PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian DM pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui klasifikasi DM pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui penyebab DM pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala DM pada ibu hamil
5. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya DM pada ibu hamil
6. Untuk mengetahui pengaruh DM pada ibu hamil
7. Untuk mengetahui pencegahan DM pada ibu hamil
8. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan DM pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Kelas C
Diabetes yang diderita pada usia 10 19 tahun dan berlangsung selama 10 19
tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
4. Kelas D
Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia 10 tahun
disertai dengan kelainan pembuluh darah.
5. Kelas E
Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul termasuk arteri
uterus.
6. Kelas F
Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan plenonefritis.
2.1.3 ETIOLOGI
Penyakit diabetes mellitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa
glukosa melewati membrane sel.
2.1.5 PATOFISIOLOGI
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbonhidrat yang
menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat
difusi secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin
hamper menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin. Pengendalian utama
dipengaruhi oleh insulin, di samping beberapa hormone lain yaitu estrogen, steroid,
plasenta laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia
yang relative lama dan menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat mencapai 3 kali dari keadaan normal yang disebut tekanan diabetogenik
dalam kehamilan. Secara fisiologi telah terjadi retensi insulin yaitu bila ditamabah
dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah
bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relative
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia/ diabetes kehamilan. Retensi insulin
juga disebabkan oleh adanya hormone estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan
plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi
funsi insulin. Keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menyembuhkan
kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus( polidipsia ), mengekresikan
cairan ( polyuria ), mudah lapar ( polypagia ).
Resiko
Hiperinsulinemia
Trauma
Ketidaks Kekura Kurang informasi
eimbang ngan
an volume
nutrisi
kurang Resiko Kurang
dari cidera pengetah
uan
2. Olahraga
Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita
dengan diabetes gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya
ketika berolahraga, apabila terjadi kontraksi maka olahraga segera
dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki kadar glukosa darah
3. Pengobatan insulin
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan
insulin dengan dosis yang sama seperti sebelum kehamilan sampai
didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau dikurangi. Terapi insulin
direkomendasikan oleh The American Diabetes Association (1999) ketika
terapi diet gagal untuk mempertahankan kadar gula darah puasa < 95 mg/dl
atau 2 jam setelah makan kadar gula darah < 120 mg/dl
4. Terapi Obstetrik
Pada penderita diabetes gestational yang tidak berat, dapat dikendalikan gula
darah melalui diet saja,tidak memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia, maka
ibu dapat melahirkan secara normal dalam usia kehamilan 37 40 minggu selama
tidak ada komplikasi lain. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan
pengobatan dengan insulin , maka sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini pada
kehamilan 36 38 minggu terutama bila kehamilannya diikuti oleh komplikasi
lain seperti makrosomia, preekalmpsia,atau kematian janin. Pengakhiran
kehamilan lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan)atau operasi Caesar.
Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk
mengalami diabetes tipe 2 setelah melahirkan. Kadar glukosa darah ibu harus
diperiksa 6 minggu setelah melahirkan dan setiap 3 tahun ke depan.
2.2.1 PENGKAJIAN
a. Identitas klien
kaji usia, jenis kelamin, alamat, umur perlu di ketahui kapan ibu dan berapa tahun
ibu menderita Diabetes Melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan di klasifikasi.
b. keluhan utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh mal, muntah, penambahan berat badan
berlebihan atau tidak adekuat, polidipsi, poliphagia, poliuria, nyeri tekan abdomen dan
retinopati.
d. Riwayat kehamilan
Kaji apakah pernah mengalami keracunan selama kehamilan dan hipertensi dalam
kehamilan.
Rasional
a. Untuk mengetahui keadaan klien
b. Untuk mengetahui tanda- tanda vital klien
c. Untuk mengetahui keadaan elastis kulit pada pasien
d. Untuk mengetahui berapa masukan dan pengeluaran urine pasien
Rasional
a. Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian
kebutuhan kalori
b. Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
c. Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar selama
gestasi memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi.
d. Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia, sesudah makan dan
kelaparan.
e. Kebutuhan metabolism prenatal berubah selama trimester pertama.
3. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
Intervensi
a. Kaji gerakan janin dan denyut janin setiap kunjungan
b. Observasi tinggi fundus uteri setiap kunjungan
c. Observasi urine terhadap keton
d. Pantau adanya tanda tanda edema, proteinuria, peningkatan tekanan darah
e. Kaji kadar albumin glikosilat pada getasi minggu ke 24 sampai ke 28 khususnya
pada ibu dengan resiko tinggi.
Rasional
a. Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin secara negative
mempengaruhi gerakan janin dan denyut jantung janin.
b. Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan abnormal
c. Benda keton dapat mengakibatkan kerusakan susunan syaraf pusat yang tidak
dapat diperbaiki
d. Sekitar 12%-13% dari diabetes akan berkembang menjadi gangguan hipertensi
karena perubahan kardiovaskuler berkenaan dengan diabetes.
Rasional
a. Hiperglikemia maternal pada periode prenatal meningkatkan makrosomia,
membuat janin berisiko terhadap cedera kelahiran karena distosia atau disporsia
sefalopelvis.
b. Peningkatan glukosa dan kadar keton menandakan ketoasidosis yang dapat
mengakibatkan asidosis janin dan potensial cedera susunan saraf pusat.
c. Peningkatan infeksi asenden, dapat mengakibatkan sepsis neonatal.
d. Meningkatkan perfusi plasenta dan meningkatkan kesediaan oksigen untuk janin
e. Tacikardi , bradikardi atau deselerasi lambat pada penurunan variabilitas
menandakan kemungkinan hipoksia janin.
Rasional
a. Menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia
mengambil bagian dalam proses belajar.
b. Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan
dalam memilih gaya hidup.
c. Kesadaran tentang pentingnya control diet akan membantu pasien dalam
merencanakan makan/ menaati program.
d. Membantu untuk mengontrol proses penyakit dengan lebih ketat.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM
gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM
pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih
kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila
setelah 6 minggu persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes
Gestasional, tetapi DM. DM gestasional perlu penanganan yang serius, karena dapat
mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin kedepannya.
Sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan
DM, supaya tidak lagi terjadi berbagai komplikasi komplikasi yang tidak diinginkan.
3.2 SARAN
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca terutama mahasiswa
keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan
3. Semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi