Anda di halaman 1dari 7

Seng ( Zn )

Seng merupakan unsur kimia yang banyak ditemukan di bumi dan berperan pula sebagai trace
element yang diperlukan untuk mengidentifikasi keberadaan makhluk hidup.Dalam bentuk alami,
seng adalah logam putih dengan warna kebiru-biruan dan sangat mengkilap. Pada tabel periodik, seng
dinotasikan dengan singkatan (Zn). Seng sangat larut dalam asam, terutama asam yang ditemukan
dalam perut manusia.

Sejarah Seng
Sejarah seng dapat ditelusuri kembali sejauh 2500 tahun yang lalu. Para arkeolog telah
menemukan peninggalan kuno dan ornamen kuningan dengan konsentrasi seng yang tinggi, bersama
dengan unsur-unsur gabungan lainnya seperti timah dan antimon.Seng ternyata juga digunakan untuk
obat. Marco Polo, seorang penjelajah terkenal, mereferensikan penggunaan seng untuk penyembuhan
luka pada mata.Pada awal tahun 1300-an, koin uang yang terbuat dari seng merupakan alat penukar
utama pada Dinasti Ming di Cina. Hingga abad ke-18, seng belum memiliki nama resmi.Seng
mendapatkan namanya yang sekarang setelah Antoine Laurent Lavoisier, seorang ahli kimia dari
Perancis, membuat daftar dari semua unsur yang dikenal.
Industry pengolahan Zing
Zinc merupakan salah satu logam dasar yang memiliki banyak manfaat disamping logam
non-ferrous lain seperti copper, lead, aluminum, dan nickel. Secara umum dalam bahasa Indonesia
lebih dikenal sebagai seng. Zinc sendiri merupakan jenis logam ke empat yang paling banyak
diproduksi setelah baja, aluminium dan tembaga.

Tabel 1. Produksi logam dunia pada 2007 (dalam juta ton)

(sumber: US Geological Survey, 2007)

Baja Aluminium Tembaga Seng Nikel Magnesium Titanium


1.345 38 15,6 10,6 7,0 0,79 0,138

Sejarah produksi logam zinc dimulai dalam skala kecil di India dan China sebelum abad ke 14
dan di Eropa pada abad ke 18. Metode produksi pada awalnya adalah dengan menggunakan retorting
processes dimana zinc oxide direduksi dengan karbon dalam retort yang dipanaskan. Logam zinc
kemudian menguap dan dikumpulkan dengan mengkondensasinya dari retort gases. Perkembangan
teknologi, membuat retort process mulai tergantikan dengan metode elektrolisis yang mulai
dikembangkan pada awal abad ke 20, meskipun sebenarnya pada awal abad yang sama teknologi
continuous retorting processes juga dikembangkan. Sementara itu teknologi zinc blast furnace mulai
diperkenalkan untuk produksi komersial pada tahun 1960. Pada sekitaran awal abad ke 21, teknologi
retort processes hampir lenyap dan penggunaan teknologi blast furnace atau yang lebih dikenal
dengan Imperial Smelting Furnace mulai memudar. Produksi zinc saat ini secara dominan diproses
secara elektrolisis, dengan estimasi angka lebihdari 80% produksi dunia pada awal abad 21 ini.

Sebagai salah satu dari base metal, zinc memiliki banyak aplikasi yang berbeda dan sangat
dibutuhkan dalam kehidupan modern saat ini. Antara lain digunakan untuk fabrikasi komponen baja
dalam bentuk die casting alloys dan sebagai kuningan yang merupakan paduan dari zinc dan tembaga.
Sementara itu, mayoritas zinc diaplikasikan untuk proteksi korosi atau galvanizing pada baja dengan
cara membentuk permukaan penghalang pada baja sehingga tahan terhadap korosi. Zinc juga
diaplikasikan dalam bentuk oksida (zinc oxide) yang memiliki manfaat dalam formulasi dan juga
vulkanisasi pada karet dan ban, zinc oksida juga digunakan sebagai fertilisator dan sebagain kecil
dimnafaatkan dalam bidang farmasi serta penggunaan dalam bidang medis.
Konsumsi zinc dunia terus mengalami pertumbuhan, dari sekitar 5 juta ton per tahun pada
1970 menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun pada akhir abad ke 20, dan menjadi 9,7 juta ton per tahun
pada 2003. Ini menginformasikan kepada kita bahwa laju pertumbuhan dari permintaan dunia
mengalami kenaikan 2% per tahun.

Berikut merupakan industri peleburan zinc yang utama di dunia, meliputi jenis proses:

1. Elektrolisis (Roasting Leaching Electrowinning)

2. Imperial Smelting Process atau ISF (Blast Furnace)

3. Vertical Retort Process

4. Electrothermic Retort Process

5. Horizontal Retort Process

Berikut ini merupakan jenis dari mineral-mineral zinc:


Reaktivitas
Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel
periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat. Permukaan logam seng murni akan
dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak
dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.

Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan
asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya. Seng yang sangat murni
hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam
klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng
dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.

Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi
+2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan
memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengizinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan
menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk
ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik,
kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan. Penguapan seng yang
dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 C mengindikasikan
adanya Zn2Cl2yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng
berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoretis mengindikasikan bahwa
senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.

Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama


seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan
magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur
kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi
keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga
akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng
kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.
Fungsi Seng
Seng penting untuk pengembangan serta pemeliharaan sistem kekebalan tubuh dan fungsi
keseluruhan sistem tubuh. Seng tidak hanya ditemukan pada otot dan tulang, tetapi juga pada
kulit.Seng memiliki peran penting dalam penyembuhan luka terbuka dan luka lecet. Setiap sel dalam
tubuh manusia mengandung sejumlah seng.Sejumlah hormon dalam tubuh, seperti hormon seks dan
pertumbuhan, membutuhkan elemen seng untuk melakukan fungsinya dengan baik.
TUGAS KIMIA DASAR

SENG ( Zn )

JURUSAN : PERIKANAN

FAPERTA

( UPR )

NAMA KEL.

1. ROBI CDB 116 009


2. ABDUL LATIF

Anda mungkin juga menyukai