F. Ardhanareswara1, Nurul Fadhilah, Anggun Permata
1 Jurusan Sains Informasi Geografis, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat
kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa dengan menggunakan metode survei online untuk mendapatkan informasi terkait. Survei tersebut dilakukan dengen membuat kuesioner untuk melihat bagaimana persentasi kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa. Kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa saat ini bisa dikatakan sebagi budaya yang biasa ditemukan di kalangan mahasiswa, bukan lagi di kalangan laki-laki saja, melainkan kalangan mahasiswa perempuan kebudayaan tersebut juga sudah cukup biasa ditemukan. Kebisaan tersebut tergolong marak terjadi mungkin dikarenakan para perokok aktif belum merasakan efek samping dari merokok itu sendiri saat ini. Hal tersebut yang menjadikan kebanyakan dari mahasiswa tersebut yang bisa menjadikan kebanyakan perokok tersebut belum terlalu peduli dengan kondisi kesehatan mereka, mengingat rokok sebenarnya memiliki efek buruk untuk kesehatan.
Namun sebagian besar mahasiswa perokok tersebut sudah
memiliki keinginan untuk berhenti untuk meorkok. Hal yang demikian menggambarkan bahwa adanya harapan untuk mengurangi kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa dengan upaya yang intensif dan efektif. Kata kunci : Kualitas Permukiman, Kesehatan Masyarakat, Sistem Informasi Geografi, SIG, Penginderaan Jauh, Penginderaan Jauh Kesehatan.
yang disebabkan oleh rokok.
Meningkatnya kematian I. LATAR BELAKANG Permasalahan akibat akibat rokok berbanding merokok saat ini sudah lurus dengan jumlah remaja menjadi topik yang terus- perokok yang setiap tahunnya menerus dibicarakan. Telah cenderung mengalami banyak artikel dalam media peningkatan. Di Indonesia, cetak dan pertemuan ilmiah, perokok pemula adalah ceramah, wawancara radio mereka yang masih sangat atau televisi serta penyuluhan muda yaitu remaja. Perilaku mengenai bahaya rokok dan ini berawal pada masa remaja kerugian yang timbul karena dan meningkat menjadi merokok. Salah satunya perokok tetap dalam kurun adalah aspek sosial yang waktu beberapa tahun mempengaruhi keluarga, (Rochadi, 2004). Ada banyak teman, dan rekan kerja alas an yang (Rochmayani, 2008). melatarbelakangi perilaku Menurut WHO (2002), merokok pada remaja, selain Indonesia menempati urutan disebabkan dari factor kelima dalam konsumsi rokok lingkungan. Perilaku merokok di dunia. Rokok telah menjadi diawali oleh masa ingin tahu salah satu penyebab dan pengaruh teman sebaya kematian terbesar di dunia. (Komalasari,2002). Diperkirakan hingga Diperkirakan hingga menjelang 2030 kematian menjelang 2030 kematian akibat merokok akan akibat merokok akan mencapai 10 juta mencapai 10 juta pertahunnya dan di negara pertahunnya dan di negara berkembang diperkirakan berkembang diperkirakan tidak kurang 70% kematian tidak kurang 70% kematian yang disebabkan oleh rokok. merokok adalah faktor sosial Meningkatnya kematian atau lingkungan. Terkait hal akibat rokok berbanding itu, kita tentu telah lurus dengan jumlah remaja mengetahui bahwa karakter perokok yang setiap tahunnya seseorang banyak dibentuk cenderung mengalami oleh lingkungan sekitar, baik peningkatan. Hasil riset keluarga, tetangga, ataupun kesehatan dasar tahun 2010, teman pergaulan (Aula, di Indonesia usia perokok 2010). Mereka merokok makin muda, yaitu sebanyak disebabkan berbagai faktor 1,7% perokok mulai merokok ada yang bermula dari coba- pada usia 5-9 tahun. coba, pengaruh dari teman Persentase nasional yang merokok. Seperti yang penduduk berumur 15 tahun diungkapkan oleh Leventhal ke atas yang merokok setiap & Clearly (dalam Cahyani, hari sebesar 28,2%. Lebih 1995) terdapat 4 tahap dalam dari separuh (54,1%) perilaku merokok sehingga penduduk laki-laki berumur menjadi perokok yaitu: 1. Tahap Preparatory. 15 tahun ke atas merupakan Seseorang mendapatkan perokok harian. Persentase gambaran yang menyenang penduduk perokok yang kan mengenai merokok merokok tiap hari tampak dengan cara mendengar, tinggi pada kelompok umur melihat, atau dari hasil produktif (25-64 tahun) bacaan. Hal-hal ini dengan rentang 30,7%- menimbukan minat untuk 32,2%. Perilaku merokok yang merokok. 2. Tahap Initiation. dinilai merugikan telah Tahap perintisan merokok bergeser menjadi perilaku yaitu tahap apakah seseorang yang menyenangkan dan akan meneruskan ataukah menjadi aktifitas yang tidak terhadap perilaku bersifat obsesif. Faktor merokok. terbesar dari kebiasaan 3. Tahap becoming a kualitatif maupun penelitian smoker. Apabila seseorang kuantitatif. Instrumen telah mengkonsumsi rokok penelitian adalah alat atau sebanyak 4 batang per hari fasilitas yang digunakan oleh maka mempunyai peneliti dalam kecenderungan menjadi mengumpulkan data agar perokok. pekerjaannya lebih mudah 4. Tahap maintenance dan hasilnya lebih baik dalam of smoking. Tahap ini arti lebih cermat, lengkap, merokok sudah menjadi salah dan sistematis sehingga lebih satu bagian dari cara mudah diolah. pengarturan diri Saat ini dengan metode (selfregulating). Merokok pengumpulan data dengan dilakukan untuk memperoleh alat atau fasilitas efek fisiologis yang konvensional membutuhkan menyenangkan. waktu dan biaya yang sangat Dalam menganalisis besar. Seiring dengan kebiasaan merokok tersebut pesatnya perkembangan perlu dilakukan pengumpulan informasi dan teknologi, kini data. Data yang dikumpulkan banyak orang memanfaatkan diharapkan baik dan dapat kemajuan teknologi sebagai menjangkau seluruh populasi. alat atau fasilitas untuk Apabila tidak dapat pengumpulan data, sehingga menjangkau populasi dapat dapat menekan biaya untuk juga menggunakan sampel. pengumpulan data secara Sampel yang baik apabila signifikan, bayangkan saja diambil pada perwakilan jika contoh kasus dilakukan populasi yang baik. Dalam dengan metode konvensional pengumpulan data penelitian maka kurang lebih membutuhkan suatu dibutuhkan 100 orang untuk instrumen. Instrumen ini melakukan survey yang dibutuhkan untuk disebar ke seluruh pulau jawa pengambilan data untuk yang memerlukan waktu penelitian baik penelitian kurang lebih 1 bulan hingga yang telah dibuat pada semua data masuk, akan Google Form, orang lain tidak tetapi dengan memanfaatkan perlu memiliki akun Google perkembangan teknologi saat sehinga dapat dikatakan ini, pengumpulan data Form tersebut bersifat umum. tersebut bisa menjadi sangat Namun salah satu kelemahan cepat dengan mengirimkan dari Google Form baik dalam pesan ke setiap responden pembuatan Form maupun untuk melakukan pengisian pengisian Form harus melalui kuisioner melalui situs web gatget yang terkoneksi atau aplikasi mobile, dengan dengan internet. Pembuatan motode elektronik tersebut Google Form dapat dilakukan waktu yang diperlukan hanya melalui leptop, komputer dan beberapa menit dan saja bahkan Smartphone II. RUMUSAN MASALAH biaya yang di perlukan pun Perilaku merokok yang jauh lebih kecil dibandingkan dinilai merugikan telah harus membayar surveyor. bergeser menjadi perilaku Salah satu aplikasi yang yang menyenangkan dan dapat digunakan untuk menjadi aktifitas yang penjaringan data survey bersifat obsesif. Faktor adalah Google Form. Google terbesar dari kebiasaan Form adalah salah satu merokok adalah faktor aplikasi dari akun Google sosial atau lingkungan. yang bersifat umum. Dalam menganalisis Sehingga untuk membuat kebiasaan merokok suatu Form pada Google tersebut perlu dilakukan diwajibkan harus memiliki pengumpulan data. Data akun Google terlebih dahulu. yang dikumpulkan Dengan Google Form semua diharapkan baik dan dapat orang dapat membuat suatu menjangkau seluruh form yang dapat ditemukan populasi. Apabila tidak oleh semua orang dipenjuru dapat menjangkau dunia. Untuk mengisi Form populasi dapat juga menggunakan sampel. IV. TINJAUAN PUSTAKA Sampel yang baik apabila A. Survei diambil pada perwakilan Penelitian survei populasi yang baik. Saat adalah penelitaian yang ini dengan metode mengambil sampel dari pengumpulan data dengan satu populasi dan alat atau fasilitas menggunaka kuesioner konvensional sebagai alat membutuhkan waktu dan pengumpulan datanya biaya yang sangat besar. (Samanty, 2010). sumber Seiring dengan pesatnya informasi survei didapat perkembangan informasi dari responden. metode dan teknologi, kini banyak yang dapat digunakan orang memanfaatkan adalah angket atau kemajuan teknologi kuesioner. metode angket sebagai alat atau fasilitas berisi identitas dan untuk pengumpulan data, pertanyaan-pertanyaan. sehingga dapat menekan Menurut Hendry (2009) biaya untuk pengumpulan Jenis - jenis survei: 1. Sample survey : data secara signifikan. dilakukan pada Sehingga dapat penelitian sebagian populasi ini merumuskan (sample) bagaimana penggunaan 2. Sensus : survei aplikasi pengumpulan data yang tidak yaitu Google Form untuk menggunakan sample mengetahui kebiasaan 3. Public opinion merokok. poll : mengajukan pertanyaan kepada III. TUJUAN 1. Mengetahui pola responden tentang kebiasaan merokok suatu pendapat 2. Melakukan penjaringan umum data menggunakan 4. Cross sectional aplikasi Google Form survei : membandingkan dua dalam rangka kelompok orang atau meningkatkan aktivitas lebih untuk melihat kesehatan masyarakat perbedaan yang ada (Heryana, 2015). Hasil pada kelompok dari surveilans intinya tersebut. adalah tindakan yang 5. Survei berbentuk respon. longitudinal : melihat Respon terhadap perubahan atau surveilan ada dua tipe perkembangan yang yaitu Respon segera terjadi dalam (epidemic type response) perjalanan waktu, dan Respon terencana dibedakan menjadi (management type dua : response). a. Studi panel Online survei (panel studies) merupakan salah satu b. Studi cara pengumpulan data kecenderungan dalam survei. survei (trend studies) Survei dapat dilakukan dengan dilakukan untuk berbagai menggunakan web atau bidang, baik bidang email. namun, online ekonomi, bidang survey system ini psikologi ataupun bidang tertentu nya juga kesehatan. Surveilans mempunyai kekurangan, Kesehatan adalah misalnya apabila sistem prosedur sistematik tidak dilindungi dalam pengumpulan, password, maka akan pengolahan, analisis, dan mudah manipulasi data interpretasi data, yang dengan mengikuti survei diikuti dengan kali-kali untuk pengaplikasian data mendapatkan hasil yang tersebut pada program condong .(samanty, kesehatan masyarakat 2010). Online survei memiliki banyak mamfaat data dari peneliti dan kemudahan jika di kepada responden bandingkan survey dan sebaliknya. 3. Jangkauan, offline. Menurut setiawan Dengan penelitian (2012), terdapat berbagai online, jangkauan mamfaat dan kemudahan penelitian semakin antara lain: 1. Biaya, luas sejauh di lokasi penggunaan tersebut dapat penelitian online mengakses internet. dapat menghemat Dengan penelitian biaya-biaya yang online ini harus dikeluarkan kesempatan untuk mencetak responden dari kuesioner serta berbagai wilayah mengirimkan semakin besar untuk kuesioner baik dari terlibat dalam peneliti kepada pengisian kuesioner responden maupun online. 4. Multi bahasa. dari responden Penelitian online juga kepada peneliti. memungkinkan Biaya percetakan, penyelenggaraan biaya surat melalui survei dalam pos dapat ditekan. 2. Estimasi waktu, berbagai bahasa. penggunaan Dari satu penelitian penelitian online dapat diterjemahkan yang siaga 24 jam, ke berbagai bahasa, serta kecepatan sehingga responden pengiriman data dari negara lain melalui email dapat ikut memberikan berpartisipasi. 5. Multi media. pengehematan waktu Penelitian online dalam pengiriman memungkinkan responden dalam penggunaan berbagai mengaksesnya. multi media yang Selain menggunakan kaya variasi meliputi komputer desktop, audio, video dan penelitian online ini gambar sehingga dapat diakses tampilan dari menggunakan kuesioner semakin notebook, mobile mudah dipahami oleh device, smartphone, responden dan tablet dan handphone jawaban yang yang sudah sangat diberikan akan banyak digunakan semakin mengena. oleh masyarakat. 6. Kuota B. Rokok Merokok adalah responden. Penelitian menghisap rokok, online sdangkan rokok adalah memungkinkan gulugan tembakau yang jumlah responden di bungkus oleh daun yang hampir tidak nipah ataua kertas terbatas, sejauh (poerwadarminta, kapasitas database 1982:830) merokok yang digunakan oleh merupakan perilaku yang peneliti. Untuk kompleks karena penelitian yang merupakan hasil interaksi mensyaratkan jumlah dari aspek kognitif, kuota responden kondisi psikologis, dan tertentu penelitian keadaan fisiologis. online ini akan Merokok sudah menjadi sangat membantu. 7. Media kebiasaan dan kebutuhan penyebaran. bagi orang tua, Penelitian online di mahasiswa bahkan internet sangat remaja. Kebiasaan memudahkan merokok di kalangan mahasiswa dianggap baik penghasilan tetap, yang bagi mahasiswa yang menjadikan rokok merokok itu sendiri, sebagai trend masa kini. karena bagi sebagian Kebiasaan merokok yang mahasiwa. terus berkembang adalah Rokok merupakan salah satu bukti bahwa sumber inspirasi, rokok telah menjadi mengilangkan budaya bagi bangsa ini. kebosananan, rasa ( Maspupah dan ngantuk, dan lain Risdayanti, 2013) sebagainya. Kebiasaan Persepsi merokok yang sering kali mahasiswa terhadap berorientasi pada gengsi, rokok dan dampak pencapaian nama baik, negatif dari perilaku penerimaan pada suatu merokok pastinya kalangan tertentu, dan berbeda-beda. Persepsi lain sebagainya seakan pada hakikatnya adalah menjadi milik semua proses kognitif yang kalangan yang dialami oleh setiap orang menjerumuskan generasi di dalam memahami muda kelembah informaasi tentang keterpurukan. Ironisnya lingkungannya, baik kebiasaan yang banyak lewat penglihatan, menyumbang dampak pendengaran, negatif ini tidak hanya penghayatan, perasaan berkembang pada dan penciuman. Persepsi kalangan-kalangan yang adalah rangsangan dari terbilang mampu dalam luar diri individu hal ekonomi, akan tetapi (stimulus), individu juga merambah di semua menjadi sadar akan kalangan khususnya adanya stimulus ini generasi muda yang melalui sel-sel syaraf belum memiliki reseptor (penginderaan) yang peka terhadap merupakan suatu bentuk-bentuk energi perilaku yang kompleks tertentu. Bila sumber karena merupakan hasil energi itu cukup kuat interaksi dari aspek untuk merangsang sel-sel kognitif, lingkungan reseptor maka terjadilah social, kondisi psikologis pengindraan. Jika dan fisiolohgis (Aritonang sejumlah pengindraan dalam sari et al, 2003:81) disatukan dan secara kognitif para dikoordinasikan di dalam perokok tidak pusat syaraf yang lebih memperlihatkann tinggi (otak) sehingga keyakinan yang tinggi manusia bisa mengenali terhadap bahaya yang dan menilai objek-objek didapat dari merokok. (Sarlito. 1992: 45). Dari aspek social, para C. Motivasi perokok mengatakan Motivasi diartikan bahawa mereka sebagai dorongan untuk terpanguruh orang-orang bertindak dalam lain di sekitarnya. Secara mencapai tujuan tertentu. psikologi, perilaku Hasil dari dorongan dan merokok dilakukan untuk gerakan ini diwujudkan mengurangi ketegangan dalam bentuk perilaku dan melupakan sejenak (notoatmodjo,203:132). masalah yang dihadapi. Tingkah laku bermotivasi Menurut sylvan merupakan tingkah laku Tomkins (2000) dalam karena adanya kebutuhan mutadin Z (2007), ada dan diarahkan pada tipe perilaku merokok pencapaian tertentu dan berdasarkan suatu kehendak Management of affect terpuaskan. Hal ini dapat theory yaitu: menjadi factor yang 1. tipe perokok mempengaruhi seseorang yang dipengaruhi untuk merokok. Merokok oleh kebiasaan positif. Dengan misalnya bila ia merokok seseorang marah, gelisah, merasakan merokok, dianggap penambahan citra sebagai penyelamat. 3. perilaku rasa positif. Green merokok aditif. menyatakan dalam Mereka yang sudah psychological factor adiktif akan in smoking, menambah dosis menambahkan dua rokok setiap saat subtype perilaku setelah efek dari merokok: a. perilaku rokok berkurang 4. perilaku meroko hanya merokok yang sudah untuk menambah menjadi kebiasaan. atau Mereka meningkatkan menggunakan kenikmatan yang rokokm sama sekali sudah didapat, bukan karena misalnya merokok mengendalikan setelah minum perasaan tetapi kopi atau makan. b. Perilaku karena mereka merokok hanya benar-benar menjadi dilakukan sekedar kebiasaan rutin D. Dampak Merokok Bagi untuk Kesehatan menyenangkan Merokok perasaan menimbulkan berbagai 2. perilaku risiko penyakit dan merokok dipengaruhi merupakan suatu oleh perasaan kebiasaan tanpa tujuan negative. Banyak positif bagi kesehatan orang yang merokok mnusia. Seseorang yang untuk mengurangi telah kecanduan rokok perasaan negative akan sukar untuk tenggorokan, melepaskan diri dari esophagus, sistem kebiasaan merokok, pencernaan, kndung sehingga para ahli kemih, ginjal, kesehatan tertarik pancreas, usus besar memahami kebiasaan dan pada wanita yang jelas-jelas adalah kanker leher berbahaya bagi Rahim 4. Penyakit kesehatan berminat jantung memahami mengapa 5. Stroke kebiasaan yang jelas-jelas 6. Kardiovas 7. Gangguan berbahaya bagi kehamilan apabila si kesehatan sesorang ibu adalah seorang tersebut sulit di perokok berat tanggungalangi (Wilson, seperti berat bayi Df, 1992). Menuru lahir rendah (BBLR), riyadina W (1995), bayi lahir prematu, terdapat berbagai keguguran, kematian macama penyakit yang bayi sesudah lahir, ditimbulkan oleh rokok, kematian mendadak beberpa diantara adalah pada bayi dan sebagai berikut: 1. Kanker paru gangguan kesehatan 2. Penyakit yang fisik maupun berkaitan dengan intelektual anak yang pernapasan seperti bertumbuh asthma, infeksi 8. Gangguan pernapasan, kesehatan pada kulit emfisema dan sehingga terjadi penyakit serius proses penuaan dini lainnya pada kulit tampak 3. Penyakit lebih kusam dan kanker lainnya terjadi kerutan kulit dimulut, yang lebih dalam dan luas. V. METODE Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur mengenai kegiatan survei dan kebiasaan merokok yang ada dalam lingkup mahasiswa. VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Memahami teknik survey dan Perilaku merokok psikologis dan pengaruh merupakan hal yang biasa rokok terhadap kesehatan. bagi kebanyakan masyarakat Metode selanjutnya yaitu Indonesia, khususnya kaum merancang pertanyaan dan lelaki dewasa. Dalam sepuluh variable yang akan dicapai tahun terakhir, konsumsi dalam penelitian . rokok di Indonesia pengumpulan data mengalami peningkatan menggunakan metode survei sebesar 44,1% dan jumlah online. Survei menggunakan perokok mencapai 70% aplikasi yang ada pada sistem penduduk Indonesia. Begitu aplikasi ataupun web. Setelah pula di kalangan mahasiswa, mendapatkan hasil dan data, jumlah perokok aktif maka tahap selanjutnya yaitu dikalangan mahasiswa sangat menganalisis dan menarik kerap dijumpai, bahkan di kesimpulan dari penelitian. area kampus. Hal yang Adapun untuk lebih jelas demikian memberikan dapat dilihat dari diagram gambaran bahwa merokok alir sebagai berikut: bisa dikatakan sebagai suatu budaya yang memasyarakat hampir di semua kalangan, mengingat dari adanya bahaya atau efek samping dari merokok tersebut. Penelitian ini dilakukan yang ikut serta dalam dengan melakukan survei penelitian ini didominasi oleh online terkait kebiasaan mahasiswa berusia 20-25% merokok di kalangan sebanyak 71,4%, sedangkan mahasiswa, terlepas dari persentasi usia lainnya lokasi kampus maupun adalah 15,5% berusia di tingkat jenjang bawah 20 tahun, 9,5% pendidikannya. Dari 109 berusia 25-30 tahun, dan responden yang mengisi sisanya sekitar 3,6 responden kuesioner terbuka tersebut, perokok berusia lebih dari 30 67,9% di antaranyamengaku tahun. Saat ditanyai sejak pernah mencoba untuk kapan memulai untuk merokok. Kebanyakan dari merokok, maka perbesaran perokok yang mengisi datanya lebih merata. Dimana kuesioner tersebut sebanyak 30,8% mengaku merupakan pria, dan sangat sudah merokok lebih dari 5 sedikit di antaranya adalah tahun yang lalu, 23,1% mulai perempuan. Hal tersebut merokok dari antara 2 menujukkan bahwa kebiasaan sampai 5 tahun yang lalu, dan merokok di di kalangan yang mulai merokok kurang mahasiswa didominasi oleh dari 2 tahun yang lalu kalangan pria. Dilihat dari sebayak 9,2%. Sebayak jumlahnya, maka kebiasaan 36,9% responden menjawab merokok di kalangan di luar pilihan yang mahasiswa sudah sangat disediakan di atas, dan membudaya, yang mana setelah ditelusuri, jumlah perokok di kalangan kebanyakan di antaranya mahasiswa sudah mencapai memulai meroko dari usia proporsi atua rasio remana antara 12-19 tahun. perbandingan yang cukup Hal tersebut menggambarkan tinggi dibandimgkan dnegan bahwa kebiasaan meroko di mahasiswa yang tidak kalangan mahasiswa sudah merokok. Mahasiswa perokok dimulai saat mereka berada pengawasan dan arahan dari di usia remaja sekitar usia orang tua dan guru perlu anak sekolah dasar tingkat diperketat untuk akhir sampai anak sekolan menghindarkan anak utnuk menengah akhir. Dan sedikit mengenal rokok, mengingat di antaranya memulai dampak bahaya yang merokok saat di awal ditimbulkan dari merokok. Jumlah batang rokok memasuki jenjang yang dikonsumsi sehari-hari perkuliahan. Hal yang oleh perokok juga beragam. demikian memberikan Responden yang merupakna gambaran bahwa budaya peorkok berat atau yang merokok kebanyakan dimuali biasa dalam kesehariannya saat seseorang menginjak merokok sebanyak 1 bungkus usia remaja saat seseorang rokok atau lebih berkisar telah merasa besar dan sebanyak 25,4 % (9% lingkup pergaulannya yang mengkonsumsi rokok lebih mulai menyebar. Hal yang dari 1 bungkus), dan yang demikian dapat dijadikan merokok sebanyak 5-10 sebuah analisa bahwa faktor batang rokok sebanyak 28,4% lingkungan dapat dan yang meroko kurang dari mempengaruhi bagaimana 5 batg rokok setiap harinya sikap seseorang untuk adalah 20,9% dan sisanya mencoba memulai mengenal sebesar 25,4% merupakan dan terbiasa dengan rokok. responden yang tidak meroko Dan usia remaja merupakan atau responde perokok yang usia yang rentan bagi tidak menjawab. Diliha dari seseorang untuk mengenal proporsi banyaknya jumlah hal yang baru, termasuk rokok yang dikonsumsi setiap dunia rokok yang dapat hari, maka dapat dikatakan berakibat merokok menjadi bahwa seperempat salah satu kebiasaan yang mahasiswa yang terlinat dilakukannya di kemudian merupakan peroko berat har. Oleh karenanya yang mana dalam sehari bisa mereka, sedangkan 55% di menghabiskan rokok sampai antaranya belum pernah 1 bungkus atau lebih rokok, melakukan cek kesehatan dimana umumnya 1 bungkus mereka. Hal tersebut yang rokok berisi 12-16 batang. menjadi suatu anomali, Sedangkan harga rokok yang dimana kebanyakan di biasa dijual terbuka di antaranya pernah melakukan masyarakat berharga kisaran cek kesehatan, namun masih antara 12.000 sampai 20.000 banak perkok yang tetap aktif rupiah. Angka tersebut meroko di kalangan mengisyaratkan bahwa mahasiswa. Ternyata alasan pengeluaran untuk perokok mereka untuk tetap bertahan berat perbulan bisa mencapai merokok antaranya adalah angka yang cukup tinggi, sebanyak 34,9% mengaku antara 360.000 600.000 merokok sudah merupakan rupiah perbulan hanya untuk kebiasaan, 27,4 % merasakan biaya merokok untuk perokok tidak ada efek samping dari berat. Angka tersebut meroko itu sendiri, 36,2 tergolong tinggi untuk mengaku sulit lepas dari kalangan mahasiswa, yang rokok, dan 2,7 di antaranya mana pada umumnya menganggap rokok diantaranya belum bisa merupakan kebutuhan pokok menghasilkan uang sendiri di kehidupannya. Hal yang menandakan biaya tersebut yang menjadikan hidup perokok berat cukup alasan menngapa perokok tinggi untuk kalangan memilih bertahan sebagai mahasiswa. perokok aktif. Hal yang Kesadaran akan menarik di sini adalah adanya kesehatan dikalangan kecenderungan dimana masyarakat sebenarnya merokok jadi suatu budaya cukup baik, dimana sekitar yang telah terbiasa dilakukan 45% perokok mengaku dikalangan mahasiswa pria pernah mengecek kesehatan yang menjadikan para perokok menjadi sulit untuk Namun dimungkinkan lepas dari kebiasaan tersebut. kebanyakan dari perokok Bisa jadi dasar mengapa bertahan untuk merokok sebagian di antaranya tidak memang karena belum melalukan cek kesehatan merasakan efek samping dari karena para peroko tidak rokok itu sendiri. Namun sebagian besar merasakan efek buruk dari perokok terebut berkeinginan merokok. Kebanyakan keluhan untuk berhenti merokok, yang dirasakan oleh perkokok yaitu sebesar 59,7% merupakan biaya roko yang responden. Namun sebanyak semakin mahal sebesar 13,4% responden tidak 56,5% responden. Dengan memiliki keinginan untuk harga rokok yang semakin berhenti dari kebiasaan mahal menjadikan biaya yang merokok. Sedangkan dikeluarkan untuk rokok sebanyak 26,9% responden menjadi lebih tinggi, begitu masih ragu untuk berhenti pula di kalangan mahasiswa. untuk merokok. Hal tersebut Sedangkan keluhan lain yang menandakan masih adanya dirasakan oleh mahasiswa kemungkinan yang sangat perokok antaranya adalah besar untuk menghentikan 11,7% responden merasa kebiasaan merokok di sering batuk setelah kalangan mahasiswa. merokok, dan 31,7% Memang hanya saja usaha responden merasa nafas tersebut membutuhkan upaya mereka menjadi pendek yang tidak instan karena sebagai efek dari merokok. kebiasaan tersebut telah Hal yang demikian membudaya di kalangan menggambaran bahwa mahasiswa. Namun apabila merokok memang dapat dilakukan suatu upaya yang menimbulkan efke samping intensif dan efisien, harapan yang buruk, bahkan untuk untuk menghentkan jangka pendek sekalipun. kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa bisa saja kebanyakan perokok berbuah baik. Hal ini menjadi tersebut belum terlalu penting karena mahasiswa peduli dengan kondisi adalah salah satu pilar kesehatan mereka, pembangunan bangsa, karena mengingat rokok mahasiswa adalah penerus sebenarnya memiliki efek perjuangan bangsa yang buruk untuk kesehatan. Namun sebagian menjadi pundak dalam besar mahasiswa perokok pembangunan bangsa. tersebut sudah memiliki keinginan untuk berhenti VII. KESIMPULAN Kebiasaan merokok untuk meorkok. Hal yang di kalangan mahasiswa demikian menggambarkan saat ini bisa dikatakan bahwa adanya harapan sebagi budaya yang biasa untuk mengurangi ditemukan di kalangan kebiasaan merokok di mahasiswa, bukan lagi di kalangan mahasiswa kalangan laki-laki saja, dengan upaya yang melainkan kalangan intensif dan efektif. mahasiswa perempuan kebudayaan tersebut juga sudah cukup biasa DAFTAR PUSTAKA
tersebut tergolong marak faktor yang Berhubungan terjadi mungkin dengan kebiasaan Merokok dikarenakan para perokok Remaja (Studi di Kelurahan aktif belum merasakan Ngaliyan, Kota Semarang efek samping dari Tahun 2007). Jurnal Kemas, merokok itu sendiri saat 3(2):126-138 ini. Hal tersebut yang WHO (2008). Report On The menjadikan kebanyakan Global Tobacco Epidemic, dari mahasiswa tersebut 2008: the MPOWER package. yang bisa menjadikan Geneva: World Health https://www.google.com/intl/id/fo Organization, 2008. rms/about/ diakses tanggal 29 Oktober 2016 Pukul 23.43 Rochadi, K (2004). Hubungan Konformitas dengan perilaku http://www.kompasiana.com/ikhi Merokok pada Remaja baawanh/google- sekolah SMUN di 5 wilayah formulir_552ffe816ea834f17f DKI Jakarta. Disertasi 8b4632 30 Oktober 2016 Program Pasca Sarjana Studi Pukul 02.49 Ilmu Kesehatan Masyarakat Hendry, Jhon. 2009. Teknik Universitas Indonesia. Pengumpulan Data Primer Komalasari D, Helmi A. (2002). Survei Dalam Pemasaran. FaktorFaktor Penyebab Universitas gunadarma Perilaku Merokok Pada halaman 1 Remaja Jurnal Psikologi Heryana, Ade. 2015. Surveilans Universitas Gadjah Mada. Epidemiologi. Penyakit Yogyakarta: Universitas Menular Materi Online Class Gadjah Mada. Mata Kuliah Epidemiologi Aula, Lisa Ellizabet, (2010). Stop Penyakit Menular Merokok. Jogjakarta : (IKE361)Universitas Esa Garailmu Unggul Jakarta.
Cahyani, B. 1995. Hubungan Maspupah dan Risdayati. 2013.
antara Persepsi terhadap Kebiasaan Merokok Di Merokok dan Kepercayaan Kalangan Mahasiswa (Studi Diri dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas pada Siswa STM Ilmu Sosial Dan Ilmu Polotik) Muhammadiyah Pakem Unuversitas Riau . Sleman Yogyakarta. Skripsi. http://repository.unri.ac.id/xm Tidak diterbitkan. lui/bitstream/handle/1234567 Yogyakarta: Fakultas 89/3651/Jurnal.pdf? Psikologi UGM sequence=1 Mu;tadin. 2002. Kebiasaan Kesehatan. Majalah Merokok. Kompas. Kesehatan Masyarakat http://.www.E-Psychology.com Indonesia; 52:33-34
Pendididkan Dan Perilaku Psikologi Lingkungan. Kesehatan. jakarta: PT Jakarta: Gramedia Rineka Cipta Widiasarana Indonesia.
Poerwardarminta,W.J.S. 1993. Setiawan, Titus Permadi. 2012.
Kamus Umum Bahasa Survei Online Penunjang Indonesia. Jakarta:Balai Penelitian Praktis Dan Pustaka Akademis. International Business Management, Samanty, Intan. 2010. Universitas Ciputra, Implementasi Dan Analisa Surabaya 60219. Seminar Sistem Survei Online Nasional Teknologi Informasi Berbasis PHP dan & Komunikasi Terapan 2012 MySQL.skripsi.fakultas (Semantik 2012) ISBN 979 - teknik, Program studi Teknik 26 - 0255 - 0 Semarang, 23 elektro Universitas Juni 2012 Indonesia. Wilson, D.F. 1992. Oral disease Sari,A. T., Dkk. 2003. Empati dan in The Tropics. Adelaide Perilaku Merokok di Tempat Oxford university Press: 105- Umum. Jurnal Psikologi tahun 109 XXX No. 2 halaman 81-90. Yogyakarta: Universitas gadjah mada