Anda di halaman 1dari 7

METODELOGI PENELITIAN (EKA 400/F2)

RMK SAP 8

SKALA PENGUKURAN DAN DESAIN INSTRUMEN

Oleh :

KELOMPOK 8

Ni Made Ayu Maya Puspita 1415351121/9

Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan 1415351193/15

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN 2016/2017


RMK SAP 8

Skala Pengukuran dan Desain Instrumen

Pengukuran menurut Sudarmayanti dan Syarifudin (2002:53) adalah pemberian angka


terhadap sejumlah objek, peristiwa, atau orang berdasarkan aturan tertentu. Menurut
(Steven:1951) adalah korelasi sejumlah satuan yang bukan angka. Menurut (Cohen dan
Nagel; 1934) adalah merujuk pada sejumlah prosedur yang memungkinkan dilakukan
observasi empiris untuk menunjukkan gejala simbolik dan mengkonseptualkan apa yang akan
dijelaskan. Menurut (Renso:1996) adalah pemberian angka secara nominal terhadap
perangkat social dan perangkat psikologi individu/kelompok yang sesuai dengan
aturanmenetapkan korelasi antara keduanya secara simbolik.

Konsep yang dipakai dalam penelitian dapat dikelompokkan sebagai objek atau ciri-ciri.

Objek : hal-hal biasa seperti kursi, pintu, orang, buku, sepeda dsb. Mencakup hal-hal yang
tidak konkret seperti sikap, persepsi dsb.
Ciri-ciri : sifat merupakan cirri-ciri objek. Cirri-ciri fisik seseorang dapat dinyatakan
dalam berat badan, tinggi badan, perawakan sedangkan cirri-ciri psikologi meliputi
kemampuan kepemimpinan, afilisi kelompok, status dll.

Pengukuran berfungsi untuk menggambarkan gejala social dan psikologi mengubah data
sehingga dapat dikontrol melalui manipulasi statistic dan memungkinkan peneliti
membedakan antara obyek yang diteliti.

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Istrumen penelitian
diperlukan baik dalam penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif

Penelitian kuantitatif : instrument akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
Penelitian kualitatif : peneliti yang lebih banyak menjadi istrumen. Jumlah instrument
yang digunakan bertgantung pada jumlah variable yang digunakan. Instrument penelitian
harus teruji validitas dan reliabilitasnya.

1) Macam-Macam Skala Pengukuran


Tiga ciri-ciri skala (Coopr dan Earning) adalah
a. Bilangannya berurutan. Satu bilangan lebih besar darpada, lebih kecil daripada atau
sama dengan bilangan yang lain
b. Selisih antara bilangan-bilangan adalah berurutan.
c. Deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan bilangan nol.

Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak dan asal mula menghasilkan pengelompokkanan skala
ukuran yang umum dipakai. Ada 4 yaitu :

a. Skala Nominal
Bila menggunakan skala nominal maka akan dibuat suatu partisipasi dalam
suatu himpunan dalam kelompok-kelompok yang harus mewakili kejadian yang
berbeda dan dapat menjelaskan semua kejadian yang terjadi dalam kelompok tersebut
Pada skala nominal tidak ada hubungan jarak, dan tidak ada asal mula
hitungan. Skala ini mengabaikan segala informasi mengenai berbagai tingkatan dari
ciri-ciri yang diukurnya. Skala ini secara luas digunakan dalam penelitian survey
maupun ex post facto, bila mana data digolongkan menurut sub-sub kelompok utama
dari populasi.
b. Skala Ordinal
Mencakup ciri-ciri nominal ditambah suatu urutan. Pemakaian skala ordinal
mengungkapkan suatu pernyataan mengenai lebih besar daripada atau kurang
daripada atau menyatakan suatu kesamaan, tanpa menunjukkan berapa lebih besar
atau berapa kurangnya.
c. Skala Interval
Memiliki ciri-ciri skala nominal dan ordinal ditambah skala mencakup konsep
kesamaan interval. Contoh skala interval siklus suhu celcius dan Fahrenheit.
Keduanya mempunyai titik nol yang ditetapkan secara arbiter.
d. Skala Rasio
Mencakup semuakeampuhan dari skala sebelumnya ditambah adanya titik nol
absolute. Dengan adanya nilai nol absolute ini maka nilai daripada skala pengukuran
adalah jumlah senyatanya daripada yang diukur, semua operasi matematika dapat
diterapkan.

Skala yang digunakan untuk mengukur gejala/fenomena social yaitu :

a. Skala Likert
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang atau
sekolompok orang tentang fenomena social. Maka variable yang akan diukur
dijabarkan kedalam indicator variable sebagai dasar dalam menyusun butir-butir
instrument penelitian. Untuk keperluan analisis kuantitatif jawaban yang masuk
diberi skor. Misalanya 1) sangat setuju skor 5 2) setuju skor 4 3) ragu-ragu skor 3 4)
tidak setuju skor 2 5) sangat tidak setuju skor 1.
b. Skala Guttman
Jawaban yang tegas diperoleh yaitu : ya-tidak, benar-salah, dll. Peneliti yang
menggunakan skala ini apabila ingin mendapat jawaban tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
c. Sematic Defferensial
Digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawaban sangat
positif terletak dibagian kanan garis dan jawaban yang sangat negative terletak
dibagin kiri atau sebaliknya. Skala yang digunakan adalah skala interval.
d. Rating Scale
Data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif. Responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan. Skala ini lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk mengukur sikap saja
tetapi juga dapat mngukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya.
e. Skala Thurstone
Bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan suatu criteria tertentu.
Interval antar urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya skala ini
disebut skala interval sama(equal interval scale). Tahap-tahap penyusunan skala ini :
- Peneliti mengumpulkan sejumlah pernyataan (40-50) yang relevan untuk
variable yang hendak diukur. Pernyataan dapat bersifat positif dan negative.
- Suau panel ahli diminta untuk menilai relevansi pernyataan tadi terhadap
variable yang hendak diukur memberikan skor 1 sampai 13. 1 untuk tidak
relavan dan 13 untuk paling tidak relevan.
- Dipilih sebuah pernyataan (10-20) yang mempunyai nilai merata untuk skala
yang ditentukan.
- Untuk mencegah systematic bias pernyataan sebaiknya disusun secara acak tidak
mengikuti urutan skala.
- Skor responden pada skala ini adalah nilai rata-rata dari nilai pernyataan yang
dipilih.
Sumber Sumber Perbedaan Pengukuran
a. Responden sebagai sumber kesalahan
Responden mungkin enggan mengutarakan yang sana=gat negative dan tidak
mengetahui tentang pertanyaan yang ditanyakan mungkin juga karena bosan,
khawatir yang dapat mengalihkan perhatian
b. Faktor-faktor Situasi
Setiap kondisi yang memberikan beban pada saat wawancara bisa memberikan
dampak serius terhadap respon antara pewawancara dengan responden.
c. Instrument Penelitian
Mungkin instrument membingunkan dan tidak jelas. Pemakaian kata-kata
yang rumit sehingga tidak dapat dimengerti responden.
2) Desain Instrument
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam atau social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variable
penelitian. Jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variable peneliti yang
telah ditetapkan untuk diteliti. Titik tolak dalam menyusun instrument penelitian adalah
variable-variable penelitian. Definisi operasional tersebut menjadi dasar dalam membuat
instrument penelitian. Instrument penelitian dapat dibuat berupa pernyataan maupun
pertanyaan.
3) Vliditas dan Reliabilitas Instrument
a. Validitas Instrument
Suatu instrument memiliki validitas apabila, instrument tersebut mampu menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur. Jika seorang peneliti
ingin mengukur tentang kemiskinan, maka peneliti harus menguji validitas alat
ukurnya apakah memang benar alat ukur yang digunakan mampu mengukur
kemiskinan. Validitas ada berbagai macam yaitu :
1. Validitas Konstruk
Kerangka dari suatu konsep. Misalnya peneliti ingin mengukur konsep
religiusitas yang harus dilakukan peneliti adalah mencari apa saja kerangka dari
konsep tersebut. Kerangka konsep tersebut ditempuh dengan cara :
Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang ada
pada literature.
Bila ada literature tidak diperoleh definisi konsep yang ingin diukur, peneliti
harus mendefinisikan sediri konsep tersebut. Harus dengan ahli yang
kompeten dibidang konsep yang diukur.
Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden, atau
orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden.
2. Validitas Isi
Alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep.
3. Validitas Eksternal
Dalam penelitian social sudah cukup banyak alat pengukur yang diciptakan
oleh para peniliti untuk mengukur gejala social, alat pengukur tersebut sudah
memiliki validitas.
4. Validitas Prediktif
Kesahihan yang didasarkan pada hubungan yang teratur antara tingkah laku
apa yang diramalkan oleh sebuah tes dan tingkah laku sebenarnya yang
ditampilkan oleh individu atau kelompok. Alat pengukur yang dibuat oleh peneliti
dimaksudkan untuk memprediksi apa yang akan terjadi masa depan.
5. Validitas Budaya
Validitas ini penting bagi penelitian dinegara yang suku bangsanya sangat
bervariasi. Penelitian yang dilakukan sekaligus dibeberapa Negara dengan alat
ukur yang sama, juga akan mengalami problem validitas budaya.
6. Validitas Rupa
Validitas ini adalah validitas yag berbeda dengan validitas lainnya. Validitas
rupa tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur
tetapi hanya menunjukka bahwa dari segi rupanya suatu alat ukur tampaknya
mengukur apa yang ingin diukur.
b. Reliabilitas Instrument
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam
mengukur gejala yang sama.

4) Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrument


a. Cara Menguji Validitas Instrument
Dengan memahami cara penyusunan validitas konstruk, maka penyusunan
validitas lainnya akan lebih mudah karena pada dasarnya prinsip perhitungannya
adalah sama. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat dari para
ahli. Para ahli diminta pendapat tentang instrument yang akan disusun itu. Jumlah ahli
yang digunakan minimal 3 orang.
Instrument tersebut dicocokkan pada sampel darimana populasi diambil.
Jumlah sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan maka
pengujian validitas kontruksi dilakukan dengan analisis faktor dan mengkorelasikan
antar skor item instrument dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor
dengan skor total.
b. Cara Menguji Reliabilitas Instrument
Teknik yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrument suatu
penelitian yaitu :
Teknik Pengukuran Ulang
Dapat dilakukan dengan meminta kepada responden yang sama untuk menjawab
semua pertanyaan pada alat pengukur sebanyak dua kali dalam selang waktu
tidak terlalu dekat dan tidak terlalu lama (15-30 hari). Hasil pengukuran pertama
dikorelasikan dengan hasil pengukuran kedua. Bila angka korelasi melebihi angka
krisis maka korelasi tersebut signifikan. Berarti hasil pengukuran pertama
dengan pengukuran kedua relative konsisten, skala pengukuran yang disusun
reliable dan bila terjadi sebaliknya maka alat ukur tersebut dikatakan tidak
reliable.
Teknik Belah Dua
Dapat digunakan bila alat pengukur yang disusun haruslah memiliki cukup
banyak item (pertanyaan/pernyataan) yang dibuat untuk mengukur aspek yang
sama misalnya 50-60 item. Semakin banyak jumlah item maka reliabilitas alat
ukur semakin banyak.
Langkah-langkah :
1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung
validitas itemnya. Item yang valid dikumpulkan.
2. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan secara random atau atas
dasar nomer genap dan ganjil.
3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan, sehingga
memperoleh dua skor total untuk masing-masing responden, yaitu skor total
untuk belahan pertama dan kedua.
4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan
kedua.
5. Hasil korelasi yang diperoleh karena dibelah akan lebih rendah disbanding
dengan korelasi bila tidak dibelah, maka harus dicari angka reliabilitas untuk
keseluruhan item tanpa dibelah. Rumusnya :
2(r . tt )
r total=
1+r . tt
Ket :
r total = angka reliabilitas keseluruhan item
r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
Teknik Bentuk Pararel
Dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur untuk mengukur aspek yang
sama, kemudia dicari validitas untuk masing-masing jenis. Untuk menghitung
reliabilitas perlu mengkorelasikan skor total dari kedua alat pengukur tersbut.
Bila nilai korelasinya melebihi nilai korelasi yang ada pada table korelasi
product moment (signifikan) maka pengukur tersebut reliable.

Referensi :

Rahyuda, I Ketut, IGW Murjana Yasa dan Nyoman Yuliarmi. 2004. Buku Ajar Metodologi
Penelitian. Denpasar: FE Unud

Anda mungkin juga menyukai