Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air hujan dapat menimbulkan permasalahan sendiri bagi lingkungan.


Dalam kondisi normal air hujan sebagian besar masuk ke dalam
tanah, sebagian lainnya dialirkan dan sebagian lainnya menguap.
Permasalahan lainnya ketika air tersebut tidak masuk ke dalam tanah,
tidak dialirkan dan menimbulkan genangan atau dalam kapasitas
besarnya disebut banjir. Bencana banjir merupakan salah satu fenomena alam
yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi manusia.

Disamping disebabkan oleh faktor alam, seringkali disebabkan oleh adanya campur
tangan manusia itu sendiri.Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
industri yang ada didaerah perkotaan memberikan dampak yang cukup besar pada
siklus hidrologi, sehingga berpengaruh cukup besar terhadap sistem dan jaringan
drainase di kota.

Itulah yang terjadi di Samarinda bagian utara kelurahan Sempaja,


kurangnya daerah resapan air dan sistem drainase yang buruk
menyebabkan terjadinya banjir dengan durasi hujan yang hanya
sekitar 2 jam. Pada saat ini jaringan drainase permukiman Kota Samarinda
terdiri dari sungai dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga, dan saluran air
hujan. Kondisi sistem drainase pemukiman di wilayah-wilayah kecamatan atau desa di
Kota Samarinda, kecuali di wilayah kota, pada umumnya belum menunjukkan masalah
yang berarti. Hal Ini disebabkan oleh masih banyak ruang terbuka hijau yang masih
mampu berfungsi sebagai daerah resapan air sehingga potensi banjir kecil.

Keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut larut, sehingga


memerlukanpenanganan yang serius dari Pemerintah dan masyarakat pada umumnya
untuk berpartisipasi dalam persoalan ini, untuk itu perlu ada langkah-langkah kongkrit
baik secara teknis maupun non teknis. Dalam mengatasi permasalahan ini
perlu sistem drainase yang baik, dengan didukung berbagai aspek
yang terkait di dalamnya. Oleh sebab itu, dilakukan analisa dan
perhitungan debit banjir agar bisa diketahui perencanaan drainase
yang efektif untuk kelurahan Sempaja.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui debit banjir di daerah Kelurahan Sempaja Samarinda


Utara.
2. Mengetahui solusi mengenail masalah drainase yang baik untuk
mengatasi banjir di daerah Kelurahan Sempaja Samarinda Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistim-sistim
yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah
permukaan tanah. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di
bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam
bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-
gorong di bawah tanah.

Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang


berkaitan dalam pengolahan banjir (flood protection), sedangkan
irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Pengertian
drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang berlebihan namun
lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di
dalam kawasan perkotaan.

Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan


kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah tanah, sehingga
demikian drainase dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Drainase permukaan
Adalah suatu sistem pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air
dipermukaan tanah hal ini berguna untuk mencegah adanya
genangan.
2. Drainase bawah tanah.
Adalah suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di
bawah tanah. Hal ini dibuat untuk mengendalikan ketinggian muka air
tanah.
Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasal dari
hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang sesingkat -
singkatnya, sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk
meningkatkan kondisi tanah yaitu menekan derajat keasinan
(salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada jenis tanaman tertentu
drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan
persyaratan hidupnya.

Tingkat sistem drainase, yaitu :


1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage

2.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Sistem Drainase

Desain kriteria pada sistem Drainase harus sesuai dengan :


Kebutuhan
Pertimbangan ekonomis
Kondisi alam, meliputi :
1. Segi hidrologis.
2. Segi topografis.
3. Segi geologis.

Ad.1. Segi hidrologis.


Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas
3 5 hari berturut turut dan harus habis mengalirkan air.

Ad.2. Topografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis
yang mempunyai ketinggian yang berbeda. Sehingga selalu
memungkinkan adanya beda tinggi yang akan menyebabkan air tetap
mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa
galian semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan
kemiringan saluran yang dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.

Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan


saluran harus diperkecil.
Rumus :
Q=F.V
V = K . R2/3 . I 1/2

I=
Jika I kecil maka V = kecil dan F = besar.

Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil


tetapi lebar. Tetapi dalam hal ini akan mengakibatkan adanya
pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi sebagai berikut :
I = Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10 -
4

V= [0,5 0,6] m/s


Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi ada batas
batas tertentu untuk menghindari gesekan/keausan saluran.

Ad.3. Segi geologis.


Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase
besar perlu diadakan peninjauan geologi misalnya pada bidang
mekanika tanah, terutama untuk mendapatkan konstruksi pelengkap
dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan hal hal itu
maka dalam merencanakan kita harus memperhatikan halhal
sebagai berikut :
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam
tanah dan besarnya kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran
drainase makin curam maka air yang mengalir makin deras, sehingga
makin cepat dinding saluran aus karena terkikis.
b. Kecepatan aliran air.

Drainase Modul
Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena
apabila tidak akan menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari
curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan per 1 hari, 2 hari, atau
3 hari.

Jika data hujan didapat adalah 3 hari maka menggunakan rumus:


Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan

Dimana : Dn = R( n )T + n( IR ET P ) S
Dimana :
R = Jumlah hujan dari n hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay
P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module

Tahapan Perencanaan Dimensi saluran Drainase


1. Dari petak petak sawah dalam peta kontur di ukur untuk
mendapatkan luas areal sawah ( A )

2. Menghitung Drainage Module ( DM )

dimana Dn = R(n)T+n(IR-ET-P)-S

3. Menghitung debit saluran


Untuk luas area < 400 ha
Q = Dm x A
Untuk luas area > 400 ha
Q = 1,62 x Dm x A0,92

4. Setelah Q didapat, maka dari tabel 8a lampiran diperoleh nilai b : h,


t ( l : m ), K

5. Menghitung kemiringan saluran di lapangan dengan rumus :


iL = Hs / L
Dimana :
iL = Kemiringan saluaran
Hs = Beda tinggi dihulu dan dihilir tiap luas
L = Panjang saluran tiap luas

6. Dengan menggunakan rumus Strickler, menghitung harga b dan h


V = K x R2/3 x iL1/2
Dimana:
V=Q/F
F = ( b + mh ) h
R=F/O
O = b + 2h ( l + m2 )1/2
K = dari tabel 8a lampiran
iL = kemiringan saluran

7. Setelah harga b dan h diketahui, kita hitung luas penampang basah


( F) dengan rumus :
F = ( b + mh ) x b (m2)

8. Menghitung kecepatan aliran ( V ) dengan rumus


V = Q / F ( m/det )
Untuk daerah landai, V = 0,5 s/d 1,5 ( m/det ), perhitungan
dihentikan.
Untuk V < 0,5 dan V > 1,5 m/det perhitungan dilanjutkan ke no. 9

9. Menghitung Fb dengan berdasar pada harga Vb, dengan rumus :


Fb = Q / Vb ( m2 )

10. Menghitung lebar dasar saluran baru ( bb ) dan tinggi muka air
baru
(hb) dengan rumus :
F = ( bb + mhb ) x hb

11. Menghitung keliling basah dengan rumus :


O = bb + 2hb ( l + m2 )1/2

12. Menghitung jari jari hidrolis saluran dengan rumus


R = Fb / O

13. Menghitung kemiringan saluran dengan rumus Strickler :


I = {Vb / (K x R2/3 )}2

Perencanaan Tinggi Muka Air


Tinggi muka air saluran pembuangan di jaringan intern tergantung
pada fungsi saluran tersebut. Di jaringan tersier, tanah membuang
airnya langsung ke saluran pembuang (kuarter dan tersier) dan tinggi
muka air rencana mungkin sama dengan tinggi permukaan tanah.

Jaringan pembuang primer menerima air buangan dari petak petak


tersier di lokasi yang tetap. Tinggi muka air rencana di jaringan utama
ditentukan dari tinggi muka air yang diperlukan di ujung saluran
pembuangan tersier. Tinggi muka air di jaringan primer yang
berfungsi untuk pembuangan air dari sawah dan mungkin daerah
bukan sawah dihitung sebagai berikut :
Untuk pengaliran debit rencana, tinggi muka air naik sampai dengan
tinggi permukaan tanah.
Untuk pengaliran debit pucak, pembuang dari sawah dianggap nol.

Muka air rencana pada titik pertemuan antara dua saluran pembuang
sebaiknya diambil sebagai berikut :
Elevasi muka air yang sesuai dengan banjir dengan periode ulang 5
kali per tahun untuk sungai
Muka air rencana untuk saluran pembuang intern yang tingkatnya
lebih tinggi.
Muka air laut rata rata ( MSL ) untuk laut.

Untuk tinggi jagaan / Free board (Fr) diambil dengan ketentuan


sebagai berikut :
Tabel Hubungan Q dan Fr
Q W (m)
(m3/dt)
0.0 0.3 0.3
0.3 0.5 0.4
0.5 1.5 0.5
1.5 0.6
15.0
15.0 0.75
25.0
> 25.0 1.0

2.3. Penyelesaian Masalah

Banjir sering terjadi di hampir wilayah di kota Samarinda, walaupun


hujan hanya sebentar kerap menjadi masalah bagi warga Samarinda
sendiri. Banyak upaya yang telah dilakukan Pemerintah daerah
Samarinda baik dengan melebarkan saluran air/parit, membangun
kolam/polder, serta membuat bendungan untuk mengurangi debit air.
Dan sampai sekarang seluruh cara tersebut malah menimbulkan
permasalahan baru bagi kota Samarinda sendiri misalnya timbulnya
kemacetan akibat menyempitnya jalan atau adanya genangan air
pada jalan kota.

Tugas ini dilakukan untuk mengetahui hidrograf banjir dan debit


saluran terhadap limpasan pada daerah Sempaja di kota Samarinda.
Dari tugas ini kami mengumpulkan data-data curah hujan yang
berasal dari BMKG terkait di sekitar kota Samarinda. Dengan data-
data tersebut kemudian di analisis menggunakan distribusi curah
hujan yang selanjutnya dilakukan pengujian kesesuaian distribusi dan
curah hujan efektif. Setelah didapatkan nilai debit puncak pada
hidrograf akan langsung dibandingan berapa limpasan yang keluar
dari saluran.

Pengujian ini berguna untuk mengatasi atau membuat saluran yang


sesuai dengan kebutuhan dalam penanganan limpasan menggenang.
Setelah perbandingan didapat akan mudah ditentukan dimensi dari
saluran yang sesuai dengan kebutuhan dari debit limpasan yang
keluar.
2.4. Analisis Hidrologi

Dalam Perhitungan curah hujan menggunakan data curah hujan pada


stasiun Temindung. Berikut data curah hujan yang didapat:
Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum
Curah Curah
Hujan Hujan
N
Tahun Harian No Tahun Harian
o
Maksimum Maksimum
(mm) (mm)
1 1984 73,3 16 1999 117,1
2 1985 105,6 17 2000 83,8
3 1986 85,7 18 2001 101,6
4 1987 80,5 19 2002 66,3
5 1988 108,9 20 2003 87,7
6 1989 97,3 21 2004 118,2
7 1990 89,4 22 2005 108
8 1991 105,3 23 2006 132,1
9 1992 94,3 24 2007 94,4
1
1993 90 25 2008 73
0
1
1994 141,8 26 2009 60,2
1
1
1995 82 27 2010 86,5
2
1
1996 79,1 28 2011 105,5
3
1
1997 94,6 29 2012 79,6
4
1
1998 85 30 2013 96
5
31 2014 102,5

Analisa Jenis Distribusi

Analisa frekuensi digunakan untuk menentukan distribusi mana yang akan dipilih.
Setiap distribusi memilki persyaratan nilai koefisien kemencengan (Cs) dan koefisien
kurtosis (Ck) berlainan. Persyaratan tersebut harus dipenuhi agar kemencengan
distribusi tidak terlalu besar. Jenis distribusi yang memenuhi ditentukan dengan syarat
yang ada pada kriteria dibawah ini :
Tabel. Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi
No Distribusi Persyaratan
( x s ) = 68,27 %

Normal ( x 2 s) = 95,44 %
1
Cs 0
Ck 3
3
C s=C v + 3C v
Log Normal
2
C k =C 8v + 6C 6v +15C 4v +16 C 2v +3

Gumbel Cs = 1,14
3
Ck = 5,4
4 Log Pearson III Selain dari nilai di atas

Dari tabel parameter diatas dapat ditentukan distribusi hujan yang


memenuhi syarat. Dari analisa perhitungan didapat bahwa distribusi
Log Pearson III memenuhi syarat sehingga digunakan hujan
rancangan pada distribusi tersebut. Selanjutkan akan diuji oleh
pengujian Chi-Kuadrat dan Uji Smirnov-Kolmogorov untuk
menyesusaikan dan memeriksa hasil dari periode ulang hujan
rancangan pada distribusi Log Pearson III. Berikut data hujan
rancangan pada distribusi Log Pearson III :
Tabel Hasil Perhitungan Periode Ulang Tahunan
No Kala Ulang Hujan Rancangan
. (Tahun) (mm)
1 2 92,6952
2 5 108,7152
3 10 118,2033
4 25 129,2497
5 50 136,9401
6 100 144,2683

Setelah dilakukan pengujian untuk menyesuaikan dan memeriksa


akan didapat hasil akan memenuhi syarat. Dan selanjutnya digunakan
metode HSS Nakayasu untuk mendapatkan Hidrograf banjir dan
mengetahui debit maksimum yang terjadi. Penggunaan metode HSS
Nakayasu tidak lepas dari hasil yang telah diuji menggunakan Uji Chi-
Kuadrat dan Uji Smirnov. Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai
yang sedikit observasinya maka perlu dicari karakteristik atau
parameter daerah sekitar DAS. Misalnya waktu untuk mencapai
puncak hidrograf, lebar dasar, luas kemiringan, panjang alur sungai,
koefisien limpasan, dsb. Sehingga akan didapat hidrograf banjir
rancangan dengan kala ulang waktu tertentu. Untuk kasus Sempaja
digunakan kala ulang 10 tahun.

Tabel Hidrograf Banjir Rancangan HSS Nakayasu Kala Ulang 10 Tahun


Qtota
Volume
32,5 7,53 5,18 4,08 3,41 2,96 l
Jam Q Limpasa
881 26 95 42 98 92 55,78
n
34
0,00 0,000 0,000 35086,30
0 00 0 0 826
0,59 19,49 0,00 19,49 44761,67
1 81 24 00 24 119
1,3768 1,28 41,99 4,50 0,00 46,49 96987,39
32 86 32 56 00 88 725
0,83 27,15 9,70 3,10 0,00 39,96 123953,9
2 33 51 65 41 00 57 088
0,41 13,49 6,27 6,68 2,44 0,00 28,89 9908,949
3 40 07 67 72 29 00 76 594
3,0978 0,38 12,59 3,11 4,32 5,26 2,04 0,00 27,34 81624,75
72 66 80 83 43 29 55 00 90 377
0,25 8,271 2,91 2,14 3,40 4,40 1,77 22,91 72703,47
4 38 4 20 83 33 68 60 78 956
0,15 5,188 1,91 2,00 1,69 2,84 3,82 17,47 35757,02
5 92 4 19 62 08 97 61 31 938
5,6794 0,11 3,779 1,19 1,31 1,57 1,41 2,47 11,76 11789,03
32 60 4 93 72 89 57 42 46 553
0,10 3,378 0,87 0,82 1,03 1,32 1,22 8,666 27173,46
6 37 5 36 62 66 20 92 2 548
0,07 2,381 0,78 0,60 0,65 0,86 1,14 6,430 37704,41
7 31 3 09 18 03 80 78 2 053
0,03 1,183 0,55 0,53 0,47 0,54 0,75 4,043 12280,59
9 63 0 04 80 37 45 36 3 241
0,02 0,833 0,27 0,37 0,42 0,39 0,47 2,779 8541,917
10 56 9 35 92 34 66 27 3 193
0,01 0,587 0,19 0,18 0,29 0,35 0,34 1,966 6039,203
11 80 7 27 84 84 45 44 2 679
0,01 0,414 0,13 0,13 0,14 0,24 0,30 1,388 4168,553
12 27 3 59 28 83 99 78 9 829
13 0,00 0,292 0,09 0,09 0,10 0,12 0,21 0,927 2763,347
90 0 58 36 45 41 70 0 293
0,00 0,205 0,06 0,06 0,07 0,08 0,10 0,608 1866,476
14 63 8 75 60 37 75 78 2 36
0,00 0,145 0,04 0,04 0,05 0,06 0,07 0,428 1315,572
15 45 1 76 65 19 17 60 7 267
0,00 0,102 0,03 0,03 0,03 0,04 0,05 0,302 927,2715
16 31 2 35 28 66 35 36 2 294
0,00 0,072 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,213 653,5805
17 22 1 36 31 58 06 77 0 832
0,00 0,050 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,150 460,6715
18 16 8 67 63 82 16 66 1 133
0,00 0,035 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,105 324,7009
19 11 8 17 15 28 52 88 8 606
0,00 0,025 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,074 228,8631
20 08 2 83 81 90 07 32 6 069
0,00 0,017 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,052 161,3124
21 05 8 58 57 64 76 93 6 939
0,00 0,012 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,037 113,6999
22 04 5 41 40 45 53 66 1 363
0,00 0,008 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,026 80,14057
23 03 8 29 28 32 38 46 1 19
0,00 0,006 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,018 56,48649
24 02 2 20 20 22 26 33 4 835
0,00 0,004 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,013 39,81409
25 01 4 14 14 16 19 23 0 691
0,00 0,003 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,009 28,06267
26 01 1 10 10 11 13 16 1 62
0,00 0,002 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,006 19,77977
27 01 2 07 07 08 09 11 4 291
0,00 0,001 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,004 13,94162
28 00 5 05 05 06 07 08 5 886
0,00 0,001 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,003 9,826655
29 00 1 04 03 04 05 06 2 549
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,002 6,926246
30 00 8 03 02 03 03 04 3 585
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,001 4,881914
31 00 5 02 02 02 02 03 6 454
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,001 3,440981
32 00 4 01 01 01 02 02 1 843
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 2,425350
33 00 3 01 01 01 01 01 8 988
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 1,709490
34 00 2 01 01 01 01 01 6 977
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 1,204922
35 00 1 00 00 00 01 01 4 263
-
0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 26,29691
36 00 1 00 00 00 00 00 3 11
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000
00 00 00 00 00 1 0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,000
00 00 00 00 1 0
0,00 0,00 0,00 0,000 0
00 00 00 0
0,00 0,00 0,000
00 00 0 0
0,00 0,000
00 0 0
617538,5
164
9,900
62,37762
791
111,8211
804

HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 10 TAHUN


50
45
40
35
30

Q 25
m3/dtk 20

15
10
5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

waktu (t)

Adapun hidrograf banjir rancangan pada jalan A.W.Syahranie yang


juga mengalami kedalaman banjir yang cukup parah. Berikut
rancangan Hidrograf Banjir kala ulang 10 tahun dengan metode HSS
Nakayasu.
Tabel Hidrograf Banjir Rancangan HSS Nakayasu Kala Ulang 10 Tahun
Qtota
32,58 7,53 5,18 4,08 3,41 2,96 l Volume
Jam Q
81 26 95 42 98 92 55,78 Limpasan
34
0,000 0,000 0,000 27752,4699
0 0 0 0 5
0,8200 0,577 18,80 0,00 18,80 12428,7000
32 0 18 00 18 9
0,467 15,21 4,34 0,00 19,56 48246,7685
1 0 93 59 00 53 7
1,8450 0,173 5,640 3,51 2,99 0,00 12,15 6478,81290
72 1 5 79 41 00 25 2
0,153 4,996 1,30 2,42 2,35 0,00 11,07 46553,1732
2 3 1 38 36 64 00 99 7
3,3826 0,051 1,692 1,15 0,89 1,90 1,97 0,00 7,625 15565,5323
32 9 2 48 82 74 31 00 7 5
0,036 1,177 0,39 0,79 0,70 1,59 1,71 6,381 18328,2049
4 1 6 11 56 69 71 31 4 6
0,020 0,654 0,27 0,26 0,62 0,59 1,38 3,800
5 1 5 22 95 62 19 67 9 10356,9112
0,011 0,363 0,15 0,18 0,21 0,52 0,51 1,952 5622,87544
6 2 8 13 75 21 43 39 9 7
0,006 0,202 0,08 0,10 0,14 0,17 0,45 1,170
7 2 2 41 42 76 76 52 9 6112,227329
0,001 0,062 0,04 0,05 0,08 0,12 0,15 0,526 1493,77366
9 9 5 67 79 20 36 42 9 1
0,001 0,034 0,01 0,03 0,04 0,06 0,10 0,302 834,079120
10 1 7 44 22 56 87 73 9 3
0,000 0,019 0,00 0,00 0,02 0,03 0,05 0,160
11 6 3 80 99 53 82 96 4 438,039069
0,000 0,010 0,00 0,00 0,00 0,02 0,03 0,082
12 3 7 45 55 78 12 31 9 222,78552
0,000 0,006 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,040 106,214317
13 2 0 25 31 44 66 84 9 4
0,000 0,003 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,018 50,8500514
14 1 3 14 17 24 36 57 2 7
0,000 0,001 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,010
15 1 8 08 09 13 20 32 1 28,2643204
0,000 0,001 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,005 15,7103441
16 0 0 04 05 07 11 18 6 3
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,003 8,73238447
17 0 6 02 03 04 06 10 1 7
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,001 4,85377901
18 0 3 01 02 02 03 05 7 5
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,001
19 0 2 01 01 01 02 03 0 2,69790809
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 1,49959609
20 0 1 00 01 01 01 02 5 6
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,83353041
21 0 1 00 00 00 01 01 3 5
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,46330672
22 0 0 00 00 00 00 01 2 3
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000
23 0 0 00 00 00 00 00 1 0,25752284
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,14314062
24 0 0 00 00 00 00 00 1 3
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,07956279
25 0 0 00 00 00 00 00 0 9
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,04422391
26 0 0 00 00 00 00 00 0 7
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,02458127
27 0 0 00 00 00 00 00 0 2
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,01366317
28 0 0 00 00 00 00 00 0 1
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00759449
29 0 0 00 00 00 00 00 0 1
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00422129
30 0 0 00 00 00 00 00 0 6
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00234635
31 0 0 00 00 00 00 00 0 1
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00130418
32 0 0 00 00 00 00 00 0 8
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00072491
33 0 0 00 00 00 00 00 0 5
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00040293
34 0 0 00 00 00 00 00 0 4
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00022396
35 0 0 00 00 00 00 00 0 6
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00012448
36 0 0 00 00 00 00 00 0 8
0,000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000
37 0 0 00 00 00 00 00 0 -0,00239324
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,000
00 00 00 00 00 0 0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,000
00 00 00 00 0 0
0,00 0,00 0,00 0,000
00 00 00 0 0
0,00 0,00 0,000
00 00 0 0
0,00 0,000
00 0 0
200655,050
2
2,640
76,0057008
4
136,251529
1
HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 10TAHUN
25

20

15

Q
m3/dtk 10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

waktu (t)

1. Setelah didapat kemudian dilakukan analisa dimensi saluran air


dengan mengunakan metode manning. Diketahui kemiringan
saluran adalah 0,002 dan koefisien manning adalah 0,013.
Didapatkan hasil dari perhitungannya adalah untuk dimensi AWS
adalah 9,83 dan 10,3 serta untuk dimensi Wahid Hasyim 2 adalah
9,14 dan 2,14.

2.5. Solusi Masalah

Dari hasil yang telah didapat maka banyak limpasan yang tidak
tertampung pada saluran drainase di wiliyah Sempaja terutama pada
perempatan jalan. Pada analisa yang telah dilakukan volume debit
banjir yang didapatkan melebihi kapasitas debit saluran pada daerah
sempaja. Untuk dapat menanggulangi dengan melebarkan saluran
yang telah tersedia. Akan tetapi pelebaran saluran akan memotong
badan jalan, sehingga muncul permasalahan baru seperti
ankemacetan. Sehingga perlu dilakukan solusi yang sesuai untuk
mengatasi banjir khususnya di wilayah Sempaja.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan survey yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai


berikut :
1. Setelah dilakukan analisa hidrologi diperoleh hasil debit banjir
rancangan pada hidrograf yaitu debit puncak pada hidrograf yaitu
46,4988 untuk debit puncak pada hidrograf Sempaja, dan 19,5653
untuk debit puncak pada hidrograf AWS. Kemudian debit saluran
maksimum untuk dimensi AWS adalah 9,83 dan 10,3 serta untuk
dimensi Wahid Hasyim 2 adalah 9,14 dan 2,14.
2. Setelah dilakukan analisa hidrologi dan dimensi saluran, solusi
untuk menangani masalah banjir di Sempaja adalah dengan
memperlebar saluran drainase.

3.2. Saran

1. Sebaiknya pengukuran debit pada saat puncak banjir agar dapat


memperoleh hasil yang lebih akurat.
2. Sebaiknya dilakukan pengukuran pada setiap titik atau ditinjau
beberapa meter agar dapat mengetahui debit sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai