Disusun oleh :
PURWOKERTO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Defisiensi iodium merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
serius, mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas
sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek yaitu perkembangan kecerdasan,
perkembangan sosial, dan perkembangan ekonomi. Defisiensi iodium yang juga
disebut Iodine Deficiency Disorder (IDD) menyebabkan berbagai sindrom gangguan
akibat kekurangan iodium (GAKI). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium terjadi
pada saat konsumsi iodium kurang dari yang direkomendasikan dan mengakibatkan
kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup. Jumlah
hormone tiroid yang rendah di dalam darah mengakibatkan kerusakan perkembangan
otak dan beberapa efek yang bersifat merusak secara kumulatif (WHO, 2001).
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menghambat peningkatan
mutu sumber daya manusia Indonesia adalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI). Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKI, yaitu dengan memberikan
unsur yodium telah lama dilakukan oleh pemerintah. Yodium merupakan
mikronutrien penting untuk pembentukan hormon tiroid. Kekurangan yodium
memang agak berbeda masalahnya dengan zat gizi lain, karena permasalahan yang
timbul biasanya terjadi pada lingkungan miskin yodium. Faktor kandungan yodium
lahan suatu tempat sangat penting, karena akan menentukan kandungan yodium pada
air dan bahan makanan yang tumbuh di tempat tersebut. Suatu wilayah menjadi
kekurangan yodium disebabkan lapisan humus tanah sebagai tempat menetapnya
yodium sudah tidak ada, karena akibat erosi tanah secara terus menerus atau akibat
pembakaran hutan yang mengakibatkan yodium dalam tanah hilang (Djokomoeljanto,
2002).
Program penanggulangan GAKI sudah berlangsung lama namun masih selalu
ditemukan daerah endemik baru dan masih munculnya kretin baru. Berdasarkan hasil
pemetaan GAKI tahun 2003, prevarensi TGR anak sekolah dasar sebesar 11,3%.
Disisi lain, proporsi anak SD dengan kadar Ekskresi Yodium Urine (EYU) <100 ug/L
adalah 16.3% sudah jauh melampaui target harapan yaitu 50%, bahkan 35,4% anak
SD mempunyai kadar EYU>300 ug/l sehingga berisiko hipertiroid. Disamping itu,
Indonesia menjadikan GAKI sebagai masalah gizi utama, karena sejumlah 42 juta
penduduk tinggal di daerah endemis GAKI, 10 juta menderita gondok dan 750 ribu
orang menderita kretin. Hasil survey di seluruh Indonesia menunjukkan peninggkatan
prevalensi Total Goiter Rate (TGR) dari 9,8% pada tahun 1998 menjadi sebesar
11,1% pada tahun 2003 (Tim GAKI Pusat, 2005).
Hal Ini menunjukkan masalah GAKI masih memerlukan perhatian khusus, untuk
itu keberadaan lembaga BP2 GAKI sangat diperlukan. BP2 GAKI Magelang adalah
Unit Pelaksanaan Teknis dari Badan Litbangkes yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 575/MENKES/SK/IV/2000 yang kemudian
disempurnakan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
1351/MENKES/PER/IX/2005 tanggal 14 September 2005, dan terakhir dirubah
kembali dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2350/MENKES/PER/XI/2011 tanggal 22 November 2011 merupakan lembaga
dengan kegiatan utama melakukan penelitian dan pengembangan untuk menunjang
upaya penanggulangan masalah GAKI (BP2GAKI, 2014).
B. Tujuan
a. Umum
Mengetahui permasalahan GAKI (Gangguan Akibat Kurang Iodium) yang
terjadi secara umum melalui kunjungan ke Badan Penelitian dan
Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang.
b. Khusus
1. Mengetahui dan mendeskripsikan iodium.
2. Mengetahui dan mendeskripiskan gangguan akibat kekurangan iodium.
3. Mengetahui penyebab permasalahan gangguan akibat kekurangan iodium.
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari gangguan akibat kekurangan
iodium.
5. Mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat
kekurangan iodium.
C. Manfaat
a. Mahasiswa
1. Melalui praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui permasalahan GAKY
yang ada di masyarakat. Sehingga mahasiswa dapat ikut berpartisipasi untuk
meminimalkan masalah GAKY yang ada di masyarakat.
2. Menemukan permasalahn yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian
dalam rangka tugas akhir kelak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Iodium
Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah
anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya sebagai hormon tiroid.
Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur
kecepatan metabolis dan produksi kalori atau energi disemua kehidupan. Jumlah
iodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian kecil
secara kovalen mengikat asam amino. Iodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh
kelenjar tiroid di gunakan untuk memproduksi hormon thyroid. Saluran ekskresi
utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara ini merupakan indikator
utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium. Tingkat ekskresi (status
iodium) yang rendah (25 20 ?g I/g creatin) menunjukan risiko kekurangan iodium
dan bahkan tingkatan yang lebih rendah menunjukan risiko yang lebih berbahaya
(Brody, 1999).
Iodium adalah mineral yang terdapat di alam baik di tanah maupun air dan
merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk memberi
hormon tiroksin (Depkes RI, 2004).
Asupan iodium per hari yang dianjurkan (WHO, 2001) :
C. Analisa data
Analisi data pada penelitian ini menggunakan dokumen dan editing.
a. Dokumen adalah
b. Editing adalah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
IDENTITAS RESPONDEN
1.Nama : WS
2. Alamat : Dusun M 1080 RT01/RW03 Desa Karangwuni
Kecamatan Pringsurat Temanggung
3.Tgl lahir/Umur : Magelang, 22 Agustus 1978 / 36
4.Berat Badan :
5.Tinggi Badan :
6.Pekerjaan : Swasta
7.Jumlah anggota keluarga : Anak ke-3 dari 6 bersaudara
Rekam Medik
No Tanggal Berat Badan Tinggi Badan IMT Keterangan
kunjungan
1 27-01-2015 40,4 149,2 18,2 Kurang
2 05-02-2015 39,45 149,2 17,69 Kurang
3 05-03-2015 39,45 149,2 17,69 Kurang
4 07-05-2015 41,45 149,2 18,62 Normal
Informasi lain
- Mempunyai 2 anak
- Jarak kehamilan 7 tahun
- Hamil anak terakhir berusia 27 th
- Hipertensi 8 th
Pisang - 2 - -
Konsumsi tahu sebesar 100 gr dan konsumsi tempe sebesar 50 gr dalam 1 kali
sehari dan 3 kali seminggu.
B. PEMBAHASAN
Kegiatan Praktikum kunjungan lapangan mata kuliah gizi masyarakat
dilaksanakan di Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (BP2GAKI) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Data diperoleh dari data
rekam medik pasien yang berkunjung ke BP2GAKI.
Berdasarkan hasil rekam medik pasien bernama WS bertempat tinggal di dusun
M 1080 RT01/RW03 Desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat Temanggung. WS
lahir di Magelang pada tanggal 22 Agustus 1978 berusia 36 tahun. WS adalah anak
ke-3 dari 6 saudara.
Hasil rekam medik kunjungan yaitu pada tanggal 27-01-2015 berat badan 40,4
kg, tinggi badan 149,2 cm dan IMT 18,2 dengan keterangan kurang, pada tanggal 05-
02-2015 berat badan 39,45 kg tinggi badan 149,2 kg dan IMT 17.69 dengan
keterangan kurang, 05-03-2015 berat badan 39,45 kg, tinggi badan 149,2 cm dan IMT
17,69 dengan keterangan kurang sedangkan 07-05-2015 berat badan 41,45 kg, tinggi
badan 149,2 cm dan IMT 18,62 dengan keterangan normal.
Kondisi saat ini pasien WS yaitu cemas, gemetar, batuk sesak dan tidak pernah
mengkonsumsi iodium. Pasien WS memiliki penyakit lain yaitu hipertensi yang telah
diderita selama 8 tahun. Pasien WS memiliki 2 anak dan hamil anak terakhir berusia
27 sedangkan jarak kehamilannya 7 tahun.
Berdasarakan hasil rekam medik pasien WS menderita gangguan akibat
kelebihan iodium atau yang disebut hipertiroid karena terdapat gejala jantung
berdebar, exopthalamus, nafsu makan bertambah, berat badan turun, kelenjar tiroid
teraba. Sedangkan kondisi leher dan kepalanya yaitu kepala normal, mata
exopthalamus, splera batas normal, leher hipertropi, nadi berdebar perut batas normal,
extermitas batas normal dan gondok grade 2.
Menurut Doenges (2000) hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik
yang merupakan akibat dari produk hormon tiroid yang berlebih. Menurut harsa
(2013) gejala yang terlibat akibat kelebihan iodium yaitu meningkatnya laju
metabolik, rasa cemas yang berlebih, meningkatnya nafsu makan tetapi berat badan
menurun, gerakan yang berlebih, gelisah dan instabilitas emosi, penonjolan pada bola
mata, tremor halus pada jari tangan.
Berdasarkan rekam medik pasien bernama WS juga mengkonsumsi beberapa
makanan sumber zat goitrogenik seperti ubi kayu, ubi jalar dan kubis/kol. Zat
goitrogenik yaitu zat yang dapat menghambat transport aktif iodium dalam kelenjar
tiroid. Walaupun mengkonsumsi beberapa sumber makanan yang mengandung zat
goitrogenik, namun frekuensinya masih jarang. Hal ini juga memungkinkan
menderita Hipertiroid. Zat goitrogenik seharusnya dikonsumsi secara seimbang, tidak
berlebih maupun kurang. Kelebihan zat goitrogenik dapat menyebabkan hipertiroid.
Sedangkan kekurangan zat goitrogenik dapat menyebabkan hiportiroid.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Iodium merupakan mineral yang termasuk unsur gizi esensial walaupun
jumlahnya sangat sedikit di dalam tubuh, yaitu hanya 0,00004% dari berat
tubuh atau sekitar 15-23 mg. Itulah sebabnya iodium sering disebut sebagai
mineral mikro atau trace element. Manusia tidak dapat membuat unsur iodium
dalam tubuhnya seperti ia membuat protein atau gula. Manusia harus
mendapatkan iodium dari luar tubuhnya (secara alamiah), yakni melalui
serapan dari iodium yang terkandung dalam makanan dan minuman.
2. GAKI merupakan defisiensi iodium yang berlangsung lama akibat dari pola
konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi iodium sehingga akan
mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan memicu sekresi Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) yang merangsang kelenjar tiroid untuk menyerap lebih
banyak iodium. Hal ini akan menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih giat,
sehingga secara perlahan membuat kelenjar membesar (hiperplasi) sehingga
menyebabkan gondok.
3. Penyebab GAKI sampai saat ini ada beberapa teori yang menyatakan bahwa
penyebab terjadinya GAKI adalah defisiensi iodium, pengaruh zat
goitrogenik, faktor genetik, dan kelebihan unsur-unsur iodium. Akan tetapi
dari data yang tersedia bahwa GAKI akan terjadi apabila terdapat juga
defisiensi iodium. Dengan demikian defisiensi iodium merupakan penyebab
utama terjadinya GAKI.
4. Dampak yang ditimbulkan GAKI cukup luas, mulai janin, neonates, anak dan
remaja, dewasa serta dapat menyerang semua umur.
5. Upaya lain dalam mencegah dan menanggulangi masalah GAKI di
masyarakat, selain melalui upaya suplementasi langsung yaitu larutan minyak
beryodium (baik melalui suntikan maupun oral), dilakukan juga upaya secara
tidak langsung, yaitu melalui fortifikasi garam konsumsi dengan yodium,
yang dikenal dengan garam beryodium.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa diharapkan semua mahasiswa dapat mengikuti praktikum
dengan sebaik mungkin.
2. Untuk BP2GAKI perlu memperhatikan fasilitas, sarana dan prasarana perlu
dilengkapi kembali agar dapat menunjang pelayanan yang diberikan secara
optimal.
3. Untuk masyarakat perlu di perhatiakn makanan apa saja yang di konsumsi,
usahakan konsumsi makanan yang mengandung iodium namun tidak terlalu
tinggi dan juga tidak terlalu rendah atau bahkan sama sekali tidak
mengandung iodium.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman MB. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi jilid 1.
Jakarta: EGC
Deperindag RI. 1993. Profil Program Iodisasi Garam Indonesia. Tim Teknis Iodisasi
Garam Pusat, Direktur Industri Kimia Organik dalam Simposium GAKI.
Semarang. Badan Penerbit Undip
Depkes RI. 1997. Strategi mobilisasi sosial dalam rangka meningkatkan Konsumsi
Garam beryodium di masyarakat. Komite Nasional Garam Tingkat Pusat, Dirjen
PKM Depkes RI. Jakarta.
Hetzel BS. 1996. S.O.S. for a billion The nature and magnitude of the iodine
deficiency disorders. Beverly Hills: SAGE
http://www.bp2gaki.litbang.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=6&Itemid=9, Kementerian kesehatan
Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Balai
Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekuranagan Iodium, diakses 10
Mei 2015.
Picauly, Intje. 2002. Iodium dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (gaki).
http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/intje_picauly.htm. Diakses tanggal 10 Mei
2015
Pudjiadi. S. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak Edisi Keempat. Jakarta: FKUI