Anda di halaman 1dari 6

LTM RANGKUMAN

MPK AGAMA ISLAM

Nama : Frisly Karenina


NPM : 1606906420
Program Studi : Teknik Industri
6.3.4. Konsep Pengembangan Iptek

Usaha pengembangan iptek merupakan bagian dari pengabdian manusia kepada Allah
yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Niat karena Allah


b) Mengintegrasikan pengetahuan yang disediakan oleh Allah dalam bentuk ayat-ayat
kauniah dan ayat-ayat tanziliah
c) Berorientasi pada kemashlahatan umat manusia
d) Menjaga keseimbangan alam
e) Menyadari bahwa iptek adalah hasil kerja manusia yang tidak dapat menghasilkan
kebenaran mutlak.

6.3.5. Tujuan Pengembangan Iptek

Al-Quran sangat konsen dalam mendorong manusia untuk terus mencari ilmu
pengetahuan dan mengembangkannya menjadi nyata dalam teknologi agar manusia menyadari
akan kebesaran Penciptanya. Apapun yang akan ditemukan oleh manusia dalam kemajuan ilmu
dan teknologi akan mengantar manusia pada suatu pengakuan terhadap kebesaran dan kekuasaan
Allah sebagai Pencipta.

Manusia bukan hanya dituntut menguasai misteri bumi, melainkan juga diberi potensai-
potensi ke luar batas-batas bumi guna menemukan dan meyakini kebesaran Allah yang telah
menciptakannya.

Al-Qur`an menyodorkan kepada manusia dengan pedoman sains-sains (pengetahuan)


yang berhubungan dengan pengetahuan bumi dan pengetahuan angkasa luar dan memberinya
dengan perlengkapan-perlengkapan agar manusia memperoleh dan menyelidiki segala sesuatu
demi membuka dan membedah urai akan materi-materinya.

Setelah manusia diciptakan Allah tidaklah dibiarkan dalam kebodohan sehingga makhluk
ini mengembara di atas bumi dengan tidak berdaya. Tapi, Tuhan Yang Maha Pengasih telah
melimpahkan potensi berupa akal dan qalbu, diajarkannya untuk memahami elemen-elemen
alam lalu menyelidiki dan menggunakan benda-benda yang terpendam dalam bumi dan yang
tersebar di langit demi memenuhi kebutuhannya.
6.3.6. Kegunaan Iptek

Dari wahyu pertama ditemukan petunjuk tentang pemanfaatan ilmu. Melalui Iqra bismi
Rabbika, digariskan bahwa titik tolak atau motivasi pencarian ilmu, demikian juga tujuan
akhirnya, haruslah karena Allah.

Menarik untuk dikemukakan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam
raya, menggunakan redaksi yang berlainan ketika menunjukkan manfaat yang diperoleh dari
alam raya, walaupun objek atau bagian alam yang diuraikan sama. Perhatikan misalnya ketika
Al-Quran menguraikan as-samawat wal ardh. Dalam QS.2 (Al-Baqarah) :164, penjelasan
ditutup dengan menyatakan, la ayatin liqaum(in) yaqilun (sungguh terdapat tanda-tanda bagi
orang yang berakal). Sedangkan dalam QS.3 (Ali Imran) :190, ketika menguraikan persoalan
yang sama diakhiri dengan kalimat la ayatin li-ulil albab (pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda bagi Ulil Albab atau orang-orang yang memiliki saripati segala sesuatu). Inilah
antara lain fashilat (penutup) ayat-ayat yang berbicara tentang alam raya, yang darinya dapat
ditarik kesan adanya beragam tingkat dan manfaat yang seharusnya dapat diraih oleh mereka
yang mempelajari fenomena alam:

yatafakkarun (yang berpikir), (QS.10 (Yunus):24),


yalamun (yang mengetahui), (QS.10 (Yunus):5),
yatazakkarun (yang mengambil pelajaran), (QS.16 (Al-Nahl) :13),
yaqilun (yang memahami), (QS.16 (Al-Nahl) :12),
yasmaun (yang mendengarkan), (QS.30 (Al-Rum) :23),
yuuqinun (yang meyakini), (QS.45 (Al-Jatsiyah) :4),
al-muminin (orang-orang yang beriman), (QS.45 (Al-Jatsiyah) :3),
alalimin (orang-orang yang mengetahui), (QS.30 (Al-Rum) :22).

Sarjana-sarjana muslim bertolak dari Tauhid menganggap hukum-hukum alam sebagai


sunnatullah yang objektif, tertib dan teratur. Mereka tidak merancukan kepercayaan dengan
metoda pembahasan ilmiah atau memutarbalikkan fakta-fakta. Segala kesimpulan objektif tak
pernah berlawanan dengan Al-Quran dan Sunnah, bahkan Al-Quran mereka anggap selalu
memperkuat hasil-hasil penelitian ilmiah mereka.

6.3.7. Pandangan Islam terhadap Iptek


Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik secara
nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang
artinya sebagai berikut :

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok yang beriman, maka Allah SWT akan
masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang berilmu pengetahuan.
Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memilki kemampuan untuk
mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain
adanya sarana tertentu, yakni yang disebut berpikir. Jelasnya berpikir pada dasarnya
merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, apabila di dalam Al-Quran sering-sering disebut dengan kata-kata
berpikir atau berpikirlah dan sebagainya. Dalam arti langsung maupun dalam arti sindiran
dapat kita artikan juga sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan.
Dalam Al-quran dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan hubungan
tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut Iptek.
Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, menyurum
mempelajari, pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran. Kesemuanya itu tidak
lain adalah menggambarkan betapa eratnya hubungan antara Islam dan Iptek sebagai hal yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tegasnya hubungan antara Islam dan Iptek
adalah sangat erat dan menyatu.
Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah suatu sumber
daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini tercoverr dalam surat Ar-Rad
ayat 11, yaitu :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Quran telah mendorong
manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus merupakan
rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur
atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga
dari waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu maningkat terus.
Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan dengan Iptek,
sepertihalnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat Nabi pernah melalukan pembuahan
buatan (penyilangan atau perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak
usah melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak dan setelah itu dilaporkan
kepada Nabi, maka Nabi berpesan Abirruu antum alamu biumuuri dunyaakum
(lakukanlah pembuahan buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian).
Di dalam Al-Quran disebutkan juga secara garis besar, tentang teknologi. Yaitu tentang
kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup,
termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala
apa yang ada di sekelilingnya, meskipun Al-Quran bukan buku kosmologi, atau biologi, atau
sains pada umumnya, namun Al-Quran jauh sekali dalam membicarakan teknologi.
Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat sendiri bagaimana pandangan
Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-Quran), banyak disebutkan sesuatu hal
yang berkaitan dengan Iptek, hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat erat sekali dengan Iptek.
Jadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud dari implikasi Al-
Quran yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang menganjurkan manusia untuk
berfikir dan mengembangkan potensinya dalam pengetahuan. Namun satu hal yang sangat
disayangkan, umat muslim sangat rendah dalam bidang Iptek, sehingga ketinggalan
perkembangan dengan orang-orang non muslim. Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau
mengembangkan pengetahuannya dalam berbagia hal, sehingga menjadi umat yang berkualitas
dengan adanya ketakwaan dan pengetahuan yang ditinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Mujilan, Drs, MA dan Dr. Nurwahidin, MA. MPK Pendidikan Agama Islam (Mahasiswa
Universitas Indonesia),Jakarta : Midada Press, 2013.
Qaiyim, Ibn, Drs., Islam Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, Jakarta : Rahma Press, 2008.

Taufiqurrohman, Arif, Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,


http://ldk.stmik-dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi,
diakses pada 1 Maret 2017 pukul 20.55.

Anda mungkin juga menyukai