Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH UNSUR HALOGEN GOL.

VII DALAM
SISTEM PERIODIK UNSUR

Kelompok:
Ivana Octavianita J3L114014

Rizky Radiansyah J3L114057

Riani Nur Fitriani J3L114080

Chatleya Valeva J3L114027

Program Keahlian Direktorat


Program DiplomaInstitute Pertanian Bogor
2014-2015
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan anugrah dan rahmat-Nya tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang
diharapkan.
Penulisan tugas makalah H a l o g e n ini dibuat dalam rangka memenuhi
nilai tugas dari dosen pengajar Mata Kuliah Kimia Anorganik dan untuk menambah
pengetahuan kami mengenai mata kuliah tersebut khususnya materi mengenai sifat
fisis, sifat kimia dan informasi lainnya yang mengenai unsur halogen.
Secara umum tujuan makalah ini kami buat selain untuk memenuhi tugas,
makalah ini juga bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca yang mengenai
hal-hal apa saja yang perlu dipahami tentang unsur halogen (gol.VII) dalam system
periodic unsur.
Dalam penulisan makalah yang kami buat ini, kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan kami kedepannya. Kami berharap semoga tugas ini dapat
bermanfaat, dipahami dan dimengerti oleh pembaca.

Bogor, 21 April 2015

Penulis
DAFTAR ISI
Program Keahlian Direktorat........................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
HALOGEN................................................................................................. 4
BAB II SIFAT HALOGEN............................................................................ 5
A. Sifat Fisis........................................................................................ 5
B. Sifat Kimia...................................................................................... 6
BAB III KEKUATAN OKSIDATOR................................................................10
BAB IV SUMBER....................................................................................... 11
BAB V PEMBUATAN HALOGEN.................................................................12
BAB VI SENYAWA HALOGEN.....................................................................15
BAB VII KEGUNAAN HALOGEN................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN

HALOGEN
Unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA dalam tabel periodik diberi
nama unsur halogen. Halogen dalam bahasa Yunani halos dan genes yang artinya
pembentuk garam (halos=garam, genes= pembentuk). Dinamakan demikian karena
unsur tersebut dapat bereaksi langsung dengan logam alkali membentuk garam.
Unsur nonlogam yang termasuk ke dalam golongan Halogen yaitu Fluor (F), Klor
(Cl), Brom (Br), Iodium (I), dan Astatin (At).
Halogen merupakan unsur nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur ini tidak
ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya.
Konfigurasi elektron halogen adalah ns2np5 atau pada kulit terluar adalah tujuh
elektron, dan halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk struktur gas mulia
yang merupakan kulit tertutup. Atom halogen mengeluarkan energi bila menangkap
satu elektron. Jadi, perubahan entalpi reaksi X(g) + e X -(g) bernilai negatif.
Konfigurasi elektron atom unsur halogen dapat dilihat pada tabel.

Unsur Simbol No.Atom Konfigurasi Elektron


Fluorin F 9 (He) 2s2 2p5
Klorin Cl 17 (Ne) 3s2 3p5
Bromin Br 35 (Ar) 3d10 4s2 4p5
Iodin I 53 (Kr) 4d10 5s2 5p5
Astatin At 85 (Xe) 4f14 5d10 6s2 6p5
Tabel 1 data umum pada Sistem Periodik Unsur
Unsur Astatin adalah unsur buatan yang tidak stabil karena bersifat radioaktif.
Unsur-unsur halogen dalam keadaan bebas terdapat sebagai molekul diatomok Fluor
(F2), Klor (Cl2), Brom (Br2), Iodium (I2), dan Astatin (At2).
BAB II SIFAT HALOGEN

Sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat dari sifat fisis dan sifat kimianya. Sifat
fisis antara lain titik leleh, titik didih, dan warna, sedangkan sifat kimianya dapat
dilihat dari kereaktifan unsur halogen tersebut.
A. Sifat Fisis
Unsur
Sifat-Sifat
Fluorin Klorin Bromin iodin Astatin
Nomor Atom 9 17 35 53 85
Massa atom relatif 18,99 35,5 79,9 126,9 210
Titik Leleh () -219,62 -100,98 -7,25 113,5 302
Titik Didih () -188,14 -34,6 58,78 184,35 337
Rapatan pada 25(gram/cm3) 1,108 1,367 3,119 4,93 -
Warna kuning kuning-hijau merah tua Ungu-hitam -
Energi ionisasi (kJ/mol) 1681 1251 1139,9 1008,4 930
Afinitas elektron(kJ/mol) 328 349 324,7 295,2 270
Keelektronegatifan 3,98 3,16 2,96 2,66 2,2
Jari-jari ion () 1,33 1,81 1,96 2,2 2,27
Jari-jari atom () 0,64 0,99 1,14 1,33 1,4
Potensial reduksi
standar(volt) 2,87 1,36 1,07 0,54 -0,2
- -
F2/F Cl2/Cl Br2/Br- I2/I- At2/At-
Tabel 2 data sifat fisis pada atom-atom halogen
1. Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin. Demikian pula
jari-jari ion negatifnya. Ion negatif terbentuk apabila atom netral mengikat elektron,
sehingga jari-jari ion negatif lebih besar daripada jari-jari atom netralnnya.
2. Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar, karena ikatan
antar molekulnya makin besar pula. Antara molekul-molekul halogen padat dan cair
terdapat ikatan Van der Waals yang lemah.
3. Wujud halogen pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat
cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah
menyublim.Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu
meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat
pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm. Kecenderungan titik leleh dan titik didih
halogen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Molekul halogen (X 2) bersifat
nonpolar, dengan demikian gaya tarik- menarik antarmolekul halogen merupakan
gaya dispersi. Sebagaimana diketahui,gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan
pertambahan massa molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan titik didih
halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
4. Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning-hijau. Cairan
bromin berwarna merah kecoklatan, dan zat padat iodin berwarna hitam, sedangkan
uap iodin berwarna coklat kemerahan.
5. Kelarutan fluorin, klorin, dan bromin dalam air besar atau mudah larut, sedangkan
kelarutan iodin larut dalam air kecil kecil(sukar larut). Iodin mudah larut dalam KI
dan pelarut organi, seperti alkohol, eter, kloroform(CHCl 3) dan karbon tetraklorida
(CCl4). Warna larutan bromin dalam pelarut kloroform(CHCl3) atau karbon
tetraklorida (CCl4) adalah kuning coklat, sedangkan warna larutan iodin dalam
pelarut kloroform(CHCl3) atau karbon tetraklorida (CCl4) adalah ungu.

B. Sifat Kimia
1. Halogen mudah membentuk ion negatif, karena atom halogen mempunyai 7 elektron
valensi pada kulit terluarnya (ns2 np5). Atom unsur halogen cenderung akan menarik
satu elektron (1e-) dan menjadi ion negatif dalam ranngka membentuk susunan
elektron yang stabil seperti gas mulia (ns2 np6). Oleh karena itu, halogen disebut
unsur yang sangat elektronegatif.
2. Kereaktifan halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom halogen sangat
kecil sehingga mudah menarik elektron. Dari Fluorin ke Iodin kereaktifan makin
berkurng, karena jari-jari atom makin besar.
F(g) + e F-(g) H=-328kJ
Cl(g) + e -
Cl (g) H = -349 kJ
Pada reaksi diatas kita dapat melihat, bahwa afinitas elektron unsur halogen
berkurang dari atas ke bawah, yaitu klorin ke iodine. Hal itu terjadi karena
bertambahnya jari jari atom, akan tetapi H (energi) fluorin lebih rendah
dibandingkan klorin, penyimpangan ini terjadi karena kecilnya atom fluorin , yang
membuat gaya tolak menolak antar electron.
3. Halogen merupakan oksidator(pengoksidasi) kuat. Unsur-unsur halogen mudah
mengikat elektron karena itu halogen mudah tereduksi.
F2(g) + 2e 2F-(aq) E = +2,87 volt
Cl2(g) + 2e -
2Cl (aq) E = +1,36 volt
Br2(l) + 2e 2Br-(aq) E = +1,07 volt
I2(s) + 2e -
2I (aq) E = +0,51 volt
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodin sifat
oksidator/pengoksidasi halogen makin berkurang.
Daya pengoksidasi F2>Cl2>Br2>I2

A. Flourin

Fluorin adalah unsur yang paling elektronegatif dan reaktif bila dibandingkan
dengan semua unsur. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatomik (F), berwarna
kuning pucat, gas korosif, bereaksi dengan banyak senyawa organik dan anorganik.
Logam, kaca, keramik, karbon, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala yang
terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat
menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi. Setelah Perang Dunia II, tidak ada
produksi unsur fluorin secara massal. Proyek bom nuklir dan penerapan energi nuklir,
telah membuat fluorin harus dibuat dalam jumlah besar.

Unsur fluor dan ion fluorida sangat beracun. Unsur bebasnya memiliki
karakteristik bau yang tajam, bisa dideteksi dalam konsentrasi serendah 20 ppb, yakni
di bawah tingkat keamanan bekerja. Konsentrasi yang diperbolehkan untuk paparan
selama 8 jam kerja adalah 1 ppm.

Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F
dan nomor atom 19. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti mengalir.
Dia merupakan gas halogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang paling
reaktif secara kimia dan elektronegatif dari seluruh unsur. Dalam bentuk murninya,
dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu
berhubungan dengan kulit.

B. Klorin

Cl2 (g) merupakan suatu molekul unsur yang berasal dari golongan Halogen (VIA).
Pada tekanan atmosfer dan suhu kamar, unsur klorin berbentuk gas dengan warna
hijau kekuningan dan memiliki bau khas seperti pemutih. Massa jenis gas klorin lebih
besar dari pada oksigen jadi jika dia terlepas di atmosfer, gas klorin akan berada di
dekat tanah. Gas klorin bersifat racun karena amat reaktif dengan air yang terdapat di
selaput lendir paru-paru dan mata. Reaksi yang terjadi akan menghasilkan asam
klorida dan asam hipoklorit yang memicu iritasi pada mata dan paru-paru serta
memicu korosi pada jaringan. Saat terpapar gas klorin, seseorang harus segera
mencari pertolongan medis. Belum ada penawar bagi gas ini sehingga pengobatan
segera menjadi kuncinya. Klorin mengiritasi sistem pernapasan dan mata. Bentuk
gasnya mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Paparan
kronis dapat menyebabkan emfisema dan bronkitis. Selain itu, dekomposisi klorin
dioksida dapat melepaskan gas klorin. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi
sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap
dalam-dalam.Selain dari industri, seseorang bisa terpapar gas klorin di rumah saat
mencampur pemutih dengan bahan pembersih lainnya yang mengandung asam atau
amonia. Penggunaan gas klorin sebagai senjata perang dilakukan di Perancis pada
tahun 1915 oleh Angkatan Darat Jerman.
Lemahnya ikatan antara dua atom membuat molekul klorin sangat reaktif.
Klorin merupakan oksidator kuat dan memicu oksidasi dengan menerima elektron
dari senyawa lain.Kondisi ini menyebabkan reaksi pembakaran dengan senyawa
organik lain,sepertiamonia,terpentin,dangasalam.

Sifat reaktif ini membuat gas klorin digunakan dalam berbagai industri kimia,
antara lain sebagai perantara dalam sintesis berbagai bahan kimia, termasuk
polyvinylchloride (PVC), pestisida, produk pembersih rumah tangga, serta pemutih
kertas dan tekstil. Senyawa klorin biasanya digunakan untuk disinfeksi air minum,
kolam renang, dan di pabrik pengolahan limbah. Senyawa klorin lain yang sering
digunakan dalam bentuk cair dan gas adalah klorin dioksida, ClO2. Gas klorin
dioksida digunakan sebagai disinfektan untuk laboratorium dan peralatan pabrik serta
kamar bersih.
Seperti yang dimaksud di atas klorin "sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia". Ketika dalam bentuk gas maupun cai, Klorin mampu mengakibatkan luka
yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebabkan
oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di
kerongkongan, hidung, dan traktrespiratory (saluran kerongkongan didekat paru-
paru).

C. Bromin

Brom adalah satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak,
cairan berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap
merah dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi
pada mata dan tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida,
membentuk larutan berwarna merah, tidaak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod. Dapat
bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom tumpah
ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya
kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama
menanganinya.Unsur golongan ini sagat elektronegatif, sehingga mudah berikatan
dengan senyawa-senyawa yang elektropositif.

Penelitian awal menyebutkan bahwa pemaparan gas brom 0,75 ppm selama 6 jam
tidak mengakibatkan gejala yang berarti, namun setelah penelitian lebih lanjut
menyebutkan bahwa pemaparan gas brom tersebut mengakibatkan efek kronis.

Brom merupakan zat yang satbil dan tidak mudah terbakar


dengan adanya pereduksi, logam alkali, logam bubuk, baja, besi,
tembaga dan bahan-bahan organik. Bisa berakibat fatal jika terhirup
dan menyebabkan tingkat keracunan yang tinggi bila terhirup.

D. Iodin
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu
kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa
dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang kemudian
menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut
dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian
membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air.

Iod memiliki 30 isotop yang sudah dikenali. Tapi hanya satu isotop yang stabil,
127I yang terdapat di alam. Isotop buatan 131I, memiliki masa paruh waktu 8 hari,
dan digunakan dalam proses penyembuhan kelenjar tiroid. Senyawa yang paling
umum adalah iodida dari natrium dan kalium (KI),juga senyawa iodatnya
(KIO3). Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit gondok.

Penanganan iod harus hati-hati, karena kontak dengan kulit dapat menyebabkan
luka; uap iod sangat iritan terhadap mata dan membran berlendir. Konsentrasi iod di
udara yang masih diizinkan adalah 1 mg/m3 (selama 8 jam kerja per hari-40 jam
seminggu).

E. Astatin

Astatin adalah suatu unsur kimia radioaktif dengan simbol At dan nomor
atom 85. Unsur ini merupakan halogen terberat yang dikenal. Astatin diproduksi
oleh peluruhan radioaktif alami, tetapi karena waktu paruhnya yang pendek
sehingga hanya ditemukan dalam rentang beberapa menit. Astatin pertama kali
diproduksi oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie, dan Emilio Segre pada
tahun 1940. Tiga tahun berlalu sebelum jejak astatin juga ditemukan dalam mineral
alami. Sampai saat ini, sebagian besar karakteristik fisik dan kimia astatin yang
disimpulkan dari perbandingan dengan unsur lainnya telah diketahui. Beberapa
isotop astatin telah digunakan sebagai partikel alfa-emitter dalam ilmu pengetahuan,
dan aplikasi medis untuk astatin-211 juga telah diuji. Astatin saat ini merupakan
unsur alami paling langka, diperkirakan kurang dari 30 gram (0,9 ons) yang
terkandung dalam seluruh kerak bumi dalam segala waktu.
Astatin merupakan elemen yang sangat radioaktif, dan telah dikonfirmasi oleh
spektrometri massa yang menyimpulkan bahwa astatin berperilaku
seperti halogenlainnya, terutama iodin, meskipun astatin dianggap lebih metalik
dari iodin. Para peneliti di Brookhaven National Laboratory telah melakukan
percobaan yang telah diidentifikasi dan diukur reaksi dasar yang melibatkan astatin.
Namun, penelitian kimia astatin dibatasi oleh kelangkaan ekstrim, yang merupakan
konsekuensi dari waktu paruhnya yang sangat pendek. Isotop yang paling stabil
memiliki waktu paruh sekitar 8,3 jam. Produk akhir dari peluruhan isotop astatin
adalah timbal. Halogen akan berwarna lebih gelap sebanding dengan berat molekul
yang meningkat dan nomor atom. Jadi, mengikuti tren ini, astatin akan menjadi padat
hampir hitam, yang ketika dipanaskan, menyublim menjadi uap keunguan gelap yang
lebih gelap daripada uapiodin. Astatin diperkirakandapat membentuk ikatan ionik
dengan logam semacam natrium, seperti halogen lain, tetapi dapat diekstraksi dari
garam tersebut dengan lebih mudah. Astatin juga dapat bereaksi dengan hidrogen
untuk membentuk astatane, yang bila dilarutkan dalam air, membentuk asam
hidroastatik yang sangat kuat. Astatin juga kurang reaktif dibandingkan iodin.

BAB III KEKUATAN OKSIDATOR

Seperti telah diuraukan bahwa daya reduksi halogen dari fluorin ke iodine
makin berkurang. Apabila direaksikan, halogen yang lebih kuat daya reduksinya
dapat mengusir atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya.
Dari atas ke bawah daya reduksi halogen berkurang.Halogen yang lebih aktif
atau yang berada di atas dapat mengusir atau mendesak halida yang berada dibawah
senyawanya.
Fluorin dapat mendesak klorida, bromide, dan iodide. Klorin dapat mendesak
bromide dan iodide. Bromida dapat mendesak iodide. Reaksi sebaliknya tidak
berlangsung.
1. F2(g) + 2NaCl(aq) 2NaF(aq)+Cl2(g)

Reaksi tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut.


F2(g) + 2Cl-(aq) 2F-(aq)+Cl2(g)
2. Reaksi sebaliknya
Cl2(g) + F-(aq) tidak berlangsung
BAB IV SUMBER

Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada
tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif
dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F 2), berbau pedas,
berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik,
bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin
dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
A. Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun
1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa
dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat
larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu
pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
B. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat
kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah,
berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.
Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat
kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
C. Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam.
Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa
membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan
dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,
CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya
satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit,
sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
D. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman
Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson,
K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210)
mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding
iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI,
AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom
seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan
CH3At.
BAB V PEMBUATAN HALOGEN

Halogen dibuat dari senyawa halida yang ada dialam. Caranya adalah dengan
mengoksidasi ion-ion halida. Proses pembuatan halogen tersebut dapat dilakukan
dengan elektrolisis dan reaksi redoks (reduksi-oksidasi), namun tidak dengan cara
elektrolisis saja, banyak cara digunakan dalam proses pembuatan halogen baik dalam
lingkup industri maupun labolatorium.
A. Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan
cara mengoksidasi senyawa halida dengan MnO 2 atau KmnO4 dalam asam
(H2SO4pekat).
X- + MnO4 + H+ X2 + Mn2+ + H2 O
Cl2 : Mereaksikan suatu halida dengan H2so4 encer dan
Mn02
2CL + MnO2 + 4H+ Mn2+ + 2H2O + Cl2
Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan
Mn04
2Mn04 + 10 Cl- + 16H - 2Mn2+ + 8H2O +5CL2
+

Br2 : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan


MnO2
Mn O2 + 4H+ + 2BR Mn2+ + 2H2O + Br2
Oksidasi Bronda dengan KHLOR
Cl2 + Br - 2Cl- + Br2

I2 : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2


Mn O2 + 4H+ + 2I - 2Mn2+ + 2H2O + I2
Oksidasi iodida dengan gas kalor
Cl2 + I- 2Cl - + I

B. Skala industri
Pembuatan fluorin (F2)
Fluorin dibuat dari elektrolisis asam fluorida(HF). Sebagai bahan baku untuk
mendapatkan HF diperoleh dari fluorspar(CaF2) yang direaksikan dengan H2SO4
pekat. HF yang diperoleh dicampur dengan KHF 2 cair(bebas air), ditambahkan LiF
3% untuk menurunkan suhu sampai 10000C. Wadah untuk reaksi elektrolisis terbuat
dari logam monel(campuran Cu dan Ni), campuran tersebut tidak boleh mengandung
air karena F2 yang terbentuk akan mengoksidasinya. Dalam elektrolisis dihasilkan gas
H2 di katoda dan gas F2 di anoda. Wadahnya menjadi katode, sedangkan anodenya
adalah grafit.
Persamaan reaksi elektrolisis HF sebagai berikut.

2HF(aq)2H+(aq)+2F-(aq)
katode(-) :2H+(aq)+ 2e-H2(g)
anode(+) :2F-(aq)F2(g)+2e-
2HF(aq)H2(g) +F2(g)

Pembuatan Klorin(Cl2)
Pembuatan klorin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi
redoks dan dengan cara elektrolisis.
1) Cara reaksi redoks
Dalam laboratorium, klorin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion klorida.
Sebagai oksidator dapat digunakan MnO2(batu kawi), KMnO4, K2CrO7, atau CaOCl2.
Contoh:
MnO2(s) + 2H2SO4(aq)+ 2NaCl(s)Na2SO4(aq)+MnSO4(aq)+2H2O(l)+Cl2(g)
CaOCl2(aq) + H2SO4(aq) CaSO4(aq) + H2O(l) + Cl2(g)
CaOCl2(aq) + 2HCl(aq) CaCl2(s) + H2O(l) + Cl2(g)
2KMnO4(s) + 16HCl(aq)2KCl(aq) + 2MnCl2(aq) + 8H2O(l) + 5Cl2(g)

2) Cara Elektrolisis
Dalam industri, klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan natrium klorida
pekat dengan mengguanakan elektrode inert(tidak ikut bereaksi) dan menggunakan
diafragma. Sebagai elektrode dipakai grafit.
Persamaan reaksi sebagai berikut.
2NaCl(aq) 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)
Katode(-): 2H2O(l) + 2e -
H2(g) + 2OH-(aq)
Anode(+): 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
2NaCl(aq) + 2H2O(l0 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + Cl2(g) + H2(g)
OH yang diperoleh bereaksi dengan Na+membentuk larutan NaOH.
-

Pembuatan Bromin (Br2)


Pembuatan Bromin juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara
reaksi redoks dan dengan cara elektrolisis.
1) Cara reaksi Redoks
a) Dalam Industri, bromin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang
terdapat dalam air laut dengan klorin. pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi
redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.
Reaksi yang terjadi adalah
Cl2(g) + 2Br-(aq) Br2(g) + 2Cl-(aq)
Dengan mengalirkan udara kedalam air bromin, brominnya dapat dikeluarkan karena
mudah menguap.

2) Cara elektrolisis
Bromin dapat dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan
menggunakan electrode inert.
Persamaan reaksi elektrolisisnya :
MgBr2(aq) Mg2+(aq) + 2Br-(aq)
Katode (-) : 2 H2O (l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
-
Anode (+) : 2 Br (aq) Br2(l) + 2e-
MgBr2(aq) + 2H2O(l) Mg2+ (aq) + 2OH-(aq) + Br2(l) + H2 (g)+ Mg(OH)2(aq)

Pembuatan Iodin ( I2 )
Iodin dapat dibuat dengan dua cara, baik di laboratorium ataupun dalam
industry. Cara tersebut adalah dengan cara redoks dan dengan cara elektrolisis.
1) Cara reaksi redoks
a) Secara komersial Iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodide yang terdapat
dalam air laut dengan klorin.
Cl2 (g) + 2 I- (aq) I2 (s) + 2 Cl-(aq)
b) Iodin dapat dibuat dengan mereduksi NaIO3 dengan NaHSO3 dalam suasana asam.
Persamaan reaksinya :
IO3-(aq) + 3 HSO3-(aq) I-(aq) + 3 H+(aq) + 3 SO42-(aq)
I (aq) + IO3 (aq) + 6 H (aq)
- - +
I2(s) + 3 H2O (l)
c) Dilaboratorium iodine dibuat dari MnO4 + KI + H2SO4 pekat yang dipanaskan.
Persamaan reaksinya :
2 KI(s) + MnO4 (s) + 2 H2SO4 (l) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + 2H2O(l) +I2(s)
I2 yang terbentuk akan mengkristal pada bagian bawah cawan ( terjadi sublimasi ).
2) Cara elektrolisis
Iodin dapat dibuat dengan cara elektrosis larutan garam pekat NaI dengan
menggunakan electrode inert. Persamaan reaksinya
2 NaI(aq) 2Na+(aq) + 2I-(aq)
Katode (-) : 2 H2O (l) + 2e- H2(g) + 2 OH-(aq)
Anode (+) : 2I-(aq) I2(s) + 2e-
2NaI(aq) + 2 H2O (l) 2Na+(aq) + 2 OH-(aq) + I2(s) + H2(g)

BAB VI SENYAWA HALOGEN

Halogen terdapat dialam dalam bentuk senyawa, diantaranya senyawa


hidrogen halida dan asam oksi halogen serta bentuk senyawa garam, yaitu garam
halida.
A. Senyawa Hidrogen Halida (HX)
Pada temperatur kamar, senyawa halogen halida berupa gas, tidak berwarna,
dan sangat mudah larut dalam air. Hidrogen halida dalam pelarut air bersifat asam
yang disebut asam halida. Makin besar perbedaan keelektronegatifan antara hidrogen
dengan unsur halogen maka makin kuat ikatan senyawa tersebut, sehinggga kekuatan
asam makin lemah. Mengapa demikian? Karena semakin kuat ikatan senyawa
tersebut, maka makin sulit melepaskan ion H+. Urutan kekuatan asam halida adalah
HF < HCl < HBr < HI
Jadi, asam yang paling lemah adalah HF dan yang terkuat adalah HI. Sifat fisis dari
hidrogen halida dapat dilihat pada tabel.
Massa Kelarutan dalam
Rumus Titik
moleku Titik 1 Liter Volume
Kimia didih
l Lebur Air
HF 20 19,4 -92 -
HCl 36,5 -84 -112 507
HBr 81 -67 -89 610
HI 128 -35 -51 425
Senyawa HF memiliki titik didih tertinggi sebab pada senyawa HF terdapat ikatan
hidrogen.
Pembuatan Hidrogen Halida
a. Hidrogen Fluorida (HF)
Hidrogen fluorida dibuat dengan cara reaksikan kalsium fluorida dengan asam sulfat
pekat. Persamaan reaksi sebagai berikut.
CaF2(s) + H2SO4(l) CaSO4(s) + 2HF(g)
HF tidak dapat disimpan dalam alat yang terbuat dari kaca karena akan bereaksi
dengan kaca. Reaksi HF dengan kaca sebagai berikut.
6HF(g) + SiO2(s) SiF62-(aq) + 2H3O+(aq)
b. Hidrogen klorida (HCl)
Hidrogen klorida dibuat dengan cara mereaksikan garam dapur dengan asam
sulfat pekat yang dipanaskan. Pada temperatur kamar akan berbentuk gas. Persamaan
reaksinya senbagai berikut.
NaCl(s) + H2SO4(l) NaHSO4(s) + HCl(g)
NaCl(s) + NaHSO4(s) Na2SO4(s) + HCl(g)
c. Hidrogen Bromida (HBr)
Untuk memperoleh HBr murni dapat diperoleh dari reaksi fosfor tribromida dengan
air. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
PBr3(s) + 3H2O(l) H3PO3(aq) + 3HBr(g)
d. Hidrogen Iodida (HI)
Untuk memperoleh HI murni dapat diperoleh dari reaksi fosfor triiodida dengan air.
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
PI3(s) + 3H2O(l) H3PO3(aq) + 3HI(g)
B. Asam Oksi Halogen
Asam oksi halogen terjadi hanya pada halogen yang mempunyai bilangan
oksidasi + dan dapat terjadi dari reaksi oksidasi halogen dengan air. Karena fluorin
tidak mempunya bilangan oksidasi (+), maka fluorin tidak mempunyai asam oksi.
Contoh reaksi oksida halogen dengan air.
Cl2O(g) + H2O(l) 2HClO(aq)
Cl2O3(g) + H2O(l) 2HClO2(aq)
Cl2O5(g) + H2O(l) 2HClO3(aq)
Cl2O7(g) + H2O(l) 2HClO4(aq)
Kekuatan asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.
C. Garam halida
Sifat unsur-unsur halogen yang reaktif menyebabkan halogen tidak terdapat
bebas dialam melainkan terdapat sebagai garam-garam halida yang larut dalam air
laut, misalnya natrium klorida dan natrium iodida. Halogen juga terdapat sebagai
garam mineral.
Contoh:
1. Senyawa Fluorspar(CaF2)
2. Senyawa kriolit (Na3AlF6)
3. Senyawa apatit (CaF2.3Ca3(PO4)2)
Garam-garam halida umumnya mudah larut dalam air, kecuali dari kation Ag +,
Hg2 , dan Cu2+, sedangkan garam-garam halida dari Pb 2+ seperti PbF2, PbCl2, PbBr2,
2+

dan PbI2, sukar larut dalam air biasa, tetapi dapat larut apabila dipanaskan atau
ditambahkan air panas.
BAB VII KEGUNAAN HALOGEN

1. Kegunaan Fluorin
a. Dengan senyawanya digunakan untuk pembuatan uranium
b. Untuk memisahkan U-235 dan U-238 dalam teknologi nuklir dalam proses difusi gas.
c. Fluoro-Kloro-Hidrokarbon (freon 12) sebagai pendingan pada kulkas dan AC
d. Garam Fluorida untuk pasta gigi mencegahkerusakan gigi
e. Asam fluorida, digunakan untuk mengukir (mensketsa) kaca karena dapatbereaksi
dengan kaca.
Reaksi : CaSiO3 + 8HF H2SiF6 + CaF2 + 3H2O
f. Belerang hexafluorida ( SF6 ) sebagai insulator.
g. Kriolit ( Na3AlF6 ) sebagai bahan pelarut dalam pengolahan bahan alumunium.
2. Kegunaan Klorin
a. CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk pengelontang atau kapur klor.
b. Kalsium hipoklorit [Ca(OCl2 )2 ] sebagai zat disenfekton pada air ledeng.
c. Seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri (solder).
d. Asam klorida ( HCl ) digunakan pada industri logam. Untuk mengekstrasi logam
tersebut.
e. Kalium klorida ( KCl ) sebagai pupuk tanaman.
f. Amoniumklorida ( NH4Cl ) sebagai bahan pengisi batu baterai.

3. Kegunaan Bromin
a. Digunakan dalam pengasapan, bahan anti api
b. Natrium bromide (NaBr)sebagai obat penenang saraf
c. Perak bromide(AgBr)disuspensikan dalam gelatin untuk film fotografi
d. Metil bromide(CH3Br)zat pemadam kebakaran
e. Etilen dibromida(C2H4Br2)ditambahkan pada b
f. ensin untuk mengubah Pb menjadi PbBr2
g. Etilen Bromida sebagai aditif pada bensin bertimbal yaitu untuk mengikat timbal
agar tidak melekat pada piston dan silinder
4. Kegunaan Iodin
a. Digunakan dalam industri obat seperti iodoform (CHI 3) untuk antiseptik, tinktur
iodin
b. AgI bersama AgBr dalam bidang fotografi untuk menangkap cahaya masuk
c. NaIO3atau NaI dengan campuran garam dapur untuk mencegahgondok dan
penurunan intelegensia
d. Dalam bidang kesehatan, industri kimia, radiologi analisis kimia dll
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Hiskia.2001.kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung:PT.CITRA ADITYA


BAKTI.
Nuryati,Leila. 2000. Kimia Anorganik 1. Bogor: DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
DAN PERDAGANGAN PUSDIKLAT INDAG.
Taufik, Agus.1992.Kimia Anorganik.Bogor:DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
Akademi Kimia Analisis Bogor
Rahayu Nurhayati dan Jodhi,P.G.2013.Super Soal Kimia SMA.Jakarta:Penda Media

Anda mungkin juga menyukai