Anda di halaman 1dari 4

potensial aksi

a. potensial aksi
Potensial aksi adalah aliran ionik positif dan negatif yang bergerak di
membran sel. Langkah awal pengolahan informasi indra adalah transformasi
energi stimulus menjadi potensial reseptor, lalu menjadi potensial aksi pada
serabut saraf. Pola potensial aksi merupakan kode informasi mengenai dunia,
walaupun terkadang kode yang disampaikan berbeda dari yang akan
disampaikan. Potensial aksi ada pada tiap hewan.
Potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi.
Semakin besar diameter akson semakin cepat penghantaran potensial aksi
karena tahanan arus listrik berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar arus tersebut.
Potensial aksi dibangkitkan ketika ion Natrium mengalir ke dalam melintasi
membran. Depolarisasi potensial pertama telah menyebar ke wilayah
bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah ini dan
memulai potensial aksi kedua. Pada lokasi potensial aksi pertama membran
mengalami repolarisasi ketika K= mengalir keluar. Potensial aksi ketiga
merambat secara berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui
mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma dan
menghasilkan impuls saarf yang merambat sepanjang akson tersebut.
Saluran ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh voltase yang
menghasilkan potensial aksi hanya berkonsentrasi di sekitar nodus Ranvier.
Cairan ekstraseluler juga berhubungan dengan membran akson namun
melompat dari satu nodus ke nodus lain melewati daerah yang berinsulasi
myelin pada membran di antara nodus itu. Mekanisme ini disebut
penghantaran bersalto salvatory conduction
.

b. mekanisme terjadinya potensial aksi


Saraf berfungsi dengan mekanisme depolarisasi dan repolarisasi. Kedua
mekanisme tersebut berkaitan dengan transportasi ion menembus membran
(transmembran). Trans-portasi transmembran tersebut terkait dengan ion
natrium dan kalium sehingga kedua jenis ion itu termasuk jenis ion yang
esensial bagi mekanisme dalam saraf. Mekanisme tersebut memunculkan
gelombang depolarisasi
Neuron, seperti sel-sel lainnya, selalu
menciptakan gradien ionik antara kedua
sisi membran plasmanya melalui proses
pemompaan ion-ion tertentu.
Pemompaan yang seringkali dilibatkan
ialah pemompaan (Na+-K+) yang terkait
dengan enzim (Na+-K+)-ATPase. Proses
ini memompa ion K kedalam sel namun
memompa ion Na keluar sel sehingga
menghasilkan konsentrasi ionik intrasel
maupun ekstrasel ion-ion tertentu seperti
yang tertera pada Gambar 1 (pada
kesetimbangan). Beda potensial
membran yang terjadi antara kedua sisi
membran, (potensial sisi luar relatif
dengan potensial sisi dalam),
dideskripsikan oleh persamaan Goldman
[1, 2, 3]:
[][]
Pc [Cin] Pa [Ain]
Pc Cout Pa Ain
ln
+
+
=

F
RT
Dalam persamaan tersebut, C dan A
adalah singkatan untuk konsentrasi
Kation dan Anion dengan asumsi ion-ion
monovalen (valensi satu) yang memiliki
konsentrasi besar). Sementara itu, out
melambangkan daerah di luar membran
dan in melambangkan daerah di dalam
membran. Pc dan Pa melambangkan
koefisien permeabilitas kation dan anion.
Koefisien ini menunjukkan mudah atau
tidaknya suatu ion menembus membran.
Karena ion-ion yang dominan ialah ion
natrium, kalium, dan klor, maka
persamaan di atas dapat ditulis:
[][][]
PK [Ki] PNa [Nai] PCl [Clo]
ln PK Ko PNa Nao PCl Cli
++
++
=
F
RT
Ko dan Ki ialah konsentrasi ion kalium di
sisi luar dan dalam membran. Nao dan
Nai ialah konsentrasi ion natrium di sisi
luar dan dalam membran. Clo dan Cli
ialah konsentrasi ion klor di sisi luar dan
dalam membran. PK, PNa, dan PCl ialah
koefisien permeabilitas ion kalium, ion
natrium, dan ion klor. Dengan
menerapkan data yang ada di Gambar 1
pada suhu 25oC, didapatlah yang
besarnya 83mV (bagian dalam
membran lebih negatif). Hasil yang
didapatkan melalui persamaan tersebut
sesuai dengan eksperimen. Eksperimen
yang sering dilakukan ialah dengan
menggunakan akson katak atau cumicumi
besar. Potensial membran tercipta
oleh ketidakseimbangan kecil pada
distribusi ion antara sisi membran.
Menurut pengamatan, perbandingan ionion
yang terpisah oleh membran ialah
sekitar 1 pasang ion per sejuta. Namun
dalam ukuran makroskopik dan tebal
membran sekitar 5 nanometer,
perbandingan ion itu sudah cukup
membuat medan listrik yang besar pada
membran yaitu sekitar 170.000 V/cm [1].
Impuls saraf terdiri atas suatu gelombang
depolarisasi membran yang disebut
Potensial Aksi dan merambat sepanjang
sel saraf. Jika mikroelektrode ditusukkan
ke dalam suatu akson saraf, perekam
menunjukkan suatu peningkatan
potensial dari 60mV menuju +30mV
selama berlangsungnya potensial aksi di
tempat itu. Depolarisasi tersebut
(sebelum potensial mencapai potensial
kesetimbangan ion Na (sekitar +58mV))
segera diikuti oleh repolarisasi sangat
cepat dan melebihi batas harga potensial
istirahat (resting potential) [1]. Turunnya
potensial ini mencapai potensial
keseimbangan ion K (sekitar 72mV).
Selanjutnya, potensial
akan perlahan menuju potensial istirahat.
Penyebab terjadinya potensial aksi ini
ialah peningkatan permeabilitas membran
terhadap ion Na secara transien (dalam
rentang fraksi dari satu milidetik)
kemudian diikuti oleh peningkatan
permeabilitas membran terhadap ion K
secara transien serta penurunan drastis
pada permeabilitas membran terhadap
ion Na.
BEBERAPA TAHAPAN PADA POTENSIAL AKSI :
Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat,
depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar
2. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi
sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3.
Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Anda mungkin juga menyukai