Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Hubungan manusia dengan alamnya mengandung beberapa aspek, antara lain

manusia tidak lepas dari interaksinya bersama sesama manusia juga dengan hewan,

tumbuhan, lingkungan / alam.

Karena aspek-aspek tersbeut sangat berarti bagi manusia, karena manusia

adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri, tanpa bantuan disekitar lingkungan

hidupnya. Selain itu juga manusia diciptakan oleh Tuhan untuk beribadah

sebagaimana mestinya seperti ketentuan yang telah diberikan Tuhan dalam kitab

kepercayaan masing-masing agama.

Sungguh terlalu bila manusia tidak bersyukur atas segala apa yang diberikan

oleh Tuhan, manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagai penguasa

alam semesta, karena diciptakan oleh Tuhan sebagai mahluk yang paling sempurna

dibandingkan mahluk hidup lainnya. Manusia dapat bersyukur pada Tuhanya dengan

cara beribadah yang rajin menjauhi segala larangannya dan mentaati segala perintah-

Nya.
Di alam dunia ini kita manusia diciptakan berpasang-pasangan, ada laki-laki

ada perempuan, dan uniknya manusia memiliki sifat yang beragam, ada yang baik,

jahat, pemarah, pemalu, sabar, dan tidak sabar dalam menghadapi masalah.

Walaupun setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda namun kita

sebagai manusia harus saling menghormati dengan manusia lainnya, sebab dengan

terjalinnya hubungan yang baik antar manusia dengan manusia, maka akan tercipta

ketentraman hidup. Bayangkan bila manusia di dunia ini tidak saling menghormati

dan mengerti dengan segala kepentingan dan kesibukannya? Mungkin tidak akan

tercipta ketentraman hidup dan dunia ini akan semrawut dengan ulah manusia.

Ketentraman hidup dapat dijalin dengan cara saling berinteraksi antar manusia,

saling menyayangi, saling mencintai. Cara tersebut dapat dijalankan pada berbagai

situasi / keadaan, antara lain dalam bermasyarakat, keluarga dan dalam lingkungan

keluarga juga, meski terkadang sekarang ini sulit untuk menjalin ketentraman hidup

dikarenakan pola pikir manusia yang telah diracuni oleh pola pikir yang menyimpang.

Lalu hubungan manusia dengan hewan / binatang, cara kita sebagai manusia

menghormati binatang dengan cara menyayanginya dan tidak menyiksanya /

membunuhnya bila binatang itu tidak mengganggu.

Ada sebagian manusia yang menyayangi binatang dengan cara memeliharanya.

Binatang tersebut bisa dikategorkan menjadi 2 macam, antara lain binatang yang jinak
dan tidak jimak. Kedua kategori sifat binatang ini sebagian besar ada yang dipelihara

oleh manusia juga.

Binatang juga sangat bermanfaat bagi manusia, selain dapat dimanfaatkan

tenaga dan dapat dimakan juga sebagai sarana penambah kebutuhan untuk konsumsi

makanan.

Bila binatanag yang ada disekitar kita tidak disayangi maka dapat merugikan

jiwa manusia sebab secara tidak langsung binatang itu dapat menyerang dan

membunuh kita, terutama seperti harimau, ular, banteng.

Karena kita hidup di dunia ini tidak hanya berdampingan dengan manusia saja

tapi dengan binatang juga.


Hubungan manusia dengan tumbuhan, bayangkan bila dunia ini tidak ada

tumbuhan/pohon, mungkin dunia ini akan begitu gersang dan panas, tidak ada

penahan panas yang membantu mengurangi pantulan sinar matahari yang menuju ke

bumi tempat kita berpijak.

Selain itu tumbuhan juga sebagai penyalur oksigen, karena mereka juga

makhluk hidup, tumbuhan sangat penting perannya dalam kehidupan manusia.

Mungkin bila di dunia ini dan di lingkungan tempat manusia tidak ada tumbuhan,

mungkin tidak akan keindahan yang terlihat dimata kita. Mungkin hanyalah padang

pasir yang telihat dan panas.

Manusia dapat hidup berdampingan dengan tumbuhan dengan cara memelihara

dan melestarikannya. Jangan membakar hutan, karena dapat terjadi erosi, karena

hutan juga sebagai paru-paru dunia. Maka dari itu tanamilah dunia ini dengan

tumbuhan agar terlihat indah dan asri, maka tumbuhanpun akan memebrikan dampak

yang positif juga untuk kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini.
Kita hidup di dunia in juga berdampingan dengan lingkungan, lingkungan

disini adalah menyangkut alam dunia, yang terbagi menjadi beberapa aspek; tanah,

air, udara beserta benda langit yang mengitari dunia ini.

Bila kita tidak menyayangi mereka maka mereka juga dapat membahayakan

kita. Contohnya air bila kita tidak memanfaatkannya dengan baik maka akan bisa

terjadi banjir, udara saat ini kabarnya atmosfer kita mulai menipis dikarenakan ulah

manusia yang tidak dapat menghindari pemanasan global/global warning.

Jadi intinya kita harus saling hidup berdampingan di dunia ini, karena kita

mempunyai sifat simbiosis mutualisme. Sayangilah alam sekitar sebagaimana kita

menyayangi keluarga / pasangan hidup kita. Jangan lupa juga beribadah yang rajin

agar teman tetap menyayangi kita, dan kita kelak nanti dapat menjadi ahli surga.

Amien.

Beragam Bentuk Hubungan Manusia dengan


Dunia
Hubungan manusia dengan harta dunia dapat
dibahas dari pelbagai sisi. Terkadang membahasnya dari hubungannya dengan kecintan manusia akan harta
dunia. Di sini, tidak ada bedanya dengan harta dunia yang sedikit dan banyak. Mungkin saja seseorang hanya
memiliki sedikit harta dunia, tapi kecintaannya kepada hartanya sangat tinggi. Kecintaan manusia akan harta
dunia dalam Islam dibenci secara mutlak. Hanya saja kebencian ini tidak sampai pada batas hukum haram, tapi
dapat menyeret manusia melakukan perbuatan maksiat. Bila kecintaan kepada harta dunia sedemikian rupa
sehingga mencegah manusia melakukan kewajiban syariat atau sampai pada batasan dimana merugikan
aktivitasnya untuk beribadah, mencari ilmu dan lain-lain, maka kecintaan ini sangat tercela.

Kondisi terbaik terkait hubungan manusia dengan harta dunia adalah keberadaan dan
ketiadaannya sama bagi manusia. Yakni, bila ia memiliki harta dunia, hal itu tidak membuatnya
gembira, dan bila ia tidak memiliki apa-apa atau harta yang dimilikinya hilang, maka itu tidak
membuatnya sedih. Karena dalam dua kondisi yang dihadapinya itu dianggap sebagai sarana
Allah untuk menguji manusia. Dengan demikian, apa yang hilang dari tangan manusia tidak akan
membuatnya sedih, dan apa yang didapatkan manusia tidak membuatnya gembira.

Allah Swt dalam al-Quran berfirman, "(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
sombong lagi membanggakan diri." (QS. al-Hadid: 23)

Salah satu cara agar manusia mendapat kondisi ini, ada dan tidaknya harta sama bagi manusia,
dengan berusaha menyisihkan apa yang dimilikinya, itupun dari yang dicintainya, untuk
diinfakkan di jalan Allah.
Allah Swt berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (QS. Ali Imran: 92)

Berusaha untuk mendapatkan harta dengan tujuan berinfak di jalan Allah Swt memiliki satu
syarat. Harta atau kekayaan yang didapatkan harus dilakukan dengan motivasi melakukan yang
sunnah dan tidak sampai membuat manusia tidak melakukan kewajiban atau masalah yang
prinsip dan penting.

Mungkin saja manusia memiliki harta yang banyak, tapi ia sendiri tidak memanfaatkannya.
Kebaikan atau keburukan perbuatan ini kembali pada niat dan motivasi manusia. Terkadang
seseorang tidak menggunakan hartanya karena ia memang tidak suka membelanjakan hartanya
dan ingin tetap seperti itu adanya. Kondisi orang yang seperti ini disebut kikir dan perbuatan ini
dalam Islam sangat tercela. Tapi bila tidak menggunakan harta dengan niat bahwa pemiliknya
tidak terbiasa dengan kelezatan dunia, maka perbuatan ini baik.

Ketika manusia menikmati apa yang dimilikinya, tanpa disadarinya ia akan mencintainya.
Biasanya cara terbentuknya cinta dimulai dari sini. Yakni, pada awalnya manusia menikmati
sesuatu dan perlahan-lahan ia menyukainya lalu hatinya menginginkan selamanya memilikinya.
Dengan demikian, satu dari cara untuk tidak terikat dengan harta dunia adalah manusia semakin
sedikit memanfaatkannya, sehingga lebih sedikit menikmatinya.

Bila seseorang sedikit mengkonsumsi dengan motivasi jangan sampai hatinya tertambat pada
dunia, maka secara perlahan-lahan orang itu akan meraih sifat zuhud yang biasa dimiliki oleh
para wali Allah dan merupakan sifat kesempurnaan manusia. Seorang yang zuhud bukan berarti
orang itu tidak memiliki apa-apa. Terkadang ada orang yang kaya, tapi pada saat yang sama ia
seorang yang zuhud.

Nabi Sulaiman as terkenal dengan segala nikmat yang diberikan kepadanya, tapi pada saat yang
sama ia cukup makan roti dari tepung gandum yang dibuat sendiri. Artinya, pada saat yang sama
memiliki harta banyak, tapi hidup dengan zuhud.

Hubungan lain antara manusia dengan harta dunia bisa dikaji dari sisi moral dan nilai. Yakni,
mungkin saja dari hubungan ini membuat terbentuknya akhlak baik atau buruk dalam diri
manusia. Terkadang manusia terpukau dengan harta dunia sedemikian rupa sehingga ia
melihatnya sebagai nilai, dan bila hartanya semakin banyak ia begitu gembira, sehingga seakan-
akan lupa akan dirinya sendiri. Terkadang yang terjadi adalah sebaliknya. Ada orang yang
memiliki harta menjadi sedih sedemikian rupa sehingga kehilangan ketenangan dan kesehatan
jiwa karena kehilangan kekayaannya.

Ini dua kondisi yang akan muncul pada manusia bila hatinya telah tertambat pada dunia. Bila
manusia tidak mencintai harta dunia dan menginginkannya untuk melakukan kewajiban, maka
hatinya tidak akan pernah tertambat pada harta dunia. Manusia harus melihat dalam posisinya
saat ini apa kewajiban yang harus dilakukan; berinfak di jalan Allah ketika mampu dan sabar saat
tidak mampu. Keduanya merupakan kewajiban manusia dan terhitung ibadah.

Seseorang yang tujuannya adalah akhirat, maka bila ia mendapatkan harta, dirinya tidak akan
gembira dan begitu pula sebaliknya ketika kehilangan harta, dirinya tidak akan sedih. Dengan
demikian, manusia harus berusaha untuk menjauhkan dirinya dari dua sifat gembira saat kaya
dan susah saat miskin. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi

Anda mungkin juga menyukai