Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lingkungan yang sehat, bersih dan indah merupakan dambaan setiap orang. Tetapi untuk
mewujudkannya diperlukan pemahaman dan komitmen dalam bertindak (Tobing, 2005).
Keinginan untuk mencapainya sangat sering dikumandangkan. Baik oleh kelompok masyarakat
maupun oleh lembaga pemerintah. Tetapi seringkali hanya sebatas slogan belaka tanpa diiringi
oleh upaya serius. Dan hal itu menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan dari yang berakibat
sederhana sampai dengan yang berakibat fatal. Contoh yang sering kali terjadi dan sudah
menjadi bulan-bulanan di Indonesia adalah Masalah banjir.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember adalah salah satu kampus yang memiliki rana di
bidang Eco Campus di Indonesia. Tetapi di sisi lain, masih sering terdapat genangan-genangan
air pada beberapa area di ITS di kala musim hujan tiba. Dan hal tersebut tentunya sedikit
melenceng dari rana kampus yang seharusnya disebut sebagai Eco Campus. Keadaan tersebut
tentunya mengganggu aktivitas akademik maupun non akademik,dan juga bisa mengganggu
akses pengguna jalan di area kampus ITS.
Kurang efektifnya pemanfaatan sistem drainase juga bisa menjadi salah satu penyebab
terjadinya banjir di area ITS, lebih tepatnya di area sekitar BAAK dan di depan parkiran kimia.
Menurut Pania (2013), drainase merupakan salah satu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi pada suatu
lahan/kawasan sehingga lahan/kawasan tersebut dapat berfungsi secara optimal. Drainase
termasuk dalam salah satu komponen penting infrastruktur perkotaan yang menanggulangi
masalah banjir dan genangan air. Dari fakta yang ada maka perlu adanya penataan kembali sistem
drainase di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Tujuan :
Karya tulis ini bertujuan untuk :
Mengetahui faktor yang mendasari kurangnya kepedulian civitas akademika ITS
terhadap lingkungan disekitar kampus.
Mencari solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah banjir yang terjadi di
area kampus ITS.
Meningkatkan kepedulian mahasiswa ITS terhadap lingkungan area sekitar
kampus guna melaksanakan rana Eco Campus.
Mencari solusi permasalahan banjir pada system drainase kampus ITS.

Manfaat :
Manfaat karya tulis ini adalah :
Agar civitas akademika ITS dan masyarakat sekitar sadar akan peranannya dalam
menjaga lingkungan sekitar.
Agar civitas akademika ITS dan masyarakat sekitar mengetahui cara pemanfaatan
sistem drainase sistem drainase yang baik dan benar agar memberikan dampak
positif pada lingkugan.
Meningkatkan ITS dalam penilaian terhadap salah satu kampus yang memiliki
rana di bidang Eco Campus di Indonesia.
GAGASAN

Kondisi Kekinian

Gambar 1. Area terendam banjir di sekitar BAAK


Sumber : Survei primer, 2017

Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung
oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga dapat menimbulkan genangan merugikan.
Kerugian yang diakibatkan banjir seringsungai sulit diatasi, baik oleh masyarakat maupun
instansi terkait. Banjir disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain kondisi daerah
tangkapan hujan, durasi dan intensitas hujan, land cover, kondisi topografi, dan kapasitas
jaringan drainase (Nurhadi, 2013). Banjir dalam bahasa populer diartikan sebagai aliran atau
genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan menyebabkan kehilangan jiwa,
sedangkan dalam istilah teknik diartikan sebagai aliran air sungai yang mengalir melampaui
kapasitas tampung sungai tersebut (Hewlett, 1982 dalam Chay Asdak,2002). Siswoko (2002),
mengemukakan bahwa banjir merupakan suatu indikasi dari ketidakseimbangan sistem
lingkungan dalam proses mengalirkan air permukaan, yang dipengaruhi oleh besar debit air yang
mengalir melebihi daya tampung daerah pengaliran, kondisi daerah pengaliran, dan curah hujan
setempat.
Pada gambar diatas tampak sebuah area yang tengah dilanda banjir. Itu bertempatkan di
depan BAAK Institut teknologi sepuluh nopember. Keadaan tersebut tentunya mengganggu
aktifitas yang tengah berlangsung baik akademik maupun non akademik. Siswoko (2002)
mengemukakan bahwa faktor penyebab banjir adalah adanya interaksi antara faktor penyebab
yang bersifat alamiah (kondisi dan peristiwa alam) serta campur tangan manusia yang
beraktivitas pada daerah pengaliran. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kepedulian dari
civitas akademika sendiri tentang upaya penjagaan lingkungan sekitar kampus, mulai dari
pembuangan sampah dan pemisahan sampah organik atau non organik, kurang bekerjanya sistem
drainase yang ada di kampus ITS.
Gambar 2. Area banjir di depan parkiran kimia
Sumber : Survei primer, 2017

Pada Gambar diatas juga dapat dilihat, terdapat banyak genangan air yang merendam
sebagian parkiran dan kendaraan yang berada disana. Hal tersebut dapat dikarenakan intensitas
yang tinggi, dan tersumbatnya saluran air di depan parkiran kimia oleh material bangunan yan
terbengkalai disana. Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam
tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan
terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah
hujan dan frekuensi kejadiannya.Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung
dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Dan curah hujan yang tinggi tanpa
adanya peranan masyarakat sekitar dalam menjaga pelestarian lingkungan di sekitar kampus ITS.
Serta sistem drainase yang tidak bekerja sebagaimana mestinya juga mengakibatkan terjadinya
banjir di area tersebut dan juga bisa memperparah jalan yang berlubang menjadi semakin parah,
bahkan dapat menyebabkan kecelakan dan ketidaknyamanan pengguna jalan.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

1. Luar kampus

a. UNISMA Bekasi.
Banjir yang terjadi di Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi disebabkan oleh sistem
drainase kampus yang kurang baik dan curah hujan yang tinggi serta bentuk/ kontur
tanah. Lingkungan kampus yang baik merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa,
dosen dan pegawainya.
Banjir besar yang terjadi pada tanggal 15-17 Januari 2013 bukan hal yang mustahil
terulang kembali dan bukan hal yang mustahil juga akan terulang kembali dengan banjir
yang lebih besar lagi (Jaelani, 2014). Ada beberapa poin usulan yang ditawarkan untuk
mengatasi dan pencegahan banjir di UNISMA selain dari penambahan pompa, yaitu:
1. Mengurug dengan ketinggian 50 cm dari tanggul sungai Rawa Lumbu. Hal ini perlu
dilakukan agar air hujan yang turun dapat mengalir ke sungai tanpa harus menggunakan
pompa air.
2. Membuat tanggul khusus.
3. Membuat saluran air (sistem drainase) yang baru.

2. Kampus ITS.
Sedangkan di area ITS sendiri, masih sering terjadi banjir jika musim penghujan datang.
Lebih tepatnya pada area BAAK dan di depan parkiran kimia. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan beberapa faktor antara lain, kurangnya kesadaran civitas akademika dan masyarakat
sekitar kampus ITS sendiri tentang menjaga kebersihan lingkungan, Tersumbatnya saluran air di
depan parkiran kimia yang disebabkan oleh beberapa material bangunan yang terbengkalai juga
menyebabkan terjadinya banjir pada area tersebut, dan frekuensi hujan yang tinggi,
Jika keadaan ini dibiarkan begitu saja tanpa ada perbaikan lebih lanjut, bisa menyebabkan
jalan menjadi rusak, yang awalnya berlubang menjadi bertambah parah bahkan bisa mengganggu
aktivitas yang berada di kampus bahkan bisa menyebabkan kecelakaan. Dan solusi yang dapat
ditawarkan adalah :
1. Menambah daerah resapan air disekitar area kampus ITS.
2. Memperbaiki saluran drainase yang ada di area kampus dan turut membersihkannya
secara rutin.
3. Memperbaiki jalan yang berlubang untuk mengurangi tingkat kecelakaan pada area
tersebut.

Gagasan yang ditawarkan

Tabel 1. Gagasan yang Ditawarkan

N Gagasan yang Uraian atau Pustaka


o. Ditawarkan Deskripsi Gagasan
(meliputi: Uraian
Cara Kerja secara
detail )

1. Tindakan Development Suatu tindakan Nisa, Farichatun.


Struktural. struktural seperti yang 2014. MANAJEMEN
dilakukan pada tindakan PENANGGULANGA
mitigasi bencana N BENCANA
tanggul tersebut dapat BANJIR, PUTING
kuat menahan aliran air BELIUNG, DAN
dan tidak terjadi banjir TANAH LONGSOR
seperti sebelumnya; DI KABUPATEN
perencanaan sungai JOMBANG. Vol 2
yang terintegrasi dari halaman 113.
hulu hingga hilir;
melakukan identifikasi
daerah resiko

2. Pemasangan rambu dan Pemasangan rambu dan Nisa, Farichatun.


EWS (Early Warning EWS (Early Warning 2014. MANAJEMEN
System) System) untuk banjir PENANGGULANGA
dan tanah longsor, N BENCANA
termasuk ke dalam BANJIR, PUTING
upaya tindakan BELIUNG, DAN
development secara TANAH LONGSOR
terstruktural. DI KABUPATEN
JOMBANG. Vol 2
halaman 113.

3. Tindakan Development Untuk upaya Nisa, Farichatun.


nonstruktural nonstruktural, tindakan 2014. MANAJEMEN
yang dilakukan adalah PENANGGULANGA
pembentukan desa N BENCANA
tangguh, melakukan BANJIR, PUTING
amatan terhadap pohon- BELIUNG, DAN
pohon yang jika TANAH LONGSOR
membahayakan pohon- DI KABUPATEN
pohon tersebut JOMBANG. Vol 2
disarankan untuk halaman 113.
ditebang, tetapi setelah
itu harus menanamkan
hutan kembali.

4. Perbaikan Saluran dan saluran buatan Sebastian, Ligal.


Perlindungan Vegetasi (drainase) 2008. PENDEKATAN
sepatutnya dipelihara PENCEGAHAN
dan dijaga DAN
kebersihannya. PENANGGULANGA
Kerawanan sedimentasi N BANJIR
dan sampah juga Flood Prevention and
menjadi Control Approach.
faktor utama penyebab dinamikaTEKNIK
banjir perkotaan. SIPIL, Volume 8,
Hilangnya Nomor 2, Juli 2008.
vegetasi seperti
pepohonan dan kawasan
hijau harus
segera disikapi dengan
kegiatan perlindungan
vegetasi dan
penghijauan. Hal ini
bertujuan menjaga
berlanjutnya siklus
hidrologi.

5. Partisipasi Aktif Peranserta masyarakat Sebastian, Ligal.


Masyarakat. diperlukan dalam 2008. PENDEKATAN
minimasi bencana PENCEGAHAN
banjir. Oleh karena itu DAN
diperlukan PENANGGULANGA
beberapa pendekatan, N BANJIR
antara lain: 1). Flood Prevention and
Peringatan Control Approach.
bahaya banjir dinamikaTEKNIK
disebarkan di tingkat SIPIL, Volume 8,
desa/kalurahan, Nomor 2, Juli 2008.
2). Kerja bakti untuk
memperbaiki dasar dan
tebing
sungai, membersihkan
kotoran yang
menyumbat
saluran air, membangun
tanggul dengan
karungkarung
pasir atau bebatuan,
menanami bantaran
sungai (penghijauan),
3). Rencana pemulihan
pertanian pasca-banjir,
antar lain dengan
menyimpan
benih dan persediaan
lain di tempat yang
paling
aman dan ini dijadikan
tradisi, 4). Perencanaan
pasokan air bersih dan
pangan seandainya
bencana
memaksa pengungsian
6. Program-program untuk 1).Penjelasan tentang Sebastian, Ligal.
menggugah kesadaran fungsi-fungsi bantaran 2008. PENDEKATAN
masyarakat tentang sungai dan PENCEGAHAN
bahaya banjir. jalur banjir, lokasinya DAN
serta pola-pola siklus PENANGGULANGA
hidrologi, 2). N BANJIR
Identifikasi bahaya Flood Prevention and
rawan banjir, 3). Control Approach.
Mendorong perorangan dinamikaTEKNIK
untuk memperbaiki SIPIL, Volume 8,
daya Nomor 2, Juli 2008.
tahan bangunan dan
harta mereka agar
potensi
kerusakan/kehancuran
dapat ditekan, 4).
Menggugah
kesadaraan masyarakat
tentang arti penting
rencana
rencana dan latihan
latihan penanggulangan
serta
pengungsian,

Tabel 2. Tinjauan Gagasan Berdasarkan Prinsip Pembagunan Berkelanjutan

No Gagasan yang Aspek yang Ditinjau


. Ditawarkan Ekonomi Sosial Lingkungan

1. Tindakan Tidak berdampak. Dapat Berpengaruh


Development mengantisipasi terhadap
Struktural terjadinya banjir lingkungan,
jadi tidak sampai karena
merugikan menjadikan
masyarakat sekitar lingkungan
dan mahasiswa semakin terawat
kampus ITS. dan terbebas dari
banjir.
2. Pemasangan rambu Memakan biaya Masyarakat Tidak
dan EWS (Early yang agak dapat lebih berdampak.
Warning System) mahal. waspada jika
terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan.

3. Tindakan Tidak Dapat melakukan Berdampak


Development berdampak sosialisasi dan ligkungan
nonstruktural aksi yaitu, kerja menjadi bersih
bakti dan terawatt,
membersihkan menambah
lingkungn atau estetika
sistem drainase rindangan.
yang tersumbat.

4. Perbaikan Saluran dan Tidak Hal ini bertujuan Pemanfaatan


Perlindungan Vegetasi berdampak. untuk menjaga positif di bidang
berlanjutnya siklus hidrologi.
hidrologi serta
mensosialisasikan
kepada masyarakat.
5. Partisipasi Aktif Tidak berdampak. Mengajak Berdampak,
Masyarakat. masyarakat sekitar karena dari salah
untuk membangun satu point
tanggul dengan
menyebutkan
karungkarung
pasir atau bebatuan, penghijauan dan
menanami bantaran jika itu dilakukan
sungai maka lingkungan
(penghijauan) mendapatkan
respon positif.

6. Program-program Tidak berdampak. Menggugah Tidak berdampak.


untuk menggugah kesadaraan
kesadaran masyarakat tentang
masyarakat tentang arti penting
bahaya banjir. rencana
rencana dan
latihanlatihan
penanggulangan
serta
pengungsian,

Berdasarkan tinjauan tiga aspek diatas, gagasan yang sesuai untuk diaplikasikan di Kampus ITS
sebagai solusi terhadap permasalahan banjir di area BAAK adalah dengan mengadakan
perbaikan saluran (sistem drainase) dan perlindungan vegetasi tanaman yang ada di lingkungan
kampus ITS. Dan di sisi lain, hal ini bertujuan untuk menjaga berlanjutnya siklus hidrologi serta
dapat melakukan sosialisasi dan aksi yaitu, kerja bakti membersihkan lingkungn atau
memperbaiki sistem drainase di lingkungan kampus yang tersumbat. Sebab, kita sebagai
mahasiswa sudah seharusnya dan sudah selayaknya yang mengawali melakukan perubahan
tersebut Agent of Change. Dimana mahasiswa selalu memiliki pikiran yang kritis untuk
menangani sebuah permasalahan di masyarakat.

KESIMPULAN

Faktor yang mendasari kurangnya kepedulian civitas akademika ITS terhadap lingkungan
disekitar kampus disebabkan oleh minimnya rasa ingin melestarikan lingkungan dan area
disekitar kampus ITS, terutama yang sering terkena genangan banjir. Setelah melakukan
berbagai macam wawancara dari bermacam-macam narasumber, dapat saya simpulkan solusi
yang paling tepat untuk menangani masalah ini adalah memperbaiki lagi sistem drainase atau
saluran air agar berfungsi sebagaimana mestinya dan berfungsi optimal, melindungi vegetasi
tanaman yang ada di kampus guna menjaga kelestarian lingkungan kampus dan juga bertujuan
untuk pemanfaatan siklus hidrologi, serta melakukan sosialisasi dan aksi lingkungan. Pada
dasarnya menyelesaikan maslah banjir yang ada di kampus ITS adalah sebuah pekara mudah,
namun perguruan tinggi negeri tidak dapat dilaksanakan secara parsial dan individual, semua
komponen dalam Institut Teknologi Sepuluh Nopember harus bersinergi dan memiliki
komitmen yang sama terhadap upaya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Jaelani, Jenal ; Setyowati, Anita ; Yulius Elma. 2014. EVALUASI TEKNIS SISTEM
DRAINASE DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. Jurnal
BENTANG Vol. 2 No. 1 Januari 2014.

Nisa, Farichatun. 2014. MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR, PUTING


BELIUNG, DAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN JOMBANG. Vol 2 halaman 113.

Nurhadi ; Respati, Dyah; Khotimah, Nurul. 2013. ANALISIS KERENTANAN BANJIR


DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CODE KOTA YOGYAKARTA.

Pania, Giovan, Heri. 2013. PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS


UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.3, Februari 2013.

Sebastian, Ligal. 2008. PENDEKATAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


BANJIR Flood Prevention and Control Approach. dinamikaTEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2,
Juli 2008.

Siswoko. 2002. Banjir, Masalah Banjir dan Upaya Mengatasinya. Jakarta: Himpunan Ahli
Teknik Hidroulika Indonesia (HATHI).
Tobing, Imran, SL. 2005. DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN MANUSIA.

Anda mungkin juga menyukai