Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN PEMETAAN PERSEBARAN TINGKAT

KETERSEDIAAN FASILITAS KESEHATAN


DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013

Nurul Fadhilah
Jurusan Sains Informasi Geografis, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada
Nurulfadhilah19@gmail.com

Abstrak

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan


ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah
salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Ketersediaan fasilitas kesehatan untuk masyarakat adalah
salah satu aspak yang menentukan bagaimana tingkat kualitas
pelayanan kesehatan di suatu wilayah. penelitan ini dilakukan untuk
memetakan bagaiaman persebaran dari kondisi dan distribusi psetiap
parameter fasilitas kesehatan masyarakat serta menilai bagaimana
tingkat ketersediaan fasilitas umum yang ada di Jawa Barat pada tahun
2013. Adanya peta-peta tersebut diharapkan aka dilakukannya evaluasi
mengenai kondisi kualitas pelayanan dari kesehatan masyarakat dari
sisi ketersediaan fasilitas kesehatannya. Didapatkan bahwa hanya
terdapat tiga kabupaten/kota yang memiliki tingat ketesediaan fasilitas
kesehatan yang baik, 15 lainnya memiliki tingkat ketersediaan fasilitas
keehatan dalam tingkat sedang, dan 8 lainnya dinilai buruk dalam
menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat.
Kata kunci : Fasilitas Kesehatan Jawa Barat, Fasilitas Kesehatan,
Pemetaan Fasilitas Kesehatan, SIG Kesehatan, SIG

I. LATAR BELAKANG ketersediaan dan mutu fasilitas


II. Kesehatan merupakan
pelayanan kesehatan, obat dan
salah satu investasi yang
perbekalan kesehatan, tenaga
paling penting untuk
kesehatan, pembiayaan dan
mewujudkan kesejahteraan
manajemen kesehatan.
masyarakat. Pembangunan IV.Untuk mewujudkan
kesehatan harus dipandang peningkatan derajat dan status
sebagai suatu investasi untuk kesehatan penduduk,
meningkatkan kualitas sumber ketersediaan dan
daya manusia. Dalam keterjangkauan fasilitas dan
pengukuran Indeks sarana kesehatan merupakan
Pembangunan Manusia (IPM), salah satu faktor penentu
kesehatan adalah salah satu utama. Adanya fasilitas
komponen utama selain kesehatan yang memadai untuk
pendidikan dan pendapatan masyarakat akan memberikan
Dalam Undang-undang Nomor jaminan penanganan kesehatan
23 tahun 1992 tentang yang ada di suatu masyarakat
Kesehatan ditetapkan bahwa akan membaik dan pada
kesehatan adalah keadaan akhirnya adalah tingmat
sejahtera dari badan, jiwa dan kesehatan masyarakat
sosial yang memungkinkan diharapkan akan meningkat
setiap orang hidup produktif pula.
V. Pelayanan merupakan
secara sosial dan ekonomi.
III. Kondisi umum suatu aktivitas atau
kesehatan dipengaruhi oleh serangkaian alat yang bersifat
berbagai faktor yaitu tidak kasat mata (tidak dapat
lingkungan, perilaku, dan diraba), yang terjadi akibat
pelayanan kesehatan. interaksi antara konsumen
Sementara itu pelayanan dengan karyawan atau hal-hal
kesehatan dipengaruhi oleh lain yang disediakan oleh
berbagai faktor antara lain perusahaan pemberi pelayanan
yang dimaksudkan untuk 1. Mengetahui sebaran
memecahkan persoalan ketersediaan fasilitas
konsumen (Gronroos, 1990 kesehatan yang ada di Jawa
dalam Ratminto dan Winarsih, Barat tahun 2013
2. Mengetahui sebaran tingkat
2005).
VI. Ketersediaan kualitas ketersediaan
data spasial mengenai tingkat fasilitas kesehatan di Jawa
ketersediaan kesehatan masih Barat tahun 2013
X.
jarang ditemui. Di sisi lain
XI.
dengan adanya data spasial XII.
XIII. TINJAUAN PUSTAKA
mengenai distribusi kualitas
XIV. Kesehatan
ketersediaan fasilitas
merupakan investasi untuk
kesehatan di suatu wilayah
mendukung pembangunan
dapat dijadikan sebagia salah
ekonomi serta memiliki peran
satu bahan evaluasi terkait
penting dalam upaya
dengan tingkat pelayanan
penanggulangan kemiskinan.
kesehatan yang ada di suatu
Pembangunan kesehatan harus
wilayah. oleh karenanya
dipandang sebagai suatu
penelitian ini dilakukan untuk
investasi untuk meningkatkan
memetakan kualitas
kualitas sumber daya manusia.
ketersediaan fasilitas
Dalam pengukuran Indeks
kesehatan yang ada di Jawa
Pembangunan Manusia (IPM),
Barat pada tahun 2013.
kesehatan adalah salah satu
VII. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sebaran komponen utama selain
ketersediaan fasilitas pendidikan dan pendapatan
kesehatan yang ada di Jawa Dalam Undang-undang Nomor
Barat tahun 2013? 23 tahun 1992 tentang
2. Bagaimana sebaran tingkat
Kesehatan ditetapkan bahwa
kualitas ketersediaan
kesehatan adalah keadaan
fasilitas kesehatan di Jawa
sejahtera dari badan, jiwa dan
Barat tahun 2013?
sosial yang memungkinkan
VIII.
IX. TUJUAN setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
XV. Kondisi umum sehat tersebut sejalan
kesehatan dipengaruhi oleh dengan pengertian sehat
berbagai faktor yaitu menurut Organisasi
lingkungan, perilaku, dan Kesehatan Dunia (WHO)
pelayanan kesehatan. tahun 1975 sebagai
Sementara itu pelayanan berikut: Sehat adalah
kesehatan dipengaruhi oleh suatu kondisi yang
berbagai faktor antara lain terbebas dari segala jenis
ketersediaan dan mutu fasilitas penyakit, baik fisik,
pelayanan kesehatan, obat dan mental, dan sosial.
perbekalan kesehatan, tenaga Batasan kesehatan
kesehatan, pembiayaan dan tersebut di atas sekarang
manajemen kesehatan. Fasilitas telah diperbaharui bila
pelayanan kesehatan dasar, batasan kesehatan yang
yaitu Puskesmas yang terdahulu itu hanya
diperkuat dengan Puskesmas mencakup tiga dimensi
Pembantu dan Puskesmas atau aspek, yakni: fisik,
keliling, telah didirikan di mental, dan sosial, maka
hampir seluruh wilayah dalam Undang-Undang
Indonesia. N0. 23 Tahun 1992,
XVI.
kesehatan mencakup 4
XVII.
a. Pengertian Sehat aspek, yakni: fisik(badan),
XVIII. Pengertian sehat
mental (jiwa), sosial, dan
menurut UU Pokok
ekonomi. Batasan
Kesehatan No. 9 tahun
kesehatan tersebut
1960, Bab I Pasal 2 adalah
diilhami oleh batasan
keadaan yang meliputi
kesehatan menurut WHO
kesehatan badan
yang paling baru.
(jasmani), rohani (mental),
Pengertian kesehatan saat
dan sosial, serta bukan
ini memang lebih luas dan
hanya keadaan bebas dari
dinamis, dibandingkan
penyakit, cacat, dan
dengan batasan
kelemahan. Pengertian
sebelumnya. Hal ini
berarti bahwa kesehatan mewujudkan tingkat
seseorang tidak hanya kesehatan seseorang,
diukur dari aspek fisik, kelompok atau
mental, dan sosial saja, masyarakat. Itulah
tetapi juga diukur dari sebabnya, maka kesehatan
produktivitasnya dalam bersifat menyeluruh
arti mempunyai pekerjaan mengandung keempat
atau menghasilkan sesuatu aspek, yaitu kesehatan
secara ekonomi. Bagi yang fisik, mental, sosial, dan
belum memasuki dunia kesehatan dari aspek
kerja, anak dan remaja, ekonomi.
XIX.
atau bagi yang sudah tidak
b. Pelayanan Kesehatan
bekerja (pensiun) atau usia XX. Pelayanan
lanjut, berlaku arti merupakan suatu aktivitas
produktif secara sosial. atau serangkaian alat yang
Misalnya produktif secara bersifat tidak kasat mata
sosial-ekonomi bagi siswa (tidak dapat diraba), yang
sekolah atau mahasiswa terjadi akibat interaksi
adalah mencapai prestasi antara konsumen dengan
yang baik, sedang karyawan atau hal-hal lain
produktif secara sosial- yang disediakan oleh
ekonomi bagi usia lanjut perusahaan pemberi
atau para pensiunan pelayanan yang
adalah mempunyai dimaksudkan untuk
kegiatan sosial dan memecahkan persoalan
keagamaan yang konsumen (Gronroos, 1990
bermanfat, bukan saja dalam Ratminto dan
bagi dirinya, tetapi juga Winarsih, 2005).
XXI. Pemanfaatan
bagi orang lain atau
pelayanan kesehatan
masyarakat. Keempat
adalah pengunaan fasilitas
dimensi kesehatan
pelayanan yang disediakan
tersebut saling
baik dalam bentuk rawat
mempengaruhi dalam
jalan, rawat inap, Kewajaran dan
kunjungan rumah oleh penerimaan
petugas kesehatan masyarakat
ataupun bentuk kegiatan Mudah dicapai oleh

lain dari pemanfaatan masyarakat


Terjangkau
pelayanan tersebut yang Mutu yang baik
didasarkan pada XXIII.
c. Kesehatan Masyarakat
ketersediaan dan
XXIV. Kesehatan
kesinambungan pelayanan,
masyarakat ditujukan
penerimaan masyarakat
untuk mempertahankan
dan kewajaran, mudah
dan meningkatkan
dicapai oleh masyarakat,
kesehatan, serta
terjangkau serta bermutu
memberikan bantuan
(Azwar, 1999).
melalui intervensi
XXII. Azwar (1999)
keperawatan sebagai
menjelaskan suatu
dasar keahliannya dalam
pelayanan kesehatan
membantu individu,
harus memiliki berbagai
keluarga, kelompok dan
persyaratan pokok, yaitu:
masyarakat dalam
persyaratan pokok yang
mengatasi berbagai
memberi pengaruh kepada
masalah keperawatan
masyarakat dalam
kesehatan yang terdapat
menentukan pilihannya
dalam kehidupan sehari-
terhadap penggunaan jasa
hari (Effendy, 1998).
pelayanan kesehatan
XXV. Keperawatan
dalam hal ini puskesmas,
kesehatan masyarakat
yakni:
adalah perpaduan antara
Ketersediaan dan
keperawatan kesehatan
kesinambungan
masyarakat dengan
pelayanan n yang
dukungan peran serta aktif
mudah dijangkau dan
dari masyarakat,
setiap saat ada
pelayanan promotif dan
preventif secara
berkesinambungan tanpa tidak lanjut
mengabaikan pelayanan perawatan.
d. Fasilitas Kesehatan
kuratif dan rehabilitatif
XXVII. Fasilitas
secara menyeluruh dan
Pelayanan Kesehatan
terpadu, ditujukan kepada
Pemerintah adalah suatu
individu, keluaraga,
alat dan / atau tempat
kelompok dan masyarakat
yang digunakan untuk
untuk meningkatkan
menyelenggarakan upaya
derajat kesehatan secara
pelayanan kesehatan, baik
optimal. (Depkes RI 2007).
promotif, preventif, kuratif
XXVI. Tujuan dari
maupun rehabilitatif yang
kesehatan masyarakat
dilakukan oleh
menurut Depkes RI tahun
Pemerintah, pemerintah
2007 antaranya adalah :
Meningkatkan daerah, dan / atau
kemandirian individu, masyarakat.
XXVIII. Pembangun
keluarga, dan
an fasilitas kesehatan
kelompok/masyarakat
bukan hanya kewajiban
untuk mengatasi
pemerintah, namun sangat
masalah keperawatan
diperlukan peran serta
kesehatan agar
aktif masyarakat termasuk
tercapai derajat
swasta sebagai mitra
kesehatan optimal
Meningkatnya pemerintah yang saling

penemuan dini kasus mendukung satu sama lain

baru prioritas untuk meningkatkan


Meningkatnya status kesehatan
penanganan masyarakat. Peran
keperawatan kasus di pemerintah dalam hal ini
Puskesmas lebih dititikberatkan pada
Meningkatnya
pembinaan, pengaturan
penanganan kasus
dan pengawasan untuk
prioritas mendapat
terciptanya pemerataan
pelayanan kesehatan dan
tercapainya kondisi yang dilakukan dengan
serasi dan seimbang mengambil data terkait
antara upaya kesehatan dengan Rincian
yang dilaksanakan oleh Ketresediaan Fasilitas
pemerintah dan Kesehatan yang ada di
masyarakat termasuk Provinsi Jawa Barat
swasta. pada tahun 2013. Data
XXIX. Sarana
tersebut didapatkan
pelayanan medik swasta
dari website resmi
dapat berupa rumah sakit,
Dinas Kesehatan
klinik, poliklinik / balai
Provinsi Jaw Barat
pengobatan, praktik
http://www.diskes.jabar
bersama maupun praktik
prov.go.id/ . Data
mandiri / privat. Praktik
tersebut disajikan
yang dimaksud disini
dalam bentuk tabel
adalah serangkaian
yang akan dikonversi ke
kegiatan pelayanan
dalam bentuk spasial
kesehatan yang diberikan
yang berbeda supaya
kepada pasien (individu,
lebih mudah dilakukan
keluarga, masyarakat)
analisa spasial atau
sesuai dengan
keruangan dengan lebih
kewenangan dan
mudah.
kemampuannya. b. Visualisasi data
XXX. METODE XXXIII. Visualisasi
XXXI. Penelitia ini
data dilakukan dnegan
dilakukan untuk melakukan
mengkonvesi data
penyajian data stattistik ke
statistik kedalam
dalam bentuk data spasial
bentuk peta. Hal yang
berupa peta. Dimana secara
pertama yang dilakukan
runtut proses dari penyajian
adalah dengan
data tersebut antaranya
menyediakan peta
adalah:
dasar berupa peta
a. Pengumpulan data
XXXII. Proses administrasi daerah
pengumpulan data Jawa Barat per
kabupaten/kota dan adalah dengan
wilayah administrasi pemberian nilai untuk
yang ada di sekitarnya. setiap aspek yang
Data yang digunakan dipetakan ke dalam
dalam penelitian ini bentuk spasial. Data
antaranya adalah : tersebut kemudian
Jumlah dilakukan klasifiksi data
puskesmas dengan menggunakan
Jumlah
metode natural break
puskesman
atau dispersal graph
kondisi baik
Jumlah supaya hasil

puskesman klasifiaksinya

kondisi menyesuaikand negan

cukupbaik sebaran data yang ada.


Jumlah XXXV. Sedangkan
untuk peta sebaran
puskesman
kualitas ketersdiaan
kondisi rusak
Jumlah fasilitas kesehatan
tenaga kerja dilakukan pengolahan
Jumlah alat data yang lebih lanjut ,
medis yaitu dengan
Jumlah
menggunakan metode
ambulan
Jumlah pembobotan untuk
menentukan kualitas
pusling
Jumlah ketersediaan fasilitas
tempat tidur kesehatan dari
XXXIV. Langkah
beberapa parameter
selanjutnya adalah
yang digunakan.
dengan memasukkan
pembobot yang penentu
data statistik yang telah
dalam klasifikasi ini
diintegrasi dengan data
adalah luas wilayah
spasial terkait dengan
terkait, dimana hasil
mengisi atributnya.
dari pembobotan dari
Langkah selanjutnya
semau aspek kemudian kan semakin baik. Provinsi
dikalikan dengan bobot Jawa Barat merupakan salah
luas wiayah. Hal satu provinsi dengan tingat
tersebut dilakukan kesejahteraan yang tinggi di
untuk meminimalisir Indonesia, namun apakah
adanya salah tafsir kesejahteraan tersebut
terkait dengan jumlah diimbangi dengan ketersediaan
fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan yang baik
dnegan luas wilayah pula.
XL. Penelitian ini bertujuan
yang terkait.
XXXVI. Data yang untuk menilai tingkat kualitas
telah terklaisfiksai ketersediaan fasilitas
kemudian dilakukan kesehatan di Provinsi Jawa
simbolisasi dengan Barat. Aspek yang ditinjau
menggunakan variabel dalam menilai kualitas
visual nilai berupa ketersediaan fasilitas
gradasi warna. Dan kesehatan ataranya adalah
langkah yang terakhir ketersediaan alat medi,
adalah dengan ambulan, tempat tidur, kondisi
melakukan layouting bangunan, puskesmas, dan
untuk mendesain puskesmas keliling. Semua
tampilan peta. aspek atu parameter
XXXVII.
tersebutkemudian digunakan
XXXVIII. HASIL DAN
untuk memenntukan tingkat
PEMBAHASAN
XXXIX. Fasilitas kualitas ketersediaan fasilitas
kesehata merupakans alah satu kesehatan di Jawa Barat.
XLI. Aspek pertama
aspek yang penting untuk
yang dikaji adalah jumlah
mewujudkan masyarakat yang
puskesmas, dimana jumlah
sejahtera. Adanya fasilitas
puskesmas terkecil berada di
kesehatan yang memadai akan
Kota Banjar dengan jumlah 10
meningkatkan kualitas
puskesmas sedangkan
kehidupan masyarakat karena
Kabupaten Bogor memiliki
jaminan akan kesehatannya
jumlah puskesmas terbanyak
dengan jumlah 101. Hal XLII.
tersebut dinilai wajar karena
luas dari kota Banjar tergolong
kecil, sedangkan luas wilayah
Kabupaten Bogor termasuk
luas. Ketersediaan puskesmas
merupakan kebutuhan penting
yang harus ada di setia daerah
untuk menyediakan fasilitas
medis guna menangani
permasalahan kesehatan
masyarakat. Berikut
merupakan peta dari XLIII. Terkait dengan

persebaran jumlah puskesmas jumlah puskesmas tersebut,

yang ada di provinsi Jawa maka kondisi puskesmas juga

Barat. Apabilah dilihat dari mearik untuk dikaji guna

persebarannya, rata-rata setiap menilai kualitas ketersediaan

kabupaten / kota memiliki fasilitas kesehatan masyaralat.


XLIV.
jumlah puskesmas lebih dari 25
puskesmas. Dilihat dari
jumlahnya maka keterediaan
puskesmas yang ada di di
provinsi ini tergolong sudah
baik dan memadahi, mengingat
masih terdapat rumah sakit
daerah, swasta, maupun negeri
yang ada di provinsi tersebut.

XLV. Peta tersebut


menampilkan diagram yang
memperlihatkan bagaimana
perbendingan dari kondisi
puskesmas yang ada di setiap
wilayah administrasi, dimana dimanfaatkan untuk
kondisi bangunan puskesmas megangkut pasien yang akan
tersebut dibedakan menjadi menuju atau dari puskesmas
tiga kelas, yaitu baik , sedang, supaya menanganan kesehatan
dan rusak. Wilayah yang dinilai pasien dapat teratasi dengan
memprihatinkan dalam kondisi lebih cepat dan efisien. Adanya
bangunann puskesmasnya ambulan akan meningkatkan
adalah kabupaten Subang, kemudahan dan
dimana lebih dari 75% keterjangkauan menuju tempat
bangunan puskesmasnya dalam penanganan kesehatan, baik
kondisi yang rusak. Jumlah puskesmas maupun rumah
puskesmas yang banyak namun sakit. Terdapat empat
kondisinya tidak baik atau kabupaten / kota yang tidak
rusak akan menurunkan memiliki ambulan di
kualitas pelayanan kesehatan puskesmasnya, antaranya
masyarakat di wilayah adalah Kabupaten Cirebon,
tersebut. namun kebanyakan Kabupaten Majalenngka,
kondisi bangunan puskesmas Kabupaten Subang, dan Kota
yang ada di Jawa Barat dalam Cirebon.
XLVII. Hal yang
kondisi yang baik. Hal yang
menarik dikaji di sini adalah di
demikian diharapkan
kabupaten dan kota Cirebon
pelayanan kesehatan
tidak memiliki fasilitas ambulan
masyarakat dapat dijalankan
sama sekali. Hal tersebut
dengan baik dan efeknya dapat
merupakan hal yang tidak baik,
meningkatkan tingkat
dimana tidak ada sama sekali
kesehatan masyarakat.
XLVI. Aspek fasilitas untuk mengangkut
selanjutnya adalah pasien dalam keadaan darurat.
ketersediaan ambulan di Hal tersebut memberikan
puskesmas di Provinsi Jawa gambaran bahwa di sekitar
Barat. Ketersediaan amblan wilayah tersebut ketersediaan
menjadi hal yang penting, fasilitas kesehatannya belum
dimana ambulan tersebut cukup baik karena ambulan
merupakan salah satu aspek dalam mendiagnosa masalah
yang penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
L.
kesehatan masyarakat. berikut
merupakan sebaran tingkat
jumlah ketersediaan ambulan
di puskesmas di Jawa Barat.
XLVIII.

LI. Peta tersebut


menunjukkan distribusi dari
jumlah total ketersediaan alat
medis yang ada di setiap
XLIX. Aspek ketiga kabupaten / kot adi Jawa Barat.
adalah ketersediaan alat medis Dilihat dari persebarannya,
yang ada di setiap kebupaten / maka kebanyakan kabupaten /
kota di Jawa Barat. Yang kota di wilayah kajian memiliki
termasuk alat medis dalam ketersediaan alat medis yang
penelitan ini antaranya adalah cukup memadai, dimana
stetoskop, timbangan, TT kebanyakan di antaranya
periksa, dan tensimeter. memiliki jumlah ala medis lebih
Keempat alat medis tersebut dari 134 buah. Kabupaten
merupakan peralatan Sukabumi merupakan daerah
pendukung dalam melakukan yang memiliki jumlah alat
cek dasar kesehatan. Oleh medis yang paling banyak di
karenanya dengan adanya alat antara wilayah lainnya.
tersebut akan mendukung sedanngkan untuk kota yang
kecil, seperti kota Sukaumi,
kota Bandung, dan kota Bogor
memiliki jumlah yang sedikit LIII.
karena memang wilayah
administrasinya yang sempit.
Namun secara spasial
ketersediaan alat medis di
provinsi ini sudah memadai
untuk memfasilitasi kesehatan
masyarakat dengan baik.
LII.Fasilitas pendukung
untuk kesehatan masyarakat
lainnya adalah adanya
puskesmas keliling. Puskesmas
keliling adalah puskesmas yang
LIV. Peta tersebut
biasanya dikemas dalam sebuat
memperlihatkan bahwa
mobil box yang berkeliling ke
sebagian besar wilayah
pemukiman warga untuk
administrasi kabupaten/kota
menyediakan jasa pelayanan
yang ada Jawa Barat memiliki
kesehatan kepada masyarakat
fasilitas puskesmas keliling
supaya lebih mudah terjangjau.
yang baik, dimana sebagian
Adanya fasilitas ini sedikit
besar memiliki puskesmas
banyaknya memudahkan
keliling lebih dari 41 buah. Hal
masyarakat untuk memperoleh
yang demikian
pelayanan kesehatan yang
menggambarkan bahw
sangat terjangkau.
apelayanan kesehatan
masyarakat yang ada di Jawa
Barat mudah untuk dijangkau
karenan memang kemudahan
mendapatkannya dinilai baik.
LV. Tempat tidur
merupakan salah stau fasilitas
yang penting dalam pelayana
kesehatan masyarakat. adanya
tempat tidur akan membuat
pasien merasa nyaman saat menghasilkan jumlahan
diberikan pemeriksaan oleh fasilitas yang berbeda, oleh
dokter. karenanya dalam melakukan
LVI.
pemobota untuk meentukan
kelas kualitas ketersediaan
fasilitas keseatan, aspek luas
menjadi parameter yang
memiliki bobot penentu dalam
melakukan klasidikasi kelas
kualitas ketersediaan fasilitas
kesehatan dalam kajian ini.
Singkatnya adalah total
pembobtan yang dilakukan
pada semua aspek penentu di
atas, dikalikan dengan skor
LVII. Peta tersebut
luas wilayah adminitasi.
menggambarkan persebaran
Semakin kecil luas area
dari ketersdaan tempat tidur
wilayah administrasi, maka
yang ada di setiap administrasi
skor luas areanya akan
kabupaten / kota di Jawa Barat.
semakin besar dan sebaliknya
Umumnya ketersediaan tempat
untuk wilayah yang semakin
tidur di puksesmas di Jawa
luas.
Barat sudah memadai, dimana LIX.
tidak ada satu pun puskemsas
yang tidak menyediakan
tempat tidur di puskesmasnya.
LVIII. Seluruh aspek
yang telah diualas di atas
tersebut digunakan untuk
menilai kualitas ketersediaan
fasilitas kesehatan di Jawa
Barat. Mengingat jumlah
fasilitas kesehatan di wilayah
dengan luas yang berbeda akan
LX. Peta tersebut kesehatan yang memadai untuk
menunjukkan bagaimana mendukung tingkat kesehatan
persebaran kualitas masyarakatnya. Sedangkan 3
ketersediaan fasilitas wilayah administrasi lainnya,
kesehatan yang ada di Jawa yaitu Kota Bandung, Kota
Barat. Dari peta tersebut Bekasi, dan Kota Cirebon
didapatkan gambaran bahwa memiliki ketersediaan fasilitas
sekiyar sepert tiga wilayah kesehatan yang sangat
administrasi kabupaten/ kota di memadai. Oleh karenanya,
Jawa Barat masih memiliki secara keseluruhan
kekurangan dalam kualitas ketersediaan fasilitas
ketersediaan fasilitas kesehatan di tingkat
kesehatan bagi masyarakat. puskesmas di Jawa Barat
setidaknya terdapat 8
tergolong sudah baik.
LXI.
kabupaten dari 26 wilayah
LXII.
administrasinya memiliki LXIII.
LXIV. KESIMPULAN
ketersediaan fasilitas
LXV. Aspek yang
kesehatan yang belum
mempengaruhi kualitas
memadai. Delapan wilayah
ketersediaan fasilitas
administrasi tersebut
kesehatan yang dikaji dalam
antaranya adalah Kabupaten
penelitian ini antaranya adalah
Cianjur, Bandung Barat,
ketersediaan alat medi,
Purwakarta, Karawang,
ambulan, tempat tidur, kondisi
Subang, Indramayu,
bangunan, puskesmas, dan
Majalengka, dan Tasikmalaya.
puskesmas keliling.Secara
Seluruh wilayah tersebut
keseluruhan ketersediaan
merupakan wilayah
fasilitas kesehatan di tingkat
administrasi yang memiliki luas
puskesmas di Jawa Barat
area yang luas. Sedangkan 15
tergolong sudah baik.
wilayah administasi
kabupaten / kota di Jawa Barat LXVI.

dinilai sudah memiliki LXVII. DAFTAR


ketersediaan fasilitas PUSTAKA
LXVIII. Azwar, A. 1999. Keperawatan . Jakarta:
Pengantar Administrasi Salemba Medika
Kesehatan Edisi Ketiga.
LXX. Profik Kesehatan Provinsi
Jakarta: PT Binarupa Aksara
Jawa Barat Tahun 2013, Oleh
LXIX. Effendy, N. 2009. Dasar- Dinas Kesehatan Provinsi
Dasar Kesehatan Komunitas : Jawa Barat
Teori dan Praktek dalam
LXXI.

Anda mungkin juga menyukai