Disusun Oleh :
Ir. Ali Mahmudi, M. Eng.
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
DESKRIPSI MATA KULIAH ......................................................................................... 1
BAB I ................................................................................................................................ 2
DASAR-DASAR POMPA ............................................................................................... 2
1.1 Pengertian dan fungsi pompa ............................................................................. 2
1.2 Klasifikasi Pompa .............................................................................................. 3
1.2.1 Pompa perpindahan positip ......................................................................... 3
1.2.2 Pompa tekanan dinamik .............................................................................. 6
1.3 Sifat fluida zat cair ........................................................................................... 12
1.4 Head dan kapasitas fluida................................................................................. 14
1.5 Sistem aliran fluida .......................................................................................... 15
1.6 Putaran spesifik pompa .................................................................................... 17
1.7 Spesifikasi dan pemilihan pompa..................................................................... 18
1.8 Soal-soal ........................................................................................................... 19
BAB II............................................................................................................................. 21
POMPA SENTRIFUGAL .............................................................................................. 21
2.1 Prinsip kerja pompa sentrifugal ....................................................................... 21
2.2 Impeler dan diagram kecepatan ....................................................................... 22
2.3 Kurva dan efisiensi pompa sentrifugal ............................................................. 25
2.4 Soal-soal ........................................................................................................... 30
BAB III ........................................................................................................................... 31
KARAKTERISTIK & OPERASI POMPA .................................................................... 31
3.1 Karakteristik kinerja pompa ............................................................................. 31
3.2 Kurva sistem pemompaan ................................................................................ 34
3.3 Operasi pompa seri dan paralel ........................................................................ 41
3.4 Persamaan afinitas/kesebangunan .................................................................... 43
3.5 Net Positive Suction Head (NPSH).................................................................. 45
3.6 Kavitasi ............................................................................................................ 46
3.7 Benturan air (water hammer) ........................................................................... 47
3.8 Soal-soal ........................................................................................................... 48
Pompa rotari
Pompa rotari merupakan pompa dimana energi dari mesin penggerak
ditransmisikan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah
pompa (casing). Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus
dengan kondisi khusus yang ada di lokasi industri. Pada seluruh pompa jenis
perpindahan positif termasuk pompa rotari, jika pipa pengantarnya tersumbat,
tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak
pompa.
Termasuk dalam jenis pompa rotari adalah:
a. Pompa roda gigi (gear pump), Gambar I.2.d
Pompa roda gigi adalah pompa yang rotornya berupa roda gigi
b. Pompa ulir/sekrup (screw pump), Gambar I.2.e.
Pompa ulir merupakan pompa yang rotornya berupa ulir/skrup
c. Pompa vane (vane pump), Gambar I.2.f.
Pompa vane adalah pompa yang impelling elementnya berupa baling-baling
(vane) yang dapat bergerak bebas pada slot dalam rotornya. Pemasangan
rotor dibuat eksentrik terhadap permukaan dalam casing.
d. Pompa lobe (lobe pump), Gambar I.2 g.
Pompa ini mirip dengan pompa roda gigi dalam hal aksinya dan mempunyai
duarotor atau lebih dengan dua, tiga atau empat cuping atau lebih pada
masing-masing rotor.
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Klasifikasi menurut arah aliran:
1) Pompa aliran radial (sentrifugal), Gambar I. 3 a, b.
Pompa aliran radial merupakan pompa yang arah aliran fluida zat cair saat
keluar dari impeler tegak lurus dengan poros pompa.
2) Pompa aliran aksial, Gambar I.3.c.
Pompa aliran aksial merupakan pompa yang arah aliran fluida saat keluar
dari impeler bergerak sepanjang permukaan silinder searah poros pompa.
3) Pompa aliran campur, Gambar I.3.d.
Pompa aliran campur merupakan yang mana fluida saat keluar dari impeler
bergerak sepanjang permukaan kerucut sehingga komponen kecepatannya
berarah radial dan aksial
.
Gambar I.8 Pompa volut jenis isapan ganda
N kg N
Berat jenis SI : g 3 Air: 1000 3 , dan 9810 3
m m m
lbm lbf
Sistem British Air , 62,4 , dan 62,4
ft 3 ft 3
P
atau H=
g
dimana massa jenis, berat jenis dan g gravitasi.
Sebuah pompa sentrifugal menciptakan kecepatan fluida. Energi kecepatan ini
kemudian ditransformasikan ke energi tekanan saat fluida lepas dari pompa.
Oleh karenanya, head yang tercipta bisa dikatakan sebanding dengan energi
kecepatan impeler. Hubungan ini dinyatakan pada persamaan berikut:
Kapasitas
Kapasitas atau debit (Q) dalam satuan SI dinyatakan dalam m3/s dan dalam
satuan British adalah gallon per menit (gpm) atau cubic feet per menit (cfm).
Karena cairan tidak dapat dimampatkan, ada hubungan langsung antara debit
pompa dan kecepatan aliran. Hubungan tersebut terlihat sebagai berikut:
Q = A. V
Q = (/4. D2). V
dimana :
Q = kapasitas/debit aliran
A = luas penampang pipa
V = kecepatan aliran
D = diameter pipa
HL = Hf + Hm
Hf = rugi gesek pipa (rugi mayor)
Hm = rugi komponen perpipaan (rugi minor) seperti belokan, katup, dll.
Persamaan Darcy:
HL = (f.L/d + K) V2/2g
Hf = (f.L/d) V2/2g
Kerugian minor:
Np = g QHp/p
1.8 Soal-soal
1. Jelaskan pengertian dan fungsi pompa
2. Klasifikasikan semua jenis pompa
3. Apa yang dimaksud dengan pompa tekanan statik atau pompa perpindahan
positip?
4. Apa yang dimaksud dengan pompa tekanan dinamik atau pompa dinamik?
5. Jelaskan perbedaan prinsip utama antara pompa tekanan statik dan pompa
tekanan dinamik
6. Gambarkan diagram instalasi sistem pompa dan pipa
7. a. Jelaskan singkat apa yang dimaksud dengan rugi head mayor dan rugi head
minor pada aliran fluida dalam perpipaan.
b. Tuliskan persamaan rugi head menurut Darcy. Sebutkan arti notasi dan
satuan yang digunakan dalam satuan SI
8. Tuliskan persamaan untuk menentukan rugi head pipa, head pompa dan daya
K= 4.5
K= 1,5
K= 1
K= 1,5
K= 2,5
K= 1,5 K= 1,5
Pom pa
K= 1,5 K= 1,5
K= 1
Gambar II.5 Efek variasi laju aliran pada sisi aliran keluar
Pengaruh impeler
Dari pembahasan diatas tentang karakteristik impeler pompa sentrifugal dengan
rugi-ruginya, maka secara umum digambarkan kurva kinerja pompa antara head
(H) dan kapasitas (Q) seperti pada Gambar II.10.
Q
Gambar II.10 Kurva H-Q pompa sentrifugal
Semakin lebar impeler pompa sentrifugal biasanya akan mengubah kurva head-
debit atau kapasitas (H-Q). Gambar II-10 menunjukkan bahwa impeler yang
lebih lebar akan mengalirkan debit air yang lebih banyak dibandingksn dengan
impeler yang lebih tipis dan umumnya mempunyai kurva H-Q yang lebih rata.
Pompa dengan impeler yang lebih tipis mempunyai debit yang lebih kecil dan
kurva yang lebih curam.
Perbedaan karakteristik diantara ketiga jenis pompa di atas tidaklah absolut, dan
ada banyak pompa dapat merupakan kombinasi ketiganya. Contoh Pompa Vane
Francis memiliki karakteristik antara pompa jenis radial dan jenis aliran campur.
Sebagian besar pompa turbin (pompa difusor) juga memiliki karakteristik antara
pompa jenis radial dan jenis aliran campur tergantung pada putaran spesifiknya.
Head isap (suction head) terjadi saat sumber suplai di atas garis tengah pompa.
Jadi head isap statik adalah jarak vertikal dari garis tengah pompa hingga
ketinggian fluida yang dipompa. Gambar III.7 menunjukkan head statik di
sebuah sistem pemompaan dimana pompa terletak lebih rendah dari sisi
permukaan iisap (Static Suction Head).
Head Statik Total (Total Static Head), adalah jarak vertikal antara garis
permukaan fluida pada sisi isap (source) dan titik terluar pada sisi discharge atau
garis permukaan fluida pada sisi discharge.
Head Tahanan/Gesekan (Friction Head), adalah head yang diperlukan untuk
mengatasi hambatan aliran pada pipa dan fitting. Hal ini tergantung pada
ukuran, kondisi dan jenis pipa,jumlah dan tipe fitting, kecepatan aliran, dan sifat
dari fluida yang mengalir.
Total Dynamic Suction Head (hs) adalah besarnya Static suction lift ditambah
dengan head kecepatan pada flens sisi isap ditambah dengan total friction head
pada sisi isap. Total Dynamic Suction Lift ditentukan pada pengetesan pompa
yaitu nilai yang terbaca pada gauge sisi isap, dikonversikan ke feet kolom air
dengan dikoreksikan ke centerline pompa ditambah dengan head kecepatan pada
titik di tempat gauge terpasang.
Total Dynamic Discharge Head (hd), adalah besarnya Static discharge head
ditambah dengan head kecepatan pada flens sisi tekan ditambah dengan total
friction head pada sisi tekan. Total Dynamic Discharge head ditentukan pada
pengetesan pompa yaitu nilai yang terbaca pada gauge sisi tekan, dikonversikan
ke feet kolom air dengan dikoreksikan ke centerline pompa ditambah dengan
head kecepatan pada titik di tempat gauge terpasang.
Total Head (H) atau Total Dynamic Head (TDH), adalah besarnya total dynamic
discharge head dikurangi dengan total dynamic suction head
TDH = hd + hs (pada suction lift)
TDH = hd - hs (pada suction head)
Untuk putaran dan diameter impeler tertentu, pompa sentrifugal mempunyai
kurva performansi yang tertentu pula. Kurva sitem pipa akibat gesekan pipa
mempunyai bentuk parabola karena fungsi kuadrat debit/kapasitas.
Dalam operasinya, pompa harus dapat memenuhi operasi sistem pipa. Karena
itu, disamping kurva head-kapasitas pompa perlu diketahui pula kurva head-
kapasitas darn sistem.
Besarnya head sistem, yaitu head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair
melalui sistem pipa, adalah sama dengan head untuk mengatasi kerugian gesek
ditambah head statis sistem. Head statis ini adalah head potensial dan beda
tekanan statis pada kedua permukaan zat keluar. Jika kurva mi digambarkan
dalam diagram berbentuk seperti diperlihatkan dalam Gambar III.8.
Titik perpotongan antara kurva head-kapasitas dan pompa dan dan sistem
merupakan titik kerjo pompa dan sistem. Pada titik ini head yang diperlukan
oleh sistem sama dengan head yang dapat diberikan oleh pompa pada laju aliran
yang sama.
Kurva head-kapasitas (H-Q) dan sistem dapat berubah misalnya karena head
statis atau tahanan sistem pipa berubah. Jika hal demikian terjadi maka titik
kerja pompa-sistem juga akan berubah. Gambar III.9 memberikan eontoh di
Gambar III.18 menunjukkan operasi pompa seri atau paralel dengan pompa
yang tak sejenis.
Untuk kondisi dmana diameter impeler pompa adalah tetap/konstan dan putaran
berubah, maka persamaan afinitasnya dapat dituliskan:
Sedangkan jika kondisi putaran dan diameter impeler berubah, maka persamaan
afinitas dapat dituliskan:
A. Q1/Q2= (N1/N2)(D1/D2)3
B. H1/H2 = (N1/N2)2(D1/D2)2
C. BHP1/BHP2 = (N1/N2)3(D1/D2)5
Dari diagram:
N = 1750 rpm, D = 13
Q = 300 GPM
H = 160 ft
BHP = 20 Hp
NPSHRE = ((NQ)/S)1/3
3.6 Kavitasi
Kavitasi pompa: gejala menguap nya zat cair yang sedang mengalir karena
tekanan berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Air pada tekanan 1 atm akan mendidih pada suhu 100oC, namun jika tekanan
lebih rendah, maka air akan menguap pada suhu yang lebih rendah. Jika tekanan
hisap rendah, air pd suhu kamar dapat mengaup.
Kavitasi dapat menyebabkan pompa tidak bekerja. Salah satu fenomena yang
harus dihindari dalam pengoperasian pompa adalah kavitasi. Jika fluida berada
dalam fasa cair, dari segi energi tidak menjadi soal apakah tekanan pompa
berada jauh di atas maupun di bawah tekanan atmosfer. Namun, jika tekanan
Fenomena ini terjadi apabila terdapat fraksi uap yang masuk ke dalam pompa,
membentuk gelembung yang terbawa ke daerah bertekanan lebih tinggi, lalu
tiba-tiba pecah. Kavitasi menyebabkan pelepasan logam, getaran, kebisingan,
melemahnya aliran, dan berkurangnya efisiensi. Untuk menghindari fenomena
ini, maka Required Net Positive Suction Head (NPSH)Re harus dipenuhi.
(NPSH)Re sama dengan total head cairan pada garis pusat pompa dikurangi
tekanan uap p. Nilai NPSH yang diperlukan adalah 5 sampai 10 feet untuk
pompa sentrifugal kecil, tetapi meningkat dengan kapasitas pompa, kecepatan
impeller, dan tekanan discharge.
Pengaruh kavitasi:
- Berkurangnya kapasitas pompa
- Berkurangnya head (pressure)
- Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di
dalam selubung pompa (volute)
- Suara bising saat pompa berjalan.
- Kerusakan pada impeller atau selubung pompa (volute).
8. Hasil pengujian pompa sentrifugal untuk fluida air ( = 9810 N/m3) diperoleh
data sbb:
Head, H [m] 38 36 33 30 26 21 15 10
Efisiensi, [%] 30 40 60 70 80 65 50 40
10. Apa yang dimaksud dengan benturan air (water hammer), dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kondisi pompa?
Shaft alignment
Realignment dilakukan setelah :
- Fondasi dan unit pompa dilevel.
- Semua baut fondasi dikencangkan
- Setelah semua pipa dipasang
Tipe misalignment :
- Misalignment radial
- Misalignment sudut
- Misalignment kombinasi
Pemerikasaan/perawatan harian
Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan harian antara lain:
- Pemeriksaan temperatur rumah bantalan, dilakukan dengan menggunakan
termometer atua dengan sentuhan tangan.
- Pemeriksaan tekanan isap dan tekan. Dilakukan dengan membaca manometer
yang dipasang pada pompa.
- Pemeriksaan kebocoran pada paking kotak ( stuffing box seal )
- Pemeriksaan pemakaian arus listrik. Dilakukan dengan melihat ampermeter
yang dipasang pada instalasi.
- Pemeriksaan jumlah pelumas di dalam rumah bantalan. Dilakukan dengan cara
dilihat.
Pemeriksaan bulanan
Pengukuran tahanan isolasi : maksimum 1 Mega Ohm
Pemeriksaan 6 bulanan
- Pemeriksaan paking
- Pemeriksaan selubung poros
- Pemeriksaan alignment kopling
2. Inspeksi/monitoring getaran
- Amplitudo getaran
- Frekuensi getaran
- Spektrum getaran
3. Inspeksi/monitirong geometrik
- Kedataran dan keratan
- Run out
- Misalignment
4. Inspeksi/monitoring pelumas
- Viskositas pelumas (utama)
5. Inpeksi kinerja/performansi
- Head/tekanan
- Kapasitas/debit
- Suhu
- Putaran
- Voltage
- Ampere
Prinsip kerja kompresor secara umum adalah menghisap udara atau gas yang
kemudian dimampatkan dengan cara memperkecil volume ruangan yang
mengurungnya sehingga tekanan menjadi naik. Udara atau gas yang bertekanan
ini dapat langsung digunakan, seperti pada turbin gas, atau disimpan dahulu di
dalam tangki yang berfungsi sebagai penyimpan energi.
Ada beberapa cara dalam memampatkan udara atau gas, misalnya gerakan
bolak-balik piston dalam silinder pada kompresor torak untuk menghisap dan
mengeluarkan gas secara berulang-ulang seperti terlihat pada Gambar V.1.
Ketika torak bergerak untuk menghisap, tekanan udara di dalam silinder lebih
rendah daripada tekanan lingkungannya, sehingga katup hisap akan terbuka
dengan demikian udara atau gas dapat masuk ke dalam silinder. Selanjutnya
torak akan bergerak untuk mengkompresikan atau memampatkan, dorongan
piston terhadap udara atau gas yang telah dihisap menyebabkan tekanan menjadi
naik, hal ini disebabkan karena volume udara atau gas yang terkurung dalam
silinder menjadi kecil, sementara s aat tersebut katup hisap t ertutup. Semakin
Gambar V.1 Unit kompresor torak
besar penyempitan volume yang terjadi, maka tekanannya akan semakin besar,
dengan demikian karena tekanan di dalam silinder tinggi maka udara atau gas
bertekanan ini akan terdorong keluar melalui katup keluaran. Udara bertekanan
ini biasanya disimpan dalam tabung sebagai penyimpan energi atau dikompresi
lagi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi.
Cara lain dalam memampatkan udara atau gas yang umum digunakan adalah
dengan putaran roda gigi atau putaran ulir, namun secara prinsip kerjanya sama
seperti kompresor torak, yaitu dengan memampatkan udara atau gas dengan
pengecilan volume udara atau gas yang terkurung dalam silinder. Selain dengan
putaran roda gigi atau ulir ada pula jenis kompresor yang memampatkan udara
atau gas dengan putaran sudu atau impeler. Gambar V.2 memperlihatkan sebuah
komprsor jenis ulir/sekrup.
Jenis turbo/rotadinamik:
- Jenis sentrifugal/radial : kompresor sentrifugal
- Jenis aksial : kompresor aksial
Kompresor rotadinamik
Kompresor rotadinamik atau kompresor turbo yaitu kompresor yang
mengalirkan fluida udara atau gas dengan debit bervariasi bergantung pada
tekanan atau head. Kompresor rotadinamik memberikan enegi kecepatan untuk
aliran udara atau gas yang kontinyu menggunakan impeler yang berputar pada
kecepatan yang sangat tinggi. Energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan
Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada kapasitas
dan tekanannya. Gambar V.4 memperlihatkan klasifikasi kompresor yang
digolongkan atas dasar tekanannya.
Gambar V.5 adalah suatu diagram yang dapat dijadikan pedoman dalam
pemilihan kompresor. Kompresor torak cocok pada tekanan tinggi dan kapasitas
yang relative kecil, sebaliknya kompresor aksial cocok digunakan pada kapasitas
besar dan tekanan yang relatif rendah. Kompresor ulir/sekrup dan kompresor
sentrifugal (radial) berada dalam pilihan kondisi keduanya antara kompresor
torak dan kompresor aksial.
dimana:
P = tekanan (Pa)
T = suhu absolut gas/udara (K)
V = volume gas/udara (m3)
v = volume/massa (m3 /kg)
R = tetapan gas spesifik (J/kg.K), untuk udara R = 287 J/kg.K
m = massa gas/udara (kg)
= massa jenis (kg/m3)
Karena terjadinya pemampatan maka kerapatan gas atau udara akan berubah,
semakin tinggi pemampatan maka kerapatannya akan semakin besar, artinya
ketika terjadi pemampatan volumenya menjadi kecil, sedangkan massanya tetap
sehingga massa jenisnya akan semakin besar.
m1 = m2
1.V1 = 2 . V2, karena V1 > V2, maka 1 < 2
Misalnya udara pada suhu 15 C dan tekanan 1 bar mempunyai =1,21 kg/m3,
tetapi ketika udara yang bertekanan 6 bar pada suhu 20 C massa jenisnya
menjadi 7,15 kg/m3. Bila gas atau udara dipanaskan pada tekanan tetap, maka
gas/udara akan mengembang yang berarti akan mengalami pertambahan volume,
sebaliknya bila didinginkan maka akan mengalami penyusutan/pengecilan
volume, hal ini juga terjadi pada zat padat dan zat cair, namun gas/udara
mempunyai koefisien muai yang lebih besar dibanding zat padat atau pun zat
cair.
Hukum Charles menyatakan bahwa semua jenis gas bila dipanasi atau dinaikan
suhunya sebesar 1 C pada tekanan tetap, maka akan mengalami pertambahan
volume sebesar t/273 dari volume pada 0 C, sebaliknya bila diturunkan sebesar
1 C, maka akan mengalami pengurangan volume dengan proporsi yang sama.
Hukum Charles ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika suatu gas memiliki
Pada Gambar V.7 memperlihatkan diagram hubungan antara tekanan (P) dan
volume (V) pada kompresor satu tingkat.
Pada langkah 1-2-3 kurva P-V pada Gambar V.7 menerangkan terjadinya
perubahan dari titik 1 bergerak ke titik 2 dengan memampatkan gas hingga
tekanan naik. Pada titik 2 tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan Pd
yang lebih tinggi daripada tekanan di dalam pipa keluar (tangki tekan), sehingga
katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Torak akan terus bergerak ke
titik 3 sehingga gas akan terdorong keluar dengan tekanan sebesar Pd.
Pada langkah 3-4-1, titik 3 merupakan titik mati atas dari torak, sehingga pada
silinder masih tersedia volume sisa sebesar Vc dengan tekanan Pd. Idealnya Vc
harus sama dengan nol. Tapi hal ini tidak mungkin dapat dibuat karena
dikhawatirkan terjadinya tabrakan antara kepala torak dengan kepala silinder.
Selain itu juga, harus ada lubang-lubang laluan pada katup sehingga clearence
nol tidak mungkin dibuat. Ketika torak memulai langkah isapnya, katup isap
tidak akan terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi sampai tekanannya
Pompa dan Kompresor 70
turun dari Pd sampai Ps. Tekanan Ps ini tercapai pada titik 4. Mulai dari titik 4
sampai titik 1 terjadi pemasukan gas yang disebut proses pengisapan.
Penghematan kerja
A B
V
Gambar V.8 Diagram P-V kompresor dua tingkat
Proses kompresi
Jenis proses kompresi udara atau gas yang terjadi pada kompresor adalah:
Kompresi isotermal
Kompresi adiabatik/ isentropik
Kompresi politropik
PV n = tetap
dimana pada proses kompresi isotermal harga n =1, proses kompresi adiabatik
harga n = k, dan proses kompresi politropik harga n adalah 1 < n < k. Harga k =
cp/cv (rasio kalor jenis) untuk udara = 1,4 dan harga n = 1,1 1,35.
Kompresi isotermal
Jika suatu gas atau udara dikompresikan, maka ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas atau udara. Energi tersebut salah satunya diubah
menjadi energi panas/kalor. Bila proses kompresi dibarengi dengan pendinginan,
maka energi panas atau kalor tidak akan terjadi sehingga temperaturnya tetap
terjaga. Kompresi dengan cara ini disebut kompresi isothermal (suhu/temperatur
tetap).
Kompresi adiabatik
Bila silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk ke dalam gas.
Kompresi semacam ini disebut kompresi adiabatik. Dalam praktiknya, kompresi
adiabatik tidak ada yang sempurna karena isolasi silinder tidak pernah dapat
sempurna. Untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatik
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari kompresi isothermal, sehingga
kerja kompresi adiabatik lebih besar dari kerja isothermal.
Dalam kompresi adiabatik tidak ada panas yang dibuang keluar silinder (atau
dimasukkan) sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan dalam proses mi
akan dipakai untuk menaikkan temperatur gas.
Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar dari kompresor dalam proses
adiabatik dapat diperoleh secara teoritis dan persamaan berikut:
Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isothermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik,
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
Tabel V-1 Hubungan antara volume dan tekanan pada berbagai kompresi
Pada spesifikasi kompresor, besaran yang terpenting adalah laju volume atau
kapasitas udara atau gas yang dikeluarkan dan tekanan kerjanya. Semua itu
harus disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh peralatan yang akan
dilayani. Sehingga spesifikasi utama yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan kompresor adalah kapasitas, tekanan, dan performansi.
Kapasitas
Pada kompresor torak angka kapasitas yang dicantumkan pada katalog biasanya
menyatakan perpindahan torak dan bukan laju volume yang dihasilkan, dimana
perpindahan torak dapat dirumuskan sebagai berikut:
D 2
Qth xSxN
4
dimana:
Qth = perpindahan torak (m3/mnt)
D = diameter torak (m)
S = panjang langkah torak (m)
N = putaran (rpm)
Sedangkan volume gas (kapasitas) yang sebenarnya adalah hasil perkalian antara
perpindahan torak dengan efisiensi volumetrisnya. Tetapi pada kompresor putar
umumnya pada katalog tertulis kapasitas sesungguhnya.
Tekanan
Pada saat menentukan tekanan kerja kompresor harus diingat bahwa uadara atau
gas harus disalurkan ke tabung atau tangki tekan dan peralatan yang
memerlukannya. Karena itu, besarnya tekanan normal kompresor harus diambil
sama dengan tekanan yang diperlukan oleh peralatan yang bersangkutan
ditambah dengan kerugian tekanan di pendingin akhir dan pipa-pipa penyalur.
Namun perlu juga diingat bahwa tekanan normal kompresor yang diambil tidak
boleh jauh melebihi tekanan kerja sistem, sebab apabila kompresor bekerja
dengan tekanan jauh dibawah tekanan normalnya, maka efisiensi adiabatik
keseluruhannya akan menjadi terlalu rendah.
Variasi tekanan yang masih dapat dianggap tidak merugikan adalah tidak lebih
dari 20% dibawah tekanan spesifikasi kompresor. Dengan variasi sebesar ini
efisiensi kompresor tidak terlalu banyak berkurang dari harga maksimumnya.
5.6 Soal-soal
1. Apa itu kompresor?
2. Jelaskan prinsip kerja kompresor!
3. Jelaskan perbedaan antara kompresor, booster dan pompa vakum
4. Klasifikasikan kompresor berdasarkan cara kerjanya
5. Apa perbedaan kompresor perpindahan positip dan kompresor rotadinamik
6. Jelaskan perbedaan antara kompresor, blower dan fan
7. Gambarkan diagram P-V proses kompresor satu tingkat
8. Tuliskan persamaan umum gas ideal dan jelaskan arti notasi yang digunakan
9. Apa gunanya pendingin antar (intercooler) pada kompresor bertingkat
10. Apa yang dimaksud dengan proses isotermal, proses adiabatis dan proses
politropik?
Kompresor torak menggunakan torak (piston) yang digerakkan oleh poros engkol.
Kompresor torak dapat berupa stasioner atau portabel, satu atau multi tingkat, dan dapat
digerakkan dengan motor listrik atau motor bakar (motor bensin, mesin gas, motor
diesel, turbin gas).
Kompresor torak kecil daya mulai dari 3,5 - 22 kW (5 - 30 HP) umumnya dijumpai di
industri umumnya sebagai utilitas udara tekan dan khusus untuk kerja intermiten
(intermittent duty). Kompresor torak skala besar hingga 750 kW (1000 HP) masih
banyak dijumpai aplikasi di industri besar. Namun jumlahnya semakin berkurang dan
digantikan dengan beberapa jenis kompresor yang lain seperti misalnya kompresor ulir
dan kompresor sentrifugal.
Tekanan keluaran (discharge) berkisar dari rendah hingga sangat tinggi (hingga 35 MPa
atau 5000 psi). Dalam aplikasi tertentu, misalnya kompresor udara, kompresor torak
multi-stage double-acting adalah sangat efisien dibanding jenis lain, akan tetapi
ukurannya lebih besar dan berisik (noisier). dan lebih mahal bila dibanding jenis rotari.
Silinder harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang ada. Untuk tekanan
kurang dari 50 kgf/cm2 (4,9 MPa) umumnya dipakai besi cor sebagai bahan
silinder. Permukaan dalam silinder harus disuperfinis sebab cincin torak akan
meluncur pada permukaan ini. Untuk memancarkan panas yang timbul dari
proses kompresi, dinding luar silinder diberi sirip-sirip. Sirip-sirip ini dimaksud
untuk memperluas permukaan yang memancarkan panas pada kompresor
dengan pendinginan udara, seperti terlihat pada Gambar VI.1
Torak harus cukup tebal untuk dapat menahan tekanan dan terbuat dari bahan
yang cukup kuat. Untuk mengurangi gaya inersia dan getaran yang ditimbulkan
oleh getaran bolak-balik, torak harus dirancang seringan mungkin bentuknya
juga harus sesuai untuk dapat mengatasi pengaruh pemuaian karena pengaruh
pada langkah kompresi.
Dalam kompresor kerja tunggal dengan silinder tegak, juga dipergunakan cincin
penyapu minyak yang dipasang pada alur paling bawah dari alur cincin yang
lain. Cincin ini tidak dimaksud untuk mencegah kebocoran udara, dan melulu
untuk menyeka minyak yang terpercik pada dinding dalam silinder.
Kompresor bebas minyak juga umum dipakai untuk mendapatkan udara tekan
yang bersih tidak tercampur uap minyak. Dalam hal ini, permukaan dalam
silinder tidak dilumasi. Sebagai gantinya dipakai karbon atau teflon yang bersifat
melumasi sendiri sebagai bahan untuk cincin torak dan cincin pengikut. Pada
sebelah dalam dari cincin torak ini dipasang cincin penegang yang menekan
cincin torak pada permukaan dalm silinder. Gambar VI.3 memperlihatkan torak
sebuah kompresor bebas minyak.
6.1.3 Katup
Katup isap dan katup keluar yang dipergunakan pada kompresor dapat membuka
dan menutup sendiri sebagai akibat dari perbedaan tekanan yang terjadi antara
bagian dalam dan bagian luar silinder.
Katup-katup ini membuka dan menutup untuk setiap langkah bolak-balik dari
torak. Karena itu, frekuensi kerjanya adalah yang paling tinggi di antara bagian-
bagian lain dari kompresor. Katup keluar selalu bekerja pada kondisi yang
sangat berat karena harus melakukan udara dengan temperatur tinggi dan sering
macet karena karbid yang terbentuk dari minyak yang terbawa oleh aliran udara.
Jadi katup ini merupakan bagian yang memerlukan perhatian khusus. Katup
terdapat dalam berbagai konstruksi. Namun yang umum dipakai saat ini adalah
Pompa dan Kompresor 78
jenis-jenis katup cincin, katup pita (reed), katup kanal, dan katup kepak
(flapper).
Gambar VI.4 memperlihatkan jenis katup katup cincin, katup pita dan katup
kanal. Katup cincin memperlihatkan katup isap. Katup keluar mempunyai
kontruksi yang agak berbeda di mana bagian atas dan bagian bawahnya terbalik.
Selain itu, baut katup dipasang dari atas dan dikencangkan. Dudukan katup dan
sangkar katup dikencangkan dengan baut dan mur katup. Plat katup dipasang di
antara dudukan katup dan sangkar katup. Plat katup ditekan pada dudukan katup
oleh pegas katup. Bila perbedaan tekanan antara sebelah dalam dan sebelah luar
katup menjadi lebih besar daripada gaya yang ditimbulkan oleh pegas katup,
maka plat katup akan terangkat dan udara akan mengalir melalui lubang-lubang
laluan pada dudukan katup dan sangkar katup ke dalam silinder.
Katup pita terdiri dari dudukan katup (1) yang mempunyai lubang laluan
berbentuk segi empat (2), plat katup yang tipis dan ringan (3) (tebalnya 0,3-0,5
mm), dan sangkar katup (4) untuk mebatasi angkatan plat katup. Plat katup pada
saat terbuka akan melengkung membentuk busur dan menjadi lurus kembali
pada saat menutup rapat lubang-lubang pada dudukan katup. Meskipun plat
katup ini ringan dan mudah bergerak, namun tidak dapat terangkat tinggi-tinggi
sehingga untuk mendapatkan luas laluan yang cukup besar, ukuran pita harus
cukup besar pula.
Katup kanal juga mempunyai lubang laluan udara berbentuk segi empat.
Kebocoran dicegah dengan plat katup yang berbentuk alur. Pada sisi belakang
Batang penggerak biasanya terbuat dari baja tempa. Sebagai bantalan dipakai
logam putih atau bantalan bola. Bantalan pada ujung yang kecil agak berbeda
bebannya dari bantalan biasa. Bantalan ini menerima beban tumbukan yang
besar karena gerakan bolak-balik dan tekanan gas yang berubah-ubah setiap
putaran. Dengan demikian cara pelumasan dan bahan metal harus dipilih secara
seksama. Biasanya untuk bantalan ini dipergunakan paduan tembaga.
Sebagai bantalan utama dapat dipilih dari berbagai jenis yang ada tergantung
pada ukuran kompresor. Bantalan jenis luncur yang biasa dipakai ada yang
terbelah dua dan terbelah empat dengan logam pendukung dari baja cor atau
baja tempa yang dilapisi logam putih. Bantalan metal presisi juga dapat dipakai.
Bantalan gelinding juga banyak dipakai, terutama yang berjenis bola dan rol
kerucut.
Laju volume udara yang dihasilkan oleh kompresor harus dapat disesuaikan
jumlah udara yang diperlukan. Jika kompresor dibiarkan berjalan sedangkan
udara yang dihasilkan tidak dipakai maka tekanan akan naik melebihi batas yang
berbahaya. Karena itu, kompresor harus dilengkapi dengan alat yang disebut
pembebas beban (unloader). Alat ini dapat mengatur laju volume udara yang
diisap sesuai dengan laju aliran yang keluar dibutuhkan. Pembebas beban dapat
digolongkan menurut azas kerjanya yaitu:
(a) pembebas beban katup isap
(b) pembebas beban celah katup
(c) pembebas beban trotel isap
(d) pembebas beban dengan pemutus otomatik.
Untuk kompresor torak, jenis (a) dan (d) adalah yang paling banyak dipakai
pada saat ini. Untuk mengurangi beban pada waktu kompresor di start, agar
penggerak mula dapat berjalan lancar, maka pembebas beban dapat dioperasikan
Jika kompresor bekerja maka udara akan mengisi tangki udara sehingga
tekanannya akan naik sedikit demi sedikit. Tekanan ini disalurkan ke bagian
bawah katup pilot dari pembebasan beban. Jka tekanan di dalam tangki udara
masih rendah, maka katup akan tetap tertutup karena pegas atas dari katup pilot
dapat mengatasi tekanan tersebut. Namun jika tekanan di dalam tangki udara
naik sehingga dapat mengatasi gaya pegas tadi maka katup isap akan didorong
sampai terbuka. Udara tekan akan mengalir melalu pipa pembebas beban dan
menekan torak pembebas beban pada tutup silinder ke bawah. Maka katup isap
akan terbuka dan operasi tanpa beban mulai.
Selama kompersor bekerja tanpa beban, tekanan di dalam tangki udara akan
menurun terus karena udara dipakai, sedangkan penambahan udara dari
kompresor tidak ada. Jika tekanan turun melebihi batas maka gaya pegas dari
katup pilot akan mengalahkan gaya dari tekanan tangki udara. Maka katup pilot
akan jatuh, laluan udara tertutup, dan tekanan di dalam pipa pembebas beban
menjadi sama dengan tekanan atmosfir. Dengan demikian torak pembebas beban
akan terangkat oleh gaya pegas, katup isap akan kembali pada posisi normal,
dan kompresor bekerja biasa mengisap dan memampatkan udara.
Pembebas beban jenis ini banyak dipakai pada kompresor kecil sebab katup isap
pembebas beban yang berukuran kecil agak sukar dibuat. Selain itu, motor
berdaya kecil dapat dengan mudah dihidupkan dan dimatikan dengan tombol
tekanan.
6.1.7 Pelumasan
Untuk kompresor kerja tunggal yang berukuran kecil, pelumasan dalam maupun
pelumasan luar dilakukan secara bersama dengan cara pelumasan percik atau
dengan pompa pelumas jenis roda gigi.
Pompa roda gigi harus dipancing sebelum dapat bekerja. Untuk itu disediakan
pompa tangan yang dipasang paralel dengan pompa roda gigi. Pada jalur pipa
minyak pelumas juga perlu dipasang rele tekanan. Rele ini akan bekerja secara
otomatis menghentikan kompresor jika terjadi penurunan tekanan minyak
sampai di bawah batas minimum. Jika pompa mengisap udara karena tempat
minyak kosong atau permukaannya terlalu rendah maka rele akan bekerja dan
kompresor berhenti.
Saringan Udara
Jika udara yang diisap kompresor mengandung banyak debu maka silinder dan
cincin torak akan cepat aus bahkan dapat terbakar. Karena itu kompresor harus
dilengkapi dengan saringan udara yang dipasang pada sisi isapnya.
Saringan yang banyak dipakai saat ini terdiri dari tabung- tabung penyaring yang
berdiameter 10 mm dan panjangnya 10 mm. Tabung-tabung ini ditempatkan
didalam kotak belubang-lubang atau keranjang kawat, yang dicelupkan dalam
genangan minyak.udara yang diisap kompresor harus mengalir melalui minyak
dan tabung-tabung yang lembab oleh minyak. Dengan demikian, jika ada debu
yang terbawa akan melekat pada saringan, sehingga udara yang masuk
kompresor menjadi bersih. Aliran melalui saringan tersebut sangat turbulen dan
arahnya membalik hingga sebagian besar dari partikel-partikel debu akan
tertangkap disini. Gambar VI.11 memberikan contoh sebuah kompresor dengan
saringan udara jenis genangan minyak.
Katup pengaman
Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompresor.
Katup ini harus membuka dan membuang udara keluar jika tekanan melebihi 1,2
kali tekanan normal maksimum dari kompresor. Pengeluaran udara harus
berhenti secara tepat jika tekanan sudah kembali sangat dekat pada tekanan
normal maksimum. Gambar VI.12 memperlihatkan penampang sebuah katup
pengaman.
Tangki udara
Tangki udara dipakai untuk menyimpan udara tekan dan jika ada kebutuhan
udara tekan yang berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani dengan lancar. Dalam
hal kompresor torak dimana udara dikeluarkan secara berfluktuasi, tangki udara
akan memperhalus aliran. Selain itu, udara yang disimpan di dalam tangki udara
akan mengalami pendinginan secara pelan-pelan dan uap air yang mengembun
dapat terkumpul didasar tangki untuk sewaktu-waktu dibuang. Dengan demikian
udara yang disalurkan ke pemakai selain sudah dingin, juga tidak terlalu lembab.
Penggerak mula
Sebagai penggerak kompresor umumnya dipakai motor listrik atau motor bakar
torak. Adapun macam, sifat-sifat, dan penggunaan masing-masing jenis
penggerak tersebut dapat diuraikan seperti di bawah ini:
Motor listrik
Motor listrik dapat diklasifikasikan atas motor induksi dan motor sinkron. Motor
induksi mempunyai faktor daya dan efisiensi yang lebih rendah dari pada motor
sinkron. Motor induksi terdapat dalam dua jenis, yaitu jenis sangkar bajing
(squirel-cage) dan jenis rotor lilit (wound rotor). Motor sinkron dipakai bila
Sabuk-V
Keuntungan transmisi ini dapat digunakan pada putaran kompresor yang dapat
dipilih bebas sehingga dapat dipakai motor putaran tinggi. Kerugiannya adalah
pada kerugian daya yang disebabkan oleh slip antara puli dan sabuk, serta
kebutuhan ruangan yang lebih besar untuk pemasangan. Transimisi ini sering
digunakan untuk kompresor kecil dengan daya kurang dari 75 kW.
Kopling tetap
Hubungan dengan kopling tetap memberikan efisiensi keseluruhan yang tinggi
serta pemeliharaan yang mudah. Namun cara ini memerlukan motor dengan
putaran rendah, dan motor dengan putaran rendah harganya mahal. Transmisi ini
hanya sesuai untuk kompresor berdaya antara 150-450 kW.
Kopling gesek
Cara ini digunakan untuk menggerakkan kompresor kecil dengan motor bakar
torak. Di sini motor dapat distart tanpa beban dengan membuka hubungan
kopling. Namun untuk kompresor dengan fluktuasi momen puntir yang besar
diperlukan kopling yang dapat meneruskan momen puntir yang besar pula.
Efisiensi volumetris
Perhatikan sebuah kompresor torak dengan diameter silinder D(m), langkah
torak S (m), dan putaran N (rpm) seperti diperlihatkan dalam Gambar VI.13(a).
Dengan ukuran seperti ini kompresor akan memampatkan volume gas sebesar
Vs = ( D2/4) x S (m3) untuk setiap langkah kompresi yang dikerjakan dalam
setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang dimampatkan per menit
Pompa dan Kompresor 88
disebut perpindahan torak. Jadi jika poros kompresor mempunyai putaran N
(rpm) maka
Persamaan di atas hanya berlaku untuk kompresor kerja tunggal. Kompresor ini
hanya menggunakan ruang di sisi kin torak (Gambar VI.13(a)) untuk bekerja
memampatkan udara. Pada kompresor torak kerja ganda, pemampatan gas
terjadi bukan hanya pada waktu torak bergerak ke kin, tetapi juga pada waktu
torak bergerak ke kanan, karena ruang di sebelah kanan torak berlaku juga
sebagai kompresor (Gambar VI.13(b)). Luas penampang efektif silinder di
sebelah kanan torak adalah /4(D2 - d2), di mana d (m) adalah diameter batang
torak. Dengan demikian untuk kompresor yang bekerja ganda berlaku rumus
sebagai berikut:
dimana:
Qs = Volume gas yang dihasilkan pada kondisi tekanan dan temperatur isap
(m3/min)
Qth = Perpindahan torak (m3/min)
Lad
ad
Ls
dimana:
Lad = Daya adiabatis teoritis (kW)
Ls = Daya yang masuk pada poros kompresor (kW)
Daya kompresor
Besarnya daya adiabatik teoritis dapat dihitung dengan rumus:
k 1
m.k Ps.Qs Pd mk
Lad x x 1 (kW)
k 1 6120 Ps
dimana:
Ps = Tekanan isap tingkat pertama (kgf/m2 abs)
Pd = Tekanan keluar dari tingkat terakhir (kgs/m2 abs)
Qs = Jumlah volume gas yang keluar dari tingkat terakhir (m3/mnt),
Dinyatakan pada kondisi tekanan dan temperatur isap
k = Cp/Cv
m = Jumlah tingkat kompresi
k 1
m.k Ps.Qs Pd mk
Lad x x 1 (kW)
k 1 60000 Ps
Tabel VI.1 menunjukkan harga-harga daya adiabatik teoritis yang diperlukan
untuk mengkompresikan 1 m3/min udara dengan kondisi standar sebagai hasil
perhitungan berdasarkan rumus di atas. Dari tabel terlihat bahwa daya yang
diperlukan untuk kompresi dua tingkat harganya lebih kecil dari pada kompresi
satu tingkat. Harga yang lebih rendah ini diperoleh pada kompresor dua tingkat
yang menggunakan pendingin antara (intercooler) di antara tingkat pertama dan
tingkat ke dua. Penggunaan pendingin antara akan memperkecil kerja kompresi.
Jika tidak digunakan pendingin antara, maka daya yang diperlukan untuk
kompresi dua tingkat adalah sama besarnya dengan daya untuk satu tingkat,
pada perbandingan tekanan yang sama.
Semua bentuk dan konstruksi kompresor sentrifugal, blower dan fan berjenis
turbo/rotadinamik baik aliran sentrifugal/radial, aliran campur dan aliran aksial.
Karakteritik kompresor sentrifugal, blower dan fan pada dasarnya identik dengan
karakteristik pompa tekanan dinamis khususnya sentrifugal. Yang membedakan antara
kompresor, blower dan fan adalah operasi tekanan kerjanya, dan bukannya debit.
7.2 Blower
Blower (peniup) dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi daripada fan, sampai
1 bar(g). Blower dapat juga digunakan untuk menghasilkan tekanan negatif
untuk sistim vakum di industri. Blower sentrifugal dan blower positive
displacement merupakan dua jenis utama blower.
Blower sentrifugal
Blower sentrifugal (Gambar VII.4) terlihat lebih seperti pompa sentrifugal
daripada fan. Impelernya digerakan oleh gir dan berputar 15.000 rpm. Pada
blower multi-tahap, udara dipercepat setiap melewati impeler. Pada blower
tahap tunggal, udara tidak mengalami banyak belokan, sehingga lebih efisien.
Blower sentrifugal beroperasi melawan tekanan 0,35 sampai 0,70 kg/cm2,
namun dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi. Satu karakteristiknya adalah
bahwa aliran udara cenderung turun secara drastis begitu tekanan sistim
meningkat, yang dapat merupakan kerugian pada sistim pengangkutan bahan yang
tergantung pada volum udara yang mantap. Oleh karena itu, alat ini sering
digunakan untuk penerapan sistim yang cenderung tidak terjadi penyumbatan.
7.3 Fan
Terdapat dua jenis fan (kipas), fan sentrifugal menggunakan impeler berputar untuk
menggerakan aliran udara, dan fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang
sumbu fan.
Fan sentrifugal
Fan radial dengan Cocok untuk tekanan statis Hanya cocok untuk laju aliran
blades datar tinggi (sampai 1400 mmWC) udara rendah sampai medium
(Gambar dan suhu tinggi
VII.6.a,b) Rancangannya sederhana
sehingga dapat dipakai untuk
unit penggunaan khusus
Dapat beroperasi pada aliran
udara yang rendah tanpa
masalah getaran
Sangat tahan lama
Efisiensinya mencapai 75%
Memiliki jarak ruang kerja yang
lebih besar yang berguna untuk
handling padatan yang terbang
(debu, serpih kayu, dan skrap
logam)
Fan yang Dapat menggerakan volum Hanya cocok untuk layanan
melengkung udara yang besar terhadap penggunaan yang bersih,
kedepan, dengan tekanan yang relatif rendah bukan untuk layanan kasar dan
blade yang Ukurannya relatif kecil bertekanan tinggi
melengkung Tingkat kebisingannya rendah Keluaran fan sulit untuk diatur
kedepan (disebabkan rendahnya secara tepat
(Gambar VII.6.c) kecepatan) dan sangat cocok Penggerak harus dipilih secara
untuk digunakan untuk hati-hati untuk menghindarkan
pemanasan perumahan, beban motor berlebih sebab
ventilasi, dan penyejuk udara kurva daya meningkat sejalan
(HVAC) dengan aliran udara
Efisiensi energinya relative
rendah (55-65%)
Backwardinclined Dapat beroperasi dengan Tidak cocok untuk aliran udara
fan, dengan Perubahan tekanan statis yang kotor (karena bentuk fan
bladesyang miring (asalkan bebannya tidak mendukung terjadinya
jauh dari arah berlebih ke motor) penumpukan debu)
perputaran: Cocok untuk sistim yang tidak Fan dengan blades air-foil
datar, lengkung, menentu pada aliran udara tinggi kurang stabil karena
dan airfoil Cocok untuk layanan forced- mengandalkan pada
(Gambar VII.6.d) draft pengangkatan yang dihasilkan
Fan dengan blade datar lebih oleh tiap blade
kuat Fan blades air-foil yang tipis
Fan dengan blades lengkung akan menjadi sasaran erosi
lebih efisien (melebihi 85%)
Fan dengan blades air-foil yang
tipis adalah yang paling efisien
Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan. Cara kerja fan seperti
impeler pesawat terbang: blades fan menghasilkan pengangkatan aerodinamis yang
menekan udara. Fan ini terkenal di industri karena murah, bentuknya yang kompak
dan ringan. Jenis utama fan dengan aliran aksial (impeler, pipa aksial dan impeler
aksial) diringkas dalam Tabel VII.2.beserta Gambar VII.7.
2. Kondisi Pengisapan
Pengisapan udara dari atmosfir perlu dijaga dengan baik sesuai petunjuk
berikut ini :
- Temperatur udara yang diisap harus dijaga serendah mungkin dan tidak
lebih dari 40 oC
- Kandungan debu disekitar tempat pengisapan harus dapat dijaga sekecil
mungkin.
- Udara harus sekering mungkin
Pondasi
Pondasi harus kuat menahan beban dari kompresor sehingga kompresor dapat
berada tetap ditempatnya dan tidak bergeser atau melesak.
Pemasangan
Sebelum kompresor dipasang, pondasi beton harus dipastikan sudah mengeras
sepenuhnya, dan letak serta ukuran lubang baut harus benar.
Pemipaan
Kompresor pada umumnya dipergunakan instalasi pemipaan sehingga
pemasangan pipa pipa harus cermat dan benar, pemasangan yang tidak benar
dapat menimbulkan retakan atau kerusakan lainnya. Pipa yang diperlukan dalam
instalasi kompresor terdiri dari pipa keluar, pipa pembebas beban, dan pipa
pendinginan.
Kabel Listrik
Pemasangan kabel-kabel listrik harus menggunakan bahan kabel yang
memenuhi standar yang berlaku. Beberapa petunjuk umum dalam instalasi kabel
listrik:
Ukuran dan kapasitas kabel, sekering dan tombol-tombol harus
ditentukan
dengan hati- hati.
Jika kabel terlalu panjang atau ukurannya terlalu kecil, dapat terjadi
penurunan tegangan yang terlalu besar.
Penggerak Mula
Ada beberapa pilihan sistem penggerak mula (prime mover), untuk
meggerakkan kompresor.
a. Turbin gas untuk penggerak kompresor skala sedang hingga besar
b. Turbin uap dan turbin air untuk penggerak kompresor skala besar
Motor listrik: motor induksi, motor sinkron
Motor bakar torak: motor bensin (< 5,5 kW), mesin gas, motor disel
Pemeriksaan rutin
Kompresor udara harus diperiksa secara periodik, jangka waktu pemeriksaan
rutin bervariasi tergantung pada masing masing produk.
Prosedur pemeriksaan
Setelah pembongkaran, bagian bagian kompresor seperti katup udara, silinder,
Cincin torak dan poros engkol harus diperiksa secara cermat.
Kompresor tidak banyak mengalami gangguan jika pemeriksaan harian dan rutin
dilaksanakan dengan taratur. Gangguan juga dapat timbul dari perubahan
kondisi kerja atau pemeliharaan yang salah. Penanganan gangguan hendaknya
didasarkan atas analisis dan dilaksanakan secara sistematis
- Slip pada sabuk, putaran terbalik, dan efek roda gaya yang tak cukup
Sabuk yang slip mengakibatkan putaran kompresor menurun sehingga efek
roda gaya akan berkurang dan momen puntir akan berfluktuasi, selebihnya
akan terjadi panas dan sabuk dapat terbakar
- Getaran pipa
Untuk mencegah getaran pada pipa, resonansi getaran kolom udara maupun
resonansi getaran mekanis struktur pipa harus dihindari. Getaran struktur dapat
dicegah dengan memperkuat atau menambah jumlah tumpuan pipa.
Korosi
Korosi dapat timbul menurut berbagai kondisi seperti berikut ini :
- Kandungan bahan korosif dalam udara isap
- Permbesan air laut
- Minyak pelumas yang memburuk
- Pemburukan minyak dalam bahan tembaga
- Hal khusus ( contoh sabuk V )
8.3 Soal-soal
1. Sebutkan dan jelaskan tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemasangan kompresor
2. Sebutkan dan jelaskan tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemasangan kompresor
3. Bagaimana cara mengatasi adanya gangguan bunyi dan getaran pada sistem
kompresor
3. Fritz Dietzel, Alih Bahasa Dakso Sriyono, Turbin, Pompa dan Kompresor, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1996.
10. Turton, R.K., Principles of Turbomachinery, Second Edition, Chapman & Hall,
London, 1995, ISBN0 412 60210 5
11. Tyler G. Hick, P.E & T.W Edward, P.E., Alih Bahasa Zulffli Harahap, Tenologi
Pemakaian Pompa, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.