Anda di halaman 1dari 3

SPO RESUSITASI

Jl. Sutopo No 5
No Dokument No. Revisi Halaman
Magelang
Ditetapkan oleh
Direktur RS. Lestari Raharja

Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional

dr. Benyamin Tri Darma


I. Pengertian Proses penanganan pasien yang datang ke IGD dengan
kategori Resusitasi Gawat Darurat yang mengancam
nyawa dan membutuhkan pertolongan Live Saving
SEGERA

II. Tujuan Memberikan pelayanan pasien live saving dengan cepat


di ruang IGD oleh tim medis dan keperawatan
III. Kebijakan
IV. Prosedur - Petugas Triage melakukan aktivasi tanda
ALERT kepada Dokter Jaga
- Penanganan pasien dilakukan di ruang IGD
dan dilakukan secara terintegrasi sesuai
dengan kasus
- Setiap pasien baru kategori Resusitasi akan
dilayani secara simultan oleh petugas medis
yang bertugas saat itu
- Pasien dengan kategori resusitasi :
1. Pasien yang tidak sadar atau kesadaran
menurun (GCS<9)
2. Pasien dengan sumbatan jalan nafas
(Apneu/Frekuensi nafas
<10x/menit,sianosis,stridor)
3. Pasien dengan gangguan sirkulasi (henti
jantung,nadi tidak teraba,nadi tidak
teratur,akral dingin,TD <80/g0
mmHg,frekuensi nadi >100x/menit atau
nadi ,50x/menit)
- Resusitasi pada pasien Dewasa :
1. Baringkan korban dalam keadaan
terlentang pada bidang yang datar atau
keras misalnya lantai
2. Posisi harus berdiri di sebelah korban dan
posisikan lutut anda agar sejajar dengan
dada korban
3. Posisikan kedua lengan anda tegak lurus
pada korban,letakkan telapak tangan anda
di atas tulang sternum atau tepatnya di
tulang tengah dada (pada wanita adalah di
antara kedua buah dada).Letakkan telapak
tangan yang lain di atas telapak tangan
pertama sehingga kedua tangan saling
bertumpukan,posisi lutut merapat pada
bahu korban
4. Tekan tulang sternum sedalam 4-5 cm
(sekurangnya 2 inci) kemudian biarkan dada
kembali normal (relaksasi). Waktu kompresi dan
relaksasi dada diusahakan sama. Jika ada dua
penolong, penolong pertama sedang
melakukan kompresi maka penolong kedua
sambil menunggu pemberian ventilasi
sebaiknya meraba arteri karotis untuk
mengetahui apakah kompresi yang dilakukan
sudah efektif. Jika nadi teraba berarti kompresi
efektif.
5. Setelah 30 kali kompresi dihentikan diteruskan
dengan pemberian ventilasi 2 kali (1 siklus =
30 kali kompres dan 2 kali ventilasi). Setiap 5
siklus dilakukan monitoring denyut nadi dan
pergantian posisi penolong jika penolong lebih
dari satu orang
6. Jika terpasang ETT maka tidak menggunakan
siklus 30 : 2 lagi. Kompresi dilakukan dengan
kecepatan sekurangnya 100 kali/menit tanpa
berhenti dan ventilasi dilakukan 8-10
kali/menit. Setiap 2 menit dilakukan pergantian
posisi untuk mencegah kelelahan.

V. Unit terkait - UGD


- ICU

Anda mungkin juga menyukai