Anda di halaman 1dari 23

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1
1.1. Latar Belakang
Pentingnya upaya dalam meningkatkan kesehatan dan perkembanganbayi
perlu adanya perawatan yang baik untuk bayi itu sendiri. Salah satunyaadalah pijat
yang dilakukan pada bayi, menurut Underdown dalam (Subaktidan Deri, 2008) dari
Warwick medical school, Institute of Education danUniversitas Warwick Coventry
menyatakan bahwa pemijatan pada bayi danbalita dapat meningkatkan kesehatan fisik
dan ketahanan mentalnya.Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah pada
waktudilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir. Proses kelahiran
adalahpengalaman traumatik bagi bayi karena bayi yang lahir harus
meninggalkanrahim yang hangat, aman, nyaman, dan dengan keterbatasan ruang
gerakmenuju ke suatu dunia dengan gerak tanpa batas, yang menakutkan,
tanpasentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya, seperti halnyaketika
berada di rahim (Roesli, 2011).
Pengaruh positif pijat atau sentuhan pada proses tumbuh kembangbayi dan
anak telah dikenal manusia. Namun penelitian ilmiah mengenai inimasih belum
banyak dilakukan. Padahal pada kenyataannya pijat pada bayidan anak sangat penting.
Terapi sentuh atau pijat bayi dan anak-anak inibanyak sekali manfaatnya. Terapi
sentuh terutama pijat, menghasilkanperubahan fisiologis yang menguntungkan dan
dapat diukur secara ilmiah,antara lain melalui pengukuran kadar kartisol ludah,
kartisol plasma secaraRadioimunoassay, kadar hormone stress (Chatecholamine) air
seni danpemerikasaan EEG (Electro Enchepalogram), gambaran gelombang otak
(Dewi, 2012).
Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari seorang ibu
adalah kebutuhan dasar bayi. Jika pijat bayi dilakukan secara teratur akan
meningkatkan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat memicu
stimulasi tumbuh kembang karena dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan
berat badan, dan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi otak (Riksani,
2012).
Pijat bayi sangat penting bagi kesehatan bayi. Terutama apabila dilakukan oleh
orangtua sendiri. Sehingga peran orangtua sangat dibutuhkan dalam memberikan
pijatan pada bayi. Agar menciptakan komunikasi antara orangtua dan bayi melalui
sentuhan pijatan yang mengandung unsur kasih sayang, suara, kontak mata, dan
gerakan. Pijat pada bayi dapat melibatkan keluargakeluarga terdekat untuk

2
mendekatkan hubungan emosional, misalnya ayah, nenek, kakek. Naluri seorang bayi
dapat merespon sentuhan dari ibunya sebagai ungkapan rasa cinta, perlindungan,
danperhatian (Roesli, 2013).
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep bayi?
b. Bagaimana pertumbuhan bayi?
c. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi?
d. Bagaimana definisi pijat bayi?
e. Bagaimana manfaat pijat bayi?
f. Bagaimana waktu pemijatan bayi?
g. Bagaimana prosedur pemijatan bayi?
h. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga terkait pijat bayi?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui konsep bayi
b. Mengetahui pertumbuhan bayi
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi
d. Mengetahui definisi pijat bayi
e. Mengetahui manfaat pijat bayi
f. Mengetahui waktu pemijatan bayi
g. Mengetahui prosedur pemijatan bayi
h. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga terkait pijat bayi

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Bayi
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi
(Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini, bayi sepenuhnya tergantung pada
perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
Nursalam, dkk (2005) mengatakan bahwa tahapan pertumbuhan pada masa
bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus
dengan usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah,

3
serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
2.2. Pertumbuhan Bayi
Supariasa (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun
individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang
(cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, yang dapat diukur.
Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi,
struktur skelet, dan karakteristik seksual (Perry & Potter, 2005).
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi
sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari
arah kepala ke kaki (cephalokaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian
kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh
tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara
teratur (Nursalam dkk, 2005).
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bayi
Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu faktor internal seperti biologis, termasuk genetik, dan faktor eksternal seperti
status gizi.
2.3.1. Faktor Internal (Genetik)
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau
suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik
dalam lingkungan, maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa,
2001).
2.3.2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara
lain keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan
lingkungan, kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status
kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005).
Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh
paling penting pada pertumbuhan. Bayi dan anak-anak memerlukan
kebutuhan kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi
dan berat badan.
2.4. Definisi Pijat Bayi
Pijat bayi adalah sentuhan pijat pada bayi dan balita dapat memberikan
manfaat bagi tumbuh kembang anak. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-

4
12 bulan (Roesli, 2001). Menurut Prasetyono (2009) menjelaskan bahwa sentuhan
adalah indra pertama dimana bayi dapat memberikan reaksi, sentuhan yang juga
merupakan cara anda menyampaikan rasa kasih sayang kepadanya.
Menurut pengertian lainnya pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah
dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi
(Roesli, 2001, hlm.2)
Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek
samping (Trans, 2001, dalam Hizkia, 2007) Lain lagi di cina yang mempunyai sejarah
panjang tentang pengobatan . Pijat bayi merupakan salah satu teknik perawatan bayi
yang sangat khusus, biasanya untuk merawat bayi yang sakit perut, sembelit, atau
kembung setelah banyak minum. Titik tekan pengobatan pada bayi berbeda dengan
orang dewasa yang membuat pijatan itu lebih efektif (Prasetyono, 2009)
2.5. Manfaat Pijat Bayi
Manfaat pijat bayi begitu banyak, yaitu membuat bayi semakin tenang atau
rileks, meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi, memperbaiki konsentrasi bayi,
meningkatkan produksi ASI, membantu proses tumbuh kembang dan kecerdasan
anak, kemudian meningkatkan kenaikan berat badan, membantu meringankan
ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan emosi, memacu perkembangan otak
dan sistem saraf, selanjutnya meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan,
menstimulasi aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernapasan, memperkuat sistem
kekebalan tubuh, meningkatkan nafsu makan, meringankan gejala masuk angin,
mengajari bayi sedini tentang bagian tubuh, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi
menuju sel. Meningkatkan kepercayaan diri ibu, lebih lanjut memudahkan orangtua
mengenali bayinya, hiburan menyenangkan keluarga, membina ikatan yang kuat
antara orangtua dengan anak yang terbentuk atas dasar cinta dan keterbukaan
komunikasi, dan menurunkan hiperaktivitas serta meningkatkan kelembutan sifat
anak (Roesli, 2008).
Pijat bayi memudahkan pembelajaran terhadap kesiagapan, perkembangan
fisik yang optimal, dan peningkatan koordinasi otot untuk meningkatkan kepercayaan
diri serta keberanian. Bagi orangtua dan kakaknya, pemijatan meningkatkan
kesadaran akan manajemen pengelolaan mental dan teknik meredakan stress.
Memudahkan acara pelenturan setiap hari, baik bagi orangtua maupun anak.
Mengurangi komplikasi pada bayi dari ibu pecandu obat-obatan, memperbaiki
perasaan positif bayi yang dilahirkan secara sesar (caesar), meringankan asma dan

5
mengobati depresi atau syok (shock) (Roesli, 2008). Pemijatan menawarkan
keuntungan kepada orangtua akan pemahaman mengenai sifat anak dan menemukan
keuntungan tersendiri dalam meningkatkan komunikasi verbal, serta menciptakan
suasana pemahaman akan pentingnya kreativitas dalam merawat anak, dan
mengajarkan anak mengenai perbedaan sentuhan baik maupun buruk, selanjutnya
mengenalkan kepada bayi mengenai kontrol badan mereka, anak-anak yang memiliki
hubungan dekat dengan orangtuanya cenderung memiliki hubungan lebih baik dengan
teman seusianya dan orang yang lebih dewasa. Manfaat lain akan diteruskan oleh
anak ketika ia besar dan menjadi orangtua (Roesli, 2008).
Menurut Ns. Ni Made Aries Minarti, S.Kep. M.Ng., Ns. Kadek Cahya Utami,
S.Kep (2012) Dalam Jurnal Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-
6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Ii Denpasar Timur Tahun 2012 Penelitian klinis
menunjukkan bahwa sentuhan sayang dan pijatan membantu bayi tumbuh lebih kuat
dan tidur lebih nyenyak Sebelum diberikan pijat bayi terdapat 26,67% atau 8
responden dengan tingkat kualitas tidur buruk, 43,33% atau 13 responden dengan
tingkat kualitas tidur sedang, dan 30% atau 9 responden dengan tingkat kualitas tidur
baik. Setelah diberikan pijat bayi, tidak terdapat responden dengan tingkat kualitas
tidur buruk (0%), 20% atau 6 responden dengan tingkat kualitas tidur sedang, dan
80% atau 24 responden dengan tingkat kualitas tidur baik. Hasil penelitian juga
menunjukkan mean atau rata-rata kualitas tidur pre sebesar 23,77 dan mean kualitas
tidur post sebesar 30,83.
Menurut Sumini, Ani Rosita, dan Susi Ariesta R (2011) dalam jurnal Pengaruh
Pijat Bayi Terhadap Pertambahan Berat Badan Bayi di Desa Kwangsen Kecamatan
Jiwara Kabupaten Madiun Penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya
kemampuan dari struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat di perkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensi sel,
jaringan tubuh, organ organ dan sistemnya yang terorganisasi. Sehingga pijat bayi
mempengaruhi pertambahan berat badan bayi hasil penelitian dapat diketahui bahwa
30 responden sebagian besar yaitu 27 responden (90%) mengikuti pijat bayi dan
hanya sebagian kecil responden 10% tidak mengikuti pijat bayi. Dari perubahan berat
badan bayi naik dengan frekuensi 30 dan presentasi 100%, perubahan berat badan
bayi tetap dengan frekuensi 0 dan prsentasi 0%, dan perubahan berat badan bayi turun
dengan frekuensi 0 dan presentasi 0%.
2.6. Waktu Pijat Bayi

6
Bayi dapat dipijat setelah bayi lahir. Semakin cepat bayi dipijat akan semakin
besar manfaatnya terlebih bila dilakukan setiap hari (Gichara, 2006). Sebaiknya
pemijatan dilakukan pagi harisebelum mandi, bisa juga malam hari sebelum bayi
tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan. Tindakan pijat
dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi (Prasetyono, 2009). Menurut
Gichara (2006) pijat bayi dilakukan pada: saat tidur, saat menyusui, saat menangis.
2.7. Langkah-Langkah Pemijatan
a. WAJAH
Manfaat:
Untuk relaksasi otot wajah
Merangsang pertumbuhan gigi
Meningkatkan kemampuan mengunyah
1. Mengusap dengan kasih sayang dimulai dari garis tengah wajah ke arah
samping seperti membuka buku.
2. Pijat alis dan dahi ke arah atas.
3. Pijat di atas mulut bayi menggunakan ibu jari dari tengah ke samping,
kemudian ke arah pipi seperti senyuman bayi.
4. Pijat di atas dagu mulai dari tengah ke samping menuju ke arah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.
b. DADA
Manfaat:
Meningkatkan perkembangan otot dada
Meningkatkan sistem pernapasan
1. Gerakkan kedua telapak tangan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke
samping, ke bawah, dan kembali ke tengah tanpa mengangkat tangan,
menyerupai sayap kupu-kupu atau membentuk lambing jantung.
2. Pijat menyilang dengan telapak tangan dari pinggang ke arah bahu dan
sebaliknya, bergantian kanan dan kiri.
c. PERUT
Manfaat:
Membantu sistem pencernaan
Mengurangi kembung
Membuat tidur berkualitas
1. Letakkan telapak tangan kanan di bawah tulang iga dan hati, gerakkan telapak
tangan kanan ke bawah dengan tekanan lembut sampai di bawah pusar.
2. Gerakan I Love You, yaitu:
a. Pijat dengan tiga ujung jari tangan dari perut kiri atas bayi lurus ke bawah
seperti mmembentuk huruf I.
b. Pijat dengan tiga ujung jari tangan dari kanan atas ke kiri atas perut bayi
kemudian ke bawahh membentuk huruf L terbalik.

7
c. Pijat dengan tiga ujung jari tangan dari perut kanan bawah ke atas
kemudian dari kanan atas ke kiri atas perut bayi, lalu ke bawah
membentuk huruf U terbalik.
3. Tekan seluruh bagian dinding perut dengan ujung jari telunjuk, jari tengah,
dan jari manis bergantian berjalan dari sebelah kanan ke kiri untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
4. Akhiri pijatan perut dengan mengangkat dan menekuk kedua kaki bayi hingga
bagian paha menyentuh perut, kemudian menekan perlahan ke arah perut

d. TANGAN
Manfaat:
Untuk relaksasi tangan
1. Pegang kedua lengan bayi dengan kedua telapak tangan, buat gerakan seperti
memerah.
2. Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung,
mulai dari pangkal lengan menuju pergelangan tangan.
3. Pijat telapak dan punggung tangan. Pijat seluruh permukaan tangan mulai dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari menggunakan kedua ibu jari.
4. Goyang dan tarik lembut setiap jari tangan bayi.
5. Pijatan memutar pada telapak dan punggung tangan.
6. Pijat seluruh permukaan telapak tangan mulai dari pergelangan tangan menuju
pangkal jari dengan gerakan memutar menggunakan ibu jari.
7. Pijat seluruh punggung telapak tangan mulai dari pergelangan tangan menuju
pangkal jari dengan gerakan memutar menggunakan ibu jari.
e. KAKI
Manfaat:
Untuk relaksasi otot kaki
Meningkatkan perkembangan otot kaki
1. Pegang tungkai bayi dengan kedua telapak tangan, buat gerakan seperti
memerah.
2. Lakukan gerakan memutar dan memeras dengan lembut dari pangkal paha ke
pergelangan kaki dengan kedua tangan.
3. Pijat seluruh permukaan kaki muai dari tumit ke arah jari-jari menggunakan
kedua ibu jari
4. Usapan telapak kaki, lewat telapak tangan ibu diusapkan dari tumit bayi ke
arah atas.
5. Goyang dan tarik lembut setiap jari kaki bayi

f. PUNGGUNG
Manfaat:
Untuk relaksasi otot punggung

8
Menguatkan tulang belakang
Melancarkan saluran pembuangan
1. Posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang punggung bayi lakukan
gerakan maju mundur menggunakan telapak tangan di sepanjang punggung
dari leher sampai ke pantat bayi.
2. Letakkan telapak tangan kanan tegak lurus terhadap tulang belakang, gerakkan
telapak tangan kanan ke bawah dengan tekanan lembut sampai bokong atau
pantat.
3. Buat gerakan melingkar kecil di sepanjang otot punggung mulai dari bahu
sampai bokong sebelah kiri dan kanan dengan menggunakan tiga jari.
4. Akhiri dengan gerakan memutar ke dalam di kedua bokong bayi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

9
3.1. Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Muhlis
2. Umur Kepala Keluarga : 32 th
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Konstruksi
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
5. Alamat Kepala Keluarga : Jln. Paris Haji Husein II, Pontianak Tenggara
6. Daftar Anggota Keluarga
N Nama JK Hubu U Pendi Status Imunisasi
BC Polio DPT Hepatitis Campa
o Anggota ngan mu dikan
G k
Keluarga denga r Terak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
n hir
Kep.
Kelua
rga
1. Tn. M L Suami 32 SMA
2. Ny. P Istri 21 SMP
Homseh
3. M. Khalifi Anak 6 Belum
Zikri bln

7. Tipe Keluarga : Extended Family


8. Suku Bangsa : Madura
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi keluarga :Rp.
Kepala Keluarga : Rp.
Istri (Ibu ) :-
Anak ke-1 :-
Keterangan :
Penghasilan kepala keluarga tidak menentu. Untuk makan minum sehari-hari keluarga
Tn.M masih bergantung kepada orang tuanya. Orang tua Tn.M mempunyai usaha kost-
kostan dan sewa kontrakan. Tn.M merupakan karyawan borongan yang penghasilannya
tidak setiap bulan, sekali borongan Tn.M dapat penghasilan sekitar 4-5 juta. Jika tidak ada
borongan sehari-hari Tn.M membantu pekerjaan istri mengurus anak dan mengawasi kost-
kostan.
11. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, kadang-kadang
berkumpul dengan sanak saudara.

10
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn.M merupakan keluarga tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama
(child bearing family)

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Pemasukan ekonomi keluarga kadang masih dapat dari orangtua.

3. Riwayat Keluarga Inti


Tn.M dan Ny.H tidak pernah mengidap penyakit serius, mereka mengaku selalu sehat.
Anak ke-1 mereka hanya sering demam paling lama 4 hari. Selain itu anak mereka tidurnya
tidak nyenyak dan sering terbangun tengah malam.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ibu Tn.M menderita stroke tahun 2014 dirawat di Rumah Sakit selama 25 hari.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tipe: Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 6 x 13 m 2 (700m2), terdiri atas 1 ruang tamu,
1 ruang keluarga, 3 ruang kamar, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi, dan di depan ada teras
rumah. Bangunan rumah berbentuk memanjang ke belakang. Di setiap ruangan terdapat
jendela minimal 1 tanpa teralis.Lantai rumah keramik dengan penataan yang cukup rapi.
Air untuk mandi dan cuci sehari-hari berasal dari PDAM. Untuk minum keluarga
menggunakan air galon isi ulang.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal
Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah perkotaan
sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang menginap harap lapor
pada RT/RW. Tn.M juga sering ikut kerja bakti yang diadakan ketua RT/RW setempat.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. M pernah pindah sekali tidak jauh dari rumah orang tuanya. Namun sekarang rumah
tersebut disewakan dan Tn.M tinggal bersama orang tuanya lagi.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar. Tn.M
juga ikut serta jika diadakan kerja bakti.

5. Sistem Pendukung Keluarga

11
Setiap anggota keluarga mempunyai BPJS. BPJS pernah dipergunakan untuk Ny.H
melahirkan secara SC di Klinik Nabasa Pontianak. Selain itu belum pernah menggunakan
BPJS untuk keperluan anggota lain. Untuk menangani masalah kesehatan anaknya
keluarga menggunakan obat generik yang didapatkan gratis dari puskesmas setempat.

D. Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hubungann yang harmonis. Dalam menghadapi suatu
permasalahan seperti ketika Anak pertama mereka sakit mereka melakukan musyawarah
untuk membawa anaknya ke Puskesmas. Komunikasi dilakukan dengan cara tebuka
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga merupakan keluarga inti yang ditambah dengan sanak saudara lain yang saling
membantu dan memerhatikan satu sama lain.
3. Struktur Peran
Tn.M sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab mengatur rumah tangganya.
Ny.H sebagai istri yang mengurus anak dan rumah tangganya
Alif sebagai anak pertama yang masih berumur 6 bulan dan masih butuh perhatian lebih.

4. Nilai dan Norma keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan nilai dalam agama islam yang
dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya. Keluarga Tn.M menganggap demam pada
anak hal yang biasa namun mereka tidak membiarkan kejadian tersebut. Mereka tetap
memeriksakan anaknya ke puskesmas dan memberi obat yang didapat dari puskesmas.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
2. Fungsi Sosial
Keluarga bersosialisasi dengan baik dan turut serta jika diadakan kegiatan sosial seperti
kerja bakti.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga mampu mengenali masalah yang terjadi pada anak mereka seperti demam yang
diatasi dengan obat dari puskesmas. Keluarga mengaku anaknya tidak diberikan obat
tradisional lain. Keluarga mengaku anaknya pernah dipijat kampung (tradisional) dan tidak
tahu apa tujuan dari pijat tersebut. Untuk masalah tidur anak yang kurang lelap mereka
hanya membiarkannya dan tidak memberikan terapi apapun untuk mengatasinya
4. Fungsi Reproduksi
Ny.H menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.
5. Fungsi Ekonomi

12
Tn.M bekerja borongan jika ada yang menawarkan jika tidak Tn.M membantu
istri mengurus rumah tangga dan mengawasi kost-kostan. Ny.H merupakan ibu
rumah tangga yang sehari-harinya mengurus anak dan rumah.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor yang dirasakan Ny.H adalah takut jika anaknya demam karena pengalaman kakak
laki-laki Ny.H meninggal karena demam tinggi.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga sudah mengetahui Mengetahui mengatasi demam yang terjadi pada anaknya
dengan memberikan obat generik dari puskesmas.

3. Strategi koping yang digunakan


Keluarga berdiskusi dalam menghadapi masalah
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny.N khawatir jika anaknya demam dan tidurnya tidak lelap.
G. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga berharap anak mereka dapat tumbuh dengan sehat dan tidak mengalami sakit
serius.

3.2. Pemeriksaan Fisik


A. Tn. Muhlis (Kepala Keluarga)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Tn.M masih kuat (energik), badannya cukup berisi dengan tubuh
tegap dengan TB 170cm dan BB 70kg. Tekanan darah Tn.M 120/60 mmHg, Nadi
64x/menit, RR 18x/menit dan Suhu 36,5oC.
Pemeriksaan Khusus
- Kepala dan leher. Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan, bentuk
kepala normal. Pada leher tidak nampak adanya peningkatan vena jugularis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.
- Mata. Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak dan masalah mata
lainnya. Penglihatan masih baik.
- Telinga. Pendengaran masih baik
- Hidung. Tidak ada kelainan yang ditemukan dan penciuman masih berfungsi
dengan baik.
- Mulut. Tidak ada kelainan.
- Dada. Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak
terdapat palpitasi. Suara nafas normal.
- Abdomen. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada kelainan dan luka habis
operasi.
- Ekstremitas atas dan bawah. Tidak terdapat edema, tidak ada kelainan lain.

13
B. Ny. Homseh(Istri)
Pemeriksaan Umum
Ny.H keadaannya masih kuat (energik), dengan TB 153cm dan BB 50kg. Tekanan
darah 110/60 mmHg, Nadi 72x/menit, RR 20x/menit dan Suhu 36,8oC.
Pemeriksaan Khusus
- Kepala dan leher. Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan, bentuk
kepala normal. Pada leher tidak nampak adanya peningkatan vena jugularis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.
- Mata. Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak dan masalah mata
lainnya. Penglihatan masih baik.
- Telinga. Pendengaran masih baik
- Hidung. Tidak ada kelainan yang ditemukan dan penciuman masih berfungsi
dengan baik.
- Mulut. Tidak ada kelainan.
- Dada. Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak
terdapat palpitasi. Suara nafas normal.
- Abdomen. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada kelainan, ada bekas luka
operasi SC.
- Ekstremitas atas dan bawah. Tidak terdapat edema, tidak ada kelainan lain.
C. Alif (Anak ke-1)
Pemeriksaan Umum
Keadaan anak Tn.M dan Ny.H baik, badan berisi, aktif. Sekarang sudah bisa
tengkurap. TD 96/65 mmHg, Nadi 115x/menit, Suhu 36,5oC, RR 30x/menit.
Pemeriksaan Khusus
- Kepala dan leher. Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan, bentuk
kepala normal. Pada leher tidak nampak adanya peningkatan vena jugularis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.
- Mata. Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak dan masalah mata
lainnya. Penglihatan masih baik.
- Telinga. Pendengaran masih baik
- Hidung. Tidak ada kelainan yang ditemukan dan penciuman masih berfungsi
dengan baik.
- Mulut. Tidak ada kelainan.
- Dada. Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak
terdapat palpitasi. Suara nafas normal.
- Abdomen. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada kelainan
- Ekstremitas atas dan bawah. Tidak terdapat edema, tidak ada kelainan lain.

3.3. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1 Ds: Kurangnya informasi Kurang pengetahuan b.d
a. Tn. M dan Ny.H
terkait penatalaksanaan kurangnya informasi terkait

14
mengaku belum pijat bayi dalam penatalaksanaan pijat bayi
mengetahui tentang mengatasi masalah dalam mengatasi masalah
pijat bayi dan kesehatan bayi kesehatan bayi
manfaatnya
b. Ny.H mengatakan
tidak ada yang
memberi informasi
terkait pijat bayi
Do:
a. Ny.H dan Tn.M
terlihat bingung dan
tidak tahu ketika
dikaji pengetahuan
tentang pijat bayi
b. Pendidikan Ny.H
SLTP yang
berpengaruh dalam
memperoleh
informasi

2 Ds: Kurangnya Resiko penurunan derajat


a. Ny.H mengatakan
pengetahuan terkait kesehatan bayi b.d
anaknya demam dan
penatalaksanaan pijat kurangnya pengetahuan
kadang dibawa ke
bayi untuk mengatasi penatalaksanaan demam
puskesmas atau
masalah bayi dan masalah tidur bayi
dibiarkan sembuh
sendiri
b. Ny.H mengaku tidak
menerapkan terapi
lain selain
pemberian obat
generic dari
puskesmas untuk
mengatasi masalah
bayinya

15
Do:
a. Ny.H dan Tn.M
terlihat bingung dan
tidak tahu ketika
dikaji pengetahuan
tentang pijat bayi
b. Pendidikan Ny.H
SLTP yang
berpengaruh dalam
memperoleh
informasi
3.4. Diagnosa Keperawatan
a. Kurang pengetahuan Tn.M dan Ny.H tentang penatalaksanaan demam dan masalah
tidur pada bayi b.d kurangnya informasi
b. Resiko penurunan derajat kesehatan bayi b.d kurangnya pengetahuan
penatalaksanaan demam dan masalah tidur bayi
3.5. Skoring Prioritas Masalah
No
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Dx
1 a. Sifat masalah: 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga tidak tahu
ancaman penerapan pijat
kesehatan bayi dan
manfaatnya untuk
mengatasi demam
dan masalah tidur
pada bayi
b. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Kondisi klien
masalah dapat dengan pendidikan
diubah: dengan SLTP
mudah mempengaruhi
dalam penyerapan
informasi
c. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mau
untuk dicegah: diajak bekerja sama
cukup (kooperatif)
d. Menonjolnya 1 1 x1= Masalah kesehatan

16
masalah: ada bayi (demam,
masalah, tetapi gangguan tidur)
tidak perlu segera kadang terjadi
ditangani namun jika tidak
ditangani dapat
mempengaruhi
derajat kesehatan
bayi
Total 2 1/3
2 a. Sifat masalah: 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga tidak tahu
ancaman Mengetahui
kesehatan penerapan pijat
bayi dan tehnik-
tehniknya
b. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Keluarga mau
masalah dapat didorong untuk
diubah: dengan mendemonstrasika
mudah n pijat bayi
c. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga bersedia
untuk dicegah: menerapkannya
cukup dalam kehidupan
sehari-hari
d. Menonjolnya 1 1 x1= Penatalaksanaan
masalah: ada yang kurang pada
masalah, tetapi masalah bayi dapat
tidak perlu segera menurunkan derajat
ditangani kesehatan dan
mengganggu
tumbuh kembang
bayi
Total 2 1/3

Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada
keluarga Tn.M adalah
a. Kurang pengetahuan Tn.M dan Ny.H tentang penatalaksanaan demam dan masalah
tidur pada bayi b.d kurangnya informasi

17
b. Resiko penurunan derajat kesehatan bayi b.d kurangnya pengetahuan penatalaksanaan
demam dan masalah tidur bayi
3.6. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Kriteria Evaluasi
Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi
Dx
1 Setelah Klien mampu: Verbal a. Klien a. Kaji pengetahuan
a. Menjelas Pengetahuan
dilakukan dapat keluarga mengenai pijat
kan apa
penyuluhan menjelas bayi
itu pijat b. Kaji penangan lain
tentang pijat kan apa
bayi yang klien terapkan
bayi dan itu pijat
b. Menjelas
dalam mengatasi
manfaatnya bayi
kan
b. Klien masalah kesehatan bayi
keluarga
manfaat c. Berikan penyuluhan
dapat
mampu
dari pijat terkait pijat dabyi,
menjelas
mengetahui
bayi manfaat dan teknik
kan
apa tu pijat c. Menyebut
pemijatan
manfaat
bayi dan kan d. Evaluasi Mengetahui
pijat bayi
Mengetahui teknik- peningkatan
c. Klien
manfaatnya teknik pengetahuan klien
dapat
dalam pemijatan setelah diberi
menyebu
mengatasi bayi penyuluhan
tkan
e. Berikan pujian positif
masalah
teknik-
terkait peningkatan
kesehatan
teknik
pengetahuan klien
bayi
pemijata
n bayi
2 Setelah Klien mampu: Demonstrasi a. Klien a. Kaji pengalaman klien
Verbal
dilakukan a. Mendemo dapat dalam pijat bayi
b. Berikan contoh teknik
demonstrasi nstrasikan mendem
pemijatan sesuai
pijat bayi ulang onstrasik
prosedur
keluarga Mengetah an teknik
c. Dorong keluarga
mampu ui pijat pemijata
mendemonstrasikan
menerapkan bayi n dengan
ulang
b. Menerapk
kembali benar d. Motivasi klien untuk
annya b. Klien
menerapkannya di
dalam mau
kehidupan sehari-hari

18
kehidupa menerap
n sehari- kannya
hari dalam
kehidupa
n sehari-
hari
c. Klien
menging
at apa
yang
telah
diajarkan

3.7. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No Diagnosis
Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx Keperawatan
1 Kurang 4/12/2016 Memberi penyuluhan 1. Struktur
a. Keluarga Tn.M dapat bekerja
pengetahuan tentang pijat bayi dan
sama dengan mahasiswa
Tn.M dan Ny.H manfaatnya
b. Keluarga klien khususnya
tentang
Ny.H mengerti maksud
penatalaksanaan
kunjungan mahasiwa
demam dan 2. Proses
a. Keluarga bersedia
masalah tidur
meluangkan waktu untuk
pada bayi b.d
mengikuti kegiatan
kurangnya
b. Keluarga antusias dalam
informasi
penyampaian materi
c. Keluarga dapat memberikan
respon verbal dan nonverbal
yang baik
d. Keluarga memerhatikan
dengan baik penyampaian
materi
3. Hasil
a. Keluarga dapat menjelaskan
apa itu pijat bayi
b. Keluarga dapat menjelaskan

19
manfaat dari pijat bayi
c. Keluarga dapat menyebutkan
teknik-teknik pijat bayi
sesuai prosedur
2 Resiko penurunan 04/12/201 Memberi penyuluhan 1. Struktur
a. Keluarga Tn.M dapat bekerja
derajat kesehatan 6 dan demonstrasi
sama dengan mahasiswa
bayi b.d terkait teknik-teknik
b. Keluarga klien khususnya
kurangnya pemijatan bayi sesuai
Ny.H mengerti maksud
pengetahuan prosedur
kunjungan mahasiwa
penatalaksanaan 2. Proses
a. Keluarga terutama Ny.H mau
demam dan
memerhatikan demonstrasi
masalah tidur
dengan baik
bayi
b. Ny.H mendemonstrasikan
ulang Mengetahui teknik
pijat sesuai prosedur
3. Hasil
a. Keluarga terutama Ny.H
mampu mempraktekkan pijat
bayi sesuai prosedur
b. Keluarga bersedia
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari

20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penanganan masalah kesehatan bayi perlu ditingkatkan demi upaya menjaga
tumbuh kembang yang baik. Pengetahuan keluarga terkait penatalaksanaan yang tepat

21
dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi dan menjaga tumbuh kembang bayi. Pijat
bayi dapat diterapkan sebagai pencegahan sekaligus pengobatan pada masalah bayi
terutama demam maupun gangguan tidur. Pijat bayi merupakan teknik relaksasi yang
mudah diterapkan, memiliki berbagai macam manfaat serta efek samping yang
minimal. Peningkatan pengetahuan keluarga terutama ayah dan ibu terhadap
penanganan masalah kesehatan bayi dapat mewujudkan keluarga sejahtera.
4.2. Saran
Terapi untuk masalah kesehatan bayi maupun tumbuh kembang sangat banyak.
Diharapkan penulis lain dapat memberikan penyuluhan lain yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan bayi dan menjaga tumbuh kembang bayi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahid Iqbal, Chayatin Nurul, Santoso Bambang Adi. 2012. Ilmu Keperawatan
Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Ns. Ni Made Aries Minarti, S.Kep. M.Ng., Ns. Kadek Cahya Utami, S.Kep . 2012.
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ii Denpasar Timur Tahun 2012. Diambil dari
http://download.portalgaruda.org/article.phparticle&val&titleTheImpactBa
byMassageSleepQualityonBabyAgeofMonthsatWorkDistrict Puskesmas II
Denpasar Timur..

22
Field, T & Scafidi (1986 & 1990) dalam Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur
& Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Gichara, J. 2006. Manfaat Pijat Untuk Ibu Hamil, Pasca Melahirkan & Bayi. Jakarta:
Papas Sinar Sinanti.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2. Jakarta:EGC.

Prasetyono, D.S. 2009. Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Yogjakarta: Diva Press.

Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus
Agriwidya

Sumini, Ani Rosita, dan Susi Ariesta R .2011. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Pertambahan
Berat Badan Bayi di Desa Kwangsen Kecamatan Jiwara Kabupaten Madiun.
Diambil dari
http://akbidharapanmulya.ac.id/atm/konten/editor/samples/jurnal/file_jurnal/t_11.pd
f

23

Anda mungkin juga menyukai