Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami,
sehingga Laporan Lengkap mata kuliah Analisis Perencanaan Agrosistem dengan judul
Analisis Pemasaran Jamur Tiramini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami pun menghaturkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, DR.Helda ibrahim,
Msi dan Ir.Awaluddin yunus MPd yang telah banyak membantu sumbangan pemikiran
kepada kami, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami pun mengucapkan
terima kasih pada pihak perusahaan industri rumahtangga mas udin sebagai perusahaan kasus
yang bersedia membantu dan bekerja sama dengan kami.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan
ketidaksempurnaan. Hal ini semata disebabkan oleh kelemahan kami sebagai manusia yang
tidak luput dari salah dan khilaf. Oleh karenanya, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan ini.

Makassar,12 Februari 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
BAB IPENDAHULUAN......................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN.......................................................................................3
Dimensi Ekologi.................................................................................................. 3
Dimensi Teknologi............................................................................................... 4
Dimensi Ekonomi................................................................................................ 5
Dimensi Sosial.................................................................................................... 6

BAB III PROSES PROSES AGROSISTEM....................................................7


Pemodalan.......................................................................................................... 7
Proses Budidaya................................................................................................. 7
Proses Produksi................................................................................................... 9
Proses Pemasaran.............................................................................................. 9

BAB IVMASALAH MASALAH...................................................................10


Identifikasi Masalah.......................................................................................... 10
Struktur Masalah.............................................................................................. 13
Hubugan Kausal Persoalan............................................................................... 14

BAB V ANALISIS KEPUTUSAN.....................................................................15


BAB VI PENUTUP............................................................................................IV
Kesimpulan........................................................................................................ IV
Saran Saran.................................................................................................... IV

2
Analisis Pemasaran Jamur Tiram Bapak Irawan

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara
budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti
lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak
bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan
berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus ada pengetahuan khusus terhadap
budidaya tersebut.
Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur
ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi
tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga
pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga
lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman. Sehingga tidak
kegagalan dalam usaha budidaya jamur ini.
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk
kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang
cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukanbudidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh
berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal ini penting
untuk jadi patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur Pleurotus
ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak .
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini sebagai salah
satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk ditemukan di alam saat ini
dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu di perlukanlah suatu budidaya jamur
tiram untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak sedikit jamur yang berasal dari indonesia
di impor ke luar negeri.
Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha
menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini karena pengangguran
setiap tahun semakin meningkat. Proses pemasaran merupakan salah satu faktor penting
dalam menjalankan sebuah usaha. Kualitas produk yang baik harus di dukung dengan strategi

1
pemasaran yang baik pula, agar konsumen mengetahui bahwa produk yang ditawarkan layak
untuk di konsumsi.
Sama halnya dengan menjalankan usaha budidaya jamur, meskipun kini jamur tengah
menjadi primadona namun jika tidak dijalankan dengan pemasaran yang tepat maka sudah
dipastikan bahwa produk tersebut akan sulit diketahui pasar dan secara otomatis Anda akan
mengalami kerugian bahkan kegagalan dalam menjalankan bisnis tersebut.
Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan sebuah
usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram. Sebagus apapun
kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi pemasaran jamur yang
tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan produk tersebut.
Sehingga pemasaran produk jamur tersebut kurang berjalan lancar, dan akhirnya mengalami
kerugian hingga harus tumbang di tengah jalan.
Memiliki usaha dengan jumlah permintaan yang melimpah dapat dikatakan sebagai
tolak ukur sebuah keberhasilan bagi mereka yang menjalankan bisnis. Hal ini lah yang
akhirnya menjadi salah satu faktor penting dalam merintis usaha, selain kualitas produk itu
sendiri tentunya. Sama halnya ketika menjalankan bisnis jamur. Untuk dapat menjual seluruh
hasil panen dengan baik, kita harus memiliki jaringan pemasaran yang efektif dan solid.
Pada umumnya para pedagang tradisional yang menjual jamur tiram menginginkan
suplai produk selalu dilakukan, dalam arti kata Anda sebagai supplier harus konsekuen
dengan ketersediaan produk .

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dimensi agrosistem dalam pemasaran jamur tiram?
2. Bagaimana proses agrosistem dalam budidaya komoditi jamur tiram ?
3. Apa saja kendala yang di alami dalam usaha pemasaran jamur tiram ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dimensi dimensi agrosistem dalam pembudidayaan jamur tiram.
2. Mengetahui bagaimana proses agrosistem dalam komoditi jamur tiram.
3. Mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam pemasaran jamur tiram.

BAB IIPEMBAHASAN
Dimensi Ekologi

2
Dimensi relung adalah toleransi terhadap kondisi-kondisi yang bervariasi
(kelembapan, pH, temperatur, kecepatan angin, aliran air, dan sebagainya) dan
kebutuhannya akan sumber daya alam yang bervariasi. Di alam, dimensi relung suatu
spesies bersifat multidimensi. Relung dua dimensi contohnya adalah hubungan
temperatur dan salinitas sebagai bagian dari relung kerang di pasir. Untuk relung tiga
dimensi, contohnya adalah hubungan temperatur, pH, dan ketersediaan makanan
sebagai bagian dari relung suatu organisme.

Rumah Jamur (Kumbung)


Rumah jamur atau kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal
untuk pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat mutlak dalam
mencegah serangan hama penyakit pada jamur yang kita budidayakan.

Lingkungan yang Kondusif


Pertumbuhan jamur diawali dengan pertumbuhan miselium yang akan
membentuk tunas atau calon tubuh buah jamur (pin head), kemudian akan
berkembang menjadi tubuh buah (jamur). Untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi pertumbuhan pertumbuhan miselium dan tubuh jamur ini perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti suhu, intensitas cahaya matahari, keasaman
(pH), kelembaban dan oksigen. Suhu udara yang kondusif untuk menunjang
pertumbuhan miselium dan tubuh jamur tiram berkisar antara 23-28 derajat C
dengan suhu optimum 25 derajat C.

Intensitas Cahaya Matahari


Intensitas cahaya matahari diperlukan dalam budidaya jamur tiram, khususnya
saat pembentukan tubuh jamur. Pada dasarnya penyinaran cahaya matahari tidak
secara langsung dan menyebar merupakan cahaya yang baik bagi pertumbuhan
jamur tiram. Penyinaran cahaya matahari langsung bisa mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan miselium atau merusak tubuh buah yang sudah
terbentuk.

Derajat Keasaman (pH)


Derajat keasaman (pH) yang tepat memungkinkan jamur tumbuh optimal.
Untuk budidaya jamur tiram ini membutuhkan kisaran pH 5-7. Lingkungan yang
terlalu asam atau terlalu basah akan menghambat pertumbuhannya.

Kelembaban Udara

3
Kelembaban yang dibutuhkan selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan
tubuh jamur tiram adalah 90%. Cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar
kelembaban tetap terjaga adalah dengan menyiram lantai ruangan budidaya
menggunakan air bersih pada pagi dan sore hari, atau dengan cara penyemprotan
air menggunakan tangki sprayer.

Oksigen
Jamur merupakan tanaman saprofit semiaerob sehingga membutuhkan asupan
oksigen dalam jumlah cukup untuk menopang pertumbuhannya. Jika oksigen
tersedia dalam jumlah terbatas bisa menyebabkan jamur tiram menjadi layu dan
akhirnya mati.

Dimensi Teknologi

Dimensi teknologi merupakan suatu sistem yang sangat mendunia dan


berkembang pesat dan mampu menyampaikan sesuatu yg penting meskipun dari 1
negara ke negara lain.
Sprayer
Digunakan untuk menyiram jamur dan membantu untuk membuat rumah
jamur tetap terjaga kelembabannya.
Steamer
Digunakan untuk mensterilkan baglog yang akan digunakan untuk tempat
tumbuhnya jamur tiram.

Termometer dan Barometer


Termometer digunakan untuk melihat suhu udara di dalam rumah jamur.
Sedangkan barometer digunakan untuk melihat tekanan udara di dalam rumah
jamur.

Baglog
Digunakan sebagai media tempat tumbuhnya jamur.

Dimensi Ekonomi

Dimensi ekonomi adalah salah satu aspek yang dapat menyokong keberhasilan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dimensi ekomnomi ini harus
diperhatikan secara serius agar terciptanya pembangunan secara berkelanjutan. Dalam

4
hal ini tindakan eksploitasi secara besar-besaran menjadi masalah pokok yang sangat
urgent.
Pengeluaran :
Baglog : 5000 Baglog x Rp. 3.000,- = Rp. 15.000.000,-
Tenaga Kerja : 2 Orang x Rp. 800.000,- = Rp. 1.600.000,-
Pemasukan :
Harga Jual : Rp. 30.000/Kg
Produksi : 500 Kg
Jadi, Pemasukan yang diterima : Rp. 30.000,- x 500 Kg = Rp.
15.000.000,-

Dimensi Sosial

Dimensi Sosial merupakan dimensi yang dilihat dari tingkah laku manusia
dalam kelompok sosial, keluarga dan sesama lainnya serta penerimaan norma sosial
dan pengendalian tingkah laku.
Masyarakat sekitar
Masyarakat tidak merasakan adanya gangguan akibat aktivitas budidaya ini.
Mereka mengatakan dengan adanya tempat budidaya ini menjadi tempat mereka
untuk belajar dengan adanya sosialisasi dari pemilik tempat budidaya dan
beberapa warga setempat juga menggantungkan hidupnya dengan menjadi pekerja
di tempat budidaya.
Permanfaatan Sosial Media Sebagai Media Pemasaran
Pemasaran produk jamur tiram ini juga dipasarakan melalui media sosial.
Mereka menawarkan produknya dalam bentuk penjualan baglog maupun hasil
olahannya. Selain itu, pemilik juga sering menawarkan untuk bermitra dengan
masyarakat sebagai upayanya untuk memberdayakan orang lain.

5
BAB III PROSES PROSES AGROSISTEM
Pemodalan

Modal awal :

No Nama Barang Harga Satuan Banyaknya Total


1 Baglog Jamur Rp. 3.000,- 5000 Buah Rp.15.000.000,-
2 Pembuatan Kumbung Rp. 1.000.000,- 2 Unit Rp. 2.000.000.-
3 Ongkos Tenaga Kerja Rp. 800.000,- 2 Orang Rp. 1.600.000,-
4 Biaya Persiapan Rp. 5.000.000,- - Rp. 5.000.000,-
5 Alat & Bahan Rp. 5.000.000,- - Rp. 5.000.000,-
6 Dll Rp. 2.000.000,- - Rp. 2.000.000,-
Jumlah Rp. 30.600.000,-

Biaya Operasional

Biaya perawatan Rp. 500.000 /bulan x 4 bulan = Rp. 2.000.000,-

Operasional bensin, tenaga, dll diasumsikan Rp.150.000 /bulan x 4 bulan = Rp.


600.000,-

Pembayaran listrik, air, dll = Rp.100.000 /bulan x 4 bulan = Rp. 400.000,-

Maka, total biaya operasionalnya sebanyak Rp. 3.000.000,-

Proses Budidaya

Menyiapkan kumbung

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan
menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak
untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk
menjaga suhu dan kelembaban.

Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa
dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan
atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan
bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram
jamur bisa meresap.

Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat


bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat
dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain
dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.

Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa
dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas

6
rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah
baglog yang akan dibudidayakan.

Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih


dahulu. Berikut langkah-langkahnya:

Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.

Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung.


Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.

Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan.
Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.

Menyiapkan baglog

Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan
utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog
dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada
lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.

Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat
baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas
biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha
budidaya.

Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga
Rp. 2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat sendiri silahkan baca cara membuat
baglog jamur tiram.

Cara merawat baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara
vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang
baglog menghadap ke samping.

Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara
horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan
masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya
saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.

Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:

Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog.
Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan
penyiraman untuk menambah kelembaban.

Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar.
Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.

7
Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut,
bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi
penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu
pada kisaran 16-24oC.

Panen budidaya jamur tiram

Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan


miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan
tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila
perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan
jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan
kompos.

Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar.


Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum
pecah warnanya masih putih bersih. Bila masa panen lewat setengah hari saja maka
warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini,
jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya
berkisar 2-3 minggu.

Proses Produksi

Pengemasan yang baik akan sangat menunjang harga jual dan kualitas dari
jamur tiram itu sendiri. Jamur tiram sebaiknya dikemas dalam plastik ukuran
0,03x18mm dengan kapasitas per plastik sekitar 200 gram. Pada proses pengemasan
disarankan sekali menggunakan plastic sealer agar kondisi dalam plastik menjadi
kedap udara. Jamur dalam kondisi ini akan tetap segar meskipun hingga 3 hari.
1. Lakukan pemanenan maksimal 3 jam sebelum dikemas
2. Gunting tangkai (bonggol) jamur lalu pisahkan jamur yang baik
dengan jamur yang kond disinya kurang baik.
3. Timbang dengan ukuran yang dibutuhkan (200 gr, 250 gr, atau 500 gr)
4. Masukkan ke dalam plastik dan lakukan sealer (dipress)
5. Satukan jamur sesuai pesanan ( per 3 kg atau per 5 kg)
6. Jamur siap diedarkan ke tingkat tengkulak.
Proses Pemasaran

Sasaran pemsaran dari pemasaran jamur tiram ini adalah sebagai berikut :
- Outlet martabak
- Usaha catering
- Pelaku budidaya jamur (Baglog jamur)

Operasional pemasaran dilakukan dengan menggunakan motor. Terkadang


pembeli tersebut datang langsung untuk membeli. Selain dalam bentuk hasil panen,
Bapak Irawan juga menjualnya dalam bentuk baglog kepada pada pelaku budidaya
jamur. Menurutnya, sangat banyak anak muda yang tertarik dalam melakukan
budidaya jamur ini. Untuk pemasaran secara online tersendiri itu bertujuan untuk
menjaring pelanggan dari luar wilayah Sulawesi.

8
BAB IVMASALAH MASALAH
Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu rangkaiaan kegiatan
analisis yang bertujuan untuk mengenalai, mengurangi, dan menganalisis permasalaan yang
di tentukan agrosistem kasus serta mengetahui hubungan antara sebap akibat antara masalah.

Masalah adalah situasi yang memerlukan seseorang bertindak sepenuhnya atau


sebagian sebagai tanggu jawab. Persoalan yaitu masalah atau aspek tertentu yang di temukan
pada agro system kasus dan memerlukan suatu tindakan perbaikan kendala yaitu suatu
masalah yang tidak dapat di lakukan suatu tindakan kegiatan perbaikan namun dapat di
berikan perlakuan tertentu untuk mengurangi akibat yang akan di timbulkan.

Identifikasi masalah Mengenal masalah, dan menganalisis masalah yang ada maka
kita dapat melihat situasi dalam agrosistem kasus yang memerlukan di ambilnya suatu
tindakan .bagian ini membahas tentang analisis masalah dalam usaha pengembangan suatu
agrosistem di bagi dalam tiga sub bagian yaitu penetapan posisi penilaian, identifikasi
masalah dan hubungan akibat antara masalah ( strukturisasi masalah )

Identifikasi Masalah

Problematisasi merupakan upaya untuk mencari dan menemukan berbagai persoalan


yang menghambat kegiatan usaha yang di jalani selama ini. Problematisasi ini dimulai degan
mengidentipikasi masalah yang terjadi dalam pengusaha yang bertujuan untuk mengenai
masalah itu yang di temukan melalui pengumpulan data.

Kemudian masalah itu di buat dalam struktur untuk mencari hubungan sebab akibat
antara masalah yang satu degan masalah yang lain. Sedangkan strukturisasi ini bertujuan
untuk lebih memudahkan tindakan perbaikan yang akan di lakukan untuk mengatasi masalah
itu.

9
Berikut ini adalah matriks masalah dalam pemasaran jamur tiram :

N Keterangan
Uraian Masalah Indikator
O Persoalan Kendala
Banyaknya modal
Modal usaha yang
1 yang dibutuhkan
dimiliki terbatas
untuk memluai usaha
Banykanya ruangan
yang dibutuhkan
2 Lahan yang terbatas
dalam proses
budidaya
Faktor alam yang sulit di Suhu dan cuaca yang
3
prediksi tidak menentu
Hanya terdapat 2
4 Kurangnya tenaga kerja
tenaga kerja
Pemasaran masih
Kurangnya pasar untuk
5 meliputi wilayah
pemasaran produk
sekitar
Harga jamur yang tidak
6
menentu
Keuntungan yang tidak
7 Ketatnya persaingan
menentu
Rentannya jamur
Hama dan penyakit yang
terserang penyakit
8 dapat merusak
yang menyebabkan
pertumbuhan jamur
kerugian bagi petani
Bibit jamur yang kurang
9
baik
Kurangnya pasar
Banyaknya jamur yang
10 untuk menjual hasil
rusak akibat tidak laku
panen
Kurangnya masyarakat
Kurangnya promosi
11 yang mengetahui tentang
kepada masyarakat
usaha jamur tersebut
Budidaya jamur ini
Tingginya potensi
membutuhkan tempat
12 kegagalan dalam
yang steril untuk
budidaya
pertumbuhannya
Tingginya biaya
13 perawatan yang
dikeluarkan
Mahalnya bahan baku
14 yang digunakan untuk
pembuatan media tanam
15 Kurangnya tempat

10
pejualan baglog jamur
yang berkualitas
Teknologi yang
16 digunakan masih
tradisional
Rentannya penyakit
Kualitas dari hasil panen
17 yang menyebabkan
yang tidak menentu
menurunnya kualitas
Permainan harga oleh Karena tidak adanya
18
tengkulak harga yang menentu
Pembayaran hasil panen
19 oleh tengkulak kadang
tidak tepat waktu
Tidak bertahan lamanya
20
hasil panen
Banyak orang yang
Persaingan yang sangat semakin tertarik
21
ketat untuk melakukan
budidaya jamur ini
Kurangnya pengetahuan
tentang pengolahan
22
limbah dari baglog yang
rusak
Dalam budidaya
Tidak mudahnya mencari jamur dibutuhkan
23
tenaga kerja perlakuan yang
khusus
Permintaan konsumen
24
yang berubah ubah

11
Struktur Masalah

PENDAPATAN PETANI BERKURANG

ADANYA KUALITAS TIDAK KEUNTUNGA


PERMAINAN HASIL PANEN ADANYA N TIDAK
HARGA OLEH RENDAH PASAR UNTUK MENENTU
TENGKULAK MENJUAL
HASIL PANEN

KUALITAS HAMA & PENYAKIT FAKTOR ALAM


BIBIT YANG YANG MENYERANG (CUACA/IKLIM TIDAK
RENDAH ) KONSISTENN
YA
PERMINTAAN

MAHALNYA BIAYA
PERSAINGAN
PERAWATAN
YANG KETAT
MAHALNYA ALAT PENUNJANG

TENAGA KERJA
TERBATAS HARGA YANG
TIDAK
TEMPAT MENENTU
PRODUKSI/BUDIDAYA
KURANG

LAHAN YANG SEMPIT

MODAL YANG TERBATAS

12
Hubugan Kausal Persoalan

Kualitas Hasil
Adanya
Panen Rendah
Permainan Harga
Oleh Tengkulak
Pendapatan Petani
HPT
Kurang Faktor Alam
Kualitas Bibit
Redah
Tidak Adanya
Pasar untuk
menjual Hasil
Pasar Yang Tidak
Menentu

Dari diagram venn diatas:

bahwa pada seluruh aspek pemasaran, bagian diatas saling berkaitan satu sama lain. lahan dan
bangunan yang menjadi masalah adalah ruang produk sempit dan lahan dan bagunan usaha masih
sempit.

Masalah ini berkaitan satu sama lain dimana kualitas produk rendah maka volume produksi rendah
diakibatkan permintaan konsumen rendah. Bagian pemasaran masalah yang muncul yaitu volume
penjualan masih rendah dan permintaan konsumen rendah. Dan pada bagian keuangan masalah yang
muncul adalah modal investasi kurang, kemampuan dalam membeli bahan baku terbatas dan
pendapatan rendah. .Masalah utama yang terjadi pada responden yaitu volume produk yang
masihrendah.Karena masalah ini dapat menimbulkan berbagai masalah lain dan ketika masalah ini
diselesaikan maka dapat menyelasaikan masalah yang lainnya pula.

14
BAB V ANALISIS KEPUTUSAN
5.1 Pernyataan keputusan

Mencari pasar untuk menjual hasil panen


Mencoba inovasi untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil budidaya
Menambahkan modal

5.2 Alternatif

1. Mencari pinjaman uang dari keluarga


2. Membuat olahan dari jamur dan membuka usaha baru
3. Mencoba pemasaran online agar masyarakat luas bisa mengetahui akan
barang yang dipasarkan.

5.3 pertimbangan resiko atas alternatif

Meminjam kepada keluarga resikonya malu jika tidak tepat waktunya dibayar, sama
teman malu juga jika terlambat dikembalikan, Pinjam kepada bank resikonya adalah
terlambat bayar maka ditagih dan barang akan dilelang.

Modal Tercukupi
Tercukupinya modal dapat mempengaruhi ketersediaan bahan utama
pisang,karyawan,dan ketersediaan alat juga tempat usaha dapat terpenuhi maka
pengolahan usaha kripik pisang dapat berjalan dengan lancar.

15
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan

4. Dimensi dimensi agrosistem pada budidaya jamur yaitu :


- Dimensi Ekologis = kumbung jamur, suhu, intensitas cahaya, keasaman tanah,
dll
- Dimensi teknologi = sprayer, termometer, dll.
- Dimensi ekonomi = pengeluaran & Pemasukan
- Dimensi sosial = manfaat adanya budidaya jamur ini ditengah masyarakat.
2. Proses proses agrosistem pemasaran jamur yaitu :
- Pengemasan, penentuan pasar, dan harga hasil produksi
3. Masalah masalah yang dihadapi dalam pemasaran yaitu :
- Tidak adanya pasar
- Kualitas hasil panen rendah
- Tidak konsistennya harga
- Permintaan tidak menetap
- Tingginya persaingan

Saran Saran

1. Sebaiknya mencoba beberapa inovasi dalam pemasaran jamur tiram ini. Cobalah
dengan membuat hasil olahan yang terbuat dari jamur. Hal ini bertujuan untuk
menarik konsumen.

4
Lampiran :

Proses Pengisian Baglog

Proses Inkubasi

Penyakit Hitam Menyerang Jamur

5
Proses Pengemasan

Proses Dinstribusi

Anda mungkin juga menyukai