Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KELELAHAN OTOT

Penyusun :
No. Nama NIM
1. Thomas Reynaldi W 021511133011
2. Fissando Yanuar Muhammad 021511133013
3. Salsabila Maghfirani W 021511133020
4. Bella Primordio Cida 021511133022
5. Nadia Mutiara Hasri 021511133023
6. Shasadhara P. H 021511133029

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTeori

Hampir semua jenis makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan


pergerakan. Pergerakan yang dilakukan oleh tubuh didukung oleh dua komponen penting
yaitu otot dan tulang. Otot merupakan faktor yang paling utama dan berperan sebagai alat
gerak aktif. Fenomena pergerakan ini dapat berupa transport aktif melalui membran,
translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA, dan lain-lain termasuk kontraksi otot.

Jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel
yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul
miofibril. Setiap orang mempunyai kemampuan otot yang berbeda-beda. Kontraksi yang
berlebihan akan membuat otot lelah dan nyeri. Kelelahan otot dapat timbul bila kerja otot
melebihi kerja otot steady state. Kelelahan sendiri merupakan mekanisme perlindungan dari
tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan3

Melihat betapa pentingnya peranan otot tersebut, perlu dipelajarifaktor-faktor yang


mempengaruhi kontraksi otot dan yang menyebabkan kelelahan otot. Dalam percobaan ini
akan dilakukan pemeriksaan terhadap kerja otot dengan beberapa perlakuan seperti kerja
dengan frekuensi rendah dan tinggi, pengaruh hambatan aliran darah (iskemia), pengaruh
istirahat dan pemijatan, nyeri akibat iskemia. (Jono, Syawir. 2010)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja


dengan frekuensi rendah?
2. Bagaimanakahpengaruhperubahanperedarandarahterhadapkelelahan?
3. Bagaimanakesimpulandaripercobaanpengaruhistirahatdanpemijatan?
4. Apakahkesimpulanpadapercobaannyeriakibatiskemia?

1.3 Tujuan Percobaan

1. Melihat pengaruh beberapa faktor terhadap kerja dan kelelahan otot


2. Melihat pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja dengan
frekuensi rendah
3. Melihat pengaruh perubahan peredarah darah terhadap kelelahan
4. Melihat pengaruh istirahat dan pemijatan terhadap kelelahan
a. Mengetahui ciri-ciri timbulnya ischaemia

1
2. METODE KERJA
2.1 Alat
a. Ergograf Jari
b. Sphygmomanometer
c. Metronom
d. Beban

Gambar 1. Alat
yang digunakan
saat praktikum.
(kiri ke kanan)
Ergograf,
manset
sphygnomater,

metronom, beban ergograf

2.2 Prosedur Kerja


2.2.1 Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan Kerja Frekuensi
Rendah
1. Siapkan ergograf (Perhatikan kertas, penulis, panjang tali)
2. Orang percobaan meletakkan lengan bawah kanannya diatas alat ergograf,
kemudian memegang pegangan ergograf, sedangkan jari telunjuknya
diletakkan/dimasukkan pada tali penarik.

2
3. Satu persatu beban dipasang pada ergograf, untuk mengetahui berat maksimal yang
dapat ditarik orang percobaan.
4. Pasang beban 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik.
5. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom sampai melampaui
panjang kertas pencatat.
6. Orang percobaan hendaknya memusatkan perhatian pada tugas ini tanpa melihat
hasilnya pada kertas pencatat dan melakukan setiap tarikan sekuat-kuatnya dengan
jari telunjuk tanpa mengikutsertakan otot-jari lainnya, seperti otot tangan dan otot
lengan.

2.2.2 Pengaruh Gangguan Sirkulasi Darah Terhadap Kelelahan


1. Pakailah kertas ergograf baru.
2. Pasanglah manset sphygmomanometer pada lengan lengan atas kanan orang
percobaan yang sama, catat pada tekanan berapa arteri radialis sudah tidak terasa,
turunkan tekanan kembali
3. Besarnya beban tetap seperti pada percobaan 2.2.1.
4. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom sebanyak 12 tarikan.
5. Pada tarikan ke-13 manset mulai dipompa sampai denyut arteri radialis tidak
teraba lagi.
6. Tarikan dilakukan sehingga amplitudo tarikan mengecil hingga amplitudo awal,
turunkan tekanan didalam manset agar peredaran darah pulih kembali. Berilah
tanda pada ergogram pada saat tekanan di dalam manset mulai dinaikkan dan
diturunkan.
7. Tarikan dilakukan terus sehingga amplitudo tarikan kembali seperti pada awal
percobaan.

2.2.3 Pengaruh Istirahat dan pemijatan (Massage) Terhadap Kelelahan


Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain
1. Pasanglah manset beban sebesar 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik.
2. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom hingga amplitudo
tarikan mengecil hingga amplitudo awal.
3. Beri istirahat 3 menit (selama istirahat lengan tetap ditempat semula), sambil
lengan dipijat (massage) ke arah proksimal oleh temannya.
4. Lakukan tarikan lagi seperti langkah ke-2
5. Berilah istirahat lagi selama 3 menit, lengan tetap ditempat semula tetapi tanpa
dipijat (massage).
6. Lakukan tarikan lagi seperti langkah ke-2.

2.2.4 Timbulnya Rasa Nyeri Karena Kekurangan Aliran Darah (Ischemia)

3
Percobaan ini dilakukan dengan orang coba lain dan dilakukan tanpa menggunakan
kertas pencatat.
1. Berilah pembeban sedemikian rupa sehingga penarikan hanya akan memberikan
amplitudo tarikan yang kecil saja.
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang coba dan pompalah manset
sehingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi.
3. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom sampai terjadi kelelahan
sempurna atau sampai terjadi rasa nyeri yang tidak tertahankan.
4. Turunkanlah tekanan didalam manset pada saat terjadi rasa nyeri yang tidak
tertahankan tersebut.
5. Perhatikan suhu dan warna lengan bawah kanan selama percobaan diatas. Suhu
ditentukan dengan meraba dan membandingkannya dengan lengan bawah kiri
(amati perubahan yang terjadi tiap 7 detik).

4
3. HASIL PRAKTIKUM
Tabel Percobaan 1 : Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan
Kerja Frekuensi Rendah
Orang Coba : Shasadhara Pramesti Hardianti
*Hasil terlampir

Orang Beban Amplitudo Jarak (cm)


Ke-1 1,495 gr 4,5 cm 11,9

Perlakuan Amplitudo

Manset Tidak Dipompa 1,6 cm


Manset Dipompa 3 cm
MansetTidak Dipompa 1 cm
Tabel Percobaan 2 : Pengaruh Gangguan Sirkulasi Darah Terhadap Kelelahan
(Orang ke-1)

Orang Coba : Shasadara Pramesti Hardianti


1/3 Beban Maksimal : 1,495 gram
Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Tabel Percobaan 3 : Pengaruh Istirahat dan Pemijatan (Massage) terhadap kelelahan


(Orang ke -2)
Orang Coba : Salsabila Maghfirani
1/3 Beban Maksimal : 2,021 gram

No Perlakuan Waktu Amplitudo

1 Menarik Ergograf 1 menit 21 detik 4,4 cm


Istirahat dan diberi pijatan
2 Detik 42 pulih 4,8 cm
(3 menit)
Istirahat tidak diberi pijatan
3 Detik 38 pulih 2,3 cm
(3 menit)

5
6
Tabel Percobaan 4 : Timbulnya Rasa Nyeri Karena Kekurangan Aliran Darah
(Ischemia)
Orang Coba : Thomas Reynaldi W
Gejala

Obyektif Subjektif yang dirasakan


Detik ke : Warna Suhu Keringat oleh orang coba

Kontrol Merah + + -

7 Pucat + + -

14 Merah + + Nyeri +

21 Keunguan + + Nyeri +

28 Keunguan + + Nyeri + + +, Kesemutan

35 Ungu + + + + + + Kesemutan

7
4. PEMBAHASAN

4. 1 Pemulihan Sempurna Dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan Kerja


Frekuensi Rendah
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai
kelelahan otot. Kelelahan otot meningkat hampir sebanding langsung dengan kecepatan
pengurangan glikogen otot. Oleh karena itu, sebagian besar kelelahan adalah akibat dari
ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot untuk terus
menghasilkan hasil kerja yang sama. [1]

Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui tingkat kelelahan otot dengan beban
1/3 beban maksimal subyek yaitu 1.495 gram yang ditarik setiap 4 detik mengikuti irama
metronom sampai melampaui panjang kertas pencatat dan hingga amplitude 4,5 cm. Jika
amplitude turun, maka terjadi kelelahan. Sedangkan amplitude tetap, maka tidak terjadi
kelelahan otot (normal). Berdasarkan percobaan ini, subyek tidak mengalami kelelahan. Hal
ini terjadi di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Beban tidak berat


Beban yang digunakan hanya 1/3 beban maksimum, sehingga saat melakukan
percobaan hanya menggunakan beban yang tersedia. Jadi tidak pas 1.495 gram
2. Daya tarik subyek kurang maksimal
3. Jari untuk menarik
Dalam prosedur percobaan, jari yang digunakan untuk menarik adalah jari telunjuk.
Namun, pada saat percobaan jari telunjuk subyek menarik beban, secara reflex jari-
jari lain dibawahnya pun ikut bergerak. Sehingga, energi yang digunakan tidak
hanya jari telunjuk saja, namun jari-jari yang lain di bawahnya juga. Sehingga ATP
yang dihasilkan banyak tempat dan tidak terjadi kelelahan otot.
4. Waktu percobaan tidak lama
Hambatan aliran darah yang menuju otot yang sedang berkontraksi menyebabkan
kelelahan otot hampir sempurna dalam 1 atau 2 menit karena kehilangan suplai
[1]
makanan, terutama kehilangan oksigen. Kontraksi otot tiap 4 detik hingga
mencapai panjang kertas, menyebabkan ATP terbentuk lebih cepat dan kerja otot
dengan frekuensi rendah tidak menyebabkan kelelahan otot.

4.2 Pengaruh Gangguan Sirkulasi Darah terhadap Kelelahan

8
Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelelahan otot dengan
gangguan pada sirkulasi darah dengan cara memasang manset sphygmomanometer pada
lengan atas orang coba, setelah itu dilakukan tarikan dengan ritme 4 detik selama 12 kali.
Pada tarikan ke 13 manset dipompa sampai arteri radialis tidak teraba. Hal ini dilakukan agar
sirkulasi darah menuju ujung jari terhambat. Ditandai dengan menurunnya amplitudo pada
kertas pencatat ergograf.
Pembuluh darah yang tersumbat, menyebabkan kegagalan pasokan darah untuk
memasok elemen metabolisme yang esensial atau kegagalan metabolisme pembuangan hasil
sisa metabolisme (penimbunan asam laktat)5. Jelas terlihat bahwa dalam keadaan yang tidak
cukup oksigen, ATP yang dihasilkan lebih sedikit sehingga kontraksinya pun akan lebih
lemah daripada kontraksi pada kondisi oksigen yang cukup. Selain ATP yang dihasilkan lebih
sedikit, masih ada kekurangan lain dari glikolisis anaerob, yaitu menghasilkan produk
sampingan berupa asam laktat yang akan menumpuk dan menyebabkan kelelahan otot2.
Adanya tekanan pada lengan menghambat sirkulasi darah. Kerja darah dan jantung
terhambat sehingga terjadi metabolisme anaerob karena kekurangan O2 dalam darah dan
terhambatnya penyaluran nutrisi. Asam laktat hasil metabolisme anaerob adalah penyebab
kelelahan. Asam laktat menyebabkan penurunan pH sehingga fungsi sel tidak dapat
berlangsung akibat tidak berfungsinya enzim-enzim:
1 Menghambat kerja enzim-enzim yang terlibat pada metabolisme aerobik dan
anaerobik
2 Menghambat terbentuknya keratin fosfat sehingga menggangu koordinasi dalam
pergerakan otot.
3 Menghambat enzim fosfofruktokinase
4 Menyebabkan pelepasan ion Ca pada kontraksi otot rangka
5 Menghambat aktivitas m-ATPase terutama pada serabut otot cepat, karena m-
ATPase pada serabut otot cepat peka terhadap kondisi asam.

Setelah manset dilonggarkan pelan-pelan maka amplitudo tarikan secara bertahap


kembali seperti pada awal percobaan. Hal ini terjadi karena peredaran darah pulih sehingga
suplai O2 kembali lancar, sehingga asam laktat bisa diproses kembali. Sel-sel mengubah asam
laktat kembali menjadi glukosa atau mengubahnya menjadi piruvat dan mengirimkannya
melalui langkah-langkah tambahan respirasi aerobik6. Sehingga kontraksi otot kembali
normal seperti awal percobaan.

Pada dasarnya, penyebab kelelahan otot terletak dalam serabut otot itu sendiri.
Kelelahan dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang

9
esensial atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan dua fungsi tersebut.
Kurangnya oksigen dan akumulasi metabolisme asam mungkin terjadi disini4.

Gambar 2. Percobaan Kedua menggunakan sphygmomanometer

3 Pembahasan Percobaan Ketiga

Percobaan ini dilakukan terhadap orang yang berbeda dengan percobaan pertama dan
kedua. Beban yang diberikan merupakan 1/3 dari beban maksimal dan tarikan yang dilakukan
setiap 1 detik akan membuat waktu kerja otot meningkat dan otot melakukan kerja berat. Otot
kemudian mengalami kelelahan dengan ditandai adanya penurunan grafik pada 1/4 amplitudo
awal dan tarikan yang semakin melemah. Kemudian otot diberikan waktu istirahat guna
memulihkan keadaan dan dipijat ke arah proksimal selama 3 menit. Kemudian otot
melakukan penarikan beban kembali dan grafik kembali naik namun lama-kelamaan grafik
semakin menurun dikarenakan otot mengalami kelelahan kembali. Kemudian, otot diberikan
waktu istirahat yang ke 2 selama 3 menit dan tanpa dilakukan pemijatan. Otot kembali
melakukan penarikan dengan grafik yang kembali tinggi dan otot kembali mengalami
kelelahan dengan grafik yang terus menurun dalam waktu yang lebih cepat. Berdasarkan
hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukan pemijatan maka akan
memperlancar aliran darah sehingga oksigen dan nutrisi didapatkan oleh otot sehingga
membantu pemulihan kelelahan.

10
Gambar 3. Pemijatan ke arah proximal dan gerakan memutar,
dari ujung jari hingga lengan bahu orang percobaan ketiga

4.4 Timbulnya Rasa Nyeri Karena Kekurangan Aliran Darah (Ischemia)

Fisiologi otot adalah studi yang mempelajari tentang fungsi organ yang dipengaruhi
oleh stress otot. Dalam melekukan kerja fisik, seseorang membutuhkan gaya otot dan
aktivitas otot yang energinya disuplai dari sistem pernafasan dan sistem kardiovaskular.
Sistem pernafasan dibebani karena adanya peningkatan ventilation (inhalation dan
exhalation) untuk menyuplai kebutuhan oksigen pada otot yang melakukan pekerjaan.
Sedangkan sistem kardiovaskular dibebani karena jantung harus memompa darah dimana
berisi oksigen untuk otot yang terlibat melalui pembuluh darah. Jadi pada saat tubuh
melakukan kerja fisik akan terjadi perubahan kerja atau denyut jantung dan konsumsi
oksigen.
Dalam percobaan ini, kita menggunakan 3 indikator yakni warna kulit, suhu dan
keringat yang timbul. Sebagai kontrol, warna kulit yang terlihat adalah kemerahan, suhunya
hangat dan kulit berkeringat lembab. Setelah dilakukan percobaan, pada detik ke 7 terjadi
perubahan pada warna kulit menjadi pucat. Pada detik ke 14 warna menjadi merah kembali
namun agak pekat. Orang mulai merasakan nyeri pada masa ini. Rasa nyeri mulai bertambah
seiring berjalannya waktu ditambah dengan rasa kesemutan.

Hal-hal tersebut terjadi karena berkurangnya suplai oksigen akibat tidak terjadinya
suplai darah yang lancer. Kondisi ini disebut ischemia. Ischemia adalah suatu kondisi organ
atau jaringan yang terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke organ tersebut yang terjadi.
Kelelahan yang diakibatkan oleh praktikum ini adalah kelelahan yang bersifat local. Hal ini
disebabkan oleh akumulasi produksi asam laktat di dalam otot dan darah. Proses ini
berhubungan dengan mekanisme resintesa energy selama proses kontraksi-kontraksi otot di

11
dalam serabut otot fast twitch yang lebih banyak berperan dalam aktivitas fisik karena serabut
otot fast twitch memiliki kemampuan sistem anaerobic lebih tinggi daripada sistem aerobic,
sehingga cepat terbentuk asam laktat.
Pada saat tangan dipasangkan manset hingga arteri radikalis tidak teraba, aliran darah
mulai terganggu atau tidak lancar, baik arteri maupun vena. Perubahan warna terjadi karena
kurangnya oksigen yang tersuplai dan darah yang terhambat di ujung jari. Sedangkan nyeri
terjadi karena tingginya produksi asam laktat akibat metabolism anaerob yang terjadi di ujung
tangan sebagai konsekuensi dari tidak lancarnya sirkulasi darah dan oksigen.
Kesimpulannya adalah manset yang dipasang dengan kuat menyebabkan
terganggunya aliran darah yang mengalir ke otot. Beban maksimal yang diberikan membuat
otot menjadi bekerja lebih keras untuk mengasilkan tenaga atau energy (ATP). Energy
terbentuk melalui metabolism otot secara anaerob karena kurangnya suplai oksigen ke otot,
dan hasil sampingannya adalah asam laktat. Asam laktat inilah yang menyebabkan rasa lelah.
Karena dipaksakan, rasa lelah ini menjadi rasa nyeri akibat terus diproduksinya asam laktat.
Sebagai indicator adalah perubahan warna, suhu dan keringat yang terjadi.

12
DAFTAR PUSTAKA
1 Ganong, WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC;2002.p.62.
2 Guyton and Hall. Medical Physiology. 11th ed. Mississipi,Elsevier Inc. 2006: p.,82
3 Lusti Hesti P.2013.Laporan Praktikum Blok Sistem Tubuh.Universitas Jember
4 Oklusi.2007.Hamish.ed 2 .EGC Jakarta
5 Thomson, Hamish. Oklusi. Jakarta: EGC. 2007.6.
6 Wikibooks contributors. Human Physiology. Wikibooks contributors. 2006-2007.7.

13

Anda mungkin juga menyukai