1759 Chapter 6
1759 Chapter 6
PERENCANAAN
PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP)
Untuk lapis lindung dengan kontruksi dari batu pecah (quarry stone); pada
Ir = 3.305 didapatkan nilai Run-up sesuai dengan grafik Run-up
gelombang (Bambang Triatmodjo, 1996)
1.24
3.305
H breakwater = Elvbreakwater
Elvdasar laut
= + 2,63 (-5,0)
= 7,63 m
Bagian lengan (badan) :
H breakwater = Elvbreakwater
Elvdasar laut
= + 2,63 (-4,0)
= 6,63 m
Sebelah Timur
Bagian ujung (kepala) :
(SPM, 1984)
Catatan :
n : Jumlah susunan butir batu dalam lapisan pelindung
1
* : Penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah
2
* : Sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD
dibatasi pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3
3
* : Batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan
bangunan
H
3
r
W = 3
K D (S r 1) cot
Dimana :
W = Berat batu pelindung (ton)
3
(r) = berat jenis batu (t/m )
H = Tinggi gelombang rencana (m)
= Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
Koefisien Stabilitas yang tergantung pada bentuk batu
KD =
pelindung, kekasaran permukaan batu, ketajaman sisi- sisinya,
ikatan antar butir dan keadaan pecahnya gelombang.
Bagian Ujung :
3
2.65 (1.08)
W1 = = 0.153 t
2.8 [(2.65 / 1.03) 1]3
2
Bagian Lengan :
3
2.65 (1.08)
W2 =
= 0.107 t
H
3
r
Wk = 3 3
N S (S r 1)
Dimana :
Wk = Berat butir batu pelindung kaki (ton)
3
(r) = berat jenis batu (t/m )
H = Tinggi gelombang rencana (m)
NS = Agka stabilitas rencana untuk pelindung kaki bangunan
300
0.75
Gambar 6.2. Grafik Angka Stabilitas NS untuk Fondasi dan Pelindung Kaki
d1
Adapun diambil pada kedalaman 4 m.
dS
dS = jarak antara LWL ( + 0,00 m) dan elevasi dasar pelindung kaki = 4 m
d1 = jarak antara LWL ( + 0,00 m) dan elevasi puncak pelindung kaki
=4m1m=3m
3 3
d1 = 0,75, sehingga bisa dicari nilai N S dari grafik
Maka didapat nilai dari =
dS 4
di atas yaitu sebesar 300.
Berat butir batu pelindung kaki (Wk) break water dapat dicari sebagai berikut :
3
2.65 (1.08)
Wk = = 0,00286 t
300 [(2.65 / 1.03)
1] 3
Keterangan = dalam penggambaran, Wk (W pelindung kaki) ditulis sama
dengan W3 (W lapis 1 Break Water) yaitu sebesar 0,5 t.
6.3.3.3.Lebar Puncak
Rumus yang dipakai :
1/3
W
B n K
=
r
Dimana :
B = Lebar Puncak Breakwater
n = 3 (minimum)
K = Koefisien Lapis Batu Pecah = 1.15
W = Berat butir lapis pelindung (ton)
3
(r) = Berat Jenis Batu Pecah = 2.65 t/m
Bagian Ujung :
1/3
B = 3 1.15 = 1.325 m
0.153
2.65
Bagian Lengan :
1/3
B = 3 1.15 = 1.180 m
0.107
2.65
1/3
W
t n K
=
r
Dimana :
T = Tebal lapis dinding
n = 2 (minimum)
K = Koefisien Lapis Batu Pecah = 1.15
W = Berat butir lapis pelindung (ton)
3
(r) = Berat Jenis Batu Pecah = 2.65 t/m
Bagian Ujung :
1/3
t = 2 1.15 = 0.9 m
0.153
2.65
Bagian Lengan :
1/3
t = 2 1.15 = 0.8 m
0.107
2.65
N = A n K 2/3
P
r
1 W
100
Dimana :
N = Jumlah butir batu satu satuan luas permukaan A
n = Jumlah Lapis batu dalam lapis pelindung
K = Koefisien Lapis Batu Pecah = 1.15
2
A = Luas Permukaan (m )
P = Porositas rerata lapis pelindung = 37
W = Berat butir lapis pelindung (ton)
3
(r) = Berat Jenis Batu Pecah = 2.65 t/m
Bagian Ujung :
2/3
37 2.65
N = 10 2 1.15 1 = 98 buah
0.153
DWL + 2.38
100
0
750 HWL + 0..79
MWL + 0..44
LWL 0..00
1
3000 2 1000
-5m
29845
DWL + 2..38
1000
750 HWL + 0..79
MWL + 0..44
LWL 0.00
1
3000
2 1000
-4m
33700
DWL + 2..38
0 100
0 75
HWL + 0..79
MWL + 0.44
LWL 0..00
1
3000 2 1000
-4m
33845
DWL + 2.38
1000
750 HWL + 0..79
MWL + 0..44
LWL 0..00
1
3000
2
-3m
29700
Dimana :
H = kedalaman alur pelayaran (m)
d = draft kapal (direncanakan d = 1,25 m)
s = gerak vertikal kapal karena gelombang
(toleransi maksimal 0,5 m)
c = ruang kebebasan bersih minimum 0,5 m
1,0m
Kapal
HKapal =2,25m d = 1,25 m
H=2,25m S=0,5 m
c=0,5m
W= 2BC+ML
Dimana :
W = Lebar alur pelayaran
BC = Bank Clearance ( Ruang aman sisi kapal )
=1,5B = 1,5x7 =10,5
ML = Manuevering Lane ( 1 x Lebar kapal )
=1,5B = 1,5x7 =10,5
SC = Ship Clearance ( Ruang aman antar kapal ) minimal 0,5 m
Sehingga didapat lebar alur yang direncanakan
= 2x10,5 + 10,5 = 31,5 m
70 0
K a pal 12 5
10 0
10 50
1 050 10 50
315 0
A = R + ( 3n x L x B )
Dimana :
2
A = Luas Kolam Pelabuhan (m )
2
R = Radius Putar (m )
= 2 x LOA (Length Over All) atau 2 x Panjang Kapal
= 2x22 = 44 m
n = Jumlah kapal maksimum yang berlabuh tiap hari =12 kapal
L = Panjang Kapal (m) = 22 m
B = Lebar Kapal (m) =7m
HWL +0.79
MWL +0.44
LWL +0.00
-3.00
DASAR KOLAM
dimana :
LD = panjang dermaga (meter)
M = frekuensi pendaratan kapal/hari
prediksi pendaratan kapal ikan untuk 5 tahun mendatang adalah 20
kapal/ hari ( 4100 kapal dibagi 200 hari )
W = Waktu atau periode penggunaan dermaga tiap kapal 4 jam /hari
B = Lebar kapal untuk kapal 50 GT adalah 7 meter.
KAPAL IKAN 50 GT
Dermaga Existing
LEBAR DERMAGA = 6 m
Plat lantai yang dihitung (terlihat pada denah) adalah plat A, B dan
C. Sebagai acuan awal untuk penentuan tebal plat, dihitung pada pelat A.
Denah rencana plat lantai dapat digambarkan sebagai berikut :
6.5.4.1.Penentuan Tebal Plat Lantai
Lx
Ly
= Ly/Lx
Ly/Lx < 3 termasuk konstruksi penulangan 2 arah
36 + (9 *1)
ln (0,8 +
fy/1500)
36
4000 (0,8 + = 111,133 mm
h max =
24/1500 )
36
Lx = 4 m
Ly = 4 m
ly/lx= 4000/4000 =1
Menurut buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang CUR-1
halaman 90, skema tersebut di atas termasuk skema II pada skema
penyaluran beban berdasarkan metode amplop sehingga didapatkan
momen per meter lebar yaitu :
Mlx = 0,001 . WU . lx . X = 0,001 . 16,6 . 4 . 25 = 6,64 kNm
Mly = 0,001 . WU . lx . X = 0,001 . 16,6 . 4 . 25 = 6,64 kNm
Mtx = -0,001 . WU . lx . X = -0,001 . 16,6 . 4 . 51 = -13,55 kNm
Mty = -0,001 . WU . lx . X = -0,001 . 16,6 . 4 . 51 = -13,55 kNm
Plat B
Lx = 1 m
Ly = 4 m
ly/lx= 4000/1000 =4
Mlx = 0,001 . WU . lx . X = 0,001 . 16,6 . 1 . 65 = 1,08 kNm
Mly = 0,001 . WU . lx . X = 0,001 . 16,6 . 1 . 14 = 0,23 kNm
Mtx = -0,001 . WU . lx . X = -0,001 . 16,6 . 1 . 83 = -1,38 kNm
Mty = -0,001 . WU . lx . X = -0,001 . 16,6 . 1 . 49 = -0,81 kNm
Plat C
Lx = 1 m
Ly = 1 m
ly/lx= 1000/1000 =1
Mlx = 0,001 . WU . lx . X = 0,001 . 16,6 . 1 . 25 = 0,42 kNm
Mly = 0,001 . WU . lx . X = 0,001 . 16,6 . 1 . 25 = 0,42 kNm
Mtx = -0,001 . WU . lx . X = -0,001 . 16,6 . 1 . 51 = -0,85 kNm
Mty = -0,001 . WU . lx . X = -0,001 . 16,6 . 1 . 51 = -0,85 kNm
6.5.4.3.Perhitungan Tulangan Plat Lantai
Tebal plat h = 150 mm
dx dy
h
P
y 10 x 10
min = 0,0025
max = 0,0484
Plat A
Penulangan Lapangan arah
X
Mlx = 6,64 kN m
Mlx 6,64
Mu = = = 8,3kNm
0,8
Mu 8,3
2 = 2 = 752,83 kN/m
b.dx 1.(0,105)
Menurut Buku Grafik dan Perencanaan Beton Bertulang CUR-4
halaman 47 Tabel 5.1.d maka didapat nilai :
= 0,00402 (diinterpolasi)
min < < maks
0,0025 < 0,00402 < 0,0484 ......Ok
As = . b . dx = 0,00402 . 1000 . 105 = 422,1 mm
Dipilih tulangan 10 200 dengan As terpasang = 393 mm
6.5.5.1.Gaya Vertikal
Gaya Vertikal berupa gaya yang dihasilkan oleh distribusi beban
plat yang bekerja pada balok. pembebanan pada balok demaga
menggunakan sistem amplop yang dapat digambarkan sebagai berikut :
1
2 qu.lx
R1 R2
F1 F2
1
1 2 lx
2 lx (ly - lx)
ly
lx
1 ly
2. Bentuk Segitiga
1
2 qu.lx
R1 R2
F
lx
2
Mmaks segi empat = 1/8 q lx
Mmaks segi empat = Mmaks segi tiga
3 2
1/24 qu lx = 1/8 q lx
q = 1/3 qu lx
Balok A
2,00 m
A B
Lk = 4,00 m
2,00 m
3
Q balok = (0,3 m*0,4 m) x2400 kg/m = 288 kg/m
Q DL = beban segitiga + beban trapesium
lx 2
DL DL
= (1/3 *WU *Lx) + *WU *Lx 1 1/ 3
ly
2
2
= (1/3*410 kg/m *4 m) + *410*1 1/ 3
1
1
4
= (546,7 kg/m + 200,7 kg/m) = 747,4 kg/m
QDL Total = 288 kg/m + 747,4 kg/m = 1035,4 kg/m
QLL = beban segitiga + beban trapesium
lx 2
LL LL
= (1/3 *WU *Lx) + *WU *Lx 1 1/ 3
ly
2
0,50 m
A B
Lk = 1,00 m
3
Q balok = (0,3 m*0,4 m) x2400 kg/m = 288 kg/m
Q DL = 2 x beban segitiga = 2 x (1/3 *WUDL*Lx)
= 2 x (1/3*410 kg/m2*1 m) = 273,4 kg/m
QDL Total = 288 kg/m + 273,4 kg/m = 561,4 kg/m
QLL = 2 x beban segitiga = 2x (1/3 *WULL*Lx)
2
= 2 x (1/3*730 kg/m *1 m) = 486,6 kg/m
Balok D
0,50 m
A B
= *410*1 1/ 3
1
1
4
= 200,7 kg/m
QDL Total = 288 kg/m + 200,7 kg/m = 488,7 kg/m
QLL = beban trapesium
2
lx
LL
= *WU 1 ly
*Lx 1/ 3
2
= *730*1 1/ 3
1
1
4
QLL = 357,4 kg/m
Balok E
0,50 m
A B
Lk = 1,00 m
3
Q balok = (0,3 m*0,4 m) x2400 kg/m = 288 kg/m
Q DL = beban segitiga = 1/3 *WUDL*Lx
= 1/3*410 kg/m2*1 m = 136,7 kg/m
QDL Total = 288 kg/m + 136,7 kg/m = 424,7 kg/m
QLL = beban segitiga = 1/3 *WULL*Lx
2
= 1/3*730 kg/m *1 m = 243,3 kg/m
6.5.5.2.Gaya Horisontal
c. Gaya Tarikan pada Bolder
Adalah gaya tarikan pada Tambatan/Bolder(Bollard) pada waktu
kapal berlabuh. Untuk kapal dengan bobot 50 GT adalah sebesar 2,5 ton
(hasil interpolasi) dari tabel 6.2. Gaya Tarikan Kapal (Bambang
Triatmodjo, 1996). Gaya ini terjadi di samping dermaga.
d. Gaya Benturan Kapal
Energi yang terjadi adalah E yang dihitung menggunakan rumus
di bawah ini :
2
W.V
E = Cm.Ce.Cs.Cc
2g
Dimana :
E = Energi kinetik yang timbul akibat benturan kapal (ton m)
W = berat kapal = 50 ton
V = kecepatan kapal saat merapat
g = gaya grafitasi bumi = 9,81 meter/detik
Cm = Koefisien Massa
Cb = Koefisien blok kapal
Ce = Koefisien Eksentrisitas
Cs = Koefisien Kekerasan (diambil 1)
Cc = Koefisien Bentuk dari tambatan (diambil 1)
Mencari Nilai Cm
xd
Cm = 1+
2Cb.B
W
Cb =
Lpp .B.d .
dimana : 3
0 o = berat jenis air laut = 1,025 t/m
Lpp= panjang garis air = 20 m
50
Cb = = 0,155
20 .7.2,25.1,025
Mencari Nilai Ce
1
Ce =
1 + (l / r
)2
Dimana :
l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal
sampai titik sandar kapal
l = . Loa = . 22 = 5,5 m
r = jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan
air. Besarnya nilai r didapat dari gambar 6.19 Koefisien Blok
dengan jari-jari girasi untuk Cb = 0,157 maka diambil Cb
minimum dalam grafik 0,5 didapat :
Hy = Hx = C. I. K. Wt
Dimana :
C = Koefisien gempa dasar
(CUR-3 halaman 30, dimana Rembang merupakan) wilayah/zona
ke-4, maka sesuai dengan Grafik Respon percepatan Struktur (hal
32), maka didapat nilai 0,15 pada grafik Wilayah 4 dengan
kondisi tanah lunak.
I = Faktor keutamaan (Perubahan periode ulang struktur dermaga
adalah 1,0 kali, maka didapat Faktor Keutamaan adalah 1)
K = Faktor Jenis Struktur (CUR-3 hal 39) struktur dengan tingkat
daktilitas 1 harus direncanakan agar tetap berperilaku elastis saat
terjadi gempa kuat. Untuk ini beban gempa rencana harus
dihitung berdasarkan jenis struktur dengan K = 4,0.
Wt = Terdiri dari beban hidup dan beban mati pada plat dan balok,
dengan perhitungan sebagai berikut :
6.5.6.1.Kombinasi Pembebanan
Karena Beban yang bekerja pada dermaga tersebuttidak bersamaan
waktunya, untuk itu adanya Kombinasi beban sangat diperlukan. Adapun
Kombinasi pembebanan yang digunakan menurut SK SNI T-15-1991-03
pasal 3.2.2 adalah sebagai berikut :
1,2 DL + 1,6 LL
tulangan sengkang = 8 mm
Perhitungan Balok A
Dari hasil perhitungan Program SAP 2000 pada Balok 384 didapatkan
Gaya :
M Tumpuan = 1257876,48 kg m
M Lapangan = 628938,24 kg m
min = 0,0056
maks = 0,048
4
Perhitungan Tulangan
Lapangan
4
Ml = 628938,24 .10 N mm
4
628938,24.10
Mu = = 786172,8.104 N mm
0,8
4
Mu 786172,8.10 Nmm 2
2 = = 221,4521 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,00123 (diinterpolasi)
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Perhitungan Balok B
Dari hasil perhitungan Program SAP 2000 pada Balok 3 didapatkan Gaya :
M Tumpuan = 860044,8 kg m
M Lapangan = 430022,4 kg m
Perhitungan Tulangan Tumpuan
4
Mt = 860044,8.10 N mm
4
860044,8 .10
Mu = = 1075056 .10 4 N mm
0,8
4
Mu 1075056.10 Nmm 2
2 = = 302,825 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,00171 (diinterpolasi)
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Perhitungan Tulangan
Lapangan
4
Ml = 430022,4.10 N mm
4
430022,4. 10
Mu = = 537528.104 N mm
0,8
4
Mu 537528.10 Nmm 2
2 = = 151,41 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks = 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 2.2a
CUR-4 halaman 15 maka :
Perhitungan Balok C
Dari hasil perhitungan Program SAP 2000 pada Balok 196 didapatkan
Gaya :
M Tumpuan = 449732,22 kg m
M Lapangan = 216796,85 kg m
Perhitungan Tulangan
Tumpuan
4
Mt = 449732,22.10 N mm
4
449732,22 .10
Mu = = 562165,275 .10 4 N mm
0,8
4
Mu 562165,275.10 Nmm 2
2 = = 158,35 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Perhitungan Tulangan
Lapangan
4
Ml = 216796,85.10 N mm
4
216796,85. 10 270996,0625.10 N mm
4
Mu =
=
0,8
4
Mu 270996,0625.10 Nmm 2
2 = = 76,33 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Perhitungan Balok D
Dari hasil perhitungan Program SAP 2000 pada Balok 2 didapatkan Gaya :
M Tumpuan = 235327,94 kg m
M Lapangan = 114070,56 kg m
Perhitungan Tulangan
Tumpuan
4
Mt = 235327,94.10 N mm
4
235327,94 .10 4
Mu = = 294159,925 .10 N mm
0,8
4
Mu 294159,925.10 Nmm 2
2 = = 82,86 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 2.2a
CUR-4 halaman 15 maka :
Perhitungan Tulangan
Lapangan
4
Ml = 114070,56.10 N mm
4
114070,56. 10
Mu = = 142588,2.104 N mm
0,8
4
Mu 142588,2.10 Nmm 2
2 = = 40,16 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Perhitungan Balok E
Dari hasil perhitungan Program SAP 2000 pada Balok 181 didapatkan
Gaya :
M Tumpuan = 126342,15 kg m
M Lapangan = 80478,85 kg m
Perhitungan Tulangan
Tumpuan
4
Mt = 126342,15.10 N mm
4
126342,15 .10
Mu = = 157927,6875 .104 N mm
0,8
4
Mu 157927,6875.10 Nmm 2
2 = = 44,48 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Perhitungan Tulangan
Lapangan
4
Ml = 80478,85.10 N mm
4
80478,85. 10
Mu = = 100598,5625.10 4 N mm
0,8
4
Mu 100598,5625.10 Nmm 2
2 = = 28,34 N / mm
b.d 300mm x 344mm
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 5.3.d
CUR-4 halaman 62 maka didapat nilai :
= 0,0011
min = 0,0056
maks
= 0,0484
< min, maka dipakai = min = 0,0056
Menurut Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel 2.2a
CUR-4 halaman 15 maka :
Lapangan 4 16 3 16 3 16 3 16 3 16
216
216 216 216
4 16 2 16
400
8 - 150
150
8 - 250
150
300
2 16 4 16
300
POT 5 - 5 POT 6 - 6
150
3 16 2 16
8 - 250 8 - 150
150
300
2 16 3 16
300
POT 7 - 7 POT 8 - 8
Untuk perhitungan tulangan geser diambil gaya lintang yang terbesar yaitu
pada balok A dengan Vu = 188,68 kN
Vn = Vu /
= 188,68/ 0,6
= 314,467 kN
= 0,17. 30 . 300.344
= 96092,45 N
= 96,092 kN
Vc = x 96,092 kN
= 48,046 kN
Vs = (Vn Vc)
= (314,467 96,092) kN
= 218,375 kN
= 218375 N
= 0,667. 30 .300.344
= 377021,54 N
= 377,021 kN
Vs < Vs maks, maka penampang cukup
218,375 kN < 377,021 kN
Vc < Vn
48,046 kN < 314,467 kN, perlu tulangan geser
Jarak sengkang
Av.fy.d 100,48 * 240 * = 37,988 mm
s= =
344
( )
Vn - Vc
218375
syarat Smaks =d/2
= 344 / 2
= 172 mm
s < s max
Pall = b
Atiang
b. Terhadap Pemancangan
Dengan rumus pancang A. Hiley dengan tipe single acting drop
hammer.
2
Ef x W x H W + (e x wp)
RU =
1 x W + Wp
+ (C1 + C2 +
C3)
2
Dimana :
Ef = Efisiensi alat pancang = 0,9
Wp = Berat sendiri tiang pancang
= 0,19625 . 18 . 2,4 = 8,478 ton
W = Berat hammer
= 0,5 Wp + 0,6 = (0,5 . 8,478) + 0,6 = 4,839 ton
e = Koefisien pengganti beton = 0,25
H = Tinggi jatuh hammer = 2 m
= Penurunan tiang akibat pukulan terakhir = 0,015
C1 = Tekanan izin sementara pada kepala tiang dan penutup
= 0,01
C2 = Simpangan tiang akibat tekanan izin sementara = 0,005
C3 = Tekanan izin sementara = 0,003
Ru = Batas maksimal beban (ton)
2
0,9 x 4,839 x 2 4,839 + (0,25 x 8,478)
RU = 1 x
0,015 + (0,01 + 0,005 +
4,839 + 8,47
0,003)
2
RU = 226,777 ton
8
P ult = 40 Nb . Ab + 0,2 . N . As
Dimana :
P ult = Daya dukung batas pondasi tiang pancang (ton)
Nb = Nilai N-SPT pada elevasi dasar tiang
Harga batas untuk Nb adalah 40, sehingga diambil Nb = 40
Ab = Luas penampang dasar tiang (m) = 0,19625 m
( n - 1) m + ( m -
1)n
Eff = 1 -
90 m.n
Dimana :
m = jumlah baris = 1
n = jumlah tiang dalam satu baris = 1
= arc tan (d/s) = arc tan(50/400) = 7,125
d = diameter tiang
s = jarak antar tiang (as ke as)
Maka didapat nilai :
Karena jumlah tiang pancang hanya satu (tidak dalam bentuk grup) maka
Eff = 1. Dengan menggunakan efisiensi, maka daya dukung tiang pancang
tunggal menjadi :
P all = Eff x Q tiang
= 1 x 151,185
= 151,185 ton
Dimana :
Pmax = beban maksimum yang diterima oleh tiang pancang
Pv = jumlah total beban normal
Mx = momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x
My = momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang pancang
Xmak = absis terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
Ymak = ordinat terjauh tiang pancang terhadap titik berat kelompok tiang
nx = banyaknya tiang pancang dalam satu baris dalam arah sumbu x
ny = banyaknya tiang pancang dalam satu baris dalam arah sumbu y
( )
x2 = jumlah kuadrat jarak absis-absis tiang
Tulangan Poer
direncanakan :
fc = 30 Mpa, tebal Poer = 800 mm
fy = 240 Mpa
Diameter = 16 mm
p (selimut beton) = 40 mm
dx = h p - Dx = 800 40 8 = 752 mm
dy = h p Dx - Dy= 800 40 16 8 = 736 mm
Tulangan Arah X
Mx = 445175 10 Nmm
4
Mu / b.dy = 445175 10 Nmm / ( 1200 mm 752 mm )
2 2 4 2 2
= 6,56 N/mm
Mu fy
= 0,8 fy 1
0,588 f'c
2
bd
6,56 = 192 930,168
2 30
1,4 1,4
min = = = 0,00583
fy 240
0,04305
50
50
a L - 2a a
M1 M1
M2
1 2
M = q*a
1 2
2
M2 = 1 * q (l 2a q * 1a 2
)
8 2
1 1
M1 =M2
2
q.* a 2 * q (L 2 a ) q *1 a 2
= 2
8
2
2 2
4.a + 4.a.L L = 0
dengan L = 18 meter, maka dengan menggunakan rumus abc didapat
a = 3,725 meter
2
Berat tiang pancang (q) = (1/4 .3,14. 0,5 )(2,4) = 0,471 ton/m
M1 = M2 = .0,471. 3,725 = 3,268 ton meter
2. Pengangkatan dengan Satu Titik
M1
L-a
M2
1
M = *q*a
12
1 2 2
L 22aL
1 qL 2 q * a * L
2
=
R1 = q (L a )
2 (L a )
(L a )
2
1
Mx = R 1 * x * q *
x
22
dMx
M max 0 dx =
R 1 qx = 0
R1 L2 2aL
x = =
q 2(L a )
2
= M2 L2 2aL 1 L2 2aL
=R q*
2( L a ) 2
2(L a )
1 2
= *
( )
L
q2aL
2
2(L a
)
2
M1
1
* qa
2 (
q L2 2aL
2
= M1 2 )
= * 2( L a )
2 2
2a 4aL + L =
0
a. Data Teknis
Tiang pancang direncanakan menggunakan beton prategang dengan data-
data teknis sbb :
fc = 60 Mpa
fpu = 1.860 Mpa
Ec = 4700 f' c = 60 = 36.406,044 Mpa
4700
DL = 500 mm
D = 340 mm
D
R = 0,83
Batasan tegangan : fc = f' = 60 Mpa ( tekan )
c
f' c
b. Properties Penampang
Titik berat penampang ( beton ) / cgc
Y = Y = D = 50 cm = 25 cm
bwh ats
Xkr = Xkn = D = 50 cm = 25 cm
Momen inersia dan Statis momen
4 4 4 4
I = (1/ 64)D = (1/ 64) (500 340 ) = 2410766400 mm
4
Sx bwh= Sx ats = I / Y bwh = 2410766400/ 250= 9643065,6 mm
Kondisi 1
R Ti + Pu max Mu max
+ fc
A S
0,83xTi + 569660 65530000
2 2 + 60MPa
4 (500 340 9643065,6
1
-6
7,867 x 10 Ti + 5,399 + 6,796 60 MPa
-6
7,867 x 10 Ti 47,805 MPa
Ti 6076649,295 N = 6076,649 kN
Kondisi 2
R Ti + Pu max Mu max
ft
A S
0,83xTi + 569660 65530000
2 2 3,873 MPa
4 (500 340 9643065,6
1
-6
7,867 x 10 Ti + 5,399 - 6,796 -3,873 MPa
-6
7,867 x 10 Ti -2,476 MPa
Ti -314732 N = -314,732 kN
Keterangan :
Untuk kondisi 2, Ti bernilai negative ( tarik ). Kondisi ini tidak boleh
terjadi pada Ti tiang pancang.
Berdasarkan kedua nilai Ti tersebut, maka gaya prategang Ti harus diambil
sebesar : Ti 6076,649 kN
Maka direncanakan menggunakan gaya prategang Ti = 1500 KN
Kp
2
H = 0 Hu R + P = 0
Hu =
PR
M ( A) =
0
1
R L = Hu (e + L)
3
RL
= Hu (e + L)
3
RL RL
Hu = P= R
3(E + L)
3(eRL
+ L)
RP=
3(e + L)
2
RL 1,5B L Kp
Hu =
3(e + L) L
=
3(e + L)
0,5B L Kp
Hu = 2
L
(e + L)
Dimana :
diketahui sesuai data tanah yang diperoleh :
= 17,12
= 1,946t / m 3
maka nilai Kp = tan2 (45 o+ )
2
o 17,12 o
= tan2 (45 + )
2
= 1,834
B = lebar tiang pancang (Diameter 0,5 m)
L = jarak dari dasar tiang ke permukaan tanah = 12,42 m
e = jarak dari ujung atas tiang ke permukaan tanah = 5,58 m
(dilihat dari elevasi dermaga ditambah elevasi dasar laut)
Hu = beban lateral ultimate
SF = Safety Factor = 2
H = beban kerja
Hu 94,967
H = = = 47,4835 ton
SF 2
Menurut cara Brooms, defleksi yang terjadi dapat dicari dengan rumus :
2H
Yo =
L2 h
dimana:
Yo = defleksi tiang yang terjadi akibat beban horizontal
H = beban horizontal yang terjadi
L = Zf = jarak antara dasar tiang sampai permukaan tanah
3 3
h = Coefisien modulus tanah = 350 kN/m = 35 t/m
2 * 47,4835 t 3
= 350 s/d 700 kN/m )
Yo = 2 2 3
(12,42 ) m * 35 t / m
maka : 94,967
=
5398,974
= 0,0175898 m
( untuk tanah lempung
= 17,6 mm
lunak h
6.5.8. Fender
6.5.8.1.Data Kapal
Dari perencanaan sebelumnya diketahui data kapal :
Bobot Kapal (W) : 50 ton
Panjang Kapal (Loa) : 22 m
Lebar Kapal (B) : 7m
Draft Kapal (d) : 2.25 m
6.5.8.2.Perhitungan Fender
Panjang garis air (Lpp)
1,0193
Lpp = 0,846 L
1,0193
= 0,846 . (22)
= 19,76 m = 20 m
Perhitungan besarnya koefisien massa (Cm)
.d
Cm = 1 +
2Cb.B
Dimana :
3
0 = 1,025 ton/m
W 50
Cb = = = 0,155
20.7. 2,25. 1,025
Lpp.B.d . 0
.d 3,14 . 2,25
Jadi : Cm = 1 + =1+ = 4,256
2Cb.B 2. 0,155.7
Perhitungan besarnya koefisien eksentrisitas (Ce)
1
Ce =
1+ (l / r ) 2
Dimana :
l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal
sampai titik sandar kapal
r = jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan
air
l = . Loa = . 22 m = 5,5 m
Besarnya nilai r didapat dari gambar 6.19 Koefisien Blok dengan
jari-jari girasi untuk Cb = 0,157 maka diambil Cb minimum dalam
grafik 0,5 ) didapat :
r
= 0,205
Loa
r = Loa . 0,205 = 22 . 0,205 = 4,51 m
1 1
Jadi : Ce = 2 = 2 = 0,322
1+ (l / r ) 1+ (5,5 / 4,51)
Kecepatan Merapat
Ukuran kapal (DWT)
Pelabuhan (m/d) Laut terbuka (m/d)
Sampai 500 0,25 0,30
500 10.000 0,15 0,20
10.000 30.000 0,15 0,15
di atas 30.000 0,12 0,15
Gaya perlawanan
Energi yang membentur dermaga adalah E. Gaya perlawanan
yang ada akibat benturan tersebut diberikan oleh dermaga sebesar F..d,
dengan demikian :
F..d = E
F.d = E
F.d = 645,75 kgcm
dimana diketahui :
B (lebar kapal) =7m
L (panjang kapal) = 22 m
H (tinggi fender) = 900 mm + (2x87,5) mm = 1075 mm =1,075 m
Maka dapat dicari Jarak Maksimum antar fender (L) yaitu,
L 2 11,8948
L (2 x3,4488)
jarak antar
L 6,8977 m, maka
diambil fender = 4 m
39,5
6.5.9. Bolder
Fungsi bolder adalah untuk menambatkan kapal agar tidak mengalami
pergerakan yang dapat mengganggu, baik pada aktivitas bongkar muat maupun
lalu lintas kapal lainnya. Bolder yang digunakan pada perencanaan dermaga ini
adalah bolder beton.