Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN SURVEI OLNINE

UNTUK KAJIAN KEBIASAAN MEROKOK


DI KALANGAN MAHASISWA

F. Ardhanareswara1, Nurul Fadhilah, Anggun Permata


1
Jurusan Sains Informasi Geografis, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat


kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa dengan menggunakan
metode survei online untuk mendapatkan informasi terkait. Survei
tersebut dilakukan dengen membuat kuesioner untuk melihat
bagaimana persentasi kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa.
Kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa saat ini bisa dikatakan
sebagi budaya yang biasa ditemukan di kalangan mahasiswa, bukan
lagi di kalangan laki-laki saja, melainkan kalangan mahasiswa
perempuan kebudayaan tersebut juga sudah cukup biasa
ditemukan. Kebisaan tersebut tergolong marak terjadi mungkin
dikarenakan para perokok aktif belum merasakan efek samping dari
merokok itu sendiri saat ini. Hal tersebut yang menjadikan
kebanyakan dari mahasiswa tersebut yang bisa menjadikan
kebanyakan perokok tersebut belum terlalu peduli dengan kondisi
kesehatan mereka, mengingat rokok sebenarnya memiliki efek buruk
untuk kesehatan.

Namun sebagian besar mahasiswa perokok tersebut sudah


memiliki keinginan untuk berhenti untuk meorkok. Hal yang
demikian menggambarkan bahwa adanya harapan untuk
mengurangi kebiasaan merokok di kalangan mahasiswa dengan
upaya yang intensif dan efektif.
Kata kunci : Kualitas Permukiman, Kesehatan Masyarakat, Sistem
Informasi Geografi, SIG, Penginderaan Jauh, Penginderaan Jauh
Kesehatan.

yang disebabkan oleh rokok.


Meningkatnya kematian
I. LATAR BELAKANG
Permasalahan akibat akibat rokok berbanding
merokok saat ini sudah lurus dengan jumlah remaja
menjadi topik yang terus- perokok yang setiap tahunnya
menerus dibicarakan. Telah cenderung mengalami
banyak artikel dalam media peningkatan. Di Indonesia,
cetak dan pertemuan ilmiah, perokok pemula adalah
ceramah, wawancara radio mereka yang masih sangat
atau televisi serta penyuluhan muda yaitu remaja. Perilaku
mengenai bahaya rokok dan ini berawal pada masa remaja
kerugian yang timbul karena dan meningkat menjadi
merokok. Salah satunya perokok tetap dalam kurun
adalah aspek sosial yang waktu beberapa tahun
mempengaruhi keluarga, (Rochadi, 2004). Ada banyak
teman, dan rekan kerja alas an yang
(Rochmayani, 2008). melatarbelakangi perilaku
Menurut WHO (2002), merokok pada remaja, selain
Indonesia menempati urutan disebabkan dari factor
kelima dalam konsumsi rokok lingkungan. Perilaku merokok
di dunia. Rokok telah menjadi diawali oleh masa ingin tahu
salah satu penyebab dan pengaruh teman sebaya
kematian terbesar di dunia. (Komalasari,2002).
Diperkirakan hingga Diperkirakan hingga
menjelang 2030 kematian menjelang 2030 kematian
akibat merokok akan akibat merokok akan
mencapai 10 juta mencapai 10 juta
pertahunnya dan di negara pertahunnya dan di negara
berkembang diperkirakan berkembang diperkirakan
tidak kurang 70% kematian tidak kurang 70% kematian
yang disebabkan oleh rokok. merokok adalah faktor sosial
Meningkatnya kematian atau lingkungan. Terkait hal
akibat rokok berbanding itu, kita tentu telah
lurus dengan jumlah remaja mengetahui bahwa karakter
perokok yang setiap tahunnya seseorang banyak dibentuk
cenderung mengalami oleh lingkungan sekitar, baik
peningkatan. Hasil riset keluarga, tetangga, ataupun
kesehatan dasar tahun 2010, teman pergaulan (Aula,
di Indonesia usia perokok 2010). Mereka merokok
makin muda, yaitu sebanyak disebabkan berbagai faktor
1,7% perokok mulai merokok ada yang bermula dari coba-
pada usia 5-9 tahun. coba, pengaruh dari teman
Persentase nasional yang merokok. Seperti yang
penduduk berumur 15 tahun diungkapkan oleh Leventhal
ke atas yang merokok setiap & Clearly (dalam Cahyani,
hari sebesar 28,2%. Lebih 1995) terdapat 4 tahap dalam
dari separuh (54,1%) perilaku merokok sehingga
penduduk laki-laki berumur menjadi perokok yaitu:
1. Tahap Preparatory.
15 tahun ke atas merupakan
Seseorang mendapatkan
perokok harian. Persentase
gambaran yang menyenang
penduduk perokok yang
kan mengenai merokok
merokok tiap hari tampak
dengan cara mendengar,
tinggi pada kelompok umur
melihat, atau dari hasil
produktif (25-64 tahun)
bacaan. Hal-hal ini
dengan rentang 30,7%-
menimbukan minat untuk
32,2%.
Perilaku merokok yang merokok.
2. Tahap Initiation.
dinilai merugikan telah
Tahap perintisan merokok
bergeser menjadi perilaku
yaitu tahap apakah seseorang
yang menyenangkan dan
akan meneruskan ataukah
menjadi aktifitas yang
tidak terhadap perilaku
bersifat obsesif. Faktor
merokok.
terbesar dari kebiasaan
3. Tahap becoming a kualitatif maupun penelitian
smoker. Apabila seseorang kuantitatif. Instrumen
telah mengkonsumsi rokok penelitian adalah alat atau
sebanyak 4 batang per hari fasilitas yang digunakan oleh
maka mempunyai peneliti dalam
kecenderungan menjadi mengumpulkan data agar
perokok. pekerjaannya lebih mudah
4. Tahap maintenance
dan hasilnya lebih baik dalam
of smoking. Tahap ini
arti lebih cermat, lengkap,
merokok sudah menjadi salah
dan sistematis sehingga lebih
satu bagian dari cara
mudah diolah.
pengarturan diri Saat ini dengan metode
(selfregulating). Merokok pengumpulan data dengan
dilakukan untuk memperoleh alat atau fasilitas
efek fisiologis yang konvensional membutuhkan
menyenangkan. waktu dan biaya yang sangat
Dalam menganalisis
besar. Seiring dengan
kebiasaan merokok tersebut
pesatnya perkembangan
perlu dilakukan pengumpulan
informasi dan teknologi, kini
data. Data yang dikumpulkan
banyak orang memanfaatkan
diharapkan baik dan dapat
kemajuan teknologi sebagai
menjangkau seluruh populasi.
alat atau fasilitas untuk
Apabila tidak dapat
pengumpulan data, sehingga
menjangkau populasi dapat
dapat menekan biaya untuk
juga menggunakan sampel.
pengumpulan data secara
Sampel yang baik apabila
signifikan, bayangkan saja
diambil pada perwakilan
jika contoh kasus dilakukan
populasi yang baik. Dalam
dengan metode konvensional
pengumpulan data penelitian
maka kurang lebih
membutuhkan suatu
dibutuhkan 100 orang untuk
instrumen. Instrumen ini
melakukan survey yang
dibutuhkan untuk
disebar ke seluruh pulau jawa
pengambilan data untuk
yang memerlukan waktu
penelitian baik penelitian
kurang lebih 1 bulan hingga yang telah dibuat pada
semua data masuk, akan Google Form, orang lain tidak
tetapi dengan memanfaatkan perlu memiliki akun Google
perkembangan teknologi saat sehinga dapat dikatakan
ini, pengumpulan data Form tersebut bersifat umum.
tersebut bisa menjadi sangat Namun salah satu kelemahan
cepat dengan mengirimkan dari Google Form baik dalam
pesan ke setiap responden pembuatan Form maupun
untuk melakukan pengisian pengisian Form harus melalui
kuisioner melalui situs web gatget yang terkoneksi
atau aplikasi mobile, dengan dengan internet. Pembuatan
motode elektronik tersebut Google Form dapat dilakukan
waktu yang diperlukan hanya melalui leptop, komputer dan
beberapa menit dan saja bahkan Smartphone
II. RUMUSAN MASALAH
biaya yang di perlukan pun
Perilaku merokok yang
jauh lebih kecil dibandingkan
dinilai merugikan telah
harus membayar surveyor.
bergeser menjadi perilaku
Salah satu aplikasi yang
yang menyenangkan dan
dapat digunakan untuk
menjadi aktifitas yang
penjaringan data survey
bersifat obsesif. Faktor
adalah Google Form. Google
terbesar dari kebiasaan
Form adalah salah satu
merokok adalah faktor
aplikasi dari akun Google
sosial atau lingkungan.
yang bersifat umum.
Dalam menganalisis
Sehingga untuk membuat
kebiasaan merokok
suatu Form pada Google
tersebut perlu dilakukan
diwajibkan harus memiliki
pengumpulan data. Data
akun Google terlebih dahulu.
yang dikumpulkan
Dengan Google Form semua
diharapkan baik dan dapat
orang dapat membuat suatu
menjangkau seluruh
form yang dapat ditemukan
populasi. Apabila tidak
oleh semua orang dipenjuru
dapat menjangkau
dunia. Untuk mengisi Form
populasi dapat juga
menggunakan sampel.
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Sampel yang baik apabila
A. Survei
diambil pada perwakilan Penelitian survei
populasi yang baik. Saat adalah penelitaian yang
ini dengan metode mengambil sampel dari
pengumpulan data dengan satu populasi dan
alat atau fasilitas menggunaka kuesioner
konvensional sebagai alat
membutuhkan waktu dan pengumpulan datanya
biaya yang sangat besar. (Samanty, 2010). sumber
Seiring dengan pesatnya informasi survei didapat
perkembangan informasi dari responden. metode
dan teknologi, kini banyak yang dapat digunakan
orang memanfaatkan adalah angket atau
kemajuan teknologi kuesioner. metode angket
sebagai alat atau fasilitas berisi identitas dan
untuk pengumpulan data, pertanyaan-pertanyaan.
sehingga dapat menekan Menurut Hendry (2009)
biaya untuk pengumpulan Jenis - jenis survei:
1. Sample survey :
data secara signifikan.
dilakukan pada
Sehingga dapat penelitian
sebagian populasi
ini merumuskan
(sample)
bagaimana penggunaan
2. Sensus : survei
aplikasi pengumpulan data
yang tidak
yaitu Google Form untuk
menggunakan sample
mengetahui kebiasaan 3. Public opinion
merokok. poll : mengajukan
pertanyaan kepada
III. TUJUAN
1. Mengetahui pola responden tentang
kebiasaan merokok suatu pendapat
2. Melakukan penjaringan
umum
data menggunakan 4. Cross sectional
aplikasi Google Form survei :
membandingkan dua dalam rangka
kelompok orang atau meningkatkan aktivitas
lebih untuk melihat kesehatan masyarakat
perbedaan yang ada (Heryana, 2015). Hasil
pada kelompok dari surveilans intinya
tersebut. adalah tindakan yang
5. Survei
berbentuk respon.
longitudinal : melihat
Respon terhadap
perubahan atau
surveilan ada dua tipe
perkembangan yang
yaitu Respon segera
terjadi dalam
(epidemic type response)
perjalanan waktu,
dan Respon terencana
dibedakan menjadi
(management type
dua :
response).
a. Studi panel
Online survei
(panel studies)
merupakan salah satu
b. Studi
cara pengumpulan data
kecenderungan
dalam survei. survei
(trend studies)
Survei dapat dilakukan dengan
dilakukan untuk berbagai menggunakan web atau
bidang, baik bidang email. namun, online
ekonomi, bidang survey system ini
psikologi ataupun bidang tertentu nya juga
kesehatan. Surveilans mempunyai kekurangan,
Kesehatan adalah misalnya apabila sistem
prosedur sistematik tidak dilindungi
dalam pengumpulan, password, maka akan
pengolahan, analisis, dan mudah manipulasi data
interpretasi data, yang dengan mengikuti survei
diikuti dengan kali-kali untuk
pengaplikasian data mendapatkan hasil yang
tersebut pada program condong .(samanty,
kesehatan masyarakat 2010). Online survei
memiliki banyak mamfaat data dari peneliti
dan kemudahan jika di kepada responden
bandingkan survey dan sebaliknya.
3. Jangkauan,
offline. Menurut setiawan
Dengan penelitian
(2012), terdapat berbagai
online, jangkauan
mamfaat dan kemudahan
penelitian semakin
antara lain:
1. Biaya, luas sejauh di lokasi
penggunaan tersebut dapat
penelitian online mengakses internet.
dapat menghemat Dengan penelitian
biaya-biaya yang online ini
harus dikeluarkan kesempatan
untuk mencetak responden dari
kuesioner serta berbagai wilayah
mengirimkan semakin besar untuk
kuesioner baik dari terlibat dalam
peneliti kepada pengisian kuesioner
responden maupun online.
4. Multi bahasa.
dari responden
Penelitian online juga
kepada peneliti.
memungkinkan
Biaya percetakan,
penyelenggaraan
biaya surat melalui
survei dalam
pos dapat ditekan.
2. Estimasi waktu, berbagai bahasa.
penggunaan Dari satu penelitian
penelitian online dapat diterjemahkan
yang siaga 24 jam, ke berbagai bahasa,
serta kecepatan sehingga responden
pengiriman data dari negara lain
melalui email dapat ikut
memberikan berpartisipasi.
5. Multi media.
pengehematan waktu
Penelitian online
dalam pengiriman
memungkinkan responden dalam
penggunaan berbagai mengaksesnya.
multi media yang Selain menggunakan
kaya variasi meliputi komputer desktop,
audio, video dan penelitian online ini
gambar sehingga dapat diakses
tampilan dari menggunakan
kuesioner semakin notebook, mobile
mudah dipahami oleh device, smartphone,
responden dan tablet dan handphone
jawaban yang yang sudah sangat
diberikan akan banyak digunakan
semakin mengena. oleh masyarakat.
6. Kuota B. Rokok
Merokok adalah
responden. Penelitian
menghisap rokok,
online
sdangkan rokok adalah
memungkinkan
gulugan tembakau yang
jumlah responden
di bungkus oleh daun
yang hampir tidak
nipah ataua kertas
terbatas, sejauh
(poerwadarminta,
kapasitas database
1982:830) merokok
yang digunakan oleh
merupakan perilaku yang
peneliti. Untuk
kompleks karena
penelitian yang
merupakan hasil interaksi
mensyaratkan jumlah
dari aspek kognitif,
kuota responden
kondisi psikologis, dan
tertentu penelitian
keadaan fisiologis.
online ini akan
Merokok sudah menjadi
sangat membantu.
7. Media kebiasaan dan kebutuhan
penyebaran. bagi orang tua,
Penelitian online di mahasiswa bahkan
internet sangat remaja. Kebiasaan
memudahkan merokok di kalangan
mahasiswa dianggap baik penghasilan tetap, yang
bagi mahasiswa yang menjadikan rokok
merokok itu sendiri, sebagai trend masa kini.
karena bagi sebagian Kebiasaan merokok yang
mahasiwa. terus berkembang adalah
Rokok merupakan
salah satu bukti bahwa
sumber inspirasi,
rokok telah menjadi
mengilangkan
budaya bagi bangsa ini.
kebosananan, rasa
( Maspupah dan
ngantuk, dan lain
Risdayanti, 2013)
sebagainya. Kebiasaan Persepsi
merokok yang sering kali mahasiswa terhadap
berorientasi pada gengsi, rokok dan dampak
pencapaian nama baik, negatif dari perilaku
penerimaan pada suatu merokok pastinya
kalangan tertentu, dan berbeda-beda. Persepsi
lain sebagainya seakan pada hakikatnya adalah
menjadi milik semua proses kognitif yang
kalangan yang dialami oleh setiap orang
menjerumuskan generasi di dalam memahami
muda kelembah informaasi tentang
keterpurukan. Ironisnya lingkungannya, baik
kebiasaan yang banyak lewat penglihatan,
menyumbang dampak pendengaran,
negatif ini tidak hanya penghayatan, perasaan
berkembang pada dan penciuman. Persepsi
kalangan-kalangan yang adalah rangsangan dari
terbilang mampu dalam luar diri individu
hal ekonomi, akan tetapi (stimulus), individu
juga merambah di semua menjadi sadar akan
kalangan khususnya adanya stimulus ini
generasi muda yang melalui sel-sel syaraf
belum memiliki reseptor (penginderaan)
yang peka terhadap merupakan suatu
bentuk-bentuk energi perilaku yang kompleks
tertentu. Bila sumber karena merupakan hasil
energi itu cukup kuat interaksi dari aspek
untuk merangsang sel-sel kognitif, lingkungan
reseptor maka terjadilah social, kondisi psikologis
pengindraan. Jika dan fisiolohgis (Aritonang
sejumlah pengindraan dalam sari et al, 2003:81)
disatukan dan secara kognitif para
dikoordinasikan di dalam perokok tidak
pusat syaraf yang lebih memperlihatkann
tinggi (otak) sehingga keyakinan yang tinggi
manusia bisa mengenali terhadap bahaya yang
dan menilai objek-objek didapat dari merokok.
(Sarlito. 1992: 45). Dari aspek social, para
C. Motivasi
perokok mengatakan
Motivasi diartikan
bahawa mereka
sebagai dorongan untuk
terpanguruh orang-orang
bertindak dalam
lain di sekitarnya. Secara
mencapai tujuan tertentu.
psikologi, perilaku
Hasil dari dorongan dan
merokok dilakukan untuk
gerakan ini diwujudkan
mengurangi ketegangan
dalam bentuk perilaku
dan melupakan sejenak
(notoatmodjo,203:132).
masalah yang dihadapi.
Tingkah laku bermotivasi
Menurut sylvan
merupakan tingkah laku
Tomkins (2000) dalam
karena adanya kebutuhan
mutadin Z (2007), ada
dan diarahkan pada
tipe perilaku merokok
pencapaian tertentu dan
berdasarkan
suatu kehendak
Management of affect
terpuaskan. Hal ini dapat
theory yaitu:
menjadi factor yang 1. tipe perokok
mempengaruhi seseorang yang dipengaruhi
untuk merokok. Merokok oleh kebiasaan
positif. Dengan misalnya bila ia
merokok seseorang marah, gelisah,
merasakan merokok, dianggap
penambahan citra sebagai penyelamat.
3. perilaku
rasa positif. Green
merokok aditif.
menyatakan dalam
Mereka yang sudah
psychological factor
adiktif akan
in smoking,
menambah dosis
menambahkan dua
rokok setiap saat
subtype perilaku
setelah efek dari
merokok:
a. perilaku rokok berkurang
4. perilaku
meroko hanya
merokok yang sudah
untuk menambah
menjadi kebiasaan.
atau
Mereka
meningkatkan
menggunakan
kenikmatan yang
rokokm sama sekali
sudah didapat,
bukan karena
misalnya merokok
mengendalikan
setelah minum
perasaan tetapi
kopi atau makan.
b. Perilaku karena mereka
merokok hanya benar-benar menjadi
dilakukan sekedar kebiasaan rutin
D. Dampak Merokok Bagi
untuk
Kesehatan
menyenangkan
Merokok
perasaan
menimbulkan berbagai
2. perilaku
risiko penyakit dan
merokok dipengaruhi
merupakan suatu
oleh perasaan
kebiasaan tanpa tujuan
negative. Banyak
positif bagi kesehatan
orang yang merokok
mnusia. Seseorang yang
untuk mengurangi
telah kecanduan rokok
perasaan negative
akan sukar untuk tenggorokan,
melepaskan diri dari esophagus, sistem
kebiasaan merokok, pencernaan, kndung
sehingga para ahli kemih, ginjal,
kesehatan tertarik pancreas, usus besar
memahami kebiasaan dan pada wanita
yang jelas-jelas adalah kanker leher
berbahaya bagi Rahim
4. Penyakit
kesehatan berminat
jantung
memahami mengapa
5. Stroke
kebiasaan yang jelas-jelas 6. Kardiovas
7. Gangguan
berbahaya bagi
kehamilan apabila si
kesehatan sesorang
ibu adalah seorang
tersebut sulit di
perokok berat
tanggungalangi (Wilson,
seperti berat bayi
Df, 1992). Menuru
lahir rendah (BBLR),
riyadina W (1995),
bayi lahir prematu,
terdapat berbagai
keguguran, kematian
macama penyakit yang
bayi sesudah lahir,
ditimbulkan oleh rokok,
kematian mendadak
beberpa diantara adalah
pada bayi dan
sebagai berikut:
1. Kanker paru gangguan kesehatan
2. Penyakit yang
fisik maupun
berkaitan dengan
intelektual anak yang
pernapasan seperti
bertumbuh
asthma, infeksi 8. Gangguan
pernapasan, kesehatan pada kulit
emfisema dan sehingga terjadi
penyakit serius proses penuaan dini
lainnya pada kulit tampak
3. Penyakit
lebih kusam dan
kanker lainnya
terjadi kerutan kulit
dimulut,
yang lebih dalam dan
luas.
V. METODE
Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini
adalah studi literatur
mengenai kegiatan survei dan
kebiasaan merokok yang ada
dalam lingkup
mahasiswa.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Memahami teknik survey dan Perilaku merokok
psikologis dan pengaruh merupakan hal yang biasa
rokok terhadap kesehatan. bagi kebanyakan masyarakat
Metode selanjutnya yaitu Indonesia, khususnya kaum
merancang pertanyaan dan lelaki dewasa. Dalam sepuluh
variable yang akan dicapai tahun terakhir, konsumsi
dalam penelitian . rokok di Indonesia
pengumpulan data mengalami peningkatan
menggunakan metode survei sebesar 44,1% dan jumlah
online. Survei menggunakan perokok mencapai 70%
aplikasi yang ada pada sistem penduduk Indonesia. Begitu
aplikasi ataupun web. Setelah pula di kalangan mahasiswa,
mendapatkan hasil dan data, jumlah perokok aktif
maka tahap selanjutnya yaitu dikalangan mahasiswa sangat
menganalisis dan menarik kerap dijumpai, bahkan di
kesimpulan dari penelitian. area kampus. Hal yang
Adapun untuk lebih jelas demikian memberikan
dapat dilihat dari diagram gambaran bahwa merokok
alir sebagai berikut: bisa dikatakan sebagai suatu
budaya yang memasyarakat
hampir di semua kalangan,
mengingat dari adanya
bahaya atau efek samping
dari merokok tersebut.
Penelitian ini dilakukan yang ikut serta dalam
dengan melakukan survei penelitian ini didominasi oleh
online terkait kebiasaan mahasiswa berusia 20-25%
merokok di kalangan sebanyak 71,4%, sedangkan
mahasiswa, terlepas dari persentasi usia lainnya
lokasi kampus maupun adalah 15,5% berusia di
tingkat jenjang bawah 20 tahun, 9,5%
pendidikannya. Dari 109 berusia 25-30 tahun, dan
responden yang mengisi sisanya sekitar 3,6 responden
kuesioner terbuka tersebut, perokok berusia lebih dari 30
67,9% di antaranyamengaku tahun.
Saat ditanyai sejak
pernah mencoba untuk
kapan memulai untuk
merokok. Kebanyakan dari
merokok, maka perbesaran
perokok yang mengisi
datanya lebih merata. Dimana
kuesioner tersebut
sebanyak 30,8% mengaku
merupakan pria, dan sangat
sudah merokok lebih dari 5
sedikit di antaranya adalah
tahun yang lalu, 23,1% mulai
perempuan. Hal tersebut
merokok dari antara 2
menujukkan bahwa kebiasaan
sampai 5 tahun yang lalu, dan
merokok di di kalangan
yang mulai merokok kurang
mahasiswa didominasi oleh
dari 2 tahun yang lalu
kalangan pria. Dilihat dari
sebayak 9,2%. Sebayak
jumlahnya, maka kebiasaan
36,9% responden menjawab
merokok di kalangan
di luar pilihan yang
mahasiswa sudah sangat
disediakan di atas, dan
membudaya, yang mana
setelah ditelusuri,
jumlah perokok di kalangan
kebanyakan di antaranya
mahasiswa sudah mencapai
memulai meroko dari usia
proporsi atua rasio
remana antara 12-19 tahun.
perbandingan yang cukup
Hal tersebut menggambarkan
tinggi dibandimgkan dnegan
bahwa kebiasaan meroko di
mahasiswa yang tidak
kalangan mahasiswa sudah
merokok. Mahasiswa perokok
dimulai saat mereka berada pengawasan dan arahan dari
di usia remaja sekitar usia orang tua dan guru perlu
anak sekolah dasar tingkat diperketat untuk
akhir sampai anak sekolan menghindarkan anak utnuk
menengah akhir. Dan sedikit mengenal rokok, mengingat
di antaranya memulai dampak bahaya yang
merokok saat di awal ditimbulkan dari merokok.
Jumlah batang rokok
memasuki jenjang
yang dikonsumsi sehari-hari
perkuliahan. Hal yang
oleh perokok juga beragam.
demikian memberikan
Responden yang merupakna
gambaran bahwa budaya
peorkok berat atau yang
merokok kebanyakan dimuali
biasa dalam kesehariannya
saat seseorang menginjak
merokok sebanyak 1 bungkus
usia remaja saat seseorang
rokok atau lebih berkisar
telah merasa besar dan
sebanyak 25,4 % (9%
lingkup pergaulannya yang
mengkonsumsi rokok lebih
mulai menyebar. Hal yang
dari 1 bungkus), dan yang
demikian dapat dijadikan
merokok sebanyak 5-10
sebuah analisa bahwa faktor
batang rokok sebanyak 28,4%
lingkungan dapat
dan yang meroko kurang dari
mempengaruhi bagaimana
5 batg rokok setiap harinya
sikap seseorang untuk
adalah 20,9% dan sisanya
mencoba memulai mengenal
sebesar 25,4% merupakan
dan terbiasa dengan rokok.
responden yang tidak meroko
Dan usia remaja merupakan
atau responde perokok yang
usia yang rentan bagi
tidak menjawab. Diliha dari
seseorang untuk mengenal
proporsi banyaknya jumlah
hal yang baru, termasuk
rokok yang dikonsumsi setiap
dunia rokok yang dapat
hari, maka dapat dikatakan
berakibat merokok menjadi
bahwa seperempat
salah satu kebiasaan yang
mahasiswa yang terlinat
dilakukannya di kemudian
merupakan peroko berat
har. Oleh karenanya
yang mana dalam sehari bisa mereka, sedangkan 55% di
menghabiskan rokok sampai antaranya belum pernah
1 bungkus atau lebih rokok, melakukan cek kesehatan
dimana umumnya 1 bungkus mereka. Hal tersebut yang
rokok berisi 12-16 batang. menjadi suatu anomali,
Sedangkan harga rokok yang dimana kebanyakan di
biasa dijual terbuka di antaranya pernah melakukan
masyarakat berharga kisaran cek kesehatan, namun masih
antara 12.000 sampai 20.000 banak perkok yang tetap aktif
rupiah. Angka tersebut meroko di kalangan
mengisyaratkan bahwa mahasiswa. Ternyata alasan
pengeluaran untuk perokok mereka untuk tetap bertahan
berat perbulan bisa mencapai merokok antaranya adalah
angka yang cukup tinggi, sebanyak 34,9% mengaku
antara 360.000 600.000 merokok sudah merupakan
rupiah perbulan hanya untuk kebiasaan, 27,4 % merasakan
biaya merokok untuk perokok tidak ada efek samping dari
berat. Angka tersebut meroko itu sendiri, 36,2
tergolong tinggi untuk mengaku sulit lepas dari
kalangan mahasiswa, yang rokok, dan 2,7 di antaranya
mana pada umumnya menganggap rokok
diantaranya belum bisa merupakan kebutuhan pokok
menghasilkan uang sendiri di kehidupannya. Hal
yang menandakan biaya tersebut yang menjadikan
hidup perokok berat cukup alasan menngapa perokok
tinggi untuk kalangan memilih bertahan sebagai
mahasiswa. perokok aktif. Hal yang
Kesadaran akan
menarik di sini adalah adanya
kesehatan dikalangan
kecenderungan dimana
masyarakat sebenarnya
merokok jadi suatu budaya
cukup baik, dimana sekitar
yang telah terbiasa dilakukan
45% perokok mengaku
dikalangan mahasiswa pria
pernah mengecek kesehatan
yang menjadikan para
perokok menjadi sulit untuk Namun dimungkinkan
lepas dari kebiasaan tersebut. kebanyakan dari perokok
Bisa jadi dasar mengapa bertahan untuk merokok
sebagian di antaranya tidak memang karena belum
melalukan cek kesehatan merasakan efek samping dari
karena para peroko tidak rokok itu sendiri.
Namun sebagian besar
merasakan efek buruk dari
perokok terebut berkeinginan
merokok.
Kebanyakan keluhan untuk berhenti merokok,
yang dirasakan oleh perkokok yaitu sebesar 59,7%
merupakan biaya roko yang responden. Namun sebanyak
semakin mahal sebesar 13,4% responden tidak
56,5% responden. Dengan memiliki keinginan untuk
harga rokok yang semakin berhenti dari kebiasaan
mahal menjadikan biaya yang merokok. Sedangkan
dikeluarkan untuk rokok sebanyak 26,9% responden
menjadi lebih tinggi, begitu masih ragu untuk berhenti
pula di kalangan mahasiswa. untuk merokok. Hal tersebut
Sedangkan keluhan lain yang menandakan masih adanya
dirasakan oleh mahasiswa kemungkinan yang sangat
perokok antaranya adalah besar untuk menghentikan
11,7% responden merasa kebiasaan merokok di
sering batuk setelah kalangan mahasiswa.
merokok, dan 31,7% Memang hanya saja usaha
responden merasa nafas tersebut membutuhkan upaya
mereka menjadi pendek yang tidak instan karena
sebagai efek dari merokok. kebiasaan tersebut telah
Hal yang demikian membudaya di kalangan
menggambaran bahwa mahasiswa. Namun apabila
merokok memang dapat dilakukan suatu upaya yang
menimbulkan efke samping intensif dan efisien, harapan
yang buruk, bahkan untuk untuk menghentkan
jangka pendek sekalipun. kebiasaan merokok di
kalangan mahasiswa bisa saja kebanyakan perokok
berbuah baik. Hal ini menjadi tersebut belum terlalu
penting karena mahasiswa peduli dengan kondisi
adalah salah satu pilar kesehatan mereka,
pembangunan bangsa, karena mengingat rokok
mahasiswa adalah penerus sebenarnya memiliki efek
perjuangan bangsa yang buruk untuk kesehatan.
Namun sebagian
menjadi pundak dalam
besar mahasiswa perokok
pembangunan bangsa.
tersebut sudah memiliki
keinginan untuk berhenti
VII. KESIMPULAN
Kebiasaan merokok untuk meorkok. Hal yang
di kalangan mahasiswa demikian menggambarkan
saat ini bisa dikatakan bahwa adanya harapan
sebagi budaya yang biasa untuk mengurangi
ditemukan di kalangan kebiasaan merokok di
mahasiswa, bukan lagi di kalangan mahasiswa
kalangan laki-laki saja, dengan upaya yang
melainkan kalangan intensif dan efektif.
mahasiswa perempuan
kebudayaan tersebut juga
sudah cukup biasa DAFTAR PUSTAKA

ditemukan. Kebisaan Rochmayani, D.S. 2008. Faktor-


tersebut tergolong marak faktor yang Berhubungan
terjadi mungkin dengan kebiasaan Merokok
dikarenakan para perokok Remaja (Studi di Kelurahan
aktif belum merasakan Ngaliyan, Kota Semarang
efek samping dari Tahun 2007). Jurnal Kemas,
merokok itu sendiri saat 3(2):126-138
ini. Hal tersebut yang
WHO (2008). Report On The
menjadikan kebanyakan
Global Tobacco Epidemic,
dari mahasiswa tersebut
2008: the MPOWER package.
yang bisa menjadikan
Geneva: World Health https://www.google.com/intl/id/fo
Organization, 2008. rms/about/ diakses tanggal 29
Oktober 2016 Pukul 23.43
Rochadi, K (2004). Hubungan
Konformitas dengan perilaku http://www.kompasiana.com/ikhi
Merokok pada Remaja baawanh/google-
sekolah SMUN di 5 wilayah formulir_552ffe816ea834f17f
DKI Jakarta. Disertasi 8b4632 30 Oktober 2016
Program Pasca Sarjana Studi Pukul 02.49
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hendry, Jhon. 2009. Teknik
Universitas Indonesia.
Pengumpulan Data Primer
Komalasari D, Helmi A. (2002). Survei Dalam Pemasaran.
FaktorFaktor Penyebab Universitas gunadarma
Perilaku Merokok Pada halaman 1
Remaja Jurnal Psikologi
Heryana, Ade. 2015. Surveilans
Universitas Gadjah Mada.
Epidemiologi. Penyakit
Yogyakarta: Universitas
Menular Materi Online Class
Gadjah Mada.
Mata Kuliah Epidemiologi
Aula, Lisa Ellizabet, (2010). Stop Penyakit Menular
Merokok. Jogjakarta : (IKE361)Universitas Esa
Garailmu Unggul Jakarta.

Cahyani, B. 1995. Hubungan Maspupah dan Risdayati. 2013.


antara Persepsi terhadap Kebiasaan Merokok Di
Merokok dan Kepercayaan Kalangan Mahasiswa (Studi
Diri dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas
pada Siswa STM Ilmu Sosial Dan Ilmu Polotik)
Muhammadiyah Pakem Unuversitas Riau .
Sleman Yogyakarta. Skripsi. http://repository.unri.ac.id/xm
Tidak diterbitkan. lui/bitstream/handle/1234567
Yogyakarta: Fakultas 89/3651/Jurnal.pdf?
Psikologi UGM sequence=1
Mu;tadin. 2002. Kebiasaan Kesehatan. Majalah
Merokok. Kompas. Kesehatan Masyarakat
http://.www.E-Psychology.com Indonesia; 52:33-34

Notoatmojdjo,S.2003. Sarlito, Wirawan Sarwono. 1992.


Pendididkan Dan Perilaku Psikologi Lingkungan.
Kesehatan. jakarta: PT Jakarta: Gramedia
Rineka Cipta Widiasarana Indonesia.

Poerwardarminta,W.J.S. 1993. Setiawan, Titus Permadi. 2012.


Kamus Umum Bahasa Survei Online Penunjang
Indonesia. Jakarta:Balai Penelitian Praktis Dan
Pustaka Akademis. International
Business Management,
Samanty, Intan. 2010.
Universitas Ciputra,
Implementasi Dan Analisa
Surabaya 60219. Seminar
Sistem Survei Online
Nasional Teknologi Informasi
Berbasis PHP dan
& Komunikasi Terapan 2012
MySQL.skripsi.fakultas
(Semantik 2012) ISBN 979 -
teknik, Program studi Teknik
26 - 0255 - 0 Semarang, 23
elektro Universitas
Juni 2012
Indonesia.
Wilson, D.F. 1992. Oral disease
Sari,A. T., Dkk. 2003. Empati dan
in The Tropics. Adelaide
Perilaku Merokok di Tempat
Oxford university Press: 105-
Umum. Jurnal Psikologi tahun
109
XXX No. 2 halaman 81-90.
Yogyakarta: Universitas
gadjah mada

Ridiyana, W. 1995. Pengaruh


Paparan rokok Terhadap

Anda mungkin juga menyukai