Documents - Tips - Spek Teknis Pengairangabung PDF
Documents - Tips - Spek Teknis Pengairangabung PDF
BIDANG PENGAIRAN
2015
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................. i
PENDAHULUAN
1.19.1. Maksud
1.2.2 Tujuan
1.21. Pengertian
pekerjaan.
m. Kontraktor adalah penawar yang telah ditunjuk oleh pemilik atau PPK
dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan, menyelesaikan
memelihara pekerjaan ;
t. Bulan dan hari adalah bulan kalender dan hari kalender Gregorian;
SPESIFIKASI UMUM
Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada gambar, uraian singkat dari pekerjaan
dapat dilihat dalam syarat khusus.
b. kontrak;
c. syarat-syarat khusus/umum;
d. spesifikasi teknik/umum;
e. gambar-gambar;
f. penawaran.
a. Umum.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan.
c. Gambar-gambar Bengkel/Gedung.
a. Umum.
Apabila Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri dan harga untuk
semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau diantar untuk digunakan dalam pekerjaan, cocok untuk maksud tersebut
dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan. Jika terjadi
perselisihan paham pemeriksaan bahan-bahan, Direksi berhak meminta
kepada Kontraktor untuk memeriksakan contoh bahan yang dimaksud ke
Laboratorium, bahan-bahan dan biaya pemeriksaan tersebut dibebankan
kepada Kontraktor.
Kontraktor harus menyimpan ditempat pekerjaan minimum satu set dari setiap
Standar Nasional yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi.
Standar-standar tersebut harus ada pada setiap saat untuk pemeriksaan dan
dipergunakan oleh Direksi.
2.7. Pengukuran/Pematokan.
Dari ketinggian dasar yang tercantum pada syarat 2.6 Kontraktor harus
memeriksa semua titik tetap yang lain yang akan dipakai dalam pengukuran
pekerjaan ini dan harus membuat titik tetap lain sedemikian sehingga jarak
antara dua titik tetap tidak boleh lebih dari satu kilometer. Titik tetap tersebut
diatas dibangun pada tanah milik kegiatan dan atas persetujuan Direksi.
Semua data-data yang disetujui atau tidak tentang lokasi dan elevasi dari
semua titik tetap yang akan dipakai oleh Kontraktor disimpan dalam map
rangkap 2 (dua).
Buku-buku pengukuran dan tabel-tabel harus selalu dirawat dengan baik guna
pemeriksaan dari Direksi. Ketepatan dan ketelitian pengukuran harus tidak
melewati batas-batas keseksamaan berikut :
Pengukuran tinggi harus diselesaikan pada titik tetap atau dibawa kembali
ketitik pertama. Kesalahan penutup harus kurang dari 10 mm kali akar
pangkat dua dari jarak pengukuran dalam kilometer;
Titik-titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih dari 2,5 mm dari
kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan peralatan yang
memerlukan ketelitian yang tinggi.
2.10. Pengukuran
d. waktu float;
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang
ditentukan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan
laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang biasa diterima oleh
Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu.
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Maksud dari pada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang
dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
2.13.1 Umum
- tempat pengapalan ;
- lapangan.
2.15.1 Umum
Konstruksi kantor Direksi boleh dari kayu, pasangan bata atau blok-blok
semen. Bila dipakai konstruksi kayu, konstruksi itu harus didirikan di atas dasar
plat beton dengan ketebalan 150 mm, dan dindingnya terbuat dari fibre-
Semua lantai dan dinding harus dibuat rapat air sehingga dapat mencegah
perembesan air ke atas. Atap kantor harus dari konstruksi lain yang disetujui
dan harus dari macam baik.
Atap kantor harus dibuat sedemikian sehingga membentuk serambi luar tidak
kurang dari 1,00 m pada kedua sisi kantor.
Kantor harus dilengkapi dengan pintu-pintu dan jendela, juga peralatan kantor
seperti almari, meja, kursi dan lain-lain. Kantor dan area parkir kendaraan harus
dipagar setinggi 1,8 m dari kawat berduri dengan pintu keluar dengan kunci
tunggal, dengan 3 buah duplikatnya.
Semua bagian dalam dan luar dari bangunan harus dicat. Bagian luar bawah
dari pasangan batu bata harus dicat bitumen dua lapis dan dinding bagian
dalam dicat tembok. Semua pekerjaan kayu di cat dasar, dan 2 kali cat kayu.
Semua warna dari cat harus atas persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menjaga agar kantor tetap dalam keadaan baik, termasuk
semua peralatan perabot, perlengkapan alat-alat dan halaman sebagaimana
ditentukan di atas. Penjagaan yang demikian harus termasuk penyediaan air,
kerosin, perawatan, membersihkan setiap hari, penjaga, pesuruh dan semua
hal-hal dan barang-barang lainnya yang diperlukan untuk memperlancar dan
efisiensi kerja bangunan dalam memenuhi tujuan dari perjanjian. Apabila
diperintah oleh Direksi, kantor itu harus dipindahkan dan lapangan
dikembalikan ke keadaan yang semula, sejauh mungkin dapat dikerjakan
sampai memuaskan Direksi. Semua bahan dan perlengkapan tetap menjadi
milik Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIK
1. Luasnya Penggalian.
Jika suatu bahan yang jelek terdapat ditempat fondasi, Kontraktor harus
memindahkan dan membuangnya ketempat yang disetujui oleh Direksi.
Jika ada perincian lain atau perintah Direksi, Kontraktor harus mengisi
lubang dalam fondasi tersebut dengan pasangan batu untuk bangunan,
dengan bahan timbunan tanggul untuk tanggul, dan dengan bahan
berbutir yang dibenarkan untuk jalan, saluran pipa, pasangan tegak dan
lapis lindung tebing. Jika Kontraktor menjumpai sesuatu bahan yang
menurut pendapatnya mungkin tidak baik dia harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi, yang akan memberi
petunjuk kepada Kontraktor apakah bahan tersebut akan ditentukan
sebagai bahan jelek atau baik. Biaya yang berhubungan dengan bahan-
bahan yang jelek itu harus dipikul oleh Kontraktor, jika menurut pendapat
Direksi ketidak baikan itu disebabkan oleh kegagalan Kontraktor untuk
menepati spesifikasi, termasuk menjaga agar galian bebas dari air.
4. Cara Penggalian.
Apabila tanah pinjaman pada sawah atau tanah tegalan, tanah yang dipakai
untuk timbunan tidak boleh melebihi kedalaman 0,5 m, kecuali ditentukan lain
dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut harus ditinggalkan
dalam keadaan sedemikian sehingga daerah tersebut bisa dipakai kembali
untuk pertanian, termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase
Timbunan pada dasar dinding saluran agar menggunakan pasir urug yang
dipadatkan.
3.2. Saluran-Saluran.
Semua syarat yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum yaitu
dari syarat 3.1.1. sampai dengan 3.1.8. berlaku untuk bagian saluran-saluran
kecuali apabila syarat-syarat tersebut bertentangan, maka bagian dari pasal di
bawah ini yang berlaku.
3.2.1 Tanggul-Tanggul.
3.2.3 Peralihan.
3.3. Bangunan-Bangunan.
Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air pengeringan dan
pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi.
Dimana dasar suatu galian akan menerima beton, pasangan batu atau
isian yang dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan
dengan tangan, atau dengan cara lain yang mungkin dibenarkan atau
3.4.1 Umum.
b. Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.2 m di bawah
muka air rencana untuk saluran tanah dan sampai pasangan untuk
saluran pasangan;
3.5.1 Umum.
Ukuran dari pengeringan kerikil ini 0,20 m dalam dan 0,5 lebar dan
bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan yang tertera pada
3.6.1 No. 2 untuk bahan batuan dan dibungkus dengan lapisan kerikil.
Ketinggian bahu jalan sesudah digebal dimana-mana harus sama
dengan ketinggian muka jalan.
3.5.3 Formasi.
digilas dengan mesin gilas sebanyak 4 kali atau cara lain yang disetujui
oleh Direksi. Bagian formasi yang belum rata diperbaiki sampai
permukaan formasi harus rata, dan digilas lagi paling tidak satu kali
dengan mesin gilas. Mesin gilas harus mempunyai berat paling tidak
5.000 kg/m panjang roda.
Dasar jalan terdiri dari lapisan makadam yang dibentuk dari batuan atau
batu pecah dengan kerikil pada celah-celahnya dan digilas. Batuan atau
batu pecah harus bergradasi seperti dibawah ini :
100 mm 95-100
50 mm 0-15
20 mm 0-2
Batu di atas disusun di atas lapis pasir dan harus tegak, batu diatas
digilas dengan mesin gilas paling tidak 4 lintasan yang beratnya tidak
kurang dari 5.000 kg/m panjang roda. Penggilasan dimulai dari tepi
rendah keatas dengan kelebihan lebar (overlap) tidak kurang dari 30 %
dari lebar roda.
Kerikil isian harus terdiri dari batu pecah atau kerikil berukuran kurang
dari 5 mm bergradasi sampai debu dengan baik dan tidak mengandung
bahan tanah lempung.
Bahan ini disebar di atas lapisan makadam, disiram dan digilas sampai
Kelebihan lebar dalam satu trip paling tidak setengah dari lebar roda
samping. Kecepatan mesin penggilas pada setiap waktu harus cukup
rendah untuk menjaga jangan sampai bahan-bahannya berpindah.
Supaya kerikil tidak melekat pada roda, roda penggilas bisa dibasahi,
tetapi tidak boleh terlalu banyak.
Bahan-bahan sisa harus dibuat tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) hari
setelah lapisan pertama selesai.
Dimana jalur inspeksi di atas jalur dari jalan kerikil batu atau jalan tanah
yang ada, bila diperintahkan, jalan itu harus ditingkatkan atau dibangun
kembali secukupnya sampai dengan syarat 3.5.2 sampai 3.5.8.
Dimana jalur jalan inspeksi berada di atas jalur jalan aspal, batas
pekerjaan adalah oprit dari jalan sampai jalan sampai jalan inspeksi
yang baru. Tanjakan harus dikerjakan sesuai dengan syarat 3.5.1 sampai
syarat 3.5.7 dan diikuti dengan lapisan campuran aspal pasir tebal 0.05
sejauh 10 m dari jalan yang ada.
3.6.1 Bahan-Bahan.
1. Semen.
2. Bahan-Bahan.
- Agregat harus dari sumber yang telah disetujui. Ini harus terdiri dari
agregat atau batu pecahan;
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian halus, tipis
atau panjang, bersih dari alkali, bahan organis, atau substansi yang
rusak dalam jumlah yang merugikan;
- Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, awat, dan tidak
berpori-pori;
iii) Pasir dan kerikil halus, harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat,
gumpalan kecil dan lunak dari tanah karang, alkali, bahan-bahan
organik tanah liat dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak. Apabila klas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang
baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang
menurut pendapat Direksi adalah terbaik.
3. Air.
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat beton dan membuat
adukan harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan pada waktu
pemakaian harus terhindar dari bahan-bahan yang biasa mengotorkan air
dalam jumlah apapun yang :
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik
tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juga dalam ukuran berat.
Kontraktor harus mengadakan percobaan untuk air yang diusulkannya
4. Zat Tambahan.
5. Tulangan.
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos,
digilas panas atau tulangan anyaman baja, seperti ditunjukkan dalam
gambar-gambar. Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang
diserahkan ketempat pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan untuk tiap-
tiap pembuatan kepada Direksi, suatu hasil pemeriksaan dari laboratorium
yang disetujui oleh Direksi. Untuk tiap-tiap pengiriman tulangan anyaman
baja yang dikirim ketempat pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan pemeriksaan
dan pengujian yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana
kiriman itu dibuat.
Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang
ditandai, utuh dan tertutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang
disetujui, kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
Tiap-tiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, kapur
dan batu-batu harus disimpan dalam peti (kotak) yang terpisah atau
dihalaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup
lainnya yang keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi
dari pencampuran dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk
mencegah perubahan bentuknya.
1. Acuan-acuan
Acuan harus dibuat agar kaku selama pengecoran dan pegerasan dari
beton untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Kontraktor
harus menyerahkan rencana dan penjelasan tentang acuan dan harus
membuat contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti
dan dibersihkan. Pembetonan hanya dimulai apabila Direksi sudah
memeriksa dan memberi persetujuan terhadap acuan yang telah dibangun.
Acuan hanya boleh dibuka dengan izizn Direksi dan pekerjaan pembukaan
setelah mendapat izin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang
mandor yang berpengalaman, untuk menghindari kegoncangan atau
pembalikan tegangan dalam beton. Dalam hal mana Direksi berpendapat
bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan belum pada waktunya baik
berdasarkan perhitungan atau dengan alas an lainnya. Maka Kontraktor
harus menunda pembukaan acuan dan Kontarktor tidak boleh menuntut
kerugian atas penundaan tersebut. Untuk beton dengan semen Portland
biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan harus menurut daftar di
bawah ini :
2. Pekerjaan permukaan
1. Kelas-kelas Beton
Kelas-kelas beton yang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batas dari
kuat tekan beton karakteristik dan kuat tekan beton rataq-rata yang
dihitung dengan menggunakan standar deviasi (s) = 46 Kg/cm2.
2. Perbandingan Campuran.
4. Pengujian Beton
Kontraktor harus mengambil contoh beton dari campuran beton yang baru
di cor dan merawat seperlunya dan kemudian mengirim ke Laboratorium.
Sebelum mengecor beton untuk pekerjaan tetap Kontraktor harus
melaksanakan Pengujian Turun (Slump Test) harus dilaksanakan
sebagaimana diterangkan dalam PBI 1971 (NI 2).
Jika tidak diperintahkan lain, turunnya harus melebihi dari 50 mm dan tidak
lebih dari 100 mm. pengambilan contoh dan pengujian dari beton bahan
batuan dan kandungan air harus dilaksanakan sesuai dengan cara pada
umumnya. Khususnya terhadap kubus beton, harus dibentuk dalam
catakan tidak kurang dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus diambil
dari masing-masing pengecoran beton untuk diuji sesudah 7 hari dan 3
kubus sesudah 28 hari.
Jumlah jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa
pembetonan harus dengan persetujuan Direksi.
7. Sambungan Cor
Sambungan cor harus rapat air dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan
sejauh mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat gaya lintang yang
terkecil, itu harus sambungan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain
yang disetujui oleh Direksi.
Sebelum beton yang baru dicor disamping beton yang sudah mengeras,
beton yang lama harus dibersihkan dari batu-batu di atas seluruh
penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar, baik, serta bebas dari
buih semen/lapis kaca. Ukuran dari beton yang dituangkan pada 1 kali
pelaksanaan harus lebih dari 1.5 m kearah vertical dan ukuran mendatar
harus tidak lebih dari 7 m, tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi.
Kontraktor tidak boleh mencor pada waktu hujan deras atau angin
berdebu. Apabila suhu udara melebihi 35oC, Kontraktor tidak boleh mencor
beton tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan
pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu
pencampuran dan penuangan dibawah 350C, misalnya menjaga bahan-
bahan beton dan acuan-acuan agar terlindung dari matahari dan baha-
bahan batuan dan acuan-acuan disemprotkan dengan air.
Sampai Beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang darii 7 hari.
Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin,
2. Pemasangan.
Perenggang dari beton harus dibuat dengan mutu yang sama seperti mutu
beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat
pengikat harus sepadan dengan bahan-bahan. Tulangan utama dari
3.7.1. Bahan-Bahan.
1. Batu
Ukuran Batu.
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu-palu
secara kasar dan berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang saling
menurup. Setiap batu harus berukuran antara 20 kg dan 50 kg, akan tetapi
batu yang lebih kecil boleh dipakai atas persetujuan Direksi, ukuran
maximum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus pula
memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.
2. Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pekerjaan batu
menurut perbandingan isi harus 1 : 4 (semen : pasir) untuk pasangan kedap
air atau lainnya yang diperintahkan oleh Direksi.
Pasir harus sama dengan yang di syaratkan untuk pekerjaan beton pada
syarat 3.6.1. No. 2 kecuali gradasi harus sesuai dengan table di bawah ini :
Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi syarat 3.6.1
No. 3 dari spesifikasi ini. Air haruslah sedikit mungkin untuk menghasilkan
adukan yang baik. Cara dan alat yang dipakai untuk mencapur haruslah
sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan biar ditentukan
secara tepat dan disetujui oleh Direksi.
Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan-bahan adukan kecuali air harus
dicampur lebih dahulu dalam mesin selama paling tidak 2 menit.
3. Kerikil Landasan.
Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan
tahan lama atau pecahan batu dengan gradasi baik dari 50 mm sampai 1
mm kesemuanya menurut persetujuan Direksi.
Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan
yang mengandung silikat, bersih, keras dan tahan lama serta bebas dari
lapisan yang melekat, seperti tanah liat.
Kerikil harus terdiri butiran bulat dan halus mempunyai pembagian butir
sedemikian memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
i) yang berukuran 50% berada antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia
lindungi;
5. Saringan Pasir.
Pasir untuk saringan (filter) pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan
untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah
dilalui air menurut persetujuan Direksi.
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipakai dan harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan
diisi padat dengan adukan semua semua sambungan diisi padat dengan
adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari
50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lain.
9. Perlindungan Perawatan.
Adukan yang telah dipasang dan larut karena hujan hrus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan batu atau pasangan batu kosong yang belum
mantap/keras.
10.Urugan Kembali.
Batu-batu harus seperti yang ditentukan untuk lantai kerja batu kosong,
tetapi semuanya harus didasari dan disambung dengan adukan semen
pasir seperti ditentukan dalam syarat 3.7.1 No. 1 dan 3.7.1 No. 6, tentang
alas, sambung, dan pasangan batu muka.
Semuanya harus terdiri dari parit-parit yang digali dan di isi kembali
dengan batu belah harus terdiri dari batu-batu seperti ditentukan dalam
syarat 3.7.1 No. 1 yang tertinggal di atas ayakan 40 mm.
2,00 x 0,50 m.
1. Umum.
Batu yang dipakai harus berwarna gelap, sewarna dan sejenis. Semua batu
harus didapatkan dari satu sumber, kuat, tidak mudah pecah dan tahan
terhadap cuaca atau bahan-bahan yang dibawa arus sungai/aliran.
2. Ukuran.
Setiap batu candi harus dibentuk dari batu besar dan dibentuk menyerupai
3. Berat Jenis.
4. Kekerasan.
Kekerasan harus dicoba dengan jalan membuat kubus berukuran 200 x 200
x 200 mm diambil dari 300 blok. Kekuatan tekan sampai pecah harus lebih
besar dari 300 kg/cm2.
Ketahanan terhadap gerusan dari batu candi harus di uji, angka gerusan
tidak boleh lebih dari 25% (dengan memakai mesin Pengaus Los Angelos).
6. Keawetan.
Keawetan batu candi harus di uji dengan jalan membasahi batu itu dengan
larutan Natirum Sulphat dan pengurang beratnya setelah di uji tidak boleh
lebih dari 20%.
Pada bagian atas harus disiar rata dengan adukan 1 PC : 2 PS dan dipasang
sesuai dengan bentuk seperti tercantum di dalam gambar.
3.8.1 Bahan-Bahan.
1. Perletakan.
2. Landasan Beton.
3. Meletakkan Pipa.
Pipa Besi dan pipa asbes harus diletakkan diatas lapis dasar.
Lapis dasar ini harus dipasang keseluruh lebar dasar galian dan
dipadatkan dengan hati-hati sampai dengan ketinggian
maksimum150 mm dibawah, atau 1/6 dari diameter luar pipa, dipilih
yang lebih besar.
7. Bahan-Bahan Dasaran
Bahan lapis dasaran harus terdiri dari pasir kasar, kerikil, batu pecah,
batu pecah atau beton pecah menurut Direksi.
Semua bahan harus lulus dari saringan dengan ukuran di bawah ini :
1. Spesifikasi standard.
3. Pengelasan.
6. Perapat (Seals).
7. Kayu.
Kayu yang dipakai untuk pintu-pintu air bila tidak ditentukan lain
dalam gambar, haruslah dari kayu jati tua yang telah di awetkan.
3.9.2 Pengecatan.
1. Bahan Cat.
Kecuali jika ditentukan lian, semua pekerjaan rangka baja dan alat
pengatur air dan lain-lain harus disiapkan dan dicat sesuai dengan
syarat 3.9.2 No. 1 sampai 3.9.2 No. 3 dan rencana pengecatan harus
sebagai berikut :
b. dua lapis cat dasar merah dari timah hitam (zinc epoxy
printing coat);
a. semprotkan pembersihan;
c. dua lapis cat bitumen kental atau dua lapis karet berchlor
atau dua lapis cat oksidter batu bara.
Pintu gesek tegak, katup-katup dan lain-lalin alat yang dibuat dari besi
tuang harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sejenisnya,
Untuk pekerjaan baja yang memanfaatkan bahan yang ada, apabila plat
sudah harus dibersihkan karatnya dan setelah dibersihkan masih
mempunyai ketebalan 80 % dari tebal rencana semula.
1. Pemeriksaan di Pabrik
b. Memeriksa ukuran-ukuran;
2. Pembangunan di Pabrik
6. Pemasangan bagian-bagian.
3.10.1 Umum.
3.10.4 Perombakan.
Dimana bagian dari bangunan pasangan Batu atau beton yang telah
ada akan dirombak, Kontraktor harus melaksakan pekerjaan itu
dengan cara sedemikan rupa, sehingga tidak memberikan pengaruh
buruk pada keadaan bagian bangunan yang masih tertinggal.
Istilah pintu air harus dianggap meliputi semua bagian kayu dan
logam yang tertanam, pintu, alat pengangkat daun pintu, bagian-
bagian yang mendukung, balok penahan dan alur balok penahan.