Anda di halaman 1dari 13

PRE PLANING

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
DWI MASLIKHAH ARDIANA 22020110200013
DYAH KARTIKA PUTRI 22020110200014
ENDAH ASTUTI 22020110200015
HERU NOOR RAMADHAN 22020110200022
IKA SUBEKTI WULANDARI 22020110200024

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XVII


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
PRE PLANING
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

A. TOPIK
Kondisi pasien di rumah sakit jiwa amino gondhohutumo semarang antara
lain cenderung menarik diri dari teman-teman yang lain, lebih suka berdiam
diri di kamar, waktu luang hanya digunakan untuk tidur dan melamun, tidak
pernah mengobrol dengan orang lain dan tidak ada kontak mata. Oleh karena
itu pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan pada klien yang mengalami
isolasi sosial sangat diperlukan bagi pasien maupun keluarga. Dengan
pemberian pendidikan kesehatan diharapkan setelah pasien keluar dari rumah
sakit maka keluarga dapat meneruskan perawatannya di rumah.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga dan klien dapat
mengetahui tentang menarik diri.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang menarik diri, keluarga
diharapkan dapat:
a. Mengetahui tentang pengertian menarik diri
b. Mengetahui penyebab menarik diri
c. Mengetahui tanda dan gejala menarik diri
d. Mengetahui akibat menarik diri
e. Mengetahui peran serta keluarga dalam merawat klien
dengan menarik diri
C. LATAR BELAKANG
Respons perilaku individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan
kondisi masing-masing. Salah satu respons perilaku yang muncul adalah
isolasi sosial yang merupakan salah satu gejala negatif pasien dengan psikotik.
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya.Dengan tanda dan gejalanya sebagai berikut tidak memiliki
teman dekat, menarik diri, tidak komunikatif, tindakan berulang dan tidak
bermakna, asyik dengan pikirannya sendiri, tak ada kontak mata, tampak sedih
dan afek tumpul.
Salah satu penanganan klien dengan isolasi sosial tersebut adalah dengan
mengajarkan klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap. Dan
peran keluarga sebagai salah satu sistem pendukung klien untuk meningkatkan
interaksi dengan orang lain adalah sangat penting, mengingat keluarga adalah
orang yang terdekat dari klien. Oleh karena pemberian pendidikan kesehatan
kepada keluarga ini sangat diperlukan apalagi bagi keluarga yang anggotanya
baru terkena gangguan jiwa isolasi sosial. Pemberian pendidikan kesehatan ini
dapat meningkatkan pengetahuan bagi keluarga tentang cara merawat bila
anggota keluarganya ada yang mengarah ke perilaku menarik diri atau isolasi
sosial.

D. SELEKSI
Kriteria peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan:
1. Keluarga dan klien bersedia mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan
2. Keluarga dan klien dengan masalah isolasi sosial: menarik diri

E. JADWAL KEGIATAN
Tempat : Ruang tunggu poliklinik RSJD Amino Gondhohutomo
Lama : 30 menit
Waktu pelaksanaan: Jumat, 26 November 2010
F. METODE PELAKSANAAN
Pendidikan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab

G. MEDIA DAN ALAT


Menggunakan leaflet dan lembar balik

H. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji I : Dyah Kartika Putri
2. Penyaji II : Dwi Maslikhah
3. Fasilitator I : Heru Noor Ramadhan
4. Fasilitator II : Endah Astuti
5. Observer : Ika Subekti Wulandari

I. SETTING

1 1

2 2

3 2 3

4
Keterangan:
1 : penyaji I dan II
2 : keluarga dan klien
3 : Fasilitator I dan II
4 : Observer

J. ANTISIPASI HAMBATAN
1. Hambatan teknis
Untuk mengantisipasinya dengan melakukan persiapan awal terlebih
dahulu dengan menyiapkan pre planning satu hari sebelum dilakukan
kegiatan pendidikan kesehatan, persiapan media dan alat.
2. Hambatan waktu
Untuk mengantisipasi maka kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan pada
pagi hari setelah sarapan pagi karena pasien maupun keluarga lebih siap
dan fokus pada kegiatan.
3. Hambatan tempat
Tempat pendidikan kesehatan dilakukan di ruang tunggu poliklinik namun
bila ruang tunggu terlalu ramai maka kegiatan pendidikan kesehatan dapat
dilakukan sebelum aktivitas poliklinik dimulai.
4. Hambatan peserta pendidikan kesehatan
Peserta pendidikan kesehatan adalah keluarga dan klien namun bila saat
dilakukan pendidikan kesehatan ternyata keluarga klien tidak datang maka
pendidikan kesehatan dapat dilakukan pada klien yang sudah kooperatif.
5. Hambatan penyuluh
Penyuluh pendidikan kesehatan hanya satu orang yang masih belajar untuk
melakukan teknik komunikasi dengan baik. Langkah yang dilakukan
untuk melatih komunikasi yang baik adalah satu hari sebelum melakukan
pendidikan kesehatan penyuluh latihan menyampaikan materi pendidikan
kesehatan dihadapan teman-temannya.
6. Hambatan topik pendidikan kesehatan
Topik yang diambil dalam pendidikan kesehatan adalah klien yang
mengalami isolasi sosial: menarik diri yang sudah kooperatif namun bila
saat dilakukan pendidikan kesehatan klien tidak kooperatif maka topic
dapat diganti dengan yang lain seperti halusinasi, perilaku kekerasan,
harga diri rendah dan waham.
7. Hambatan media dan alat
Untuk mengantisipasi adanya kebosanan saat dilakukannya pendidikan
kesehatan maka penyuluh menggunakan lembar balik dan leaflet untuk
memudahkan dalam menyampaikan materi, fleksibel dan mudah dibawa.
K. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat
2. Kerja
a. Menjelaskan pengertian menarik diri
Tanyakan pengalaman klien sebelumnya
b. Mengetahui penyebab menarik diri
Tanyakan penyebab menarik diri
c. Mengetahui tanda dan gejala menarik diri
Tanyakan perasaan klien saat terjadi menarik diri
Tanyakan sikap klien dalam menghadapi menarik diri
d. Mengetahui akibat menarik diri
e. Mengetahui penanganan menarik diri di rumah
Tanyakan pada keluarga dalam menangani anggota keluarga yang sakit
f. Tanyakan perasaan klien dan keluarga setelah mengikuti penkes
g. Memberikan reinforcement positif
h. Memberi kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
i. Memberikan kesimpulan
3. Terminasi
a. Evaluasi
Perawat menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah mengikuti
pendidikan kesehatan. Memberikan reinforcement positif terhadap
keberhasilan klien dan keluarga
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi tanda dan
gejala menarik diri.
L. EVALUASI
1. Evaluasi proses
a. Kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan sesuai jadwal
b. Keluarga klien terlibat aktif dalam pendidikan kesehatan
c. Keluarga klien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai akhir
2. Evaluasi hasil
a. 80% keluarga klien mampu menyebutkan pengertian menarik diri
b. 80% keluarga klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
c. 80% keluarga klien mampu menyebutkan tanda dan gejala menarik diri
d. 80% keluarga klien mampu menyebutkan akibat menarik diri
e. 80% keluarga klien mampu menyebutkan peran serta keluarga dalam
merawat klien dengan masalah isolasi social

Semarang, 24 November 2010


Mengetahui
Pembimbing Klinik Ketua Kelompok,

Ns. Anita Mayasari, S.Kep Dwi Maslikhah A, S.Kep

Pembimbing Akademik

Bambang Edy Warsito, S.Kp., M. Kes.


LAMPIRAN

LEMBAR OBSERVASI
Pendidikan kesehatan tentang perawatan keluarga dengan masalah klien isolasi
sosial

1. Evaluasi proses

No Aspek yang diobservasi Ya Tidak


1. Peserta hadir .
2. Peserta mengikuti acara sampai selesai
.
3. Perawat dapat berperan sebagai pendidik
.
Jumlah

2. Evaluasi hasil
No Aspek yang diobservasi Ya Tidak
1. Peserta mampu menyebutkan pengertian
menarik diri
2. Peserta mampu menyebutkan penyebab
menarik diri .
3. Peserta mampu menyebutkan tanda dan
gejala menarik diri ..
4. Peserta mampu mampu menyebutkan
akibat menarik diri .
5. Peserta mampu menyebutkan peran serta
keluarga dalam merawat klien dengan
masalah isolasi sosial ..
Jumlah
Media lembar balik

PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA KLIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH UTAMA : ISOLASI
SOSIAL: MENARIK DIRI

OLEH:

KELOMPOK II

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
Pengertian

Menarik diri: percobaan

untuk menghindari interaksi

dengan orang lain,

menghindari hubungan

dengan orang lain.

Penyebab

Perkembangan: Kurangnya rangsangan

kasih sayang, perhatian dan kehangatan

dari ibu.

Komunikasi dalam keluarga: Klien yang

sering mengalami kecemasan, sering

menjadi kambing hitam, sikap keluarga


tidak konsisten (kadang boleh, kadang

tidak).

Sosial Budaya: anggota keluarga tidak

produktif diasingkan dari orang lain.

Tanda dan gejala


Aspek fisik :

Makan dan minum kurang

Tidur kurang atau terganggu

Penampilan diri kurang

Keberanian kurang

Aspek emosi :

Bicara tidak jelas, merengek, menangis

seperti anak kecil

Merasa malu, bersalah

Mudah panik dan tiba-tiba marah


Aspek sosial

Duduk menyendiri

Selalu tunduk

Tampak melamun

Tidak peduli lingkungan

Menghindar dari orang lain

Tergantung dari orang lain

Aspek intelektual

Putus asa

Merasa sendiri, tidak ada sokongan, kurang

percaya diri

Peran serta keluarga dalam perawatan


1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari

Makan,minum, perawatan diri

Latih kegiatan sehari-hari: cuci pakaian,

setrika,menyapu,dll
2. Bantu komunikasi yang teratur

Bicara jelas dan singkat

Kontak/bicara secara teratur

Pertahankan tatap mata secara teratur

Lakukan sentuhan yang akrab

Sabar, lembut, tidak terburu-buru

3. Libatkan dalam kelompok

Beri kesempatan untuk nonton TV,

dengarkan musik,dll

Sediakan peralatan pribadi, tempat

tidur, lemari, dll

Pertemuan keluarga secara teratur

Anda mungkin juga menyukai