat pendeteksi kecurangan perangkat lunak deteksi berbasis aturan.
Dalam teknik ini pengguna, semisal pedagang membuat file negatif yang memuat kriteria
yang harus dipenuhi oleh setiap transaksi. Kriteria ini meliputi nomor kartu kredit yang dicuri
dan juga batas harganya, kecocokan alamat rekening pemegang kartu dan alamat pengiriman,
dan peringatan jika satu item dipesan dalam jumlah besar.

2.3 Manfaat Teknologi Informasi Dalam Dunia Perpustakaan

Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-
nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling
mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (Rogers, 1986).
Pemanfaatan teknologi informasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok, maka pada organisasi atau lembaga tempat mereka bekerjapun telah
dipengaruhi oleh teknologi ini.perilaku masyarakat yang serba ingin cepat juga berdampak pada
pola mereka dalam mencari mencari dan memanfaatkan informasi.salah satu adalah mereka yang
membutuhkan informasi yang up to date, cepat, akurat, dan terpercaya yang dapat diakses dari
mana saj dan kapan saja.
Penggunaan TI khususnya komputer diperpustakaan di mulai sejak tahun 1960-an
dibeberapa perpustakaan di Amerika Utara dan Inggris. Pada awalnya, penggunaan komputeer di
perpustakaan hanya terbatas untuk kegiatan pengkatalogan dan sirkulasi saja, namun penggunaan
komputer diperpustakaan semakin menigkat, kerana selain menguntungkan bagi perpustakaan
juga sangat membantu bagi pemustaka.
Untuk mengelolah perpustakaan secara mudah dan cepat dapat direalisasikan dengan
menerapkan penggunaan TI. Menurut shopia (1998), penggunaan teknologi komputer di
perpustakaan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Mempercepat proses temu balik informasi
2. Memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka
3. Ledakan informasi yang makin membanjiri dunia saat ini membutuhkan pengelolaan yang lebih
sistematis
4. Dengan adanya komputer Akses terhadap informasi, kebutuhan pengguna untuk mencari atau
menemukan kembali informasi lebih mudah dengan adanya teknologi informasi
5. Efisiensi pekerjaan. Dengan adanya komputer di perpustakaan membantu pekerjaan menjadi
lebih cepat. Pencatatan buku-buku baru serta pengolahan akan lebih mudah jika disimpan dalam
berkas komputer.
6. Memudahkan tukar-menukar informasi dalam bentuk data.
7. Salinan data atau informasi yang dibuat dapat diseragamkan sehingga memudahkan pengguna
lainnya (user friendly)
8. Penyajian informasi dan data dapat dibuat semenarik mungkin
9. Pengguna dapat belajar dan mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dengan bantuan
komputer
Dengan bantuan teknologi komputer maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercapat
dan diefesienkan.selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk
ditelusuri kembali.
Teknologi informasi di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan terutama
efesiensi dan efektifitas kerja perpustakaan. Dengan teknologi informasi, beberapa pekerjaan
manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan bahan pustaka akan
menjadi lebih akurat dan cepat untuk di telusur kembali. Dengan demikian para pustakawan
dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena
beberapa pekerjaan yang bersifat berulang sudah diambil alih oleh komputer.
Manfaat Teknologi Informasi di Perpustakaan
Manfaat penerapan teknologi informasi bagi pemakai perpustakaan menurut Henderson
(1992) adalah :
1. Menyediakan akses yang cepat dan mudah pada informasi
2. Menyediakan akses jarak jauh bagi pemakai
3. Menyediakan akses 24 jam (bila TI dioperasikan atau jasa layanannya sudah dalam bentuk web
browsher) bagi pemakai
4. Menyediakan akses informasi yang tidak terbatas dari berbagai jenis sumber
5. Menyediakan informasi yang lebih mutakhir
6. Menyediakan informasi yang dapat digunakan secara luwe bagi pemakai sesuai dengan
kebutuhannya
7. meningkatkan keluwesan , dan
8. Memudahkan informasi ulang dan kombinasi data dari berbagai sumber.

Lebih jauh Cohrane (1992), menyebutkan beberapa keuntungan teknologi informasi bagi
perpustakaan sebagai berikut :
1. Memudahkan itegrasi berbagai kegiatan perpustakaan
2. Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan
3. Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan
4. Menghilangkan pekerjaan yang bersifat mengulang (Repetitif) dan karenanya tidak menarik dan
membosangkan
5. Membantu perpustakaan memperluas jasa perpustakaan
6. Menimbulkan berbagai peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan
7. Dapat menghemat uang dan malahan menjadi menghasilakn uang, dan
8. Meningkatkan efesiensi.
Namun disis lain teknologi informasi memiliki kerugian/kelemahan atau kendala dalam
penerapannya di Indonesia.
Kendala dalam Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan
Selain keuntungan yang dapat diperoleh, penggunana teknologi informasi perpustakaan dapat
menimbulkan masalah seperti :
1. Penggunaan komputer yang bertujuan untuk memperingan dan mempercepat pekerjaan, di sisi
lain bisa menimbulkan pengangguran, karena beban pekerjaan semakin berkurang dengan
adanya computer
2. Adanya kemungkinan penyalahgunaan data untuk kepentingan pribadi. Kemudahan pengelolaan
informasi dalam bentuk pangkalan data memberi peluang untuk memindahkan data yang tadinya
milik pribadi atau rahasia dapat diakses oleh orang lain.
3. Perlindungan terhadap hak cipta seseorang sulit diwujudkan. Sebuah karya atau kumpulan data
dapat dengan mudah dikopi dan dimiliki oleh orang lain tanpa seizin pemilik informasi tersebut.
Terlebih jika tujuannya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi.
4. Ketergantungan pada komputer menimbulkan kelemahan bila listrik mati atau komputer
terserang virus, maka data tidak dapat diakses.
5. Ketidakmampuan sumber daya manusia dalam menguasai teknologi dapat menimbulkan kendala
dan memunculkan anggapan bahwa teknologi justru menghambat pekerjaan.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer.
Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas
perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan
komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data. Etika komputer baru
berkembang tahun 1940-an, dan sampai sekarang berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu
baru.
CEI menyelamatkannya pada kebijakan organsasi, publik, indutrial, dan akademis.
Lembaga ini memperhatikan perlunya isu mengenai etika berkaitan degan kemajuan teknologi
informasi dalam masyarakat dan telah menciptakan perintah etika-etika computer. Lahirnya
etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak dapat dipisahkan
dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan komputer banyaknya permasalahan-
permasalahan kita ketemui tidak membuat kita jenuh dalam menggunakan komputer, karena
dengan adanya permasalahan itu pasti ada juga cara mengatasi atau menanggulanginya.
Dengan adanya teknologi informasi seperti komputer telah membawa perubahan dan
manfaat pada perpustakaan, pekerjaan yang baisanya mnghabiskan waktu berhari-hari sekarang
tidak lagi karena pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan mudah dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Simarmata, Janner. 2008. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Wahyono, Teguh. 2009. Etika Komputer: Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi
Informasi. Yogyakarta:
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_komputer. di unduh jm 21:48
Sumber : http://baloen-027.blogspot.com/2009/05/tugas-etika-komputer.html . Di unduh : jm
3:26.

Anda mungkin juga menyukai