Seminar Matematika Buk Coni
Seminar Matematika Buk Coni
Oleh:
SEPTA RAHMALIA
NPM A2C014008
DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Hj. CONNIE, M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015
KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS MULTIPLE INTELEGENCES (KECERDASAN MAJEMUK)
SEPTA RAHMALIA
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Bengkulu
septarahmalia@gmail.com
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan matematika merupakan
hal yang mutlak untuk dilakukan pada tiap jenjang pendidikan. Hal ini dilakukan
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat. Tuntutan dunia yang semakin kompleks, mengharuskan siswa memiliki
kemampuan berfikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar dan kemampuan bekerja
sama yang efektif.
Kemampuan bernalar merupakan salah satu dari sekian banyak kecerdasan
yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh siswa terlebih saat mempelajari
matematika. National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM, 2000)
menegaskan bernalar dan membuktikan merupakan salah satu dari lima kompetensi
yang harus tumbuh dan berkembang manakala anak belajar matematika.
Sebagaimana kecerdasan dasar lainnya yang diwarisi anak saat dilahirkan,
kemampuan bernalar inilah yang digunakan dan diasah untuk memahami dunia.
Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah taraf intelegensi orang
tersebut. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, frames of mind: the
theory of multiple intlegences (1993), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen,
Beliau namakan ketujuh komponen tersebut tujuh kecerdasan ganda. Selain
kecerdasan linguistik-verbal dan kecerdasan logis-matematis, kecerdasan lain
meliputi kecerdasan spesial-visual, kecerdasan ritmik-musik, kecerdasan kinestik,
kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
Dari ketujuh kecersasan ganda yang ditawarkan Dr. Howard Gardner salah
satunya adalah kecerdasan logis matematis menjelaskan kemampuan seseorang
untuk menangani bilangan dan perhitungan. Hubungan antara matematika dan
logika adalah bahwa keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar dan ada
konsistensi dalam pemikuran logis. Dari logikalah timbul pemikiran ilmiah sehingga
timbul hipotesis dari pengamatan, karena alasan inilah Dr. Howard Gardner
menyertakan kecerdasan logis matematis sebagai salah satu kecerdasan yang
paling penting dalam klasifikasinya.
Berdasarkan ril dilapangan, proses pembelajaran disekolah ini kurang
meningkatkan kreatifitasa siswa, masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan
metode konvensional sehingga belajar terkesan kaku dan monoton. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan pembelajaran dikelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam
penyampaian materi biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa
hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan guru sehingga
sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran
menjadi tidak kondusip sehingga siswa menjadi pasif. Itu semua bisa terjadi karena
banyak masalah yang dihadapi didunia pendidikan saat ini. Salah satu masalah
utamanya yaitu masalah dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik, dalam arti yang substansial,
bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi pada
guru dan tidak diberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dalam proses berfikirnya (Trianto, 2010:5).
Sesuai pembahasan diatas multi kecerdasan khususnya kecerdasan logis
matematis yang ditawarkan oleh Dr. Hogward Gardner menggerakkan penulis dalam
menggali teori Multiple Intlegences (kecerdasan majemuk) sebagai alat yang
memungkinkan keberhasilan lebih banyak lagi diraih oleh peserta didik serta untuk
mengetahui korelasi antara pembelajaran matematika berbasis Multiple Intelegences
dengan penalaran siswa. Oleh karena itu, untuk membuat makalah ini penulis
menarik judul KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELEGENCES (KECERDASAN
MAJEMUK)
IV. PEMBAHASAN
IV.1 Kemampuan Penalaran
Kemampuan adalah kesanggyupan dalam melakukan sesuatu, seseorang
dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.
(Ian:2010). Penalaran adalah suatu proses atau suatu aktivitas berfikir untuk
menarik suatu kesimpulan (Fadjar Shadiq,2003). Kemampuan bernalar merupakan
salah satu dari sekian banyak kecerdasan yang paling penting dimiliki dan dikuasai
siswa terlebih saat mempelajari matematika karena kemampuan inilah yang paling
utama digunakan anak sewaktu dihadapkan dengan masalah matematika yang
harus diselesaikannya.
Pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor
506/C/Kep/PP/2004 Tanggal 11 November 2004 tentang repor di uraikan bahwa
indikator siswa memiliki kemampuan dalam bernalar adalah mampu :
1. Kemampuan mengajukan dugaan. Siswa mampu mengajukan jawaban yang
diperoleh. Maksudnya siswa mampu menuliskan jawaban sementara dari hasil
oprasi penyelesaian yang dilakukan.
2. Kemampuan melakukan manipulasi matematika. Memanipulasi adalah
mengatur (mengerjakan) dengan cara yang pandai sehingga tercapai tujuan
yang dikehendaki. Kemampuan manipulasi matematika yaitu siswa mampu
menuliskan oprasi penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang ada.
3. Kemampuan menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan
atau bukti terhadap kebesaran solusi yaitu siswa mampu membuktikan dan
menunjukkan jawaban lewat penyelidikan yang tepat dan memberi kesimpilan
dari hasil penyelidikan. Maksudnya adalah siswa mampu menguji jawaban
sementara yang telah diperoleh dan dapat menulis jawaban akhir sebagai
kesimpulan.
4. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan. Yaitu siswa mampu
menyimpulkan pernyataan yang ada.
5. Kemampuan memeriksa kesahian atau argumen maksudnya siswa mampu
menguji benar tidaknya argumen yang ada.
6. Kemampuan menemukan pola. Maksudnya siswa dapat membuat permisalan
atau membuat model matematika.
VII. SARAN
Dari makalah yang ditulis ini maka penulis memberikan saran :
1. Bagi guru, hendaknya agar memberikan perhatian kepada sebagian siswa yang
kurang mempunyai kemampuan dalam penguasaan konsep dalam
menyelesaikan soal.
2. Pada umumnya pembelajaran matematika disekolah masih menggunakan
pembelajaran konvensional. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dan
calon guru agar dapat mengetahui, melaksanakan, serta mengembangkan model
pembelajaran berbasis Multiple Intelegences (kecerdasan majemuk).
DAFTAR PUSTAKA