Anda di halaman 1dari 2

Tinea Barbae

No. Dokumen :
No. Revisi :
TanggalTerbit : 2 juni 2016
Halaman :1/2
SOP

UPTD PUSKESMAS Dr.Eka Fetria


Nip19790204 200704
TANJUNG PATI
2017

1. Pengertian Tinea barbae adalah infeksi jamur pada kulit dagu dan folikel rambut di
dagu.
2. Tujuan Dokter dapat melakukan pengelolaan penyakit dermatitis
numularis yang meliputi
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
c. Penegakan diagnosis
d. Rencana penatalaksanaan
3.Kebijakan
4.Referensi PERMENKES no 5 tahun 2015
5.Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan
bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan
orang yang mengalami dermatofitosis.
Faktor Risiko
a. Lingkungan yang lembab dan panas
b. Imunodefisiensi
c. Obesitas
d. Diabetes Melitus

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang


Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Gambaran umum:
Lesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan
bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah, dan
konfigurasi polisiklik. Lesi dapat dijumpai di daerah kulit
berambut terminal, berambut velus (glabrosa) dan kuku

Pemeriksaan Penunjang
Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopis
dengan KOH, akan ditemukan hifa panjang dan artrospora.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

Pemeriksaan Fisik. Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan

penunjang.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Hygiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian
secara bersamaan harus dihindari.
b. Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal, yaitu
dengan:
c. Antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol, atau
terbinafin, yang diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2
minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
d. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap
terapi topikal, dilakukan pengobatan sistemik dengan:
1. Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g untuk
orang dewasa dan 0,25 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-
25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
2. Golongan azol, seperti:
Ketokonazol: 200 mg/hari,

Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah


makan.

Konseling dan Edukasi


Edukasi mengenai penyebab dan cara penularan penyakit.
Edukasi pasien dan keluarga juga untuk menjaga hygienetubuh,
namun penyakit ini bukan merupakan penyakit yang berbahaya.
Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila:
a. Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah terapi.
b. Terdapat imunodefisiensi.
c. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka.

Sarana Prasarana
a. Lup
b. Laboratorium sederhanauntuk pemeriksaan KOH

6.Unit terkait Poli umum, ruang tindakan,


7.dokumen Rekam medis pasien
terkait Lembaran informed consent

Anda mungkin juga menyukai