Anda di halaman 1dari 16

TEORI AKUNTANSI

SIFAT DAN PENGGUNAAN AKUNTANSI

OLEH:

KELOMPOK 1

SANGKURIANG B1C1 13 076

NINDI AFRIMAYANTI B1C1 14 041

NUR AINUN INDARWATI B1C1 14 042

SERLI B1C1 14 044

RAHARJO B1C1 14 045

REZKI WULANDARI YUSUF B1C1 14 047

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya, maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah TEORI AKUNTANSI yang berjudul,
Sifat dan Penggunaan Akuntansi.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik dalam
materi maupun cara penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi menyempurnakan isi makalah ini.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber-sumber materi sebagai
bahan referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan.

Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Kendari, Maret 2017

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 1
1.3. TUJUAN....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Definisi dan Peranan Akuntansi.................................................................... 2
2.2 Pengukuran Dalam Akuntansi....................................................................... 3
2.3 Pemikiran Di Balik Akuntansi Pencatatan Berpasangan.............................. 4
2.4 Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum........................................... 4
2.5 Perubahan Kebijakan Akuntansi................................................................... 9
2.6 Akuntansi yang Dirancang............................................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 12
3.2 SARAN......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

BAB I
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar
dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan
lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat
dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang
dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas,
diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap
terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa
laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini yang
masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar
tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or
ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant
(ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified General
Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan yang bersertifikat disebut BAP atau Bersertifikat
Akuntan Publik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah,
1. Apa saja definisi akuntansi menurut para ahli dan bagaimana peranan akuntansi?
2. Bagaimana pengukuran dalam akuntansi?
3. Bagaimana pemikiran dibalik akuntansi pencatatan berpasangan?
4. Apa itu prinsip akuntansi yang berlaku umum, apa sumbernya dan apa saja jenisnya?
5. Bagaimana perubahan kebijakan dalam akuntansi?
6. Bagaimana itu perataan laba?/
7. Bagaimana hipotesis salah saji keuangan selektif?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu,
1. Untuk mengetahui apa saja definisi akuntansi menurut para ahli dan bagaimana
peranan akuntansi.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran dalam akuntansi.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran dibalik akuntansi pencatatan berpasangan.
4. Untuk mengetahui apa itu prinsip akuntansi yang berlaku umum, apa sumbernya dan
apa saja jenisnya.
5. Untuk mengetahui bagaimana perubahan kebijakan dalam akuntansi.
6. Untuk mengetahui bagaimana itu perataan laba.
7. Untuk mengetahui bagaimana hipotesis salah saji keuangan selektif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Peranan Akuntansi


2.1.1 Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas dalam bentuk
yang berarti dan dalam unit uang tentang transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian, yang
paling tidak, memilki sifat keuangan, dan menginterpretasikan hasil-hasilnya. (Committee
on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants (1953).
Akuntansi sebagai proses, dimana proses itu dapat meliputi identifikasi, pengukuran,
dan juga cara pengkomunikasian sebuah informasi ekonomi, yang memungkinkan penilaian,
dan juga mempengaruhi pengambilan keputusan yang sangatlah berharga bagi pengguna
informasi tersebut. (American Accounting Association (1966).

2.1.2 Tujuan dari Laporan Keuangan


Menyediakan informasi yang relevan dan dapat diandalkan, dirancang untuk membantu
berbagai kelompok pengguna untuk membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi yang
berkaitan dengan alokasi sumber daya yang langka. (Based on the Australian Accounting
Research Foundations Statement of Accounting Concepts (SAC) No. 2).

2.1.3 Akuntansi: Sebuah Seni atau Ilmu?


Literatur akuntansi berkembang melalui masa perdebatan panjang tentang apakah
akuntansi merupakan jasa. Mereka yang berpendapat bahwa akuntansi adalah suatu seni atau
teknik berniaga menyatakan bahwa keterampilan akuntansi yang diperlukan untuk menjadi
juru niaga yang baik harus diajarkan dan bahwa pendekatan yang legalistik terhadap
akuntansi dibenarkan.
Sebaliknya pendukung akuntansi sebagai sains menyatakan bahwa pengajaran model
pengukuran akuntansi dapat memberi mahasiswa akuntansi kedalaman konseptual tentang
apa yang tengah diupayakan akuntansi akrual kompensional tujuan umum yakni melayani
kebutuhan pengguna dan untuk mendorong pemikiran kritis tentang bidang dan dinamika
perubahan dalam akuntansi. Bagaimana akuntansi diajarkan, sebagai teknik atau sebagai sain
akan mempengaruhi pandangan terhadap bidang tersebut dan kesiapan mahasiswa yang
memilih akuntansi sebagai bidang utama yang akhirnya akan bergabung dengan profesi
akuntansi.

2.1.4 Akuntansi Sebagai Ilmu Sosial


Akuntansi secara luas dipandang di akademisi sebagai ilmu sosial, sebagaimana
didalilkan oleh Mautz: Akuntansi berurusan dengan perusahaan, yang merupakan kelompok
sosial; akuntansi berkaitan dengan transaksi dan peristiwa ekonomik lain yang memiliki
kosekuensi sosial dan mempengaruhi hubungan sosial ; akuntansi menghasilkan pengetahuan

4
yang berguna dan bermakna bagi manusia yang terlibat dalam aktivitas yang memiliki
implikasi sosial; akuntansi terutama bersifat mental.
Atas dasar pedoman yang tersedia tersebut, akuntansi adalah sebuah sains sosial.
Pandangan akuntansi sebagai suatu sains sosial menembus atmosfer akademik dan
lingkungan riset dalam akuntansi, menciptakan suatu pemisahan dalam departemen dan
profesi. Ada bukti yang luas mendukung pemisahan antara kehidupan praktek dan akademik
masyarakat akuntansi, dicirikan terutama oleh tidak adanya kepentingan bersama.

2.2 Pengukuran Dalam Akuntansi


2.2.1 Hakikat Pengukuran Dalam Akuntansi
Secara umum akuntansi dianggap sebagai salah satu alat pengukuran sekaligus suatu
disiplin komunikasi. Pengukuran memiliki arti pemberian angka-angka kepada objek atau
kejadian-kejadian menurut aturan-aturan tertentu. Ketika pengukuran tidak memadai atau
tidak mungkin dilaksanakan, informasi yang tidak dapat dikuantifikasikan atau bersifat
nonmoneter dapat disajikan di catatan kaki.

2.2.2 Jenis Ukuran


1. Ukuran akuntansi dapat langsung atau tidak langsung. Dikatakan langsung bila
merupakan ukuran sesungguhnya dari suatu objek atau atributnya. Tidak langsung
(sekunder) diturunkan melalui transformasi aljabar seperangkat angka yang
merepresentasi ukuran langsung suatu objek atau atribut.
2. Berhubungan dengan dimensi waktu keputusan yaitu; ukuran masa lalu, masa
sekarang, atau masa depan yang secara berturut-turut merujuk ukuran bagi peristiwa
yang akan datang.
3. Terkait dengan poin dua, apakah atribut atau objek akuntansi mengukur peristiwa
masa lalu, sekarang dan masa depan relatif terhadap waktu dilakukannya
pengukuran, ukuran akuntansi dapat dikalsifikasikan menjadi; ukuran retrospektif,
komtemporer, prospektif, sehingga:
Tiga ukuran masa lalu, yang retrospektif, komtemporer, prospektif.
Dua ukuran masa sekarang; komtemporer, prospektif.
Semua ukuran masa depan yang prospektif.
4. Pengukuran dapat berupa;
Pengukuran fundamental, dimana angka dapat dilekatkan dengan mengacu pada
hukum alam seperti pengukuran suatu kekayaan.
Pengukuran turunan, yang didasarkan pada pengukuran dua atau lebih kuantitas
dan tergantung pada eksistensi teori empiris verifikasian yang mengkaitkan
kekayaan tertentu dengan kekayaan yang lainnya.
Pengukuran dapat dibuat bila teori empiris yang sah digunakan untuk
mendukung eksistensinya, atau dibuat dengan fiat (sejenis intuisi), didasarkan
pada definisi arbiter.

2.2.3 Jenis-jenis Skala

5
Nominal, membantu dalam penentuan persamaan, seperti penomoran pemain sepak
bola.
Ordinal, membantu dalam penentuan lebih besar atau lebih kecil, seperti kelas wool
atau nomor jalan.
Interval, membantu dalam penentuan persamaan interval atau perbedaan seperti,
tempratur dan waktu.
Rasio, membantu dalam penentuan persamaan rasio, dengan karakteristik tambahan
adanya titik awal yang unik, yaitu titik nol natural, dimana jarak dari titik nol
tersebut suatu objek diketahui.

2.3 Pemikiran Di Balik Akuntansi Pencatatan Berpasangan


Akuntansi pencatatan berpasangan meraih ketenarannya yang terbesar melalui risalah
biarawan Luca Pacioli mengenai pembukuan. Pencatatan berpasangan mengharuskan klasifikasi
ganda sejalan dengan prinsip dualitasnya.
Akuntansi pencatatan berpasangan terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional ditujukan untuk tetap menjaga persamaan
akuntansi fundamental yang merangkum posisi klasifikasional tersebut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Dalam akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional ini, sisi debit
menggambarkan suatu klasifikasi, sementara sisi kredit menggambarkan klasifikasi yang
lain. Misalnya, suatu pembelian persediaan secara kredit sebesar $20.000 akan dicatat
sebagai:
Persediaan $20.000
Utang Usaha $20.000
2. Pembukuan pencatatan berpasangan kausal menggambarkan hubungan sebab akibat antara
suatu kenaikan dengan penurunan. Misalnya, pembelian persediaan yang sama secara tunai
dicatat dengan:
Persediaan $20.000
Kas $20.000

2.4 Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum (Generally Accepted Accounting


Principles /GAAP)
2.4.1 Arti GAAP
Berdasarkan pernyataan No. 4 dari Accounting Principles Board (APB) of the
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan bahwa GAAP
mencatat pengalaman, alasan, kebiasaan, penggunaan dan kebutuhan praktis serta mereka
mencakup ketentuan, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk mendefinisikan praktik
akuntansi yang berlaku umum pada saat waktu tertentu.
Sumber-sumber umum yang lain dari GAAP adalah :
a. Pedoman audit dan akuntansi industry dan pernyataan posisi AICPA serta interpretasi
akuntansi AICPA

6
b. Publikasi-publikasi lain dari FASB, seperti bulletin teknis, dan publikasi lain yang
diterbitkan oleh pendahulunya, seperti APB Statement
c. Publikasi dari Securities and Exchange Commision (SEC), seperti rilis-rilis seri
akuntansi
d. Praktik-praktik yang lazim dan diakui seperti tercermin dalam publikasi tahunan
AICPA, Accounting Trends and Techniques
e. Makalah isu-isu AICPA, penyataan konsep FASB, buku-buku teks, dan artikel-artikel.

2.4.2 GAAP Khusus


Terjadi suatu perubahan persepsi terhadap GAAP, dimana tidak dilihat sebagai
seperangkat aturan pengukuran yang kaku dan mempunyai berbagai aplikasi mereka
berbeda, tergantung pada keadaan. Ada GAAP individu untuk:
Perusahaan bisnis
Organisasi pemerintah
Perusahaan bisnis diatur
Organisasi non-profit
Perusahaan investasi
Bank

2.4.3 Basis Akuntansi Komprehensif Lainnya (OCBOA)


Empat kriteria untuk klasifikasi OCBOA, yaitu:
1) Basis akuntansi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan regulasi
2) Basis akuntansi yang dapat digunakan untuk pelaporan pajak penghasilan
3) Basis akuntanis yang didasarka pada penerimaan dan pengeluaran kas atau berbasis
kas yang telah dimodifikasi.
4) Basis akuntansi yang dihasilkan oleh penerapan dari satu set criteria tertentu yang
telah diterapkan.
Mereka yang menginginkan keseragaman dan komparabilitas akan memilih GAAP,
mereka yang menginginkan fleksibilitas dan cara-cara yang lebih baik untuk menghadapi
kondisi-kondisi yang beragam akan memilih GAAP khusus, dan mereka yang
memperdebatkan kondisi-kondisi unik atau menentang standar yang berlebihan akan
memilih untuk menggunakan OCBOA.

Masalah dengan menggunakan pernyataan OCBOA


Penanggungan laporan berdasarkan OCBOA menimbulkan lebih banyak masalah baik
kepada pengguna maupun para CPA:
Bagi para pengguna, mereka mungkin tidak terlihat sebagai alternative yang dapat
diterima.
Bagi para prakisi, laporan berdasarkan OCBOA dapat menimbulkan masalah akibat
kurangnya pedoman yang komprehensif seperti yang tersedia bagi laporan berdasarkan
GAAP.

2.4.4 GAAP, GAAP khusus atau OCBOA?

7
GAAP kini tidak lagi dilihat sebagai satu set aturan pengukuran yang kaku. Benyak
perbedaan dalam penerapan mereka, pada kenyataannya akan berbeda tergantung pada
kondisi yang terjadi. Disatu pihak, kita memiliki bermacam-macam GAAP dan GAAP
khusus yang berbeda, seperti GAAP untuk organisasi-organisasi pemerintah, GAAP untuk
perusahaan bisnis yang di bawah regulasi, GAAP untuk organisasi nirlaba, GAAP untuk
perusahaan-perusaahan investasi dan GAAP untuk perbankan.
Terdapat lebih banyak perhatian pula yang diberikan pada alternative-alternatif dari
GAAP, yang pada dasarnya mengenai laporan keuangan yang dibuat menurut basis akuntansi
komprehensif lainnya. Dorongan untuk berpindah ke OCBOA timbul akibat adanya
perubahan yang terjadi pada undang-undang perpanjakan yang dibuat oleh undang-undang
Economy Recovery Act pada tahun 1981 dan meningkatnya pemisahaan subbab 5 dan entitas-
entitas lain yang lebih memilih untuk menyajikan laporan keuangan yang berdasarkan atas
perpajakan dan basis kas, serta kesimpulan sementara dari komte khusus AICPA untuk studi
kelebihan beban standar akuntansi yang mendukung peningkatkan akuntansi dengan basis
pajak. Jadi intinya:
GAAP memberikan keseragaman dan komparabilitas
GAAP khusus menyediakan fleksibilitas dan lebih baik jalan untuk menangani situasi
yang berbeda-beda
OCBOA berguna dalam situasi yang unik dan mengurangi kelebihan standar

2.4.5 GAAP kecil vs GAAP besar


Apakah benar-benar terdapat perbedaan antara usaha-usaha yang besar dengan usaha-
usaha kecil dan diantara kebutuhan dari masing-masing para pengguna informasinya yang
membenarkan adanya perbedaan dalam aturan akuntansi melalui dua bentuk GAAP; GAAP
kecil untuk usaha-usaha kecil atau dikendalikan langsung dan GAAP besar untuk
perusaahan-perusahaan besar.
Menurut SAC 1, ukuran perusahaan merupakan faktor penting dalam kepatuhan.
Ukuran perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan tiga kriteria:
Pemisahan kepemilikan dari kontrol
Semakin besar kepentingan ekonomi atau politik dari suatu entitas, semakin besar
kemungkinan ada menjadi pengguna eksternal bergantung
Karakteristik keuangan (termasuk omset penjualan dan hutang)
Masalah utama dari interpretasi dengan kriteria SAC 1 adalah bahwa mereka disajikan
dalam kualitatif daripada kuantitatif. APS 1 memberikan daftar pengecualian, tetapi belum
tentu melihat mata uang berdasarkan ukuran, melainkan dengan kepemilikan.

2.4.5.1 Perbedaan Antara Perusahaan Besar Dengan Perusahaan Kecil


Secara tentative, FASB mendefinisikan perusahaan kecil adalah suatu perusahaan
yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan total pendapatan kurang dari $5 juta. Biasanya

8
perusahaan ini dikelola oleh pemilik dan seluruh pemiliknya ikut terlibat secara aktif dalam
pelaksanaan urusan-urusan, kecuali mungkin bagi beberapa anggota keluarga tertentu. Pada
perusahaan kecil biasanya jarang terjadi perpindahan kepemilikan dan memiliki struktur
modal yang sederhana. Sedangkan, perusahaan publik adalah suatu perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di pasar public atau bursa saham atau pasar over the counter dan
diwajibkan untuk memberikan laporan keuangannya kepada Securities and Exchange
Commission.

2.4.5.2 Perbedaan Di Antara Pengguna Laporan Keuangan


Terkait dengan perbedaan-perbedaan di antara para pengguna, isu-isunya adalah
untuk mengidentifikasikan apakah terdapat perbedaan yang nyata antara kebutuhan
pengguna laporan keuangan perusahaan public dengan pengguna laporan keuangan
perusahaan pribadi dan apakah terdapat perbedaan yang nyata di antara para pengguna
sehubung dengan tingkat kepercayaan mereka terhadap laporan keuangan perusahaan-
perusahaan pribadi sebagai sumber informasi.
Bukti yang menegaskan bahwa analisis keuangan dan pemegang saham public adalah
pengguna utama dari laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan dimana pemilik menejer
dan kreditor adalah pengguna utama dari laporan keuangan perusahaan pribadi sehingga
selanjutnya dinyatakan bahwa kelompok-kelompok yang berbeda dapat dianggap memiliki
kebutuhan informasi yang berbeda pula. Namun bukti yang lain menegaskan bahwa para
petugas pinjaman bank dan anlisi sekuritas memiliki tingkat refensi yang sama tingginya
utuk berbagi jenis informasi yang umumnya dicantumkan dalam laporan keuangan. Temuan
terakhir ini adalah posisi yang lazim dari para penyusun standar adalah ketika tiba saatnya
untuk menentukan kebutuhan para pengguna.
Dewan menyakini bahwa tidak terdapat perbedaan secara fundamental pada jenis-jenis
keputusan pada proses pengambilan keputusan dari mereka yang menggunakan laporan
keuangan dari perusahaan yang lebih kecil atau dimiliki secara perbedaan.
Pandangan yang intitif dan pada saat yang sama juga akurat adalah bahwa para
pengguna utama dari pengguna utama dari laporan keuangan perusahaan public adalah para
analisis keuangan dan pemegang saham public dan laporan keuangan dari perusahaan yang
lebih kecil atau milik pribadi biasanya ditunjukkan kepada para pemilik manajer dan banker
serta para pemberi kredit lainnya.

2.4.5.3 Komite GAAP Kecil


Kebutuhan akan pengukuran, pelaporan, dan pengungkapan yang berbeda
berdasarkan atas ukuran (besar versus kecil) maupun kepemilikan (publik versus pribadi)
telah mendapat perhatian dari profesi akuntansi sejak tahun 1952. Divisi standar akuntansi
AICPA memulai sebuah studi mengenai aplikasi GAAP pada usaha-usaha yang lebih kecil
dan/atau dikelola langsung dengan membentuk Komite Prinsip-Prinsip akuntansi yang
berlaku umum bagi Usaha-usaha yang Lebih Kecil dan/atau Milik Pribadi (Committee on

9
GAAP for Smaller and/or Closely Held Bussinesses) pada tahun 1974 (Komite GAAP
Kecil).
Komite GAAP Kecil mempelajari respons yang diterima, kemudian menyimpulkan
secara umum dalam laporannya yang diterbitkan pada tahun 1979 bahwa terdapat dukungan
yang kuat dalam profesi secara keseluruhan untuk mempertimbangkan kembali praktik-
praktik yang berlaku sehubungan dengan penerapan dari prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum pada laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan kecil dan/atau dikelola
langsung, dan dengan mematuhi standar-standar dari laporan CPA atas laporan-laporan
tersebut.
AICPA kemudian membentuk Accounting and Review Services Committee (ARSC)
dan memberikannya status sebagai komite senior. Tujuan ARSC adalah untuk menilai
kembali seluruh aspek dari pernyataan-pernyataan AICPA yang dapat diterapkan pada
asosiasi dari CPA dengan laporan keuangan yang tidak diaudit, sebuah proyek yang pada
dasarnya berorientasi pada usaha kecil.
Kesimpulan komite GAAP kecil
Prinsip pengukuran yang sama harus diterapkan dalam laporan keuangan semua entitas
karena pengukuran harus independen dari sifat dari pengguna.
Sifat dari informasi yang diungkapkan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan
pengguna.
Harus ada perbedaan antara mereka pengungkapan diperlukan oleh GAAP dan
pengungkapan tambahan atau analisis.

2.4.6 Keberatan Untuk Memiliki Dua Set GAAP


Banyaknya keberatan yang muncul sehubungan dengan adanya dua set GAAP sudah
cukup memberikan alasan. Contoh-contoh keberatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perbaikan dalam pelaporan dari satu kelompok pengguna hendaknya juga mendorong
perbaikan pelaporan dari kelompok lain.
2. Semua perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang sama, menghadapi kondisi
ekonomi yang serupa, dan dapat memiliki jenis-jenis transaksi yang sama.
3. Kebanyakan perusahaan pribadi pada akhirnya nanti akan menjadi perusahaan publik.

2.5 Perubahan Kebijakan Akuntansi


Perusahaan perlu menentukan pilihan di antara berbagai metode akuntansi yang berbeda-
beda dalam melakukan pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangannya. Pilihan-
pilihan ini, seperti yang ditentukan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum,
mencerminkan kebijakan akuntansi dan perusahaan tersebut.
Ketua SEC, Arthur Levitt, berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan publik telah
menggunakan enam praktik akuntansi untuk mengelola keuntungaan perusahaan :
a. Melebihsajikan perusahaan restrukturisasi membersihkan neraca

10
b. Mengklasifikasikan jumlah yang signifikan dari nilai harga suatu entitas yang beli
menjadi biaya penelitian dan pengembangan sehingga dapat dihapuskan melalui satu kali
pembebanan saja (pembebanan sekaligus)
c. Menciptakan kewajiban yang besar untuk menampung pengeluaran-pengeluaran di masa
depan guna melindungi laba di masa depan
d. Menggunakan asumsi yang tidak realistis dalam mengestimasi nilai kewajiban untuk hal-
hal seperti retur penjualan, kerugian pinjaman, dan biaya jaminan sehingga kelebihan
akrual dapat dibalik untuk meningkatkan laba dari periode berikutnya
e. Membuat kesalahan secara disengaja dalam buku perusahaan dan menjustifikasi
kegagalan untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan alasan matrealitas
f. Mengakui pendapatan sebelum proses untuk menghasilkannya selesai.
Mengapa manajer membuat perubahan metode akuntansi?
Menurut Foster, hal itu karena:
Sesuai dengan mandat peraturan
Konsistensi dengan model akuntansi
Penyajian realitas ekonomi dan apa yang 'benar dan adil'
Perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama
Konsekuensi ekonomi untuk perusahaan
2.6 Akuntansi yang Dirancang
Aspek-aspek dari akuntansi yang dirancang termasuk konsep-konsep yang berbeda seperti:
hipotesis salah saji keuangan secara selektif, perataan laba, manajemen laba, akuntansi kreatif,
dan kecurangan akuntansi.
2.6.1 Perataan Laba
2.6.1.1 Hipotesis Perataan Laba
Definisi perataan laba menurut Beildman adalah suatu usaha yang dilakukan
manajemen untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan oleh prinsip
akuntansi.
Menurut Beidelman, alasan perataan laba karena arus laba yang stabil:
Mampu mendukung tingkat dividen yang lebih tinggi daripada arus laba yang lebih
variabel dan memiliki pengaruh yang menguntungkan dalam nilai saham perusahaan
karena risiko perusahaan yang berkurang.
Mampu melawan sifat siklus laba yang dilaporkan dan mengurangi korelasi return
ekspektasi perusahaan dengan return portofolio pasar.
Adapun teori lain yang dikemukakan oleh Gordon tentang perataan laba yaitu
perataan laba memiliki empat proposisi, yaitu:
1. Kriteria yang digunakan manajemen korporasi dalam memilih prinsip akuntansi adalah
maksimalisasi utilitas atau kemakmurannya.
2. Utilitas manajemen meningkat seiring dengan keamanan kerja, level dan tingkat
pertumbuhan dalam income manajemen, dan tingkat pertumbuhan besarnya korporasi.

11
3. Pencapaian tujuan manajemen dalam proposisi (2) tergantung pada kepuasan pemegang
saham terhadap kinerja korporasi.
4. Kepuasan pemegang saham terhadap korporasi meningkat seiring dengan rata-rata
tingkat pertumbuhan income korporasi.
Jadi pada dasarnya alasan perataan income adalah untuk :
Menetralisir ketidakpastian lingkungan dan memperkecil fluktuasi yang besar dalam
kinerja operasi perusahaan karena siklus yang silih berganti.
Mengidentifikasi karakterisasi organisasional dan membedakan di antara berbagai
perusahaan derajad perataan mereka.

2.6.1.2 Dimensi-dimensi Perataan Laba


Dimensi perataan pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk melakukan
perataan angka income. Dascher dan Malcolm membedakan antara perataan riil dan
perataan artifisial sebagai berikut :
1. Perataan riil merujuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan atas
dasar efek perataannya terhadap income.
2. Perataan artifisial merujuk pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk
memindahkan biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.
Kedua tipe perataan tersebut mungkin tidak dapat dibedakan untuk kedua tipe
tersebut. Uji operasional yang disarankan adalah mencocokkan kurva dengan arus dua
income dihitung dengan dua cara :
a) Mengeluarkan variabel manipulatif yang mungkin dan
b) Memastikannya
Selain perataan riil dan artifisial, juga dikenal perataan klasifikator sebagai dimensi
perataan yang ke tiga. Barnet et.al membedakan tiga dimensi sebagai berikut :
1. Perataan melalui terjadinya peristiwa atau pengakuan.
2. Perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu.
3. Perataan melalui klasifikasi (sehingga disebut perataan klasifikator).

2.6.1.3 Perataan Laba dan Kerangka Konseptual


Pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan pendapatan
dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang
menguntungkan. Proses manipulasi profil waktu dari pendapatan atau laporan pendapatan
untuk membuat laporan laba menjadi kurang bervariasi, sambil sekaligus tidak
meningkatkan pendapatan yang dilaporkan selama periode tersebut.
Dari pengertian di atas terdapat satu bentuk perataan laba yang digunakan untuk
meredam fluktuasi yang terjadi pada pendapatan menuju ke arah tingkat pendapatan yang
diharapkan. Sedangkan artikel yang ditulis oleh Eckel memberikan klasifikasi yang detail
mengenai perataan laba, yaitu:

12
a. Perataan yang dibuat/disengaja
b. Perataan alami
Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah
untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1) Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;
2) Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan;
3) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan
4) Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

2.6.2 Hipotesis Salah Saji Keuangan Selektif


Hipotesis dari salah saji keuangan yang selektif, seperti yang dikemukakan oleh
Revsine, menyatakan bahwa, "Masalahnya bukan kebetulan, melainkan merupakan hasil
dari aturan-aturan pelaporan yang direncanakan dan fleksibel, yang diumumkan oleh
regulator yang telah ditangkap oleh pihak yang dituju oleh standar dan pihak-pihak lain
yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan.
Istilah menangkap menunjuk pada proses dimana tujuan utama regulasi untuk
melindungi konsumen diputar untuk kepentingan pihak yang dituju oleh standar. Hipotesis
ini berlaku bagi para manajer, pemegang saham, auditor dan regulator.

Mengapa Salah Saji Keuangan Selektif Terjadi?


Berikut beberapa alasan sering terjadinya salah saji keuangan selektif :
1. Manajer lebih memilih standar pelaporan longgar dari pada standar yang ketat karena
memungkinkan memindahkan income antar tahun yang lebih menguntungkan dalam
pencapaian bonus, mempengaruhi pemegang saham dan melindungi pekerjaan mereka
dengan mencegah pengambilalihan.
2. Keuntungan pemegang saham juga diperoleh dari standar yang longgar apabila
perataan pelaporan earning oleh manajer membuat volatilitas earning yang dilaporkan
menjadi lebih rendah, penurunan persepsi pasar terhadap risiko kegagalan dan
peningkatan nilai perusahaan.
3. Auditor mungkin memilih aturan pelaporan yang sama yang mendistorsi realitas
ekonomi untuk menjaga keharmonisan dengan klien, atau aturan-aturan yang kaku bila
dapat dipergunakan sebagai tameng.
4. Regulator mungkin lebih memilih hipotesis salah saji sendiri untuk perlindungan diri
sendiri dan altruisme.
5. Akademisi mungkin memilih hipotesis salah saji selektif karena akan memberi peluang
bagi akademisi untuk menyediakan teori dan usulan-usulan yang akan menghasilkan
balas jasa dan prestise.

13
BAB III
PENUTUP

Definisi dan penggunaan akuntansi meninggalkan kita dengan suatu fakta yang pasti
bahwa akuntansi memang benar suatu ilmu sosial, suatu ilmu dengan aturan-aturan praktik dan
teori-teori yang mendukung yang menjadi inti dari bekerjanya masyarakat dan ekonomi. Suatu
disiplin ilmu yang tampaknya begitu biasa dan praktis bagi beberapa orang, ternyata dapat
menjadi begitu rumit, begitu dipenuhi oleh permasalahan-permasalahan dan arti. Definisi dan
penggunaan dari akuntansi meninggalkan kita dengan suatu fakta yang pasti bahwa akuntansi
memang benar suatu ilmu social, suatu ilmu dengan aturan-aturan praktik dan teori-teori yang
mendukung. Teori-teori dari akuntansi dan lingkungan dari suatu ilmu yang telah berkembang
penuh, yang memiliki aspirasi menjadi int dari bekerjanya masyakat dan ekonomi. Dari
pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah salah satu cabang ilmu, yaitu
ilmu sosial yang rumit. Pelaksanaannya pun dilakukan berdasarkan teori-teori, etika, dan aturan-
aturan praktik tertentu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maharani, Nindia. 2014. Hakikat dan Penggunaan Akuntansi. [Online]. Tersedia dalam:
http://nindiamaharani26.blogspot.co.id/2014/09/hakikat-dan-penggunaan-
akuntansi_88.html. [1 Maret 2017].
Rachma, Nabila. 2014. Hakikat dan Penggunaan Akuntansi. [Online]. Tersedia dalam:
https://nabilarachmas.wordpress.com/2014/09/05/hakikat-dan-penggunaan-akuntansi/.
[1 Maret 2017].
Rian, Ririn. 2015. Sifat dan Penggunaan Akuntansi. [Online]. Tersedia dalam:
http://ririnrian.blogspot.co.id/2015/01/sifat-dan-penggunaan-akuntansi.html. [1 Maret
2017].
Simbolon, Harry. 2010. Perataan Laba. [Online]. Tersedia dalam:
https://akuntansiterapan.com/2010/06/16/perataan-laba/. [1 Maret 2017].
Wahyu, Robani. 2014. Teori Akuntansi. [Online]. Tersedia dalam:
https://ayukrobani.wordpress.com/2014/07/06/teori-akuntansi/. [1 Maret 2017].

15

Anda mungkin juga menyukai