2. PENGERTIAN SEJARAH
Sejarah akan senantiasa membahas masyarakat dari segi waktu. Karena itu sejarah dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang waktu. Sebagai ilmu tentang masa lampau (sesuatu yang sudah terjadi),
berarti sejarah itu ilmu empiris.
Dalam memahami sejarah sebagai ilmu, untuk memudahkan memberikan pemahaman, maka ada
tiga pengertian tentang sejarah itu sendiri.
a. Sejarah sebagai peristiwa
berarti suatu kejadian di masa lampau, atau sesuatu yang sudah terjadi, dan hanya sekali terjadi
(einmalig), tidak bisa diulang. Peristiwa yang bersifat absolute dan objektif.
b. Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai hasil rekontruksi dari suatu peristiwa oleh para sejarawan. untuk mewujudkan
sejarah sebagai kisah maka disusunlah fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber
sejarah untuk dilakukan proses rekontruksi dengan metode dan metodologi sejarah.
c. Sejarah sebagai ilmu.
Sejarah sebagai ilmu sudah bersifat empiris, memiliki objek, tujuan dan memiliki metode. Dengan
penjelasan sebagai berikut.
empiris, ilmu sejarah melakukan kajian atau peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi pada
masa lampau.
objek, objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan aktivitas manusia.
Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah dimasukkan dalam ranah ilmu-ilmu
humaniora.
teori, sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis.
generalisasi, dalam setiap stusi dari suatu ilmu kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan tersebut biasanya kesimpulan umum atau general.
Kesimpulan dari ilmu sejarah adalah kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola atau
kecenderungan dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui sebagai kebenaran
dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas kesimpulan ilmu lainnya haruslah
dimiliki untuk berlaku hati-hati adalam penelitian dan menarik suatu kesimpulan
d. Sejarah sebagai seni
Sejarawan tidak bisa sembarangan menghadirkan peristiwa sejarah sebagai kisah sejarah. Kisah
sejarawan akan memiliki daya tarik tersendiri apabila sejarawan memiliki intuisi, imajinatif, emosi
dan gaya bahasa yang baik. Intuisi diperlukan oleh sejarawan saat memilih topik hingga merangkai
seluruh fakta menjadi sebuah kisah. Imajinatif sejarawan digunakan untuk menyususun fakta-fakta
sejarah yang berhasil ditemukan agar menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami.
Kontruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa jelas tidak bisa sama persis dengan
peristiwa yang sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan imajinatif untuk merangkai fakata-
fakta sejarah yang sudah tersedia. Oleh Karena itu, sejarawan memiliki emosi untuk menyatukan
perasaan dengan objeknya agar para pembaca seolah-olah terlibat langsung dengan suatu peristiwa
sejarah. Akhirnya, seluruh pengisahan sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya bahasa
yang lugas dan hidup.
27. BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (atau dalam bahasa
Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Dokuritsu Junbi
Chsakai ( ?)) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan
balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan
bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang
diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil
ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang
beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr.
Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah
mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, tata
pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai, dengan
anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di
wilayah Hindia-Belanda
29. PPKI
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, sebelum panitia ini terbentuk, sebelumnya telah
berdiriBPUPKI namun karena dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan,
maka Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI-
Dokuritsu Junbi Inkai) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Badan ini
merupakan badan yang dibentuk sebelum MPR dibentuk.
Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan tersebut, PPKI
tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas
nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang. Bahkan rencana rapat16 Agustus 1945 tidak
dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang di bekas Gedung
Road van Indie di Jalan Pejambon Jakarta.
Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum disahkan, terdapat perubahan dalam UUD 1945, yaitu:
a. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.
b. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa.
c. Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab diganti menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab.
d. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan
beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia Asli.
Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
Pemilihan Presiden dan Wakil Presidan dilakukan dengan aklamasi atas usul dari Otto
Iskandardinata dan mengusulkan agar Ir. Soekarno menjadi presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden. Usul ini diterima oleh seluruh anggota PPKI.
Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum dibentuknya MPR dan DPR
Sidang 19 Agustus 1945
Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
Membentuk Pemerintahan Daerah - Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang
gubernur.
Sidang 22 Agustus 1945
Membentuk Komite Nasional Indonesia
Membentuk Partai Nasional Indonesia
Membentuk Badan Keamanan Rakyat - Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) bertujuan agar
tidak memancing permusuhan dengan tentara asing di Indonesia. Anggota BKR adalah himpunan bekas
anggota PETA, Heiho, Seinendan, Keibodan, dan semacamnya.
35. TRITURA
Tri Tuntutan Rakyat (atau biasa disingkat Tritura) adalah 3 tuntutan kepada pemerintah yang
diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia
(KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI),
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi
Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Angkatan Bersenjata.
Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak
segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari
segi ekonomimaupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama BBM. Oleh karenanya, pada
tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front
Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:
a. Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
b. Perombakan kabinet DWIKORA
c. Turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan
Sebelum Komando mandala bekerja aktif, unsur militer yang tergabung dalam Motor Boat
Torpedo (MTB) telah melakukan penyusupan ke Irian Barat. Namun kedatangan pasukan ini
diketahui oleh Belanda, sehingga pecah pertempuran di Laut Arafura. Dalam pertempuran yang
sangat dahsyat ini, MTB Macan Tutul berhasil ditenggelamkan oleh Belanda dan mengakibatkan
gugurnya komandan MTB Macan Tutul Yoshafat Sudarso (Pahlawan Trikora)
Sementara itu Presiden Amerika Serikat yang baru saja terpilih John Fitzgerald Kennedy merasa
risau dengan perkembangan yang terjadi di Irian Barat. Dukungan Uni Soviet (PM. Nikita Kruschev)
kepada perjuangan RI untuk mengembalikan Irian Barat dari tangan Belanda, menimbulkan
terjadinya ketegangan politik dunia, terutama pada pihak Sekutu (NATO) pimpinan Amerika Serikat
yang semula sangat mendukung Belanda sebagai anggota sekutunya. Apabila Uni Soviet telah
terlibat dan Indonesia terpengaruh kelompok ini, maka akan sangat membahayakan posisi Amerika
Serikat di Asia dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah Pasifik Barat Daya. Apabila pecah
perang Indonesia dengan Belanda maka Amerika akan berada dalam posisi yang sulit. Amerika
Serikat sebagai sekutu Belanda akan di cap sebagai negara pendukung penjajah dan Indonesia akan
jatuh dalam pengaruh Uni Soviet.
Untuk itu, dengan meminjam tangan Sekjend PBB U Than, Kennedy mengirimkan diplomatnya
yang bernama Elsworth Bunker untuk mengadakan pendekatan kepada Indonesia Belanda.
Sesuai dengan tugas dari Sekjend PBB ( U Than ), Elsworth Bunker pun mengadakan penelitian
masalah ini, dan mengajukan usulan yang dikenal dengan Proposal Bunker. Adapun isi Proposal
Bunker tersebut adalah sebagai berikut :
Belanda harus menyerahkan kedaulatan atas Irian barat kepada Indonesia melalui PBB
dalam jangka waktu paling lambat dua tahun
Usulan ini menimbulkan reaksi :
1. Dari Indonesia : meminta supaya waktu penyerahan diperpendek
2. Dari Belanda : setuju melalui PBB, tetapi tetap diserahkan kepada Negara Papua Merdeka
c. Operasi Jaya Wijaya
Pelaksanaan Operasi
1. Maret - Agustus 1962 dilancarkan operasi pendaratan melalui laut dan udara
2. Rencana serangan terbuka untuk merebut Irian Barat sebagai suatu operasi penentuan, yang diberi
nama Operasi Jaya wijaya. Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
a. Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh Kolonel Soedomo membentuk tugas amphibi 17,
terdiri dari 7 gugus tugas
b. Angkatan Udara Mandala membentuk enam kesatuan tempur baru.
Sementara itu sebelum operasi Jayawijaya dilaksanakan, diadakan perundingan di Markas Besar
PBB pada tanggal 15 Agustus 1962, yang menghasilkan suatu resolusi penghentian tembak
menembak pada tanggal 18 Agustus 1962.
Persetujuan New York [ New York Agreement ]
Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah
Belanda dan sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian Barat.
Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan irian Barat kepada Indonesia melalui
Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara PBB (UNTEA) akan menerima serah terima
pemerintahan dari tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di
Irian Barat..
2. Pada tanggal 31 Desember 11962 bendera merah putih berkibar disamping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963
4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan
pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB
5. Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat,
paling lambat sebelum akhir tahun 1969.
Sesuai dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah terima Irian
Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di Hollandia (Jayapura). Dalam
peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat
menjadi propinsi ke 26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya ( sekarang Papua )