Anda di halaman 1dari 7

1.

Ciri khairaummah menurut surat Ali-Imran(3):110


Dalam Al-Quran (Q.S Ali-Imran : 110) Allah berfirman : Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.
Ayat ini menegaskan bahwa kamu (umat islam) menjadi sebaik-baik umat
yang dikeluarkan antara manusia di dunia ini jika kamu memenuhi tiga
syarat: amar Maruf, nahi Munkar dan iman kepada Allah.

Pertama: menjadi orang yang baik. Hal ini tergambar dari sikap perilaku
dalam sosial kemasyarakatan, yaitu pembawaannya simpatik, rendah hati,
tidak sombong, dan sifat-sifat lainnya yang termasuk dalam akhlakul
karimah, budi pekerti yang mulia.
Kedua: mengajak orang berbuat baik, jadi tidak cukup umat itu menjadi
orang yang baik saja, tetapi wajib mengajak yang lain untuk berbuat baik.
Ketiga: memberantas kemunkaran dan kemaksiatan. Sebab apabila
kemunkaran itu tidak diberantas, maka kebaikan yang telah dibina dan
dibangun dengan susah payah itu akan berantakan kembali
Keempat; Ciri yang keempat ialah tuminuna billah, beriman kepada Allah
dalam arti Kaffah yaitu berserah diri dan tawakal kepada Allah dan selalu
dekat denganNya serta Allah pun senantiasa menyertainya. Sikap jiwa yang
demikian akan menjadi sumber kekuatan umat, dikarenakan semua kegiatan
yang dilakukannya baik yang mudah maupun yang berat semua
dilakukannya di atas landasan Aqidah Islam/Iman

pertama, senantiasa menyeru manusia kepada perbuatan maruf (terpuji)


dan mencegah dari perbuatan munkar (tercela), seperti dinyatakan dalam
Surah Ali Imran [3: 110; kedua, tidak bercerai-berai dan berselisih satu sama
lainnya setelah datang keterangan yang jelas kepada mereka (QS. Ali Imran
[3]: 105). (Musda Mulia)

2. Hakekat Manusia
Hakekat manusia menurut pandangan Islam:
a. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.
Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 :


Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes air mani menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging yang
diberi bentuk dan yang tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan kekuasaan
Tuhanmu.
Firman tersebut menjelaskan tentang asal muasal manusia, bahwa
hanya Nabi Adam AS yang diciptakan langsung dari tanah, sedang istrinya
diciptakan dari satu bagian tubuh suaminya. Setelah itu semua manusia
berikutnya diciptakan melalui perantaraan seorang ibu dan dari seorang
ayah.
b. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).
Firman Allah dalam Q.S. Al-Araf 189:

Dialah yang menciptakanmu dari satu diri


Firman tersebut jelas menyatakan bahwa sebagai individu dalam
merealisasikan dirinya melalui kehidupan, ternyata diantaranya terdapat
manusia yang mampu mensyukurinya dan menjadi beriman.

c. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.


Firman Allah Q.S. Al-Araf ayat 172 sebagai berikut:

Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka,
Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul Engkau Tuhan kami
dan kami bersaksi.
Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang mengikat atau membatasi
manusia sebagai individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan
menyembah selain Allah SWT. Bersaksi akan menjadi manusia yang bertaqwa
pada Allah SWT. Manusia tidak bebas menyembah sesuatu selain Allah SWT,
yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya akan mengantarkannya
menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkaiNya.

3. Manusia Sebagai Abdullah

KEDUDUKAN DAN FUNGSI MANUSIA SEBAGAI HAMBA


A. Hakikat Penciptaan Manusia
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripatih itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami balut dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
(QS.Al-Muminun, 23: 12-14)
dalam ayat-ayat Al-Qur'an tersebut Allah mengingatkan manusia tentang
asal kejadiannya (Adam) yaitu dari tanah dengan berbagai unsurnya, dan
keturunannya diciptakan dari saripati tanah berupa air mani yang hina,
sehingga sepantasnya manusia menyembah Allah yang telah
menciptakannya dengan penuh ketawadhuan.
Tujuan penciptaan manusia:
Dalam QS 51:56 disebutkan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah
kepada Allah SWT. Segala aspek kehidupan seorang hamba Allah seharusnya
dilakukan dalam rangka persembahannya kepada Allah SWT dengan niat
hanya untuk mencapai keridhaan-Nya.

B. Manusia Sebagai Hamba Allah

Posisi manusia di alam atau kehidupan dunia ini, juga merupakan tujuan
penciptaan manusia oleh Allah SWT, adalah sebagai hamba (abid). Sebagai
hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada Sang
Khaliq; menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan seorang hamba
(budak) dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat
atas segala perintah tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai abid,
kewajiban manusia di bumi ini adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas
sepenuh hati (Q.S. 2:21, 98:5, 52:56).
Ibadah berakar kata abada yang artinya mengabdikan diri, menghambakan
diri. Ibadah dalam arti sempit ialah aktivitas keagamaan ritual seperti shalat,
puasa, dan haji.
Dalam arti luas, ibadah adalah melaksanakan hidup sesuai dengan syariat
Islam; aktivitas ekonomi seperti berdagang, politik, seni, dan lainnya sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Semua perbuatan baik yang mendatangkan manfaat
bagi diri dan orang lain adalah ibadah atau amal saleh.
Seorang Muslim harus memahami benar posisinnya di hadapan Allah sebagai
abid ini. Pemahamannya itu harus terwujudkan dalam perilaku Islami, karena
secara ideal, seseorang yang mengaku Muslim, dirinya telah benar-benar ter-
shibghah (tercelup) kedalam celupan Allah, yakni syariat Islam.
Muslim yang sudah ter-shibgah, segala perilaku kesehariannya berpedoman
pada ajaran Islam, setiap gerak langkah dan perbuatannya dikendalikan
oleh syariat Islam, sehingga ia selalu berbuat kebaikan dalam segala hal.
C. Kedudukan Manusia Sebagai Hamba
Kedudukan manusia yang paling utama adalah sebagai Abdullah yang artinya
sebagai Hamba Allah. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah maka manusia
harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh membangkan kepada-Nya.
Dalam hal ini, manusia mempunyai dua tugas yaitu: pertama ia harus
beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit (sholat, puasa, haji,
dsb.) maupun luas (melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan
dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan
sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Allah SWT dan Hadist). Kedua, sebagai khalifatullahi.
Selain itu, manusia bertugas sebagai abdullah yaitu bisa dikaitkan dengan
proses kejadian manusia yang telah dikemukakan terdahulu. Dari uraian
terdahulu dapat difahami bahwa pada dasarnya manusia terdiri atas dua
substansi, yaitu jasad/materi dan roh/immateri. Jasad manusia berasal dari
alam materi (saripati yang berasal dari tanah), sehingga eksistensinya mesti
tunduk kepada aturan-aturan atau hukum Allah yang berlaku di alam materi
(Sunnatullah). Sedangkan roh-roh manusia, sejak berada di alam arwah,
sudah mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui
Allah sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S. al-
Araf: 172). Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi
dirinya atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksana-
kannya adalah abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh
kepada aturan dan KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya).
Kedudukan Manusia Dalam Pandangan Al-Qur'an
1). Makhluk termulia (Al-Israa':70)
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. 17:70)

2). Makhluk yang paling indah bentuk kejadiannya.


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. (QS. 95:4)

3). Makhluk yang diberikan kebebasan memilih dan bisa membedakan antara
yang baik dan yang buruk.
..dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya. (QS. 91:7-10)

4). Makhluk yang diberi kemampuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan


dan dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih iptek itu:
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah.
Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (96:1-3).

Alat-alat tersebut adalah:

a. Pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati:


Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. 16:78)

b. Lisan. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah
dan dua buah bibir. (QS. 90:8-9)

c. Pena. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Rabbmu
kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
(QS.Al-Qalam (68) :1-2)

5). Khalifah Allah SWT

6). Makhluk yang diberikan beban untuk beribadah kepada Allah SWT
semata, ibadah yang mencakup ibadah ritual dan seluruh aspek kehidupan
manusia.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (QS. 51 (Adz Dzaariyaat: 56)
D. Pembagian Manusia Sebagai Hamba

1. Golongan yang tidak tahu atau tidak sedar yang mereka itu hamba Allah.
Mereka ini adalah golongan yang tidak tahu, tidak sedar atau tidak
mengambil tahu apakah dirinya hamba Allah atau tidak kerana mereka tidak
beriman dengan Al Quran dan As Sunnah. Begitu juga mereka mentadbir
kehidupan di dunia ini,tidak dengan syariat Tuhan tetapi dengan
ideologi yang mereka buat sendiri.
2.Golongan yang tahu bahawa mereka adalah hamba Allah di bumi tetapi
rasa kehambaannya tidak ada atau tidak wujud.
Golongan ini tahu dan sedar bahwa mereka adalah hamba Allah di bumi
tetapi kerana jahil, lemah melawan hawa nafsu,cinta dunianya begitu kuat,
kepentingan peribadinya
terlalu banyak, maka orang yang demikian rasa kehambaannya kepada Allah
begitu
lemah. Sebab itulah pengabdiannya kepada Allah lemah. Boleh jadi langsung
tiada. Mereka ini adalah golongan umat Islam yang fasik atau zalim dan
ditakuti kalau dibiarkan terus boleh membawa kepada kekufuran.
3.Golongan yang merasa kehambaan kepada Allah di bumi.
Rasa kehambaannya kepada Allah itu kuat. Oleh itu mereka dapat melahirkan
sifat-sifat kehambaan serta memperhambakan diri kepada Allah dengan
membaiki yang fardhu dan sunat dengan sungguh-sungguh. Mereka juga
dapat bertanggungjawab sebagai hamba-Nya di bumi sesuai dengan
kedudukan dan kemampuan masing-masing. Mereka boleh dibagikan
kepada beberapa bahagian pula iaitu:
a. Golongan yang sederhana (golongan ashabul yamin)
b. Golongan muqarrobin
c. Golongan as siddiqin

4.Golongan yang sifat kehambaannya dan memperhambakan diri kepada


Allah lebih
menonjol daripada kekhalifahannya kepada Allah.
Maksudnya mereka yang dari golongan orang soleh tadi, ada di kalangan
mereka, penumpuannya kepada beribadah kepada Allah lebih nampak dan
menonjol dengan menghabiskan masa
beribadah, memperbanyakkan fadhoilul amal, berzikir, membaca Al Quran,
bertasbih, berselawat dan mengerjakan amalan-amalan sunat sama ada
sembahyang
sunat mahupun puasa sunat. Golongan ini dikatakan abid yang baik.

E. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah


Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang
dimiliki dan bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi
SAW dikatakan yazidu wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan
terkadang berkurang atau melemah).
Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab
terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Quran dinyatakan dengan
quu anfusakum waahliikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan
iman dari neraka).
Allah dengan ajaranNya Al-Quran menurut sunah rosul, memerintahkan
hambaNya atau Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu,
tanggung jawab hamba Allah adlah menegakkan keadilanl, baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan berpedoman dengan ajaran Allah,
seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan kenungkaran yang
mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus senantiasa
melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan
kemungkaran (Fakhsyaaiwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian
dari ummah yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk
mengajak yang lain berbuat maruf dan mencegah kemungkaran (Al-Imran :
2: 103). Demikianlah tanggung jawab hamba Allah yang senantiasa tunduk
dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

4. MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

Manusia sebagai khalifah di muka bumi, memunyai peranan penting yang


dijalankan samapai akhir zaman ataupun kiamat, dan peranan penting ini pun
sebagai bagian dari fungsi manusia sebagai khalifah, diantaranya :

1. Memakmurkan Bumi (al'imarah)

Berupa pembangunan materi, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang


telah disediakan Allah di muka bumi tercinta ini dengan arahan dan syariat
yang lurus, yaitu berdasarkan Al-Quran (hikmah) dan As-Sunah (hadist).
Khalifah pun berupaya untuk menjadikan umatnya atau manusia pada
zamannya yang bermoral dan memiliki peradaban yang baik.

2. Memelihara Bumi (arri'ayah)

Khalifah dalam menjalankan tugasnya harus memilki tujuan yaitu dengan


menciptakan akidah dan akhlakulkarimah. Selain menciptakan juga agar
selalu terpeliharanya akidah dan akhlakulkarimah tersebut. Menjaga bumi
dari kerusakan atau kehancuran alam, baik itu yang disebabkan alam sendiri
maupun oleh tangan-tangan jahil para manusia.

3. Perlindungan

Khalifah memiliki fungsi untuk melindungi bumi dan seisinya, yang


terkandung atas lima pokok kehidupan yaitu, agama (aqidah), jiwa
manusia,harta kekayaan,akal pikiran, dan keturunan (kehormatan). Tugas
yang ketiga ini sangat berat diembannya, dan apabila dapat dilaksanakan,
jika seorang khalifah tersebut dapat menunjukkan suatu kebenaran sebagai
kebenaran dan dapat menegakkan di tengah-tengah kehidupan umat
manusia. Serta dapat menunjukkan kepada umat manusia, bahwa kebatilan
adalah kebatilan dan dapat mengajak seluruh umat manusia untuk
menumbangkannya bersama demi mencapai tujuan bersama yang
diharapkan.

5. Manusia dalam melajutkan misi Rasulullah


Misi-misi yang diemban Rasulullah untuk disampaikan kepadaumatnya antara
lain ajakan untuk menyembah kepada Allah saja,menyempurnakan akhlak,
menebarkan kerahmatan bagi alam semesta,dan membawa kedamaian serta
kesejahteraan umat manusia.

6. Ciri Pribadi muslim Insan Kamil mnrt surat Ali Imran(3):

Sifat sifat manusia sempurna


Sifat sifatnya terdiri dari :
- Keimanan
- Ketaqwaan
- Keadaban
- Keilmuan
- Kemahiran
- Ketertiban
- Kegigihan dalam kebaikan dan kebenaran
- Persaudaraan
- Persepakatan dalam hidup
- Perpaduan dalam umah

Anda mungkin juga menyukai