Anda di halaman 1dari 27

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN

o ed
ns
au

Oleh :
ert

TIM PENGAMPU
fap

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016
1
KATA PENGANTAR

Praktikum merupakan salah satu bagian dari kegiatan akademik yang


diselenggarakan guna membantu dan melengkapi pemahaman mahasiswa terhadap
suatu mata kuliah. Sesuai dengan kurikulum, Mata Kuliah Fisiologi Tanaman
membutuhkan praktikum yang terdiri atas beberapa mata acara sebagai kegiatan

ed
penunjangnya.
Buku petunjuk praktikum Fisiologi Tanaman ini disusun guna membantu
mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan praktikum. Pemilihan acara praktikum

o
disamping disesuaikan dengan kemampuan labolatorium disesuaikan dengan materi
kuliah yang diberikan dan juga pertimbangan lain.

ns
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga buku petunjuk praktikum ini
bermanfaat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
au
Tim Penyusun
ert
fap

2
ACARA I.

RESPON TANAMAN TERHADAP DEFISIENSI UNSUR HARA

1. Tujuan praktikum

Pada akhir praktikum diharapkan Mahasiswa dapat :

ed
a. Menyebutkan macam unsur hara esensial dan unsur hara bukan esensial

b. Menjelaskan peranan masing-masing unsur hara esensial terhadap

o
pertumbuhan

2.
c.

ns
Mengetahui respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara

Landasan teori
au
Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),

tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal

tersebut adalah unsur hara. Unsur hara dapat dikelompokkan menjadi dua
ert

macam, yaitu unsur hara esensial dan unsur hara non esensial.

Unsur hara esensial mutlak dibutuhkan oleh tumbuhan dan harus ada,

walaupun dalam jumlah sedikit. Kekurangan unsur hara tersebut akan


fap

mengakibatkan gejala yang disebut penyakit fisiologis. Peranan unsur hara

esensial tidak dapat digantikan oleh unsur hara lain. Golongan unsur hara

esensial meliputi C, H, O, N, S, P, K, S, Ca, Mg, Fe, Mn, Mo, Cu, B, Zn, dan

Cl. Dari unsur hara esensial tesebut yang termasuk unsur hara makro antara

3
lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg, sedangkan yang termasuk unsur hara

mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl.

Peranan unsur hara di dalam tumbuhan antara lain:

a. Sebagai penyusun molekul organik yang komplek, terutama dalam makro

molekul

ed
b. Membantu peran enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam

pembentukan komplek enzim-substrat, terutama unsur mikro.

o
c. Mempertahankan keseimbangan ion, yaitu antara kation-kation bervalensi

ns
satu dan dua. Hal ini penting untuk mempertahankan fungsi dari protoplasma

disamping mempertahankan permeabilitas membran

d. Dalam sistem oksidari-reduksi, karena sifat valensinya yang dapat berubah


au
sebagai contoh besi dan tembaga.

3. Bahan dan Alat


ert

a. Bahan (untuk 1 kelompok praktikan)

1. Benih caisin /kangkung darat

2. Pupuk urea (kangkung/caisin 0,1496 g)


fap

3. Pupuk SP-36 (kangkung/caisin 0,1244 g)

4. Pupuk KCl (kangkung/caisin 0,896 g)

b. Alat

1. Polibag/pot plastik yang berisi pasir steril sebanyak 30 buah

2. Penggaris

4
3. Oven

4. Cangkul

5. Pancong

6. Parang

ed
4. Prosedur Kerja

1) Mengisi pot atau polibag dengan media pasir

o
2) Pot atau polibag ditempatkan dalam rumah plastik untuk menghindari

ns
hilangnya pupuk karena air hujan.

2) Membuat perlakuan pada pot :

a. Pot I = diberi pupuk urea + SP-36 + KCl


au
b. Pot II = diberi pupuk urea + SP-36

c. Pot III = diberi pupuk urea + KCl

d. Pot IV = diberi pupuk SP-36 + KCl


ert

e. Pot V = kontrol (tidak diberi pupuk apapun)

3) Benih caisin /kangkung darat ditanam dalam pot plastik berisi pasir steril,

dengan jumlah 3 biji setiap pot.


fap

4) Setiap hari tanaman dipelihara, diantaranya dijaga kelembapan tanah dengan

cara media disiram setiap hari dengan menggunakan air secukupnya.

5) Pada umur 5 hari setelah tanam, tanaman dijarangkan dengan menyisakan 1

tanaman terbaik

5
6) Pengamatan

Pengamatan untuk memperoleh data dilakukan setelah tanaman caisin

/kangkung darat berumur 10, 20, dan 30 hari setelah tanam (panen). Hal hal

yang perlu diamati antara lain:

a) Gejala defisiensi seperti warna daun

ed
b) Bobot segar tanaman, tajuk dan akar

c) Bobot kering tanaman, tajuk dan akar

o
ns
au
ert
fap

6
ACARA II.

PERTUMBUHAN AKAR DAN TAJUK

1. Tujuan Praktikum

a. Mengetahui fase pertumbuhan pada akar dan tajuk tanaman

ed
b. Mengetahui kurva pertumbuhan tanaman

2. Landasan Teori

o
Pertumbuhan adalah perubahan volume, jumlah atau ukuran sel, organ

ns
maupun individu, yang dapat diukur menggunakan alat ukur atau bersifat

kuantitatif dan dapat dinyatakan dengan satuan ukuran berat (g, kg) dan satuan

ukuran panjang (cm, m). Secara sederhana, pertumbuhan dapat diartikan


au
sebagai perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar (Adrian, 2008).

Pertumbuhan tanaman mula-mula berlangsung lambat, kemudian berangsur-

angsur lebih cepat sampai tercapai suatu titik maksimum, akhirnya laju
ert

pertumbuhan menurun.

Apabila digambarkan dalam grafik, kurva pertumbuhan berbentuk kurva

sigmoid (berbentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang
fap

lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di

dalam lingkungan. Ukuran, rupa dan bentuk akhir dari tumbuhan ditentukan

oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Tjitrosomo, 1999).

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan

bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

7
Pertumbuhan akar yang kuat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan

tanaman bagian atas (batang, daun, dan bunga). Apabila akar mengalami

kerusakan karena gangguan secara biologis, fisik, atau mekanis dan menjadi

kurang berfungsi, maka pertumbuhan tanaman bagian atas menjadi kurang

optimal (Fitriaji, 2009).

ed
Fungsi akar pada tanaman antara lain:

1. Penyerapan air dan mineral

o
2. Penjangkaran tanaman

4. Transpor

5. Pembiakan
ns
3. Penyimpanan cadangan makanan
au
Pertumbuhan akar dan tajuk sangat saling berkaitan. Secara alamiah

tanaman menghasilkan hormon pertumbuhan, seperti auksin dan sitokinin.

Auksin merupakan hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh tajuk tanaman


ert

kemudian ditranslokasikan ke bagian akar untuk mengatur pertumbuhan akar.

Sitokinin dihasilkan oleh akar kemudian ditranslokasikan ke bagian tajuk

tanaman untuk mengatur pertumbuhan tajuk tanaman.


fap

3. Bahan dan Alat

1. Benih tanaman caisin, dan kangkung

2. Polybag

3. Pasir

8
4. Label

5. Pupuk

6. Penggaris

4. Prosedur Kerja

ed
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktikum.

2. Isi polybag dengan pasir yang telah disediakan.

o
3. Tanam benih tanaman kedalam polybag dan beri pupuk sesuai dengan

perlakuan.

ns
4. Tempatkan polybag sesuai dengan perlakuan dan ulangan yang telah

ditentukan.
au
5. Amati pertumbuhan tanaman dan lakukan destruksi tanaman pada hari ke

10, 20, dan 30 hari setelah tanam.

6. Ukur panjang akar dan tajuk tanaman.


ert

7. Timbang bobot segar akar & tajuk, dan bobot kering akar & tajuk.

8. Sesudah pengamatan selesai, buatlah grafik pertumbuhan tanaman.

9. Jelaskan hasil pengamatan dan grafik yang telah dibuat.


fap

5. Variabel Pengamatan

-Panjang akar tanaman (cm)

-Tinggi tajuk tanaman (cm)

-Bobot segar akar & tajuk

-Bobot kering akar & tajuk

9
ACARA III.

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

A. Laju Asimilasi Bersih

1. Tujuan

ed
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini ialah :

a. Mahasiswa mengetahui bagaimana proses laju tumbuh dari tanaman sayur

o
daun

2. Landasan teori
ns
b. Mahasiswa mengetahui asimilasi bersih tanaman
au
Pengertian pertumbuhan membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat

dibaca dengan bentuk kuantitatif yang dapat diukur. Analisis pertumbuhan

merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh
ert

produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu

tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun, tetapi

sering kurang mencerminkan ketelitian kuantitatif. Akumulasi bahan kering


fap

mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya

matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor

lingkungan lainnya. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian

tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif, dapat mencerminkan

produktivitas tanaman.

10
Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan

tanaman dengan cara membandingkan bobot bahan kering dan luas daun

tanaman dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot

kering dapat diukur laju asimilasi neto. Dengan hanya memperhatikan bobot

kering tanaman dapat diukur laju tumbuh pertanaman dan laju pertumbuhan

ed
relatif (Leopold dan Kriedermann, 1975). Permukaan daun merupakan organ

utama tumbuhan untuk melakukan fotosintesis, sehingga orang sering

o
menyatakan pertumbuhan berdasarkan luas daun

ns
Laju asimilasi bersih (LAB) merupakan hasil bersih asimilasi persatuan

luas daun dan waktu. LAB merupakan laju penimbunan bobot kering per satuan

luas daun per satuan waktu (g.m-2). LAB tidak konstan terhadap waktu, tetapi
au
mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman (Gardner et al.,

1991). Laju asimilasi bersih tanaman umur 4 minggu lebih kecil dibandingkan

laju asimilasi bersih umur 2 minggu. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi


ert

oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang

tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju

pertumbuhan tanaman (Gardner et al., 1991).


fap

3. Bahan dan alat

Bahan :

Sampel tanaman

11
Alat :

1. Leave area meter

2. Timbangan analitik

3. Mistar

4. Oven

ed
5. Amplop untuk menyimpan daun

6. Alat tulis

o
4. Prosedur Kerja

ns
1. Menanam bahan tanaman yang akan dijadikan sampel.

2. Sampel tanaman diambil setiap 10, 20, dan 30 hari setelah tanam
au
3. Pada saat pengambilan sampel, dilakukan pengukuran tinggi tanaman mulai

dari pangkal tanaman sampai pada ujung tanaman.

4. Bobot tanaman diukur dengan menggunakan timbangan analitik.


ert

5. Potong tanaman menjadi beberapa bagian agar mampermudah dalam

pengukuran luas daun nantinya.

6. Lakukan pengukuran luas daun dengan menggunakan Leave Area Meter


fap

kemudian catat bobot basah tanaman tersebut.

7. Sampel tanaman yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam kantong kertas

agar mempermudah dalam pengeringan di dalam oven.

8. Pengeringan sampel ke dalam oven dilakukan selama 24 jam

12
9. Lakukan pengukuran bobot kembali dan hitung dengan menggunakan

rumus.

Perhitungan Laju Tumbuh Relatif :

Laju Tumbuh Relatif = 1/bobot awal . (bobot akhir bobot awal)/ t

ed
Laju tumbuh relatif (LTR) = relative growth rate (RGR) : kemampuan

o
tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap bobot kering awal

ns
tiap satuan waktu (g/g/minggu)

Perhitungan Laju Asimlasi Bersih :


au
Laju Asimilasi Bersih = 1/luas daun. (bobot akhir bobot awal)/ t

(g/cm2/minggu)
ert

Laju asimilasi bersih (LAB) = net assimilation rate (NAR) : kemampuan

tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun

tiap satuan waktu (g/cm2/minggu)


fap

13
B. Perhitungan Kandungan Klorofil

1. Tujuan

Mahasiswa mampu mengukur kandungan klorofil yang terdapat pada suatu

jenis daun tanaman dengan menggunakan spektrofotometer.

2. Landasan teori

ed
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam

tanaman, algae dan cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani

o
yaitu chlorophyll (choloros = green/hijau dan phyllon = leaf/daun). Fungsi

ns
klorofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk

digunakan dalam proses fotosintesis. Proses penyerapan cahaya oleh

tumbuhan erat sekali hubungannya dengan suatu mekanisme yang disebut


au
dengan fotosintesis.

Fotosintesis merupakan suatu proses pada tumbuhan hijau untuk

menyusun senyawa organik dari karbondioksida dan air. Proses ini hanya
ert

akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil

yang terletak pada kloroplas. Untuk terjadinya fotosintesis , energi dalam

bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke


fap

pigmen pengumpul energi yang disebut dengan pusat reaksi (reaction

center) Reaksi secara keseluruhan dapat ditulis dalam persamaan sebagai

berikut:

6CO2 + 12H2O + energi cahaya ( klorofil) C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

14
Dari rumus tersebut terlihat bahwa selain cahaya, klorofil atau zat hijau

daun memegang peranan penting untuk proses fotosintesis. Pada reaksi

tersebut C6H12O6 atau yang mempunyai rumus empiris (CH2O) merupakan

produk utama dari fotosintesis yang diharapkan oleh manusia

Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama

ed
pigmen didalamnya. Klorofil a, dan b yang berwarna hijau banyak menyerap

sinar lembayung dan merah, memancarkan warna hijau ;dan xantofil serta

o
karotein yang berwarna kuning sampai orange karena menyerap sinar biru

ns
dan lembayung, lebih kuat daripada sinar berwarna lain.

Pigmen kloroplas yang menyerap cahaya yang diperlukan untuk proses

fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada kloroplas, antara lain : klorofil a


au
(yang berwarna hijau muda), klorofil b (yang berwarna hijau tua), dan

karotin (berwarna kuning sampai jingga). Klorofil merupakan butiran hijau

didalam kloroplas, pada umumnya kloroplas berbentuk oval yang


ert

mengandung grana dan stroma.

3. Bahan dan alat

Bahan :
fap

a. Daun yang masih muda

b. Daun yang sudah tua.

Alat:

a. Pipet tetes

b. Gelas ukur

15
c. Tabung reaksi

d. Lumpang porselin

e. Kertas saring

f. Alkohol 95%

g. Spektrofotometer.

ed
4. Prosedur Kerja

o
1. Timbang 0,25 gram daun yang masih segar, kemudian dipotong kecil-

kecil.

ns
2. Potongan-potongan daun tersebut dihaluskan dalam lumpang porselin

sampai benar benar halus.


au
3. Daun yang sudah ditumbuk diekstraksi dengan menggunakan 25 ml

alkohol 95%.

4. Ekstrak tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring sampai


ert

volume akhir filtrat akhir mencapai 25 ml. Jika volume filtrat kurang dari

25 ml, ditambahkan kembali alkohol 95%.

5. Ukur kadar klorofil filtrat dengan menggunakan spektrofotometer pada


fap

panjang gelombang 665 nm. Sebelum dilakukan pengukuran perlu

dikalibrasi terlebih dahulu. Larutan yang digunakan sebagai pelarut untuk

kalibrasi adalah alkohol 95%.

6. Catat nilai absorbansi (Optical Density) larutan tersebut.

16
C. Perhitungan Luas Daun

1. Tujuan praktikum

a. Mengetahui cara menghitung luas daun caisin, kangkung.

b. Menjelaskan peranan luas daun terhadap pertumbuhan tanaman.

ed
2. Landasan teori

Perhitungan luas daun dapat dihitung dengan metode sebagai berikut :

o
a. Metode kertas millimeter

ns
Metode ini mengunakan kertas millimeter dan peralatan menggambar

utuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada

daun dengan bentuk relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun
au
digambar ada kertas millimeter ang dapat dengan mudah dikerjakan dengan

meletakkan daun diatas kertas millimeter dan pola daun diikuti. Luas daun

ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun.


ert

b. Metode gravimetri

Metode ini menggunakan timbangan. Prinsipnya luas daun ditaksir

melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan


fap

menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang

menghasilkan replika daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas

yang berat dan luasnya pada sehelai kertas sudah diketahui. Luas dau

kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat

total kertas.

17
c. Metode panjang kali lebar

Metode ini dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat

ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.

3. Alat dan Bahan

ed
a. Alat

1. Penggaris

o
2. gunting

4.

b. Bahan
kalkulator ns
3. kertas millimeter blok
au
1. Daun Kangkung

2. Daun caisin
ert

4. Prosedur kerja

a. Ambil daun tanaman yang akan dijadikan sampel masing-masing tiga

daun pertanaman
fap

b. Daun-daun tersebut digambar diatas kertas millimeter blok

c. Perhitungan luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat

dalam pola daun yang digambar pada kertas millimeter blok.

18
ACARA IV.

PENGARUH CEKAMAN CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN

A. Pendahuluan

Hall and Rao (1999) menyatakan bahwa cahaya matahari merupakan sumber

ed
energi yang digunakan tanaman untuk berfotosintesis. Pentingnya peran cahaya bagi

tanaman dimulai sejak perkecambahan sampai dengan tanaman dipanen. Lamanya

o
penyinaran, kualitas dan intensitas cahaya yang diterima tanaman akan menentukan

ns
aktivitas fotosintesis. Aktivitas fotosintesis akan menentukan jumlah fotosintat yang

dihasilkan. Levitt (1980) menyatakan bahwa kebutuhan cahaya dan respon tanaman

tergantung jenis tanaman.


au
Selain berpengaruh terhadap produksi fotosintat, penyinaran juga berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman. Pada saat kondisi cahaya optimum, fotosintat yang

dihasilkan relatif tinggi. Selanjutnya pertumbuhan organ dan tanaman secara


ert

keseluruhan berjalan optimum. Namun sebaliknya, pada saat kondisi cahaya di bawah

optimum, fotosintat yang dihasilkan rendah sehingga pertumbuhan tanaman tidak

optimal (Martin et al.. 2006).


fap

Menurut Martin et al. (2006), terbatasnya lahan menyebabkan penanaman

tanaman seringkali dilakukan pada kondisi lahan yang kurang cahaya. Keterbatasan

cahaya diharapkan tidak mengurangi hasil secara drastis, namun sebaliknya tanaman

diharapkan dapat memberikan toleransi. Ada jenis tanaman yang toleran terhadap

cahaya rendah, namun ada tanaman yang sangat menderita pada saat memperoleh

19
cahaya sedikit (Levitt, 1980). Untuk perlu dilakukan praktikum pengaruh cekaman

cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.

B. Tujuan

1. Mengetahui respon pertumbuhan tanaman terhadap cekaman cahaya.

ed
2. Mengetahui respon fisiologis tanaman terhadap cekaman cahaya.

o
C. Bahan dan Alat

ns
Bahan yang dipakai pada praktikum ini adalah screen house, benih caisim,

kangkung, pasir, air, dan pupuk (urea, SP 36, KCl). Alat yang digunakan antara lain

alat penyiram, oven, kertas label, amplop kertas, plastik, alat tulis, timbangan analitik,
au
penggaris panjang, dan polibag.

D. Prosedur Kerja
ert

1. Pasir sebagai media disiapkan, dimasukkan ke dalam polibag. Jumlah polibag

yang disi pasir tersebut sebanyak 6 buah. Pasir disiram dengan air hingga

kapasitas lapang.
fap

2. Setiap polibag diberi pupuk urea, SP 36, dan KCl masing-masing 0,45 g, 0,19 g,

dan 0,72 g untuk penanaman bayam. Untuk tanaman kangkung dan caisin, dosis

pupuknya adalah 0,15 g, 0,12 g, dan 0,90 g.

3. Ke dalam pasir setiap polibag ditanam 3 butir benih yang baik. Selanjutnya

polibag ditempatkan pada kondisi tercekam cahaya.

20
4. Pada umur 5 hari setelah tanam (hst), tanaman dijarangkan dengan meninggalkan

1 tanaman terbaik.

5. Pada umur 10, 20, dan 30 hst, tanaman diamati tinggi tanaman, luas daun, warna

daun (kandungan klorofil), bobor segar akar dan tajuk, bobot kering akar dan

tajuk.

ed
6. Hitunglah nilai nisbah tajuk : akar, Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN), dan Laju

Asimilasi Bersih (NAR)

o
7. Bandingkan dan bahas semua variabel pengamatan dan nilai antara tanaman yang

ns
ditanam pada kondisi tercekam cahaya dan tanaman pada kondisi cahaya penuh.
au
ert
fap

21
ACARA V

TRANSPIRASI

A. Landasan Teori

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup

ed
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula,

dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi

siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).

o
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan

ns
permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa penguapan dari

tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut Evapotranspirasi.


au
Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat

hara terlarut, demikian pula sebaliknyaAlat untuk mengukur besarnya laju transpirasi

melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.


ert

Macam-macam transpirasi terdiri dari:

a. Transpirasi kutikula

b. Transpirasi stomata
fap

c. Transpirasi lentikuler

Mekanisme transpirasi yaitu air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui

rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem.

Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar

menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian

22
atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan

kemudian ke atas melalui arus transportasi.

Faktor-faktor dalam adalah:

Besar kecilnya daun

Tebal tipisnya daun

ed
Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun

Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun

o
Banyak sedikitnya stomata

Bentuk dan lokasi stomata:

ns
Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi

Sinar matahari
au
Temperatur

Kelembaban udara

Angin
ert

Keadaan air didalam tanah

Keuntungan transpirasi bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:

Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem


fap

Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal

Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.

23
Jika kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh transpirasi

yang merugikan akan kelihtan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor.

Tingkat kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk menimbulkan gejala

kelayuan pada tumbuhan sangat beragam. Daun tipis yang umumnya terdiri dari sel

parenkim yang berdinding tipis akan layu dengan cepat.

ed
Cara Pengukuran Transpirasi

Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :

o
1. Kertas korbal klorida

2. Potometer

ns
3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi

4. Penimbangan langsung
au
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang

tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan

permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir
ert

untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

B. Tujuan.
fap

1. Mengetahui laju transpirasi dari beberapa jenis tanaman

2. Mengetahui pengaruh luas permukaan daun terhadap laju transpirasi

3. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju transpirasi

24
C. Alat dan Bahan

Alat:

1. Botol plastik

2. Timbangan

3. Penggaris

ed
4. Lux meter

Bahan

o
1. Tanaman 1 dan 2

2. Air.

D. Prosedur Kerja ns
1. Mempersiapkan alat dan bahan
au
2. Mengisi botol dengan bagian

3. Memasukkan tanaman yang berbeda pada masing-masing botol dan diulang

sebanyak 3 kali
ert

4. Menimbang bobot masing-masing botol

5. Meletakkan botol pada tempat yang ternaungi dan tidak ternaungi

6. Mengukur intensitas cahaya


fap

7. Menimbang bobot botol setiap 45 menit sebanyak 2 kali

8. Mengukur laju transpirasi dengan metode penimbangan langsung. Lalu

dihitung dengan rumus:

LTn/waktu= Wn-Wn-1

25
Keterangan

Wn: Bobot botol (air+tanaman) sesudahnya

Wn-1: Bobot botol (air+tanaman) sebelumnya

/45 menit

ed
9. Masukkan data ke tabel pengamatan

o
Selisih Bobot
Jenis Intensitas Pengamatan Luas Daun Laju Tanspirasi
Ulangan
Tanaman Cahaya

Naungan
(...... lux)
1
2
3
ns I
(gram)
II
(cm2) (gr/cm2/45 menit)
au
Non 1
Naungan 2
(...... lux) 3
Naungan 1
(...... lux) 2
3
ert

Non 1
Naungan 2
(...... lux) 3
fap

Jenis Intensitas Laju Transpirasi


Rata-rata
Tanaman Cahaya (gr/cm2/45menit)
(gr/cm2/45menit)
1 2
Naungan
(...... lux)
Non Naungan
(...... lux)
Naungan
(...... lux)
Non Naungan
(...... lux)

26
D. Variabel Pengamatan

1. Berat botol awal (air+tanaman)

2. Luas Daun

3. Berat botol akhir (air+tanaman)

ed
DAFTAR PUSTAKA

Djoseputro , Dwi . 1989 . Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

o
Hall, D.O. and K.K. Rao. 1999. Photosynthesis. 6th ed. Cambridge University Press.
214 hal.

ns
Ismal, G.. 1979. Ekologi Tumbuh-tumbuhan dan Tanaman Pertanian. UNAND.
Padang. Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
Grafindo Persada Jakarta.
au
Kimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Leopold, A. C. and P. E Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. Tata Mc


Grow Hill Pub. Co. Ltd.., New Delhi. 545p.
ert

Lerner, H.R. 1999. Plant Responses to Environmental Stresses. Marcel Dekker, Inc.
New York, Basel, 730 hal.

Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stresses. 2nd edition. Vol. II.
Water, Radiation, Salt, and Other Stresses. Academic Press, New York,
London, Toronto, Sydney, San Francisco. 606 hal.
fap

Loveless , A. R. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1.


PT. Gramedia, Jakarta.

Martin, J.H., R.P. Waldren, D.L.. Stamp. 2006. Principles of Field Crop Production.
Pearson Prentice Hall. Upper Saddle River, New Jersey. 954 hal.

Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan II. ITB, Bandung.

27

Anda mungkin juga menyukai