Anda di halaman 1dari 39

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

LAPORAN KETERANGAN
PERTANGGUNGJAWABAN
GUBERNUR (LKPJ)
PROVINSI SUMATERA SELATAN

BADAN KETAHANAN PANGAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN
TA. 2015

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 1


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)


TAHUN 2015
GUBERNUR SUMATERA SELATAN

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN


BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. SUMSEL

A. PROGRAM & KEGIATAN

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Alokasi anggaran Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan


berdasarkan perubahan APBD Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 19.730.309.000,-
(Sembilan belas milyar tujuh ratus tiga puluh juta tiga ratus sembilan ribu rupiah),
terealisasi sebesar Rp. 18.489.927.303,- (Delapan belas milyar empat ratus delapan
puluh sembilan juta sembilan ratus dua puluh tujuh ribu tiga ratus tiga rupiah) atau
sebesar 93,71 % dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 1. Jumlah Anggaran dan Realisasi Keuangan APBD Tahun Anggaran 2015

Anggaran Realisasi
No Program/Kegiatan (Rp) Rupiah %
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.690.756.000,- 8.556.824.008,- 98,46

B BELANJA LANGSUNG 11.039.553.000,- 9.933.103.295,- 89,98

1. Pelayanan Adminitrasi Perkantoran 1.156.625.000,- 1.007.389.414,- 87,10

Peningkatan Sarana dan Prasarana


2. 1.670.500.000,- 1.522.252.550,- 91,13
Aparatur

3. Peningkatan Disiplin Aparatur 55.000.000,- 53.460.000,- 97,20

Peningkatan Pengembangan Sistem


4. Pelaporan Capaian Kerja dan 15.000.000,- 13.779.000,- 91,86
Keuangan

Peningkatan Sistem Distribusi dan


5. 335.000.000,- 330.661.500,- 98,70
Stabilitas Harga Pangan
Pemantauan dan Evaluasi Harga Pangan
5.1. 160.000.000,- 156.341.500,- 97,71
Strategis
Pembinaan dan Pengembangan
Kelompok Penguatan Lembaga
5.2. 175.000.000,- 174.320.000,-
Distribusi Pangan Masyarakat (PLDPM) 99,61
dan Lumbung Pangan

6. Peningkatan Ketersediaan dan 2.240.375.000,- 2.039.302.030,- 91,03


Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 2
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Penanganan Daerah Rawan Pangan


Pengembangan Cadangan Pangan
6.1 66.375.000,- 24.840.000,- 37,42
Pemerintah
Pengembangan Cadangan Pangan
6.2 1.086.000.000,- 948.794.150,- 87,37
Masyarakat
6.3 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 530.000.000,- 527.899.900,- 99,60
6.4 Penanganan Daerah Rawan Pangan 383.000.000,- 379.038.200,- 98,97
6.5 Pelayanan Ketersediaan Pangan 175.000.000,- 158.729.780,- 90,70

Peningkatan Penganekaragaman
7. Konsumsi Pangan dan Keamanan 3.996.645.000,- 3.528.631.327,- 88,29
Pangan Segar
Operasional Otoritas Kompetensi
7.1 200.000.000,- 183.729.960,- 91,86
Keamanan Pangan Daerah (OKKPD)
Peningkatan Mutu dan Pengawasan 96,19
7.2 230.000.000,- 221.241.680,-
Keamanan Pangan Segar
Percepatan Penganekaragaman
7.3 382.145.000,- 329.381.710,- 86,19
Konsumsi Pangan
Promosi Produk Pangan Olahan dan
7.4 670.000.000,- 625.235.177,- 93,32
Lomba Cipta Menu Makanan
Pelaksanaan Peringatan Hari Pangan
7.5 2.514.500.000,- 2.169.042.800,- 86,26
Sedunia Tingkat Nasional

Peningkatan SDM dan Teknologi


8. 440.600.000,- 412.362.780,- 93,59
Pangan
Kajian Dampak Kawasan Rumah Pangan
8.1 Lestari Terhadap Ketahanana Pangan 120.600.000,- 111.137.340,- 92,15
Masyarakat
Penghargaan Adikarya Pangan
8.2 250.000.000,- 231.886,040,- 92,75
Nusantara
Kajian Pengelolaan Pangan Lokal
8.3 70.000.000,- 69.339.400,- 99,06
Sumber Karbohidrat

Dukungan Manajemen dan Teknis


9. 1.129.808.000,- 1.011.485.694,- 89,53
Lainnya
Koordinasi Perencanaan Pembangunan
9.1 708.392.230,- 94,26
Ketahanan Pangan 751.558.000,-
9.2 Operasional Dewan Ketahanan Pangan 245.000.000,- 181.123.889,- 73,93
Pengembangan Sistem Informasi
9.3 121.969.565,- 91,53
Ketahanan Pangan 133.250.000,-

JUMLAH 19.730.309.000,- 18.489.927.303 93,71

A. Belanja Tidak Langsung

Realisasi Belanja Tidak Langsung Badan Ketahanan Pangan Provinsi


Sumatera Selatan sampai 31 Desember 2015 sebesar Rp. 8.556.824.008,-
(98,46 %) dari anggaran sebesar Rp. 8.690.756.000,- yang terdiri dari belanja
gaji pokok PNS/uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan,
tunjangan fungsional, tunjangan fungsional umum, tunjangan beras, tunjangan
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 3
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

pph/tunjangan khusus, tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja dan


tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja.

B. Belanja Langsung

Realisasi Belanja Langsung Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera


Selatan sampai 31 Desember 2015 sebesar Rp. 9.933.103.295,- (89,98%) dari
anggaran sebesar Rp. 11.039.553.000,- yang terdiri dari :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Realisasi Belanja Pelayanan Administrasi Perkantoran sampai 31


Desember 2015 sebesar Rp. 1.007.389.414,- (87,10%) dari anggaran
sebesar Rp. 1.156.625.000,- yang terdiri dari :

Penyediaan Jasa Surat Menyurat Rp. 6.000.000,- Realisasi fisik sebesar


100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 5.940.000,- (99%) dengan sisa
pagu anggaran sebesar Rp. 60.000,-. Hasil yang dicapai adalah
tersedianya materai 3000 sebanyak 600 buah dan materai 6000 sebanyak
700 buah dan terkirimnya surat menyurat selama 1 tahun.

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Rp.


165.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 132.908.194,- (80,55%) dengan sisa pagu anggaran sebesar
Rp. 32.091.806,-. Hasil yang dicapai adalah tersedianya jasa telpon,
PDAM, listrik dan internet serta tv kabel kantor selama 1 tahun.

Penyediaan Jasa pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan


Dinas/Operasional Rp. 180.664.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar Rp. 128.060.700,- (70,88%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 52.603.300,-. Hasil yang dicapai adalah
terpeliharanya dan beroperasinya kendaraan dinas roda 4 dan roda 2
selama 1 tahun.

Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Rp. 46.200.000,- Realisasi fisik


sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 33.600.000,- (72,73%)
dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.12.600.000,-. Hasil yang dicapai
adalah tersedianya honor PPK-SKPD dan tenaga verifikasi, Bendahara,
Pembantu Bendahara dan Pengurus Barang selama 1 tahun .

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Rp. 90.000.000,- Realisasi fisik


sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 90.000.000,- (100%)
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 4
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil yang dicapai adalah
terpenuhinya peralatan kebersihan selama 1 tahun dan jasa cleaning
service selama 1 tahun.

Penyediaan Alat Tulis Kantor Rp. 40.000.000,- Realisasi fisik sebesar


100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 40.000.000,- (100%) dengan
sisa pagu anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil yang dicapai adalah tersedianya
alat tulis kantor selama 1 tahun untuk 4 bidang dan 1 sekretariat.

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Rp. 25.000.000,- Realisasi


fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 24.960.000,-
(99,84%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 40.000,-. Hasil yang
dicapai adalah tersedianya barang cetakan dan penggandaan selama 1
tahun untuk 4 bidang dan 1 sekretariat.

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor


Rp. 10.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 10.000.000,- (100,00%) dengan sisa pagu anggaran sebesar
Rp. 0,- Hasil yang dicapai adalah tersedianya alat listrik dan elektronik
selama 1 tahun.

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan Rp.


32.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
Rp. 30.313.500,- (94,73%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
1.686.500,-. Hasil yang dicapai adalah tersedianya barang bacaan atau
informasi melalui media masa cetak selama 1 tahun.

Penyediaan Makanan dan Minuman Rp. 25.000.000,- Realisasi fisik


sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 10.271.500,- (41,09%)
dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 14.728.500,-. Hasil yang dicapai
adalah tersedianya konsumsi rapat-rapat dinas dan tamu dalam 1 tahun.

Penyediaan Jasa Pedukung Administrasi Teknis/ Perkantoran Rp.


282.425.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 256.750.000,- (90,91%) dengan sisa pagu anggaran sebesar
Rp. 25.675.000,-. Hasil yang dicapai adalah tersedianya jasa tenaga
kerja/tenaga lainnya 8 org operator komputer, 2 orang penjaga malam dan
1 orang sopir.

Penyediaan Jasa Tutor SKJ Rp. 11.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar Rp. 8.000.000,- (72,73%) dengan sisa
pagu anggaran sebesar Rp. 3.000.000,-. Hasil yang dicapai kesehatan
karyawan/karyawati.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 5


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah/Keluar Daerah dan Luar


Negeri Rp. 243.336.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 236.585.520,- (97,23%) dengan sisa pagu anggaran
sebesar Rp. 6.750.480,- Hasil yang dicapai adalah tersedianya biaya
koordinasi dan konsultasi dalam rangka perjalanan dinas dalam dan luar
daerah serta luar negeri.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Realisasi Belanja Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur sampai 31


Desember 2015 sebesar Rp. 1.522.252.550,- (91,13%) dari anggaran sebesar
Rp. 1.670.500.000,- yang terdiri dari :

Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Rp. 200.000.000,- Realisasi


fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 195.175.000,-
(97,95%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 4.825.000,-. Hasil yang
dicapai adalah tersedianya kendaraan dinas/operasional kantor berupa 1
unit kendaraan roda 4 dan 1 unit kendaraan roda 2.

Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor Rp. 135.500.000,-


Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
132.446.500,- (97,75%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
3.053.500,-. Hasil yang dicapai adalah tersedianya peralatan dan
perlengkapan gedung kantor.

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor Rp. 1.300.000.000,-


Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
1.159.631.050,- (89,20%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
140.368.950,-. Hasil yang dicapai adalah terpeliharanya gedung kantor,
rehab gedung kantor, pengecatan gedung kantor, perbaikan pintu, plafond
dan teras gedung kantor.

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor Rp.


35.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
Rp. 35.000.000,- (100%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 0,-.
Hasil yang dicapai adalah terpeliharanya peralatan dan perlengkapan
kantor untuk kelengkapan mendukung kelancaran kerja dalam keadaan
baik.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 6


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Belanja Peningkatan Disiplin Aparatur sampai 31 Desember 2015


terealisasi sebesar 53.460.000,- (97,20%) dari anggaran sebesar Rp.
55.000.000,- yang terdiri dari :

Pengadaan Pakaian Dinas Rp. 55.000.000,- Realisasi fisik sebesar 97,20


% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 53.460.000,- (97,20 %) dengan sisa
pagu anggaran sebesar Rp. 1.540.000,-. Hasil yang dicapai adalah
tersedianya pakaian dinas untuk 99 orang pegawai BKP Prov.Sumsel.

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kerja


dan Keuangan

Belanja Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kerja


dan Keuangan sampai 31 Desember 2015 terealisasi sebesar 13.779.000,-
(91,86%) dari anggaran sebesar Rp. 15.000.000,- yang terdiri dari :

Penyusunan Laporan Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Rp.


4.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100 % dan realisasi keuangan sebesar
Rp. 3.940.000,- (98,50 %) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 60.000-.
Hasil yang dicapai adalah tersedianya Laporan LAKIP BKP Prov.Sumsel.

Penyusunan Renja Rp. 3.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100 % dan


realisasi keuangan sebesar Rp. 2.689.500,- (89,65 %) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 310.500-. Hasil yang dicapai adalah tersedianya
Laporan RENJA BKP Prov.Sumsel.

Penyusunan LPPD Rp. 2.500.000,- Realisasi fisik sebesar 100 % dan


realisasi keuangan sebesar Rp. 2.110.500,- (84,42 %) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 389.500- Hasil yang dicapai adalah tersedianya
Laporan LPPD BKP Prov.Sumsel.

Penyusunan LKPJ Rp. 2.500.000,- Realisasi fisik sebesar 100 % dan


realisasi keuangan sebesar Rp. 2.180.500,- (87,22 %) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 319.500. Hasil yang dicapai adalah tersedianya
Laporan LKPJ BKP Prov.Sumsel.

Penyusunan Laporan Tahunan Rp. 3.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100


% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 2.858.500,- (95,28 %) dengan sisa
pagu anggaran sebesar Rp. 141.500-. Hasil yang dicapai adalah
tersedianya Laporan Tahunan BKP Prov.Sumsel.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 7


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

5. Program Peningkatan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Belanja Peningkatan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan sampai


31 Desember 2015 terealisasi sebesar Rp. 330.661.500,- (98,70%) dari
anggaran sebesar Rp. 335.000.000,- yang terdiri dari :

5.1. Pemantauan dan Evaluasi Harga Pangan Strategis


Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Harga Pangan Strategis Rp.
160.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 156.341.500,- (97,71%) dengan sisa pagu anggaran sebesar
Rp. 3.658.500,-.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dukungan faktor-faktor


distribusi terhadap kelancaran pengangkutan dan pemasaran serta
penggunaan bahan pangan serta terpantaunya perkembangan harga
pangan pokok/strategis di tingkat konsumen tahun 2015 dan tersedianya
kompilasi data dan informasi harga pangan strategis tahun 2015.

Komoditi pangan strategis yang dipantau harga sebanyak 11


komoditi yaitu : beras, jagung, kedelai, gula pasir, minyak goreng curah,
cabe merah keriting, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, telur
ayam, dan tepung terigu.

Tabel 2. Harga Rata-rata Bahan Pangan Pokok Tingkat Konsumen


Tahun 2015.
Harga/Kg (Rp.) Perubahan
No Komoditi
Tahun 2014 Tahun 2015 (%)
1. Beras 9.220 10.025 8,03
2. Jagung 7.000 5.978 -17,10
3. Kedelai 9.820 9.940 1,21
4. Gula Pasir 13.240 11.832 -11,90
5. Minyak Goreng Curah 12.800 11.430 -11,99
6. Cabe Merah Keriting 60.480 36.947 -63,69
7. Bawang Merah 23.200 26.704 13,12
8. Daging Sapi 110.100 107.854 -2,08
9. Daging Ayam Ras 25.500 29.598 13,85
10. Telur Ayam 18.000 19.645 8,37
11. Tepung Terigu 8.000 7.697 -3,94

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 8


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

5.2. Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Penguatan Lembaga Distribusi


Masyarakat (PLDPM) dan Lumbung Pangan.

Pembinaan dan Pengembangan Kelompok PLDPM dan Lumbung


Pangan Rp. 175.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 174.320.000,- (99,61%) dengan sisa pagu anggaran
sebesar Rp. 680.000,-.
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kelompok PLDPM dan
Lumbung Pangan adalah melaksanakan pembinaan dan pemberian
bantuan alat timbangan duduk sebanyak 26 unit untuk gapoktan dan
kelompok lumbung pangan pasca mandiri di 8 kab masing-masing Musi
Rawas 5 unit, Banyuasin 2 unit, OKU Timur 6 unit, Musi Banyuasin 2
unit, Muara Enim 3 unit, OKI 6 unit, Lahat 1 unit, OKU 1 unit. Hasil dari
kegiatan ini diharapkan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan
anggota gapoktan dan kelompok lumbung dalam mengelola modal dan
usaha kelompok serta meningkatkan pengetahuan kelompok dalam
pengelolaan cadangan pangan di daerahnya.

6. Program Peningkatan Ketersediaan dan Penanganan Daerah Rawan


Pangan

Belanja Program Peningkatan Ketersediaan dan Penanganan Daerah


Rawan Pangan sampai 31 Desember 2015 terealisasi sebesar
Rp. 2.039.302.030,- (91,03%) dari anggaran sebesar Rp. 2.240.375.000,-
yang terdiri dari :

6.1. Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah

Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah Rp. 66.375.000,-


Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
24.840.000,- (37,42%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
41.535.000,-.

Kegiatan ini merupakan usaha pemerintah untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat dalam hal ini beras pada saat musim
paceklik, gagal panen, bencana alam dan keterlambatan pasokan
dari luar sehingga tercegahnya kerawanan pangan pasca bencana
alam serta terkendalinya harga beras pada saat gejolak harga.
Stock Cadangan Pangan Pemerintah yang dititipkan di Bulog
sampai dengan Desember 2015 sebesar 79,5 ton (79.500 kg) beras.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 9


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

6.2. Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat

Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat


Rp. 1.086.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 948.794.150,- (87,37%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 137.205.850,-.

Kegiatan ini bertujuan menyediakan lumbung pangan dan


lantai jemur sebagai sarana penyimpanan dan pengeringan gabah
cadangan pangan, meningkatkan ketersediaan cadangan pangan
(gabah) dalam rangka mengantisipasi dan membantu
menanggulangi masalah pangan (kekurangan pangan,
ketidakmampuan mengakses pangan masyarakat) serta penyelesaian
fisik lumbung pangan dan lantai jemur tahun 2015.

Adapun kelompok lumbung pangan masyarakat penerima


lumbung pangan, lantai jemur, dan titipan cadangan pangan (gabah)
Tahun 2015 masing-masing berada di kabupaten Ogan Ilir, Lahat
dan Musi Rawas.

Kelompok lumbung pangan penerima titipan cadangan pangan


(gabah) total 22 ton dengan rincian sebanyak 8 ton untuk kelompok
lumbung pangan setia (Kabupaten Musi Rawas), 7 ton untuk
kelompok lumbung pangan Alam Jaya II (Kabupaten Ogan Ilir),
dan 7 ton untuk kelompok lumbung pangan Bijaksana
(Kabupaten Lahat).

Tabel 3. Lokasi Penerima Cadangan Pangan dan Pembangunan


Lumbung Pangan dan Lantai Jemur TA. 2015
Lumbung
Cadangan Pangan
Pangan dan
No. Kabupaten Gabah
Lantai Jemur
(Ton)
(Unit)
1. Musi Rawas 8 1
2. Ogan Ilir 7 1
3. Lahat 7 1
Total 22 3

6.3. Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Pengembangan Desa Mandiri Pangan Rp. 530.000.000,-


Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
527.899.900,- (99,60%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
2.100.000,-.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 10
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan bertujuan untuk


meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin pedesaan dalam
mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki atau
dikuasainya secara optimal untuk mencapai kemandirian pangan
rumah tangga dan masyarakat.

Pelaksananaan kegiatan dilaksanakan di 6 kabupaten OKU


Timur, OKU Selatan, Prabumulih, Muara Enim, Lubuk Linggau,
Empat Lawang, berupa pemberian bantuan usaha kelompok berupa
bibit itik, benih ikan, pakan itik dan pakan ikan, pelatihan teknis di
Desa Mapan serta pemantauan dan pembinaan Desa Mapan.

6.4. Penanganan Daerah Rawan Pangan

Penanganan Daerah Rawan Pangan Rp. 383.000.000,- Realisasi


fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
Rp. 379.038.200,- (98,97%) dengan sisa pagu anggaran sebesar
Rp. 3.961.800,-.

Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan bertujuan untuk


menyediakan informasi situasi pangan dan gizi di 15
kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan melalui laporan Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Pemberian bantuan
bahan makanan pada masyarakat rawan pangan hasil analisa SKPG
di 8 Kabupaten/Kota.
Laporan SKPG bermanfaat sebagai bahan kebijakan untuk
perencanaan dan penetapan langkah-langkah pencegahan dan
tindakan penanggulangan kerawanan pangan secara lebih cepat dan
tepat. Pemberian bantuan rawan pangan diharapkan akan
mengurangi masyarakat rawan pangan di 8 kabupaten/kota( masing-
masing KK mendapatkan bantuan beras 10 kg, gula pasir 3 kg, dan
minyak goreng 2 liter).

Tabel 4. Lokasi Penerima Bantuan Bahan Makanan untuk


masyarakat rawan pangan TA. 2015
No. Kabupaten Jumlah KK Jenis Bantuan
1. OKI 135 Beras, gula, minyak goreng
2. OKU 135 Beras, gula, minyak goreng
3. Muara Enim 135 Beras, gula, minyak goreng
4. Ogan Ilir 135 Beras, gula, minyak goreng
5. Musi Rawas 135 Beras, gula, minyak goreng
6. Musi Banyuasin 135 Beras, gula, minyak goreng
7. Palembang 135 Beras, gula, minyak goreng
8. Prabumulih 135 Beras, gula, minyak goreng
Total 1.080
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 11
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

6.5. Pelayanan Ketersediaan Pangan

Pelayanan Ketersediaan Pangan Rp. 175.000.000,- Realisasi fisik


sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 158.729.780,-
(90,70%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 16.270.220,-.

Kegiatan Pelayanan Ketersediaan Pangan ini bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan aparat provinsi dan kabupaten/kota dalam
melakukan analisa ketersediaan pangan serta memperoleh gambaran
situasi pangan dan gizi khususnya ketersediaan pangan untuk
dikonsumsi oleh penduduk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014
(ATAP) dan 2015 (ARAM). Data/informasi tentang situasi
ketersediaan pangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan perencanaan dan evaluasi ketahanan pangan. Salah
satu metode untuk memperoleh gambaran situasi pangan untuk
dikonsumsi penduduk disajikan dalam suatu neraca atau tabel yang
dikenal dengan nama Neraca Bahan Makanan.

Pelayanan Ketersediaan Pangan ini dilaksanakan dalam bentuk


kegiatan Workshop Analisa Ketersediaan Pangan, Penyusunan
Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Ekspose Neraca Bahan Makanan
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 (ATAP) dan 2015 (ASEM).

7. Program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan


Keamanan Pangan segar.

Belanja Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan


Keamanan Pangan Segar sampai 31 Desember 2015 terealisasi sebesar
Rp. 3.528.631.327,- (88,29%) dari anggaran sebesar Rp. 3.996.645.000,-
yang terdiri dari :

7.1. Operasional Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah


(OKKPD)

Operasional Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah


(OKKP-D) Rp. 200.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar Rp. 183.729.960,- (91,86%) dengan sisa
pagu anggaran sebesar Rp. 16.270.040,-

Pelaksanaan kegiatan ini antara lain melakukan penilaian


lapangan dalam rangka sertifikasi prima 3 dan Pendaftaran PD pada
pelaku usaha wortel dari kota pagar alam dan pelaku usaha
penggilingan beras dari Kabupaten Musi Rawas dan OKU.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 12


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Pengambilan sampel wortel dan beras dan hasil uji di


Laboratorium yang terakreditasi di Jakarta dan Bogor. Dari hasil uji,
sampel tidak terdeteksi (aman dikonsumsi) sehingga berdasarkan
hasil rekomendasi Tim Teknis OKKPD Sumsel ketiga pelaku usaha
tersebut layak diberikan sertifikasi Prima 3 pada produk wortel dan
pendaftaran PD pada produk berasnya.

7.2. Peningkatan Mutu dan Pengawasan Keamanan Pangan Segar

Peningkatan Mutu dan Pengawasan Keamanan Pangan Segar Rp.


230.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 221.241.680,- (96,19%) dengan sisa pagu anggaran
sebesar Rp. 8.758.320,-

Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan pengawasan


keamanan pangan segar yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah
pengembilan sampel pangan segar sayur dan buah di 16 (enam
belas) Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan dengan 4 komoditi yang
diuji yaitu anggur merah, cabe hijau, nanas, dan kentang.

Sampel anggur merah dan cabe hijau di ambil di 8


Kabupaten/kota yaitu PALI, Pagar Alam, OKI, Ogan Ilir, OKU
Timur, Lahat, OKU selatan, Muara Enim sedangkan sampel nanas
dan kentang di ambil di 8 Kabupaten/kota yaitu Musi Rawas, Lubuk
Linggau, OKU, Banyuasin, Muratara, Prabumulih, Musi Banyuasin,
dan Empat Lawang.

Pengujian sampel di laboratorium untuk melihat apakah ada


kandungan residu pestisida dan mikroba pada buah dan sayur
tersebut. Hasil yang didapat ternyata cabe hijau dari kab. OKI dan
Muara Enim terdeteksi kandungan residu pestisida. Untuk pengujian
mikroba bahwa semua komoditi anggur merah, cabe hijau, nanas dan
kentang tidak mengandung mikroba atau negatif.

7.3. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Rp. 382.145.000,-


Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
329.381.710,- (86,19%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
52.763.290,-.

Dalam upaya mendukung pemanfaatan pekarangan dengan konsep


Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Badan Ketahanan Pangan
memberikan bantuan bahan dan benih tanaman pekarangan di 4 (empat)
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 13
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

kab/kota yaitu : OKU, OKU Timur, Banyuasin, Prabumulih kepada 4


(empat) kelompok wanita/dasa wisma masing-masing berupa benih cabe
rawit/cabe merah, terong ungu, kangkung, bayam, rampai (cung
kediro)/tomat, kacang panjang, sawi manis, seledri, pepaya calina, jagung
manis, pupuk NPK Mutiara, polybag, bibit ikan lele, pakan ikan lele, dan
sprayer.

Selain itu dilaksanakan juga pembelajaran diversifikasi konsumsi


pangan di provinsi Jawa Barat pada bulan April 2015. Kegiatan ini diikuti
oleh pelaku usaha pangan lokal di 15 Kabupaten/Kota se Sumatera
Selatan dan staf Bidang konsumsi dan keamanan pangan BKP Provinsi
Sumatera Selatan sebanyak 20 orang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kreativitas pelaku
usaha pangan lokal di 15 Kabupaten/kota se Sumatera Selatan dalam
mengelola usahanya agar dapat bersaing di pasaran serta sarana bertukar
informasi dan pengalaman sesama pelaku usaha sehingga dapat
dimanfaatkan dan dipraktekkan di wilayah masing-masing.

Promosi Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan


(P2KP) melalui pembuatan dan pemasangan baliho P2KP yang dicetak
berukuran 8 x 4 m sebanyak 1 unit di halaman Kantor Badan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Selatan. Melalui pesan baliho ini diharapkan
masyarakat memahami dan menyadari tentang pentingnya mengkonsumsi
makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dengan
memanfaatkan pangan lokal, terutama untuk peningkatan sumber daya
manusia yang berkualitas agar bisa hidup sehat, cerdas, aktif dan
produktif.

7.4. Promosi Produk Pangan Olahan dan Lomba Cipta Menu Makanan

Promosi Produk Pangan Olahan dan Lomba Cipta Menu Rp.


670.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 625.235.177,- (93,32%) dengan sisa pagu anggaran
sebesar Rp. 44.764.823,-.

Dalam rangka pengembangan keanekaragaman pangan


dilakukan lomba cipta menu Beragam, Bergizi, Berimbang dan
Aman tingkat Provinsi di Palembang dengan peserta seluruh tim
penggerak PKK dari 15 (lima belas) Kabupaten/Kota, tersedianya
kreasi resep baru masakan khas Sumatera Selatan melalui lomba
Cipta Menu Makanan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman.

Selain itu juga dilaksanakan pameran produk pangan olahan


sebanyak 4 (empat) kali yaitu Pameran Agro and Food di JCC
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 14
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Senayan Jakarta, Pameran South Sumatera di Palembang, Pameran


Pangan Nusantara di Jogja Expo Center Jogjakarta, Pameran Batam
Agro Bussiness Matching Expo di Batam. Hasil Yang diharapkan
adalah dikenalnya produk pangan lokal dan pangan olahan khas
Sumatera Selatan.

7.5. Pelaksanaan Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional

Pelaksanaan Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional


Rp. 2.514.500.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 2.169.042.800,- (86,26%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 345.457.200,-.

Pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Nasional


Tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 17-20 Oktober 2015 di
Jakabaring Sort City Palembang. Tujuan dari peringatan HPS
tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian
masyarakat akan pentingnya penanganan masalah pangan baik
ditingkat global, regional maupun nasional. Penyelenggaraan
peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) merupakan konsekuensi
keikutsertaan Indonesia sebagai anggota FAO.

Manfaat dari kegiatan ini antara lain : (1) sebagai wahana


mempromosikan seluruh potensi bidang pertanian, kehutanan,
kelautan, dan perikanan, (2) memberikan wawasan dan motivasi ke
seluruh pelaku agribisnis dan agroindustri untuk mewujudkan
ketahanan pangan dengan kepedulian yang tinggi terhadap
lingkungan, (3) masyarakat dapat mengethui peran pemerintah,
swasta, perguruan tinggi dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional, serta (4) menumbuhkan kesadaran seluruh lapisan
masyarakat terhadap potensi sumber daya alam serta tantangan dalam
mewujudkan ketahanan pangan.

8. Program Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Pangan


Belanja Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Pangan
sampai 31 Desember 2015 terealisasi sebesar Rp. 412.362.780,- (93,59%)
dari anggaran sebesar Rp. 440.600.000,- yang terdiri dari :

8.1. Kajian Dampak KRPL Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat

Kajian Dampak KRPL Terhadap Ketahanan Pangan Masyarakat


Rp. 120.600.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 111.137.340,- (92,15%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 9.462.660,-
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 15
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Tujuan kegiatan ini adalah mengevaluasi dampak pelaksanaan


Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terhadap
ketahanan masyarakat di provinsi sumatera selatan. Dari hasil kajian
menunjukkan bahwa kegiatan KRPL dari tahun 2012 hingga tahun
2015 telah memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan
di tingkat rumah tangga yang ditinjau dari aspek ketersediaan
pangan, distribusi dan konsumsi namun belum mencapai tujuan
pelaksanaan program secara menyeluruh.

Dampak pelaksanaan kegiatan KRPL pada aspek ketersediaan


pangan, mayoritas hasil produksi dari lahan perkarangan hanya
dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga belum dalam tahap untuk di
jual, pada aspek konsumsi dampaknya belum begitu terlihat dalam
membantu masyarakat mengkonsumsi pangan yang beragam,
bergizi, berimbang karena tidak terlihat perubahan pola konsumsi
pangan. Perbaikan program KRPL dengan tahapan yang benar,
pemberdayaan kelompok, dan kerjasama dengan kelembagaan yang
telah ada merupakan dasar pengembangan program ke depan. Pola
pelaksanaan program KRPL harus bersifat multiyears dan dilakukan
melalui proses sosialisasi, implementasi yang matang serta
pendampingan yang komprehensif mengingat pencapaian tujuan
program ini tidak dapat dilakukan dengan satu kali pelaksanaan.

8.2. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara

Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Rp. 250.000.000,-


Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp.
231.886.040,- (92,75%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
18.113.960,-.

Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara merupakan wujud


apreasi terhadap keberhasilan di bidang pembangunan ketahanan
pangan dan untuk memberikan motivasi telah diberikan
penghargaan ketahanan pangan pada Tahun 2015 berupa
Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi
Sumatera Selatan sebagai berikut :

a. Kategori Pelopor Ketahanan Pangan


Sugito, SP, Penyuluh Pertanian Kota Palembang

b. Kategori Pemangku Ketahanan Pangan


Edi Herman, Kepala Dusun 2 Desa Ulak Paceh
Kabupaten Musi Banyuasin.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 16
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

c. Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan


Sub Kategori Produksi :
1. Suwarno, Ketua Kelompok Talenta Sejahtera Desa
Muara Burnai Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten
Ogan Komering Ilir (Peringkat I)
2. Yayuk, Ketua Kelompok Wanita Tani Dhara Karsa
Desa Manaresmi Kcamatan Muara Beliti Kabupaten
Musi Rawas (Peringkat II)

Sub Kategori Pemberdayaan Masyarakat


1. Hartanto, Ketua Kelompok Lumbung Pangan Harapan
Jaya Desa Sumber Rejo Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas (Peringkat I).
2. Emiliawati, Ketua Kelompok Mandiri Pangan
Cempaka Indah Desa Jagolano Kecamatan rantau
Panjang Kabuaten Ogan Ilir (Peringkat II)
3. Sukarti, Ketua Kelompok Tegal Serasan Desa Tegal
Rejo Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara
Enim (Peringkat III)

Sub Kategori Industri Pangan Olahan/Perakitan Teknologi


Pangan
1. Mulyono, Ketua Kelompok Tani Karya Bersama
Kelurahan Margo Rejo Kecamatan Lubuk Linggau
Utara Kota Lubuk Linggau (Peringkat I).
2. Weni, Ketua Kelompok Putra Abadi Desa Suka Cinta
Kecamatan Dempo Selaan Kota Pagar Alam
(Peringkat II).

d. Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan


Sub Kategori Pengamat Hama
1. Herlan, SP, Pengamat Hama Kabupaten Muara Enim

Sub Kategori Penyuluh


1. Farida, SP, Penyuluh Kecamatan Rantau Panjang
Kabupaten Ogan Ilir

e. Kategori Pembina Ketahanan Pangan


Tuwon, Kepala Desa Ganesha Mukti Kecamatan Muara
Sugihan Kabupaten Banyuasin.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 17


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

8.3. Kajian Pengolahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras

Kajian Pengolahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non


Beras Rp. 70.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 69.339.400,- (99,06%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 660.600,-.

Kajian Pengolahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non


Beras dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Lembaga
Penelitian Universitas Sriwijaya. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab kerusakan tepung pisang dan manfaat dari
produk tepung pisang di Sumatera Selatan. Hasil penelitian
menunjukkan jenis pisang, ukuran mesh dan suhu pengeringan
merupakan faktor penentu kerusakan tepung pisang.

Hasil yang diharapkan dari kajian pengolahan pangan lokasl


sumber karbohidrat non beras ini antara lain :
1. Berkembangnya sumber karbohidrat non beras berasal dari
produk tepung pisang di Sumatera Selatan
2. Dimanfaatkannya produk tepung pisang oleh masyarakat
3. Berkurangnya konsumsi karbohidrat berasal dari beras
4. Bertambahnya pendapatan masyarakat.

9. Program Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

Belanja Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya sampai dengan 31


Desember 2015 terealisasi sebesar Rp. 1.011.485.694,- (89,53%) dari
anggaran sebesar Rp. 1.129.808.000,- yang terdiri dari :

9.1. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ketahanan Pangan

Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ketahanan


Pangan dengan pagu sebesar Rp. 751.558.000,- Realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 708.392.230,-
(94,26%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 43.165.770,-.

Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ketahanan


Pangan terdiri beberapa sub kegiatan : (1) Rapat Koordinasi Teknis
Ketahanan Pangan Tahun 2016; (2) Pembinaan Pelaksanaan
Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun 2015 dan Tahun 2014; (3)
Monitoring dan Evaluasi Kegatan Ketahanan Pangan Tahun 2015;
(4) Pembinaan Perencanaan Ketahanan Pangan Tahun 2016; (5)
Rapat Evaluasi Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun 2015.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 18


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Rapat Koordinasi Teknis Ketahanan Pangan Tahun 2015 dalam


rangka memperoleh data/informasi perencanaan program/kegiatan
ketahanan pangan tahun 2015 serta mensinkronkan kegiatan
ketahanan pangan Tahun 2015 antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
se Sumatera Selatan berdasarkan plafon anggaran yang disediakan.
Peserta pertemuan adalah 2 (dua) orang pejabat dari masing-masing
Badan/Dinas/Instansi yang menangani Ketahanan Pangan dan 1
(satu) orang pejabat Bappeda Kabupaten/kota dari 15 (lima belas)
Kabupaten/Kota se Sumatera Selatan dan peserta dari Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah
keseluruhan peserta sebanyak 50 (lima puluh) orang. Narasumber nya
terdiri dari : Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Selatan, Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan pangan dan Kepala
Bappeda Provinsi Sumatera Selatan.

Pembinaan Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun


2015 dan Tahun 2014; Monitoring dan Evaluasi Kegatan Ketahanan
Pangan Tahun 2015; Pembinaan Perencanaan Ketahanan Pangan
Tahun 2016 dilakukan di 15 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.

Rapat Evaluasi Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun 2015


bertujuan untuk mengevaluasi program, kegiatan dan anggaran
ketahanan pangan tahun 2015 dan antisipasi permasalahan kegiatan
ketahanan pangan tahun 2016; juga untuk mengetahui permasalahan-
permasalahan yang menghambat pelaksanaan kegiatan sehingga
dapat diantisipasi untuk pelaksanaan tahun berikutnya. Peserta Rapat
Evaluasi adalah 2 (dua) orang pejabat dari masing-masing
Badan/Dinas/Instansi yang menangani Ketahanan Pangan 15 (lima
belas) Kabupaten/Kota se Sumatera Selatan dan peserta dari Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah
keseluruhan peserta sebanyak 45 (empat lima) orang. Narasumber
nya terdiri dari : Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian,
Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumsel, Sekretaris dan
Kepala Bidang BKP Provinsi Sumatera Selatan.

9.2. Operasional Dewan Ketahanan Pangan

Operasional Dewan Ketahanan Pangan Rp. 245.000.000,- Realisasi


fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 181.123.899,-
(73,93%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 63.876.101,-.
Dari kegiatan ini dihasilkan beberapa bahan dan rumusan kebijakan
dewan ketahanan pangan baik di tingkat Nasional, regional dan provinsi,
untuk tingkat wilayah (provinsi) dihasilka rumusan kebijakan berupa
kesepakatan Dewan Ketahanan Pangan se Provinsi Sumatera Selatan.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 19
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Dari rangkaian kegiatan-kegiatan Dewan Ketahanan Pangan diatas dapat


diambil manfaatnya berupa kesamaan presepsi dan terkoordinasinya
kegiatan-kegiatan pembangunan ketahanan pangandan dihasilkannya
rumusan kebijakan ketahanan pagan tingkat provinsi yang menjadi acuan
dalam pembangunan dan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan di
Sumatera Selatan
Tahun 2015 telah dilaksanakan fasilitasi kegiatan Dewan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Selatan selama tahun 2015 meliputi : (1) Rapat
Pokja Tenaga Teknis Dewan Ketahanan Pangan di Palembang, (2) Rapat
Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan di
Palembang, (3) Menghadiri Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan
di Bogor, (4) Koordinasi/pembinaan dan menghadiri rapat DKP
Kabupaten/kota se Sumatera Selatan.
Rapat Pokja Tenaga Teknis Dewan Ketahanan Pangan di Palembang.
Materi yang disampaikan oleh Kepada Badan Ketahanan pangan selaku
sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan yaitu
sistem ketahanan pangan melibatkan berbagai sektor pertanian sehingga
harus ditangani secara terpadu oleh berbgai instansi. Rapat ini
menghasilkan beberapa rumusan yaitu : (1) aspek ketersediaan berfungsi
menjamin pasokan komponen bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan
penduduk dari segi jumlah, mutu, keragaman dan kemanannya sangat
dipengaruhi oleh produksi, pasokan dan pengelolaan cadangan pangan;(2)
Aspek distribusi pangan dimaksudkan untuk menjamin agar seluruh
rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan mutu yang
cukup sepanjang waktu melalui pengembangan sistem distribusi yang
efektif dan efisien; (3) Aspek konsumsi pangan berfungsi menggerakkan
agar pemanfaatan pangan dapat emmenuhi kaedah mutu, keragaman,
kandungan gizi, keamanan dan mutu kehalalan.

Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan


tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2015 bertempat di
Aula Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumtera Selatan. Rapat ini
dihadiri oleh 75 peserta terdiri dari : anggota Dewan Ketahanan Pangan
se Sumatera Selatan, pokja ahli Dewan Ketahanan Pangan, dan pokja
teknis Dewan Ketahanan Pangan. Rapat ini bertujuan untuk merumuskan
arah kebijakan Program Ketahanan Pangan di Sumatera Selatan tahun
2016 yang disebabkan dampak dari kekeringan/kemarau panjang dan
elnino tahun 2015. Rapat ini menghasilkan rumusan kesepakatan
antisipasi dampak kekeringan/kemarau/elnino terhadap ketahanan pangan
yaitu :
1. Rekomendasi kebijakan umum yaitu : pengendalian laju
petumbuhan penduduk, pengendalian alih fungsi lahan pertanian,
perbaikan saluran irigasi, peningkatan luas dan produktivitas
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 20
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

tanaman pangan, pemanfaatan pangan lokal, diversifikasi pangan


untuk menurunkan ketergantungan terhadapberas.
2. Perencanaan Pembangunan Pangan yaitu : pembuatan peta detail
pertanian tanaman pangan, mempelajari pola pangan masyarakat
untuk merencanakan pasokan pangan, riset untuk mendapatkan
pangan lokal seperti beras, membangun industri pangan berbasis
sumberdaya lokal, kampanye diversifikasi pangan.
3. Peningkatan Produktivitas yaitu : penelitian varietas baru dan
teknologi produksi, perluasan lahan/percetakan sawah baru,
mencegah alih fungsi lahan pertanian, Perbaikan
bendungan/saluran irigasi.
4. Diversifikasi Produksi Pangan yaitu : peningkatan pangan
berbasis sumberdaya lokal, pengolahan pangan lokal agar
menjadi pangan yang bergizi dan modern yang lebih baik dari
beras, modernisasi pangan lokal.
5. Diersifikasi Konsumsi Pangan yaitu : golongan berpenghasilan
tinggi (menaikkan konsumsi daging, telur, ikan, buah dan sayur),
golongan menengah (mengganti beras dengan sumber
karbohidrat lain berbasis sumberdaya lokal yang sudah diolah
secara modern), pengurangan konsumsi beras seyogyanya tidak
disarankan pada kelompok masyarakat miskin karena akan
kesulitan untuk mendapatkan sumber kalori semurah beras.

9.3. Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan

Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan


dengan pagu sebesar Rp. 133.250.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar Rp. 121.969.565,- (91,53%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 11.280.435,-.

Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan Tahun


2015 terdiri dari beberapa sub kegiatan antara lain : (1) Workshop
Database Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan; (2) Sosialisasi
dan Pembinaan Database Ketahanan Pangan di 17 Kabupaten/Kota.

Workshop database Ketahanan Pangan bertujuan untuk


mensinergikan gerak langkah dan persepsi dalam menyelaraskan kegiatan
pengelolaan database dan perstatistikan serta informasi ketahanan pangan,
sehingga dapat dihasilkan perumusan analisis kebijakan ketahanan
pangan yang lebih baik serta meningkatkan kemampuan tenaga pengelola
informasi 15 kabupaten/kota dan tenaga pengelola informasi BKP
Provinsi Sumatera Selatan dalam menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Ketahanan Pangan (SIKAP) Provinsi Sumatera Selatan untuk mengelola
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 21
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

database ketahanan pangan provinsi sumatera selatan. Hal tersebut


ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu database ketahanan
pangan provinsi sumatera selatan.

Peserta workshop berjumlah 45 orang dengan rincian 34 (tiga puluh


empat) tenaga pengelola database dari masing-masing
Badan/Dinas/Instansi yang menangani Ketahanan Pangan di 15
Kabupaten/kota dan staf dari Badan Ketahanan Pangan Prov. Sumsel.
Narasumber terdiri dari : Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Selatan, Kepala Subbag Data dan Informasi BKP Kementerian
Pertanian, Pusat Data dan Informasi Setjen Kementerian Pertanian.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber dana APBN Dekonsentrasi serta


realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2015 sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Anggaran dan Realisasi Keuangan APBN Dekonsentrasi


Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015.

Realisasi %
No. Program/Kegiatan Anggaran (Rp)
(Rp)

1 Peningkatan Diversifikasi dan


Ketahanan Pangan Masyarakat

1.1 Pengembangan Sistem Distribusi dan 5.440.192.000,- 4.810.636.120,- 88,43


Stabilitas Harga Pangan
1.2 Pengembangan Ketersediaan dan 1.874.363.000,- 1.533.209.848,- 81,80
Penanganan Rawan Pangan
1.3 Pengembangan Penganekaragaman 2.995.226.000,- 2.681.927.197,- 89,54
Konsumsi Pangan dan Peningkatan
Keamanan Pangan Segar
1.4 Dukungan Manajemen dan Teknis 1.176.037.000- 1.100.532.151,- 93,58
Lainnya
JUMLAH 11.485.818.000,- 10.126.305.316,- 88,16

Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Dekonsentrasi sampai


dengan 31 Desember 2015 mencapai Rp. 10.126.305.316,- (88,16%).

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 22


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Capaian Hasil, Sasaran dan kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber dana
APBN Dekonsentrasi adalah :

2.1 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Rp.


5.440.192.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
Rp. 4.810.636.120,- (88,43%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
629.555.850,-.

2.1.1. Jumlah Gabungan Kelompok Tani yang Diberdayakan

Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan modal usaha


Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Sumatera Selatan tahun
2015 berupa penyaluran dana bantuan sosial P-LDPM sebagai modal
bagi Gapoktan Tahap Penumbuhan. Ada 12 gapoktan di 8 kabupaten
menerima dana bansos ini yaitu kab. MURA, OKU Timur, MUBA,
Banyuasin, Lahat, OKI, OKU, dan Muara Enim masing-masing
gapoktan menerima Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta
rupiah).

Sedangkan untuk Gapoktan Tahap Kemandirian (Penumbuhan


Tahun 2013) sebanyak 5 Gapoktan tidak lagi menerina dana bansos
P-LDPM tapi masih dilakukan pembinaan yaitu di kabupaten MURA
1 gapoktan, OKU Timur 1 gapoktan, MUBA 1 gapoktan, Banyuasin
1 gapoktan, Lahat 1 gapoktan. Diharapkan dengan penyaluran dana
bansos ini berkembangnya kemampuan ekonomi bagi 5 gapoktan di
Sumatera Selatan dalam rangka penguatan modal usaha distribusi
(jual/beli) gabah/beras.

2.1.2. Jumlah Lumbung Pangan yg diberdayakan

Pelaksanaan kegiatan ini adalah penyaluran dana Bansos DAK


Lumbung Pangan Tahap Kemandirian bagi 98 kelompok lumbung
pangan di 10 kabupaten Muara Enim, Lahat, OKI, Banyuasin, OKU
Timur, OKU Selatan, Ogan Ilir, Empat Lawang, Lubuk Linggau,
Musi Rawas. Dana Bansos diberikan kepada kelompok lumbung
pangan dengan mekanisme dicairkan/disalurkan kepada kelompok
dengan cara transfer langsung ke rekening kelompok masing-masing
sebesar Rp. 20.000.000,- untuk pengadaan cadangan pangan (gabah)
dan penguatan modal usaha.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 23


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

2.1.3. Laporan Kondisi Harga Pangan Pokok

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui volume, waktu dan


pola distribusi bahan pangan dari satu daerah ke daerah lainnya dan
sebaliknya serta melakukan pemantauan, pengumpulan dan
pengelolahan data harga pangan baik data sekunder maupun primer
di tingkat konsumen sehingga tersedianya kompilasi data dan
informasi harga pangan strategis tahun 2015. Data diambil langsung
ke lapangan (pasar) dengan menggunakan tabel pertanyaan ke
pedagang pasar atau pembeli dan dengan mengambil data sekunder
ke instansi terkait seperti Disperindang, KKP/BKP kab/kota dan
BPS.

2.1.4. Laporan Pengembanga Model Distribusi dan Cadangan Pangan

Manfaat yang didapat dari kegiatan ini adalah tersedianya


pangan pokok (beras, bawang, dan cabe merah) bagi
masyarakat/konsumen, dengan mutu yang baik dan harga terjangkau
karena adanya proses distribusi pangan yang lancar dan terkendali.

2.2. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan


Rp. 1.874.363.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar Rp. 1.533.209.848,- (81,80%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp.
341.153.152,-

2.2.1. Jumlah Desa Mandiri Pangan yang diberdayakan

Pelaksanaan kegiatan ini untuk mengetahui perkembangan dan


permasalahan pelaksanaan Kegiatan desa mandiri pangan tahun 2011
dan 2012 di 18 desa pada 12 kabupaten/kota yaitu OKU, Muara Enim,
Lahat, OKI, Banyuasin, OKU Timur, OKU Selatan, Ogan Ilir, Empat
Lawang, Pagar Alam, Lubuk Linggau dan Prabumulih. Berdasarkan
hasil Dengan adanya Program Aksi Desa Mandiri Pangan terjadi
perubahan di lokasi sasaran desa mandiri pangan seperti terjadinya
pembangunan sarana dan prasarana pedesaan yaitu pembangunan dan
perbaikan jalan desa, pembangunan lumbung pangan desa,
pembangunan irigasi, adanya titipan cadangan pangan, bantuan ternak
itik, bantuan bibit sirsak madu, bantuan alat pembuatan pupuk organik,
bantuan kebun rakyat. Serta belum optimalnya peranan lembaga
keuangan desa dan belum berjalannya kelembagaan sosial kelompok.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 24


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

2.2.2. Lokasi Penanganan Rawan Pangan, SKPG


Kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi untuk
menyediakan informasi situasi pangan dan gizi di 12 kabupaten/kota
Provinsi Sumatera Selatan untuk dapat digunakan dalam kepentingan
intervensi pangan dan gizi yang diperlukan, menghasilkan
benchmark setiap indikator yang digunakan dalam menentukan
situasi pangan dan gizi di suatu daerah.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui Rapat Koordinasi Tim


Pokja SKPG Provinsi membahas data hasil rekapitulasi indikator
aspek ketersediaan, aspek pangan, aspek pemanfaatan pangan serta
analisis situasi pangan dan gizi dari ketiga aspek tersebut. Dengan
telah dilaksanakan Rapat Koordinasi SKPG dalam menganalisis
SKPG bagi petugas yang mengelola data SKPG diharapkan dapat
memberikan peningkatan dan kemampuan kinerja guna optimalisasi
peranan SKPG dalam menunjang program ketahanan pangan;
terkumpulnya data dan persamaan presepsi dalam menganalisis
SKPG; dan dapat diketahuinya Situasi Pangan dan Gizi.

2.2.3. Hasil Penyusunan FSVA

Kegiatan ini terdiri dari pertemuan peningkatan kapasitas aparat


dalam penyusunan FSVA dan pertemuan ekspose Peta Ketahanan
dan Kerentanan Pangan. Output pe pertemuan peningkatan kapasitas
aparat dalam penyusunan FSVA adalah erlatihnya 22 aparat dari 11
Kabupaten dalam menyusun dan menganalisis Peta Ketahanan dan
Kerentanan Pangan (FSVA) diharapkan dapat memberikan
peningkatan kemampuan dan kinerja dalam penyusunan peta
ketahanan dan kerentanan pangan; pada pertemuan ekspose Peta
Ketahanan dan Kerentanan Pangan adalah diperolehnya
data/informasi situasi ketahanan dan kerentanan pangan di masing-
masing wilayah kabupaten di Sumatera Selatan.

2.2.4. Jumlah Kawasan Mandiri Pangan yang diberdayakan

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat


miskin/rawan pangan menjadi kaum mandiri, mengembangkan
cadangan pangan masyarakat kawasan dan meningkatkan potensi
pengembangan pangan yang mendukung terwujudkan swasembada
pangan dan ketahanan pangan masyarakat. Sasaran dari Kegiatan ini
adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) Rawan Pangan yang
mempunyai potensi pengembangan komoditas unggulan spesifik

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 25


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

lokal dan potensi pengembangan titik tumbuh sebagai pusat ekonomi


dikawasan.

Pelaksanaan Kegiatan Kawasan Mandiri Pangan di Sumatera


Selatan yang dibiayai melalui dana APBN Tahun 2015 berjumlah 3
(tiga) kawasan di 3 (tiga) kabupaten yaitu : kecamatan muara sugihan
Kabupaten Banyuasin, kecamatan pemulutan selatan Kabupaten
Ogan Ilir, Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Hasil dari Kegiatan ini adalah meningkatnya usaha-usaha


produktif masyarakat; Meningkatnya perekonomian komunitas (adat)
dan peningkatan nilai tambah dari sumber pangan lokal;
Meningkatnya cadangan pangan masyarakat; Penguatan diversifikasi
aneka bahan pangan yang bersumber dari bahan baku local.

2.2.5. Laporan Kajian Kerawanan Pangan

Pelaksanaan kegiatan ini meliputi : Analisis Kerawanan Pangan


dan Kajian Instrumen Kerawanan Pangan. Analisis Kerawanan
Pangan dilaksanakan dengan kegiatan Kajian Desa Mandiri Pangan
yang bertujuan agar diperoleh data/informasi/gambaran tentang
dampak Desa Mandiri Pangan terhadap ketahanan pangan
masyarakat di Desa Mandiri Pangan Tahun 2011. Kajian Instrumen
Kerawanan Pangan bertujuan untuk memperoleh data/informasi/
gambaran tentang kondisi kerawanan pangan kronis dengan
menggunakan indikator SKPG sebagai instrument kerawanan
pangan.

2.2.6. Laporan Kajian Ketersediaan Pangan dan Akses Pangan

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengumpulan data


ketersediaan pangan dan pembinaan aparat kabupaten/kota dalam
menyusun dan menganalisis ketersediaan pangan.

Jumlah ketersediaan energi untuk di konsumsi tahun 2014


(ATAP) sebesar 5.344 kal/kap/hari, ketersediaan tersebut sudah
melebihi Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.200 kal/kap/hari. Andil
terbesar berasal dari padi-padian dengan kontribusi energi sebesar
2.937 kal/kap/hari; 72,27 gram protein dan 12,67 gram lemak.

Tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014


dimana jumlah ketersediaan energi menjaadi sebesar 5.469
kal/kap/hari. Dari jumlah tersebut kelompok padi-padian tetap
menjadi penyumbang terbesar dengan energi sebesar 3.317
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 26
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

kal/kap/hari; protein 81,54 gram dan lemak 13,95 gram. Peningkatan


ketersediaan ini disebabkan meningkatnya pasokan dari komoditas
padi-padian, daging, ikan, serta minuman dan bumbu.

2.2.7. Pemantauan, Monitoring dan Evaluasi Desa Mandiri Pangan

Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan


keberdayaan masyarakat pedesaan dengan memanfaatkan secara
optimal sumberdaya yang dimiliki atau dikuasainya untuk mencapai
kemandirian pangan rumah tangga dan masyarakat, untuk
mengetahui pelaksanaan, permasalahan dan hambatan dalam
pelaksanaan Kegiatan Program Aksi Desa Mandiri Pangan di
Sumatera Selatan mulai tahun 2016 sampai dengan 2015.
Pelaksanaan kegiatan Program Aksi Mandiri Pangan di Sumatera
Selatan yang dibiayai dana APBN sampai tahun 2015 berjumlah 105
desa yang terdiri dari 81 desa regular dan 24 desa replikasi.

Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2015 di Provinsi Sumatera


Selatan merupakan, Pemantauan dan Evaluasi dengan kegiatan antara
lain: Monev Desa Mapan tahun 2011 dan 2012, Apresiasi
Pendamping Dersa Mapan, Sosialisasi Kawasan Mandiri pangan,
Apresiasi desa mandiri pangan dan Workshop akhir desa Mandiri
pangan. Sedangkan untuk di tingkat kabupaten Pendamping desa
lama 2011 dan 2012 Pemberian honor pendamping dan LKD,
Penilaian Dinamika kelompok dan Pengembangan Usaha, Pertemuan
pendamping, TPD, kelompok Afinitas dan Lembaga Keuangan Desa
sebanyak 2 kali, Pertemuan Tim Pangan Desa sebanyak tiga kali,
konsolidasi pendamping dengan coordinator pendamping sebanyak 2
kali, Laporan kegiatan pendamping sebanyak 2 kali dan Pelatihan
teknis sebanyak 2 kali. Sedangkan untuk kegiatan Pembinaan,
Pemantauan dan Evaluasi terdiri dari: Pertemuan Evaluasi Desa
mapan, Pertemuan Persiapan kegiatan, Penyusunan Laporan Akhir
dan Evaluasi Dampak Pertemuan Demapan (tim Pokja) Pembinaan,
Monitoring dan Evaluasi.

2.3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan


Keamanan Pangan Segar

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan


Keamanan Pangan Segar Rp. 2.995.226.000,-. Realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar Rp. 2.681.927.197,- (89,54%) dengan sisa pagu
anggaran sebesar Rp. 313.298.803,-.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 27


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

2.3.1. Pendampingan P2KP (Percepatan Penganekaragaman


Konsumsi Pangan)

Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi


Pangan (P2KP) berbasis Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
yang dilaksanakan melalui bansos untuk optimalisasi pemanfaatan
pekarangan yaitu : Kelompok wanita penerima bantuan tahun 2015
sebanyak 96 desa/kelompok yang terdiri dari 66 desa/kelompok baru
dan 30 desa/kelompok lama di 12 kabupaten/kota. Sampai dengan
bulan Desember 2015 ada 65 kelompok baru (OKU, OKU Selatan,
OKU Timur, Muara Enim, Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang,
Banyuasin, Palembang dan Lubuk Linggau) yang mendapatkan
bantuan Rp 15.000.000,-/klp (sedangkan 1 kelompok yang tidak
realisasi bansosnya adalah dari kabupaten Lahat); dan 30 kelompok
lama (OKU, Muara Enim, OI, Lubuk Linggau, Palembang dan
Prabumulih) yang mendapatkan bantuan sebesar Rp. 3.000.000,-/klp
sudah proses pencairan.

Kegiatan pemberian bantuan bahan dan benih tanaman


pekarangan kepada kelompok wanita tani/ kelompok dasawisma
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan
kesadaran kelompok dasawisma/kelompok wanita tani tentang
pentingnya pemanfaatan pekarangan, terutama untuk penyediaan
pangan dan untuk memenuhi gizi keluarga guna mendukung Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

2.3.2. Pemantauan, Monitoring, Evaluasi dan Perumusan Kebijakan


P2KP

Manfaat kegiatan ini adalah terlaksananya (1) Workshop P2KP


(2) Evaluasi P2KP dan (3) Monitoring dan Evaluasi di
Kabupaten/Kota penerima bantuan pemanfaatan pekarangan dengan
konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Tujuan Workshop P2KP tahun 2015 adalah meningkatkan


pengetahuan aparat yang menangani P2KP kabupaten/kota,
kelompok penerima manfaat P2KP pada desa baru tentang langkah-
langkah pelaksanaan gerakan P2KP di lapangan. Workshop P2KP
Tahun 2015 dihadiri oleh aparat yang menangani P2KP serta
kelompok penerima manfaat P2KP, pada 15 kabupaten/kota Provinsi
Sumsel dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.

Kegiatan Evaluasi P2KP ini bertujuan untuk mengetahui


perkembangan pelaksanaan kegiatan P2KP, permasalahan yang
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 28
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan P2KP dan untuk mengetahui


tingkat keberhasilan kegiatan P2KP di Provinsi Sumsel. Pertemuan
Evaluasi P2KP dihadiri oleh aparat yang menangani P2KP serta
pendamping desa penerima manfaat P2KP, pada 15 kabupaten/kota
Provinsi Sumsel dengan jumlah peserta 30 orang.

2.3.3. Laporan Promosi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi


Pangan (P2KP)

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersebarluasnya informasi


tentang P2KP melalui Gelar Pangan Nusantara dan Sosialisasi
Program Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman. Hasil yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah dikenalnya produk pangan lokal
dan pangan olahan khas Sumsel dan memasyarakatnya program
mengkonsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman.

Sosialisasi program beragam, bergizi, seimbang dan aman


dilakukan melalui kampanye dan penyuluhan-penyuluhan kepada
masyarakat. Agar kampanye dan penyuluh-penyuluh tersebut tersebar
luas kepada masyarakat digunakan alat bantu atau alat peraga yang
menggambarkan tentang program P2KP. Kegiatan yang dilaksanakan
yaitu dengan pembuatan kipas, gantungan kunci dan tempelan
magnet untuk lemari es. Alat peraga tersebut disebarluaskan untuk
masyarakat baik melalui pameran tingkat regional maupun nasional
atau event lainnya yang melibatkan aparat ketahanan pangan maupun
masyarakat. Selain itu juga disebarluaskan kepada penyuluh
lapangan, kelompok tani/wanita tani/ dasawisma terutama dilokasi
desa P2KP, anak SD/MI dan dinas/instansi terkait.

Melalui penyebarluasan informasi ini, diharapkan lambat laun


akan menimbulkan penyadaran sikap dan perilaku masyarakat untuk
mengkonsumsi aneka ragam pangan yang bergizi dan dalam jumlah
yang seimbang antar kelompok pangan sehingga tercipta pola hidup
yang sehat, aktif dan produktif.

2.3.4. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk

Pelaksanaan Kegiatan Situasi Konsumsi Pangan Penduduk ini


melakukan analisis kebutuhan pangan dan penyusunan Pola Pangan
Harapan (PPH) dengan menggunakan Pola Pangan Harapan untuk
mendapatkan gambaran kualitas konsumsi pangan dan keragaman
konsumsi pangan penduduk Sumatera Selatan melalui pengumpulan
data yang diperoleh dari Sensus Umum Sosial Ekonomi Nasional

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 29


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

(Susenas) Sumatera Selatan Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh


Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan.

Dari hasil analisis Kualitas konsumsi pangan penduduk Sumsel


pada tahun 2014 Keragaman konsumsi pangan penduduk Sumsel
pada tahun 2014 belum beragam, hal ini ditunjukan dari skor PPH
Sumsel baru mencapai 83,7 masih dibawa skor PPH ideal 100. Skor
PPH menunjukan bahwa: beberapa kelompok bahan pangan masih
berada dibawah konsumsi harapan seperti kelompok umbi-umbian,
pangan hewani, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, sayur dan
buah. Sedangkan untuk kelompok bahan makanan yang telah
melebihi kecukupannya yaitu kelompok padi-padian, gula minyak
dan lemak. Hasil dari analisis diatas dapat dinyatakan bahwa terdapat
masalah konsumsi pangan terutama dari aspek keragamannya dimana
masyarakat Sumsel kurang mengkonsumsi Umbi-umbian, Pangan
Hewani, Buah/Biji berminyak, Kacang-kacangan, Buah/Biji
Berminyak, Sayur dan buah. Secara rinci konsumsi energi dan skor
PPH berdasarkan kelompok pangan dapat dilihat pada Tabel
berikut.

Tabel 6. Konsumsi Energi dan Skor Pola Pangan Harapan


Tahun 2014 dibandingkan Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) Ideal Tahun 2020.

Konsumsi Skor PPH


No. Kelompok Pangan
Energi 2014 2020
1. Padi-padian 1.142 25,00 25,00
2. Umbi-umbian 37 0,90 2,50
3. Pangan Hewani 197 19,70 24,00
4. Minyak dan Lemak 269 5,00 5,00
5. Buah/biji berminyak 30 0,80 1,00
6. Kacang-kacangan 45 4,40 10,00
7. Gula 117 2,50 2,50
8. Sayur dan Buah 150 25,40 30,00
9. Lain-lain 39 0,00 0,00
Jumlah 1.977 83,70 100,00

Komposisi konsumsi energi masing-masing kelompok pangan


belum sesuai dengan komposisi energi ideal yang diharapkan dalam
PPH Tahun 2020 dimana konsumsi kelompok pangan umbi-umbian,
kacang-kacangan, pangan hewani masih kurang, yang berarti bahwa
pola konsumsi pangan masyarakat Sumatera Selatan belum beragam,
bergizi dan seimbang.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 30


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

2.3.5. Hasil Penanganan Keamanan Pangan Segar

Kegiatan ini terdiri dari Pengambilan Sampel Pangan Segar di


12 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan dan Pemantauan
Monitoring Keamanan Pangan Segar di 10 Kabupaten/Kota.

Pengambilan Sampel Pangan Segar di 12 Kabupaten/Kota


Provinsi Sumatera Selatan bertujuan untuk mengambil sampel
pangan segar (buah dan sayur) pada pedagang di pasar pada 12 (dua
belas) kabupaten/kota Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Ogan
Komering Ilir, Ogan Ilir, OKU, OKU Timur, Banyuasin, Musi
Banyuasin Muara Enim, Lahat, Kota Palembang, Prabumulih, Lubuk
Linggau, dan Pagar Alam. Selanjutnya akan dilakukan pengujian di
laboratorium untuk melihat apakah ada kandungan residu pestisida
dan mikroba pada buah dan sayur tersebut. Sampel pangan segar
(buah dan sayur).

Pemantauan Monitoring Keamanan Pangan Segar di 10


Kabupaten/Kota (OKI, Prabumulih, Lubuk Linggau, Muara Enim,
OKU, OKU Timur, MUBA, MURA, Pagar Alam dan Lahat)
bertujuan untuk melakukan pemantauan monitoring keamanan
pangan segar yang dilaksanakan oleh pihak kabupaten/kota. Di
kabupaten/kota rata-rata dilaksanakan 1 kali dalam satu tahun untuk
melakukan pengawasan keamanan pangan dengan pengambilan
sampel dan pemeriksaan ke laboratorium, selain itu juga
dilaksanakan inspeksi mendadak pada hari-hari besar kagamaan.

2.4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp. 1.176.037.000,- Realisasi


fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 1.100.532.151,-
(93,58%) dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 75.504.849,-.

Pelaksanaan kegiatan ini berupa terselenggaranya : (1) Publikasi Media


Elektronik; (2) Publikasi Media Cetak; (3) Pembuatan Buletin Ketahanan
Pangan; (4) Laporan Statistik Ketahanan Pangan 2014; (5) dokumen
perencanaan/penganggaran; (6) evaluasi ketahanan pangan 2015 dan (7)
penyusunan rencana program/kegiatan ketahanan pangan 2016.

Publikasi Media Elektronik bertujuan untuk mempublikasikan kegiatan


ketahanan pangan melalui media elektornik dalam bentuk liputan berita, liputan
kegiatan dan iklan, sehingga agar masyarakat mengetahui kegiatan ketahanan
pangan dan sadar akan pentingnya ketahanan pangan. Adapun Publikasi Media
Elektronik yang telah dilakukan oleh BKP Provinsi Sumsel selama tahun 2015
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 31
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

antara lain : Liputan Berita Kegiatan Ketahanan Pangan dilakukan oleh TVRI
stasiun Palembang dan PALTV, Talkshow Konsumsi Pangan B2SA dengan
Narasumber Sekretaris BKP Sumsel Ir. Hj. Atika, MM dan Wakil PKK Prov.
Sumsel (TVRI Stasiun Palembang), Talkshow Keamanan Pangan dengan
Narasumber Ir. Taufik Gunawan, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Rindit Pembayun, M.S
(TVRI Stasiun Palembang), Liputan Kegiatan KRPL, LDPM, dan Lumbung
Pangan di Kabupaten Musi Rawas (TVRI Stasiun Palembang), Iklan
Keamanan Pangan (Sriwijaya TV), Iklan Konsumsi Pangan Beragam Bergizi
Sehat dan Aman/B2SA (PALTV), Running Text Konsumsi Pangan Beragam
Bergizi Sehat dan Aman/B2SA (Sriwijaya TV)

Publikasi Media Cetak bertujuan untuk mempublikasikan kegiatan


ketahanan pangan melalui media cetak dalam bentuk berita koran dan promosi
/iklan, sehingga agar masyarakat mengetahui kegiatan ketahanan pangan dan
sadar akan pentingnya ketahanan pangan. Adapun Publikasi Media cetak yang
telah dilakukan oleh BKP Provinsi Sumsel selama tahun 2015 antara lain :
Berita koran Advertorial sebanyak 4 kali (Koran Sumatera Ekspress), berita
koran Society sebanyak 2 kali (Koran Sumatera Ekspress), Iklan Konsumsi
Pangan Beragam Bergizi Sehat dan Aman/B2SA (Koran Berita Pagi), Iklan
Konsumsi Pangan Beragam Bergizi Sehat dan Aman/B2SA (Koran Sumatera
Ekspress), Iklan Kawasan Rumah Pangan Lestari/KRPL (Koran Berita Pagi).

Pembuatan Buletin Ketahanan Pangan sebanyak 2 (dua) edisi yang cetak


sebanyak 5.000 lembar dan dibagikan ke 15 kabupaten/kota. Buletin dengan
Judul Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Model Pengembangan
Pangan Pokok Lokal (MP3L) dan Buletin dengan Judul Sertifikasi Pangan
Segar dan Cemaran Mikroba Pada Produk Pertanian Perlu Waspadai.
Pembuatan buletin ini bertujuan untuk memberikan informasi dan mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya keanekagaraman pangan, pangan pokok lokal
dan keamanan pangan.

Penyusunan buku database dan statistik Ketahanan Pangan sangat penting.


Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan salah satunya tergantung dari
ketersediaan data yang disusun secara komprehensif, terstruktur dan
terkompilasi dalam bentuk bank data ketahanan pangan yang bersifat kini
(current), tepat waktu (timely), konsisten (consistent), relevan sehingga dapat
digunakan sebagai bahan acuan dalam menentukan kebijakan ketahanan
pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu didukung dengan
serangkaian kegiatan penyusunan, pengumpulan, pengolahan, updating,
validasi dan analisis ketahanan pangan secara berkelanjutan. Output kegiatan
ini adalah tersedianya buku Database Ketahanan Pangan 2008 2015 dan buku
Statistik Ketahanan Pangan 2014.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 32


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tugas Pembantuan (TP)


Kabupaten

Kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara (APBN) Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten serta realisasi anggaran
sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Jumlah Anggaran dan Realisasi Keuangan APBN Tugas Pembantuan


(TP) Kabupaten Tahun Anggaran 2015.
Anggaran Realisasi
No. Kegiatan Kabupaten
(Rp) Rupiah %
1. Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Kab. MUBA 593.091.000,- 558.891.000,- 99,29
2. Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Kab. MURA 523.278.000,- 514.274.000,- 98,28

Jumlah 1.116.369.000,- 1.073.165.000,-

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tugas


Pembantuan (TP) Kabupaten sampai 31 Desember 2013 mencapai Rp.
1.073.165.000,-

Capaian hasil, sasaran dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tugas Pembantuan (TP)
Kabupaten sebagai berikut :

3.1. Kabupaten MUBA

Pelaksanaan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan


Masyarakat Rp. 593.091.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 558.891.000,- (99,29%) dengan sisa pagu anggaran
sebesar Rp. 34.200.000,-. Pelaksanaan kegiatan ini berupa terselenggaranya
Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan, Pendampingan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan serta Dukungan Manajemen
dan Teknis Lainnya.

3.2. Kabupaten MURA

Pelaksanaan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan


Masyarakat Rp. 523.278.000,- Realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar Rp. 514.274.000,- (98,28%) dengan sisa pagu anggaran
sebesar Rp. 9.004.000,-. Pelaksanaan kegiatan ini berupa terselenggaranya
Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan, Pendampingan

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 33


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan serta Dukungan Manajemen


dan Teknis Lainnya.

B. CAPAIAN HASIL DAN SASARAN TAHUN 2015

Pembangunan Ketahanan Pangan didasarkan kepada tiga pilar utama


yaitu ketersediaan, distribusi dan harga pangan serta konsumsi dan keamanan
pangan. Dilihat dari produksi dan kebutuhan konsumsi langsung pangan
masyarakat, secara umum Sumatera Selatan sudah dapat memenuhi kebutuhan
pangan sendiri. Data produksi dan Konsumsi langsung masyarakat beberapa
komoditas pangan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Produksi dan Konsumsi Pangan Strategis di Provinsi Sumatera


Selatan Tahun 2015.

No. Produksi Konsumsi Surplus/


Komoditas
(ton) (ton) Minus

1. Beras 2.672.162 809.015 1.863.147


2. Jagung 314.605 1.499 313.106
3. Ubi Kayu 226.262 31.683 194.579
4. Ubi Jalar 17.652 7.965 9.687
5. Kedelai 19.196 87.497 (68.301)
6. Kc. Tanah 2.244 1.264 980
7. Kc. Hijau 955 1.675 (720)
8. Daging 29.386 10.081 19.305
9. Telur 71.035 63.014 8.021
10. Daging Unggas 48.755 120 48.635
11. Susu 73.238 28.774 44.464
12. Ikan 1.528.630 182.841 1.345.789
13. Sayur dan Buah 443.667 580.677 (137.010)
14. Gula Pasir 142.922 83.206 59.716
15. Minyak Goreng/Sawit 346.805 61.486 285.319

Target RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 yang


dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
Ketahanan pangan yang handal, aspiratif dan inovatif menuju Sumatera
Selatan Sejahtera melalui 6 indikator yaitu :

1. Ketersediaan Energi

Ketersediaan energi tahun 2015 angka sementara (ASEM) sebesar 5.470


kkal/kap/hari sudah melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 4.543
kkal/kap/hari dan jauh diatas Standar Nasional sebesar 2.200 kkal/kap/hari
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 34
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

sehingga capaian ketersediaan energi tahun 2015 sebesar 120%. Kelompok


pangan penyumbang energi terbesar adalah kelompok pangan padi-padian dan
minyak dan lemak yaitu 60,65% dan 19,18%. Peningkatan ketersediaan
disebabkan meningkatnya pasokan dari komoditas padi-padian dan minyak dan
lemak sedangkan kelompok pangan yang memiliki kontribusi paling rendah
terhadap ketersediaan energi berasal dari sayur-sayuran yaitu 0,20%.

2. Ketersediaan Protein

Ketersediaan protein tahun 2015 angka sementara (ASEM) sebesar 163,25


gram/kap/hari sudah melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 108
gram/kap/hari dan jauh diatas Standar Nasional sebesar 57 kkal/kap/hari
(WNPG Tahun 2008) sehingga capaian ketersediaan protein tahun 2015 sebesar
151%. Kelompok pangan penyumbang protein terbesar adalah kelompok
pangan padi-padian dan ikan yaitu 49,95% dan 39,84% sedangkan kelompok
pangan yang memiliki kontribusi paling rendah terhadap ketersediaan protein
berasal dari gula serta minyak dan lemak dengan nilai kurang dari 0,00%.

3. Penanganan Kerawanan Pangan

Ketahanan pangan pada saat ini belum dapat diwujudkan karena masih
banyaknya kejadian kerawanan pangan di berbagai daerah bersifat kronis
(terjadi berulang sepanjang waktu) dan transien (terjadi secara mendadak).
Dalam rangka menurunkan kerawanan pangan sesuai target RPJMD Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan kegiatan
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan kegiatan Penanganan Daerah Rawan
Pangan tetapi karena dari kegiatan tersebut hanya menyentuh beberapa
jiwa/penduduk belum bisa menanggulangi kerawanan pangan dengan
menyeluruh.
Capaian penanganan kerawanan pangan sebesar 49,65% belum mencapai
target yang diharapkan yaitu 60%, hal ini disebabkan target kecamatan yang
terindikasi rawan pangan di Provinsi Sumatera Selatan yang terindikasi rawan
pangan sebanyak 47 kecamatan di Sumatera Selatan (berdasarkan FSVA 2014),
hanya 14 kecamatan yang mendapat bantuan kerawanan pangan melalui desa
kerawanan pangan melalui kegiatan desa mandiri pangan dan penanganan
daerah rawan pangan. Bantuan yg diberikan untuk masyarakat melalui kegiatan
Desa Mandiri Pangan antara lain di kecamatan Belitang Jaya (Kabupaten OKU
Timur), Buana Pemanca (OKU Selatan), Rambang Kapak Tengah
(Prabumulih), Muara Enim (Muara Enim), Lubuk Linggau Utara (Lubuk
Linggau), Saling (Empat Lawang) berupa benih ikan, benih itik, pakan ikan,
dan pakan itik. Bantuan yg diberikan untuk masyarakat melalui kegiatan
Penanganan Daerah Rawan Pangan antara lain di kecamatan sungai keruh
(Musi Banyuasin), jejawi (OKI), Prabumulih Selatan (Prabumulih), Rambang

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 35


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

(Muara Enim), Baturaja Barat (OKU), sako (Palembang), Rantau Panjang


(Ogan Ilir), Sumber Harta (Musi Rawas).

4. Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Pemantauan distribusi dan stabilitas harga pangan pokok merupakan upaya


yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka mengantisipasi kemungkinan
terjadinya gejolak/fluktuasi harga pangan pokok strategis yang ekstrim,
melalui pemantapan di 16 kab/kota se Sumatera Selatan.

Capaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 84,6% kurang dari target 13
komoditi terealisasi 11 komoditi yang dilaksanakan di 16 kab/kota. Adapun 11
komoditi yang dipantau adalah beras, jagung, kedelai, gula pasir, minyak
goreng curah, cabe merah keriting, bawang merah, daging sapi, daging ayam
ras, telur ayam, dan tepung terigu.

5. Pola Pangan Harapan (PPH)

Skor PPH penduduk Sumatera Selatan tahun 2015 sebesar sebesar 85,49
menurun dari target yang telah ditetapkan sebesar 88,61 dan masih dibawah
standar ideal PPH 100 yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2020, hal ini
bearti capaian skor PPH Tahun 2015 sebesar 96,4%. Skor PPH belum
mencapai target dikarenakan konsumsi beberapa kelompok bahan pangan yang
masih dibawah konsumsi harapan dan perlu ditingkatkan lagi yaitu dari
kelompok umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan serta kelompok
sayur dan buah.

Jadi melihat pencapaian skor PPH yang belum mencapai target, pada tahun
yang akan datang Badan Ketahanan Pangan akan tetap berupaya meningkatkan
skor PPH yang sesuai untuk menuju Pola Pangan Harapan yang ideal (Skor
PPH 100) melalui peningkatan pola konsumsi masyarakat yang beragam,
bergizi dan berimbang yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2020
mendatang.

6. Pangan Segar yang Aman Dikonsumsi

Capaian pangan segar yang aman dikonsumsi tahun 2015 yaitu sebesar
100%. Dari 56 sampel komoditi yang ditargetkan realisasi sebesar 51
sampel komoditi.

Pengambilan sampel pangan segar sayur dan buah di 16 (enam belas)


Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan (melalui Dana APBD) dengan rincian 8
Kabupaten/kota yaitu kabupaten Pali, Pagar Alam, OKI, Ogan Ilir, Oku Timur,
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 36
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

Lahat, OKU selatan, Muara Enim, masing-masing kabupaten sampel yang


diambil sebanyak 2 komoditi (anggur merah dan cabe hijau); 8 kabupaten/kota
yaitu Musi Rawas, Lubuk Linggau, OKU, Banyuasin, Muratara, Prabumulih,
Musi Banyuasin, Empat Lawang, masing-masing kabupaten sampel yang
diambil sebanyak 2 komoditi (nanas dan kentang). Melalui dana APBN juga
dilakukan uji keamanan pangan di 12 Kabupaten/kota yaitu OKI, Ogan Ilir,
OKU, OKU Timur, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, Lahat,
Palembang, Prabumulih, Lubuk Linggau, Pagar Alam, masing-masing
kabupaten sampel yang diambil sebanyak 2 komoditi (Pepaya Calina dan
wortel).

Selanjutnya setelah dilakukan pengujian di laboratorium hasil yang


didapat ternyata semua sampel yang diuji tidak terdeteksi mengandung
kandungan residu pestisida dan mikroba kecuali sampel cabe hijau dari kab.
OKI dan Muara Enim terdeteksi kandungan residu pestisida.

Kebijakan penanganan keamanan pangan diarahkan untuk menjamin


tersedianya pangan segar yang aman untuk dikonsumsi agar masyarakat
terhindar dari pangan yang terkontaminasi oleh cemaran biologis, kimia
maupun fisik, sehingga mendukung terjaminnya pertumbuhan/ perkembangan,
kesehatan dan kecerdasan manusia. Oleh karena itu pengawasan keamanan
pangan segar perlu terus dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
pangan yang diproduksi dan yang beredar aman dikonsumsi.

C. CAPAIAN KEBERHASILAN DI BIDANG KETAHANAN PANGAN

Sebagai wujud apresiasi terhadap pembangunan ketahanan pangan Kementerian


Pertanian memberikan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2015
kepada :
Ir. H. Alex Nurdin, SH (Gubernur Sumatera Selatan) sebagai penerima
penghargaan Kategori Pembina Ketahanan Pangan Sub Kategori Gubernur

Yan Anton Ferdian, SH (Bupati Banyuasin) sebagai penerima Penghargaan


Kategori Pembina Ketahanan Pangan Sub Kategori Bupati/Walikota

Kelompok Talenta Sejahtera (Ketua Suwarno Desa Muara Burnai Kecamatan


Lempuing Jaya Kabupaten OKI) sebagai Penerima Penghargaan Kategori Pelaku
Pembangunan Ketahanan Pangan Sub Kategori Pelaku Produksi.

Kelompok Lumbung Pangan Harapan Jaya (Ketua Hartanto Desa Sumber


Rejo Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas) sebagai Penerima
Penghargaan Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan Sub Kategori
Pelaku Pemberdayaan.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 37
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

D. PERMASALAHAN

1. Belum meratanya ketersediaan dan distribusi pangan antar waktu dan antar
wilayah.
2. Belum optimalnya Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
3. Belum terealisasinya pola konsumsi pangan sesuai dengan Pola Pangan
Harapan (PPH).

E. SOLUSI

1. Perlu dilakukan pengendalian terhadap stok, distribusi dan harga pangan serta
melakukan kerjasama antar derah surplus dan minus dalam rangka penyediaan
pangan yang cukup dan merata di wilayah Sumatera Selatan.

2. Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) agar lebih optimal
dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait (Dinas Pertanian,
Dinas Kesehatan, dll) agar data aspek-aspek ketahanan pangan mudah didapat,
akurat, dan tepat waktu. Agar tidak kesulitan dalam merencanakan dan
menentukan kebijakan penanganan kerawanan pangan yang tepat waktu serta
dalam upaya penanggulangan secara dini apabila ada daerah yang beresiko
terjadi rawan pangan;

3. Peningkatan Pola konsumsi pangan agar sesuai dengan Pola Pangan Harapan
(PPH) dengan gerakan percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
berupa Promosi, Sosialisasi dan Penyuluhan serta melibatkan PKK Agar
konsumsi pangan hewani, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur dan buah bisa
ditingkatkan sedangkan konsumsi beras, minyak/lemak dan gula perlu
dikurangi sehingga skor Pola Pangan Harapan (PPH) dapat meningkat dengan
proporsi kelompok pangan yang berimbang.

4. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan,


Pengembangan Cadangan Pangan, memberikan bantuan melalui Penanganan
Daerah Rawan Pangan serta mengantisipasi secara dini terjadinya rawan pangan
melalui Pemantauan dan Pemetaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG). Upaya-upaya ini di lakukan untuk penanganan daerah rawan pangan
kronis serta untuk mengetahui perkembangan yang signifikan dalam
penanganan masalah balita gizi buruk/kurang.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 38


Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumatera Selatan 2015

F. PENUTUP

Demikian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2015.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan 39

Anda mungkin juga menyukai