A. NetralisasidenganNatriumKarbonat (Na2CO3)
Keuntunganmenggunakanpersenyawaankarbonatadalahkarenatrigliseridatidakikuttersabunkan,
sehingganilairefining
factordapatdiperkecil.Suatukelemahandaripemakaiansenyawainiadalahkarenasabun yang
terbentuksukardipisahkan. Hal inidisebabkankarena gas CO2 yang
dibebaskandarikarbonatakanmenimbulkanbusadalamminyak.
Netralisasimenggunakannatriumkarbonatbiasanyadisusuldenganpencucianmenggunakankaustik
soda encer, sehinggamemperbaikimutu, terutamawarnaminyak. Hal
iniakanmengurangijumlahabsorben yang dibutuhkanpada proses pencucian.
Minyakdalamsabun yang
telahmengendapdapatdipisahkandengancaramenyaringmenggunakanfilter press.
Asamlemakbebas yang telahmembentuksabun (soap stock)
dapatdiperolehkembalijikasabuntersebutdireaksikandenganasam mineral.
Keuntungannetralisasimenggunakannatriumkarbonatadalahsabun yang
terbentukbersifatpekatdanmudahdipisahkan,
sertadapatdipakailangsunguntukpembuatansabunbermutubaik.Minyak yang
dihasilkanmmlebihbaik, terutamasetelahmengalami proses deodorisasi. Di
sampingitutrigliseridatidakikuttersabunkansehinggarendemenminyaknetra yang
dihasilkanlebihbesar.
Kelemahannyaadalahkarenacaratersebutsukardilaksanakandalampraktek, dan di
sampingituuntukminyaksemi drying oil sepertiminyakkedelai, sabun yang
terbentuksukardisaringkarenaadanyabusa yang disebabkanoleh gas CO2.
PROSES NETRALISASI
Keadaanproses :
Suhu : 35 oC 40 oC
Kecepatan : 65 75 rpmm
1. Variabel Input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan efek lingkungan pada proses yang
dituju. atau dapat diartikan sebagai semua veriabel yang terdapat pada bagian
input dari suatu proses. Variabel input ini diklasifikasikan dalam 2 bagian yaitu :
Manipulated Variable, jika harga variabel ini dapat diatur atau dikendalikan
dengan bebas oleh operator atau sistem pengendali. Variable ini merupakan
variabel yang dapat diukur atau disebut juga measured variable pada suatu
sistem pengendali.
Disturbance Variable, jika harga variabel tidak dapat diatur/dikendalikan oleh
operator atau sistem pengendali. Variabel ini dapat berupa variabel terukur dan
tidak terukur (measured and unmeasured variable).
2. Variabel Output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan gambaran kondisi di dalam
proses/unit proses, yang diketahui melalui mekanisme pengukuran. Variable ini
diklasifikasikan menjadi 2 bagian :
Variabel
No Variabel Final
Signal Manipula Controller
. Kontrol Controll
si
Computer
Electrical Tekanan
1 pressure based control Valve
signall vessel
mode PID
URAIAN
Sebelum umpan masuk ke dalam static mixer, maka proses dilengkapi dengan valve,
dimana valve ini bertujuan untuk mengontrol aliran atau umpan yang akan masuk kedalam static
mixer, dimana agar valve dapat terbuka, tertutup, mengecil, atau membesar, maka valve
dilengkapi dengan suatu system kontrol yaitu FT 101 (flow transmitter), FC 101(flow controller)
dan FV 101(flow valve). dimana, dimulai dari FT 101(flow transmitter) yang memberikan sinyal
ke kontroler (FC atau flow controller) secara elektrik kemudian dari flow controller akan
mengarahkan FV (Flow valve) untuk membuka atau menutup, mengecil, atau membesar sesuai
dengan kondisi proses yang diinginkan.
Setelah itu, umpan akan masuk kedalam static mixer. Didalam static mixer, umpan akan
dicampur dengan reagen 1. Dimana, jumlah dari reagen yang dicampur dengan umpan harus
diatur sedemikian rupa. Karena dalam proses netralisasi minyak, maka penggunaan reagen 1
berlebihan, atau basa berlebihan akan mengurangi rendemen minyak (kaena semakin banyak
trigliserida yang tersabunkan), sedangkan jika prnggunaan reagen1 terlalu sedikit kemungkinan
penyabunan trigliserida diperkecil tetapi kehilangan minyak bertambah besar karena sabun
dalam minyak akan membentuk emulsi. Jadi, perlu adanya control pada saat akan
mencampurkan reagen, oleh karena itu, sebelum pemasukkan reagen ke static mixer, maka
dilengkapi dengan valve, dimana untuk mengontrol valve dapat terbuka, tertutup, mengecil, atau
membesar, maka valve dilengkapi dengan suatu system kontrol yaitu FT 102 (flow transmitter),
FC(flow controller), AV 103 (analysis valve). Dimulai dari dimulai dari FT 101(flow transmitter)
yang memberikan sinyal ke kontroler (FC atau flow controller) dan AV (analysis valve ) secara
elektrik sehingga dapat memberikan perintah untuk valve agar membuka, menutup, membesar,
atau mengecil sesuai dengan kondisi proses yang diinginkan.
Setelah dari static mixer maka umpan akan dimasukkan ke dalam neutralizer untuk
dilakukan proses netralisasi, namun sebelum masuk kedalam neutralizer maka harus dilakukan
pengontrolan kualitas umpan terlebih dahulu, oleh sebab itu dilengkapi dengan AT 103, AY 103,
dan AC 103, dimana ketiga system ini berfungsi untuk memberikan sinyal kepada AV 103 untuk
mengatur bukaan valve agar kualitas umpan sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian umpan
akan dimasukkan kedalam neutralizer, didalam neutralizer ini akan dilakukan reaksi netralisasi.
Dimana dibutuhkan kondisi proses, seperti pengadukan. Oleh sebab itu, vessel dilengkapi dengan
impeller dan motor impeller pada bagian atas vessel, kemudian kondisi reaksi dilakukan dalam
keadaan vakum (<1 atm) dan pada suhu 40-50oC oleh sebab itu perlu dialirkan steam atau
pemanas pada vessel. Karena semua kondisi proses ii, maka vessel dilengkapi dengan PSV
(pressure safety valve) yang tujuan nya adalah untuk mengontrol pressure yang ada pada vessel,
dimana dengan menggunakan elektrical signal. Setelah proses netralisai selesai. Maka produk
akan dipompa kan keluar dengan menggunakan pompa. Pada pompa akan dilengkapi dengan LC
(level control) untuk mengontrol agar tidak teradi kekosongan pada pompa. Pada bagian
discharge akan dilengkapi dengan system kontrol, yaitu AT 104 dan AC 104, dimana, pada saat
produk keluar makan AT 104 akan mengirim sinyal berupa electrical signal menuju AC 104
(analysis controller) untuk mengetahui apakah produk yang keluar sudah memenuhi kualitas
yang diharapkan atau tidak. Apabila produk yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan
maka produk akan dipompakan menuju valve yang telah dilengkapi system kontrol yaitu FC
(flow control) dan FV 106 (flow valve) untuk mengatur bukaan valve. dan dikirim ke unit
selanjutnya yaitu unit refinering dan washing, sedangkan jika produk tidak memenuhi kualitas
yang diharapkan makan dia akan dipompakan dan dimasukkan kembali kedalam neutralizer
untuk memperbaiki kualitas produk. Dimana sebelum masuk kedalam unit neutralizer aliran
harus dipanaskan dengan menggunakan heat exchanger, kemudian kedalam neutralizer
ditambahkan reagen 2 tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas produk, jumlah reagen 2
yang ditambah harus diatur sedemikian rupa. Oleh sebab itu, pada pemasukkan reagen 2
dilengkapi denga FT 105, FC 105, dan FV 105 tujuannya adalah untuk mengontrol bukaan valve
agar reagen 2 yang masuk sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.