Tutoksi Bidan Desa
Tutoksi Bidan Desa
Pelayanan bidan
Pelayanan adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk memberikan
pertolongan, bimbingan, pendidikan, perlindungan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi
sosialnya dengan baik. Menurut azwar (2004) pelayanan kesehatan yang
terdapat dalam masyarakat secara umum dapat dibedakan atas tiga macam
yaitu:
1)pelayanan kesehatan tingkat I, pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar,
2)pelayanan kesehatan tingkat II, pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan pelayanan spesialis satu bahkan kadang-kadang
pelayanan sub-spesialisasi tetapi terbatas,
3)pelayanan kesehatan tingkat III, pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelayanan spesialisasi serta sub-spesialisasi.
Tujuan penempatan bidan di desa
Tujuan penempatan bidan di desa secara umum adalah untuk
meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui
puskesmas dan posyandu dalam rangka menurunkan angka kematian ibu,
anak balita dan menurunkan angka kelahiran, serta meningkatkan kesadaran
masyarakat berperilaku hidup sehat.
Secara khusus tujuan penempatan bidan desa adalah :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
2. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan,
3. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal, serta pelayanan kontrasepsi,
4. Menurunnya jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit
kehamilan, persalinan dan perinatal,
5. Menurunnya jumlah balita dengan gizi buruk dan diare,
6. Meningkatnya kemampuan keluarga untuk sehat dengan membantu
pembinaan kesehatan masyarakat,
7. Meningkatnya peran serta masyarakat melalui pendekatan pkmd
termasuk gerakan dana sehat (depkes ri, 2002).
Kedudukan bidan desa
Menurut departemen kesehatan republik indonesia (1997), diuraikan
bahwa bidan di desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal
serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi 1
sampai 2 desa. Dalam melaksanakan tugasnya bidan bertanggung jawab
langsung kepada kepala puskesmas setempat dan bekerja sama dengan
perangkat desa.
1. Wewenang umum
Kewenangan yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan secara mandiri.
2. Wewenang khusus
Wewenang khusus adakah untuk melaksanakan kegiatan yang
memerlukan pengawasan dokter. Tanggung jawab pelaksanaannya berada
pada dokter yang diberikan wewenang tersebut.
3. Wewenang pada keadaan darurat
Bidan diberi wewenang melakukan pertolongan pertama untuk
menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi.
Segera setelah melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan
membuat laporan ke puskesmas di wilayah kerjanya.
4. Wewenang tambahan
Bidan dapat diberi wewenang tambahan oleh atasannya dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan
program pemerintah pendidikan dan pelatihan yang diterimanya.
5. Tempat tinggal
Sesuai dengan namanya bidan desa, maka bidan desa ditempatkan
dan diwajibkan tinggal di desa (polindes) tersebut serta bertugas melayani
masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi 1 sampai 2 desa. Dalam
melaksanakan tugasnya bidan bertanggung jawab langsung kepada kepala
puskesmas setempat (depkes RI, 1997).
Peran bidan desa
1. Penyuluhan / pendidikan kesehatan
2. Rujukan
Upaya-upaya pemecahan masalah pelayanan bidan desa terhadap tingginya
angka kematian ibu adalah:
a. Pemerintah
1. Memberdayakan tenaga koordinator bidan yang bertugas dan
mempunyai wewenang dalam memantau dan membina
kinerja bidan desa dalam aspek teknis maupun aspek
pengelolaan program kia,
2. Arahan, dukungan dinas kesehatan kabupaten menjadi unit
terdepan dalam pemantauan, pembinaan bidan desa serta
bertanggung jawab dalam fasilitas kelancaran pelaksanaan
tugas bidan desa di wilayahnya.
b. Masyarakat
1) Suami Siaga,
2) Bidan Siaga,
3) Warga Siaga,
4) Desa Siaga