LAPORAN KETERANGAN
PERTANGGUNGJAWABAN
GUBERNUR (LKPJ)
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Anggaran Realisasi
No Program/Kegiatan (Rp) Rupiah %
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.690.756.000,- 8.556.824.008,- 98,46
Peningkatan Penganekaragaman
7. Konsumsi Pangan dan Keamanan 3.996.645.000,- 3.528.631.327,- 88,29
Pangan Segar
Operasional Otoritas Kompetensi
7.1 200.000.000,- 183.729.960,- 91,86
Keamanan Pangan Daerah (OKKPD)
Peningkatan Mutu dan Pengawasan 96,19
7.2 230.000.000,- 221.241.680,-
Keamanan Pangan Segar
Percepatan Penganekaragaman
7.3 382.145.000,- 329.381.710,- 86,19
Konsumsi Pangan
Promosi Produk Pangan Olahan dan
7.4 670.000.000,- 625.235.177,- 93,32
Lomba Cipta Menu Makanan
Pelaksanaan Peringatan Hari Pangan
7.5 2.514.500.000,- 2.169.042.800,- 86,26
Sedunia Tingkat Nasional
B. Belanja Langsung
dengan sisa pagu anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil yang dicapai adalah
terpenuhinya peralatan kebersihan selama 1 tahun dan jasa cleaning
service selama 1 tahun.
Penyediaan Jasa Tutor SKJ Rp. 11.000.000,- Realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar Rp. 8.000.000,- (72,73%) dengan sisa
pagu anggaran sebesar Rp. 3.000.000,-. Hasil yang dicapai kesehatan
karyawan/karyawati.
7.4. Promosi Produk Pangan Olahan dan Lomba Cipta Menu Makanan
Realisasi %
No. Program/Kegiatan Anggaran (Rp)
(Rp)
Capaian Hasil, Sasaran dan kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber dana
APBN Dekonsentrasi adalah :
antara lain : Liputan Berita Kegiatan Ketahanan Pangan dilakukan oleh TVRI
stasiun Palembang dan PALTV, Talkshow Konsumsi Pangan B2SA dengan
Narasumber Sekretaris BKP Sumsel Ir. Hj. Atika, MM dan Wakil PKK Prov.
Sumsel (TVRI Stasiun Palembang), Talkshow Keamanan Pangan dengan
Narasumber Ir. Taufik Gunawan, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Rindit Pembayun, M.S
(TVRI Stasiun Palembang), Liputan Kegiatan KRPL, LDPM, dan Lumbung
Pangan di Kabupaten Musi Rawas (TVRI Stasiun Palembang), Iklan
Keamanan Pangan (Sriwijaya TV), Iklan Konsumsi Pangan Beragam Bergizi
Sehat dan Aman/B2SA (PALTV), Running Text Konsumsi Pangan Beragam
Bergizi Sehat dan Aman/B2SA (Sriwijaya TV)
Capaian hasil, sasaran dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tugas Pembantuan (TP)
Kabupaten sebagai berikut :
1. Ketersediaan Energi
2. Ketersediaan Protein
Ketahanan pangan pada saat ini belum dapat diwujudkan karena masih
banyaknya kejadian kerawanan pangan di berbagai daerah bersifat kronis
(terjadi berulang sepanjang waktu) dan transien (terjadi secara mendadak).
Dalam rangka menurunkan kerawanan pangan sesuai target RPJMD Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan melaksanakan kegiatan
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan kegiatan Penanganan Daerah Rawan
Pangan tetapi karena dari kegiatan tersebut hanya menyentuh beberapa
jiwa/penduduk belum bisa menanggulangi kerawanan pangan dengan
menyeluruh.
Capaian penanganan kerawanan pangan sebesar 49,65% belum mencapai
target yang diharapkan yaitu 60%, hal ini disebabkan target kecamatan yang
terindikasi rawan pangan di Provinsi Sumatera Selatan yang terindikasi rawan
pangan sebanyak 47 kecamatan di Sumatera Selatan (berdasarkan FSVA 2014),
hanya 14 kecamatan yang mendapat bantuan kerawanan pangan melalui desa
kerawanan pangan melalui kegiatan desa mandiri pangan dan penanganan
daerah rawan pangan. Bantuan yg diberikan untuk masyarakat melalui kegiatan
Desa Mandiri Pangan antara lain di kecamatan Belitang Jaya (Kabupaten OKU
Timur), Buana Pemanca (OKU Selatan), Rambang Kapak Tengah
(Prabumulih), Muara Enim (Muara Enim), Lubuk Linggau Utara (Lubuk
Linggau), Saling (Empat Lawang) berupa benih ikan, benih itik, pakan ikan,
dan pakan itik. Bantuan yg diberikan untuk masyarakat melalui kegiatan
Penanganan Daerah Rawan Pangan antara lain di kecamatan sungai keruh
(Musi Banyuasin), jejawi (OKI), Prabumulih Selatan (Prabumulih), Rambang
Capaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 84,6% kurang dari target 13
komoditi terealisasi 11 komoditi yang dilaksanakan di 16 kab/kota. Adapun 11
komoditi yang dipantau adalah beras, jagung, kedelai, gula pasir, minyak
goreng curah, cabe merah keriting, bawang merah, daging sapi, daging ayam
ras, telur ayam, dan tepung terigu.
Skor PPH penduduk Sumatera Selatan tahun 2015 sebesar sebesar 85,49
menurun dari target yang telah ditetapkan sebesar 88,61 dan masih dibawah
standar ideal PPH 100 yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2020, hal ini
bearti capaian skor PPH Tahun 2015 sebesar 96,4%. Skor PPH belum
mencapai target dikarenakan konsumsi beberapa kelompok bahan pangan yang
masih dibawah konsumsi harapan dan perlu ditingkatkan lagi yaitu dari
kelompok umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan serta kelompok
sayur dan buah.
Jadi melihat pencapaian skor PPH yang belum mencapai target, pada tahun
yang akan datang Badan Ketahanan Pangan akan tetap berupaya meningkatkan
skor PPH yang sesuai untuk menuju Pola Pangan Harapan yang ideal (Skor
PPH 100) melalui peningkatan pola konsumsi masyarakat yang beragam,
bergizi dan berimbang yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2020
mendatang.
Capaian pangan segar yang aman dikonsumsi tahun 2015 yaitu sebesar
100%. Dari 56 sampel komoditi yang ditargetkan realisasi sebesar 51
sampel komoditi.
D. PERMASALAHAN
1. Belum meratanya ketersediaan dan distribusi pangan antar waktu dan antar
wilayah.
2. Belum optimalnya Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
3. Belum terealisasinya pola konsumsi pangan sesuai dengan Pola Pangan
Harapan (PPH).
E. SOLUSI
1. Perlu dilakukan pengendalian terhadap stok, distribusi dan harga pangan serta
melakukan kerjasama antar derah surplus dan minus dalam rangka penyediaan
pangan yang cukup dan merata di wilayah Sumatera Selatan.
2. Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) agar lebih optimal
dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait (Dinas Pertanian,
Dinas Kesehatan, dll) agar data aspek-aspek ketahanan pangan mudah didapat,
akurat, dan tepat waktu. Agar tidak kesulitan dalam merencanakan dan
menentukan kebijakan penanganan kerawanan pangan yang tepat waktu serta
dalam upaya penanggulangan secara dini apabila ada daerah yang beresiko
terjadi rawan pangan;
3. Peningkatan Pola konsumsi pangan agar sesuai dengan Pola Pangan Harapan
(PPH) dengan gerakan percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
berupa Promosi, Sosialisasi dan Penyuluhan serta melibatkan PKK Agar
konsumsi pangan hewani, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur dan buah bisa
ditingkatkan sedangkan konsumsi beras, minyak/lemak dan gula perlu
dikurangi sehingga skor Pola Pangan Harapan (PPH) dapat meningkat dengan
proporsi kelompok pangan yang berimbang.
F. PENUTUP