(SAP)
Pokok Bahasan : Pengenalan Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Sasaran : Ibu-ibu Hamil
Tempat : Kelurahan puupi, Kec, Kolono
Waktu : 35 menit
1. Tujuan umum:
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat mengenali dan mengerti tentang tanda bahaya
pada kehamilan.
2. Tujuan khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat :
a. Mengetahui pengertian kehamilan
b. Mengetahui pengertian tanda bahaya kehamilan
c. Mengetahui macam-macam tanda bahaya kehamilan
B. Materi penyuluhan
1. Pengertian kehamilan
2. Pengertian tanda bahaya pada kehamilan
3. Macam-macam tanda bahaya pada kehamilan
KEGIATAN
No TAHAPAN Waktu
Penyuluh Peserta
Pembukaan Memberi salam Menjawab salam dan 5 Menit
1 Perkenalan mendengar
Menyebutkan topic
2 penyajian Pengertian kehamilan Mendengarkan dan menyimak 25 Menit
materi Pengertian tanda bahaya pada penyuluhan dengan serius
penyuluhan kehamilan
Macam-macam tanda bahaya
pada kehamilan
3 Penutup Menutup acara dengan memberi Menanggapi 5 Menit
salam
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Alat/Media
1. Flipchart
F. Evaluasi
1. Prosedur : Lisan
2. Soal : Essay
G. Sumber
Setio wulan. Wiwiek, Wardhani Ikawahyu, Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri
Rakhmi, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta
LAMPIRAN MATERI
PADA KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lama kehamilan normal
adalah 280 hari
2. Pengertian Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengidentifikasikan adanya bahaya yang dapat
terjadi selama hamil/kehamilan (periode antenatal), yang apabila tidak terdeteksi atau diketahui secara
cepat akan menyebabkan kematian ibu.
3. Macam-macam Tanda Bahaya Pada Kehamilan:
a. Perdarahan
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
c. Kejang
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang
e. Demam tinggi
f. Nyeri perut yang hebat
g. Sakit kepala yang hebat
h. Muntah terus dan tidak bisa makan
i. Selaput kelopak mata pucat
I. Perdarahan
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Perdarahan yang terjadi pada awal
kehamilan yaitu perdarahan yang sedikit atau spotting sekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini
adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi.
Jika terjadi perdarahan ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh atau erosi, ada 2
kemungkinan, yaitu perdarahan ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi:
1. Perdarahan yang tidak normal, yang terjadi pada awal kehamilan adalah berwarna merah,
perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus,
kehamilan mola atau kehamilan ektopik
2. Perdarahan yang tidak normal, yang terjadi pada kehamilan lanjut adalah merah, banyak, dan
kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan ini bisa berarti plasenta
previa atau abrupsio plasenta.
Ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut,
juga karena danya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
III. Kejang
Jika kejang didahului makin memburuknya keadaan dan terjadi gejala-gejala sakit kepala, mual,
nyeri ulu hati hingga muntah. Jika semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
kemudian kejang-kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia.
V. Demam tinggi
Jika suhu ibu hamil > 38oC merupakan masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Penanganannya adalah istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu. Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme patogen ke dalam tubuh ibu hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau
gejala-gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital.
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Ini bisa kemungkinan appendikatis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalina pre-term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, absorpsi
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan merupakan ketidaknyamanan yang biasa terjadi
dalam kehamilan. Jika sakit kepala yang tidak hilang-hilang walaupun sudah beristirahat, disertai dengan
penglihatan menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsia.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, dimuali dari 6 minggu setelah HPHT. Mual dan muntah berlangsung dalam 10
minggu. Jika mual dan muntah mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk
dinamakan hiperemisis Gravidarum.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan haemoglobin < 11gr% pada trimester
I dan III, < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut.
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar
dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan
tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster-poster dan
leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan
antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu
digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif
mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam
mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan
saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Tanda bahaya
kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi
selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu. Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003)
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual dan kadang-kadang
muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan.
Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus sampai ibu lemah dan tak dapat bangun,
keadaan ini berbahaya bagi keadaan janin dan kesehatan ibu.
a. Penanganan Umum
b. Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)
2. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga
terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang
dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan
adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan
spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
a. Penanganan Umum
1) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
2) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tandatanda vital sambil
menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin,
2002: 33)
b. Komplikasi
3. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu
akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat haidnya. Perdarahan ini
adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari
Friabel cervik.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi. Jika terjadi
perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa berarti
aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik. Pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.
1) Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat disebabkan oleh
keguguran atau keguguran yang mengancam. Ibu harus segera meminta pertolongan bidan atau
dokter. Janin mungkin masih dapat diselamatkan. Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu
mendapat pertolongan agar kesehatannya terjaga.
2) Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat, pada ibu yang terlambat
haid 1-2 bulan, meupakan keadaan sangat berbahaya. Kehidupan ibu terancam, ia harus langsung
di bawa ke rumah sakit untuk diselamatkan jiwanya.
3) Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan ancaman bagi ibu dan
janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah sakit.
4) Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat berbahaya dan
merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian
dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya.
5) Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus-menerus,
disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera di bawa ke
rumah sakit.
a. Penanganan Umum
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu,
termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera
lakukan tindakan meskipun tandatanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih
lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai
penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai
dengankeperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19).
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan lebih tinggi. Bengkak bisa
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat
dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
pre eklamsia.
Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh
sehingga menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang
bengkak secara temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang
setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara
optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu
memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.
Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam
dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan
kekurangan energi pada darah dan ginjal.
1) Selama akhir masa kehamilan, berbaringlah dengan kaki lebih tinggi dari badan sesering
mungkin, ini tidak hanya membuat libu hamil beristirahat lebih nyaman, tetapi juga
meningkatkan aliran energi pada saluran ginjal.
2) Hindari pemakaian jenis sepatu tertentu pada akhir kehamilan, terutama yang terbuat dari kulit
akan melar dan longgar saat libu hamil ingin memakainya saat melahirkan.
3) Jika bengkak terjadi pada tangan dan jari, pastikan untuk melepaskan cincin sebelum terlalu
sempit. Jika ibu hamil lupa dan tetap memakainya cincin itu perlu dipotong agar tidak terjadi
penyumbatan.
4) Jika ibu hamil menderita kram jangan menambahkan garam pada makanan karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya penumpukan cairan. Ketika kram terjadi ulurkan sejauh mungkin
untuk mencegah kontraksi otot.
5) Kompreskan daun kubis (lebih baik yang berwarna hijau tua) di sekeliling kaki ibu hamil
kemudian dibasuh, tetapi jangan cuci daun tersebut, lalu dinginkanj di lemari es kemudian
dibalutkan di kaki. Biarkan sampai lembab dan layu kemudian ganti dengan yang baru
sampai bengkak membaik.
a. Penanganan Umum
1) Istirahat cukup
2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
3) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera
melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)
b. Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tandatanda
oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air
seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan
gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit
3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini
merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas
ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam
rahim tidak seperti biasanya.
a. Penanganan Umum
2) Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh
obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan
menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
b. Komplikasi
Biasanya ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal persalinan seperti mulas dan
keluarnya lendir, bercampur sedikit darah. Cairan ketuban biasanya berwarna jernih kekuningan.
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan,
janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi ibu maupun janin.Ibu perlu segera mendapat
pertolongan bidan terdekat untuk di bawa ke rumah sakit.
a. Penanganan Umum
2) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
3) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan
dalam secara digital.
b. Komplikasi
3) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114)
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
a. Penanganan Umum
1) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
2) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
3) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)
b. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-
eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
a. Penanganan Umum
1) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas
tindakan gawat daruratan.
2) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan
pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya.
(Saifuddin, 2002 : 33)
b. Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi
hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati
dan kematian.(Irma, 2002:4)
9. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala
sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia
(Saifuddin, 2002).
a. Penanganan
1) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
b. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin,
2002:34)
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah
merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari selsel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kirakira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya.
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam
darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
a. Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
b. Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan
komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,
kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38 C dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
a. Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan
suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
b. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung
kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
1. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami tanda bahaya
dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga dapat dilakukan rujukan ke tempat fasilitas yang
lebih baik (rumah sakit).
5. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan ujung tombak tentang
kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
6. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah
Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
7. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.