Anda di halaman 1dari 32

Pendidikan fisika

[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Fisika Sekolah 2
Rombel : 1
Pengampu : (1) Pak Supriyadi (2) Pak Nathan Hindarto

Oleh :

1. Riza Ariyani N. K (4201411029)


2. Nurul Istiana (4201411118)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 0


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK

Gambar diatas adalah gardu induk transmisi listrik tegangan bolak-balik. Transmisi listrik
jarak jauh dilakukan pada tegangan tinggi untuk mengurangi energi listrik yang hilang dan
menghemat biaya saluran. Oleh karena itu, pada gardu induk di dekat pusat pembangkit
dipasang transformator step-up untuk menaikkan tegangan dan pada gardu induk dekat
dengan pelanggan dipasang transformator step-down untuk menurunkan tegangan.

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu :

1. Memformulasikan besaran-besaran listrik pada rangkaian tertutup sederhana


2. Memecahkan persoalan rangkaian AC sederhana yang terdiri atas R, L dan C
menggunakan diagram fasor
3. Menjelaskan peristiwa resonansi pada rangkaian R-L-C dan pemanfatannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 1


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 2


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pada tahun 1880-an di Amerika


Serikat telah terjadi perdebatan sengit
antara dua ilmuwan tentang transmisi
listrik jarak jauh. Thomas Edison
mengusulkan penggunaan arus dan
tegangan listrik searah. Sedangkan
George Westinghouse mengusulkan
penggunaan arus dan tegangan bolak-
balik.
Gambar 1. Thomas Edison (kiri), George Wetinghouse (kanan)

Dengan mempertimbangkan bahwa walaupun penggunaan arus dan searah dalam


transmisi listrik jarak jauh lebih efisien (daya yang hilang akibat hambatan kawat dan medan
magnetik lebih kecil), namun hampir semua pusat tenaga listrik menghasilkan arus dan
tegangan listrik bolak-balik dan transformator sebagai piranti untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan berkerja pada arus dan tegngan bolak-balik. Oleh karena itu, pendapat
George Westinghouse akhirnya diambil sebgai keputusan untuk transmisi listrik jarak jauh
dan keputusan ini juga diterapkan oleh negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator.
Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan bolak-balik. Arus bolak-balik
(alternating current) adalah arus dan tegangan listrik yang besarnya berubah terhadap waktu
dan dapat mengalir dalam dua arah. Arus bolak-balik (AC) digunakan secara luas untuk
penerangan maupun alat elektronik. Dalam hal ini, kita akan membahas mengenai hambatan,
induktor dan kapasitor dalam rangkaian arus bolak-balik.

Gambar 2. Setrika, alat yang menggunakan arus bolak-balik

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 3


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

A. Formulasi Arus dan Tegangan Bolak-balik


Kita telah membahas bahwa suatu generator arus bolak-balik dapat
mengahasilkan gaya gerak listrik induksi yang berubah tehadap waktu menurut fungsi
sinus dan cosinus, yang memenuhi persamaan sebagai berikut :

(1)

Beda potensial diantara dua titik pada sumber gaya gerak listrik bolak-balik
disebut dengan tegangan bolak-balik yang dilambangkan dengan V. karena itu,
tegangan bolak-balik (V) juga berubah terhadap waktu yang sesuai dengan persamaan
sebagai berikut :

(2)

Persamaan di atas analog dengan persamaan simpangan pada gerak


harmonis sederhana, yaitu . Berdasarkan hal tersebut, maka tegangan
bolak-balik mempunyai frekuensi dan periode seperti hal nya gerak harmonis
sederhana. Dalam hal ini, frekuensi dan periode tegangan bolak-balik ini dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :

Sehingga persamaan tegangan bolak-balik dapat dinyatakan sebagai berikut :

(3)

Jika tegangan bolak-balik dipasang pada suatu rangkaian, maka arus yang
mengalir pada rangkaian juga merupakan arus bolak-balik yang berubah terhadap
waktu menurut fungsi sinus. Arus bolak-balik ini memiliki kecepatan sudut ( ),
periode (T) dan ferkuensi (f) yang sama dengan kecepatan sudut ( ), periode (T) dan
frekuensi (f) tegangan bolak-balik yang menimbulkannya, sehingga arus bolak-balik
dapat dinyatakan dengan pesamaan berikut ini :

(4)

(5)

Berikut adalah gambar dari arus bolak-balik dan tegangan sebagai fungsi waktu.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 4


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(a)

Gambar 3. (a) Arus listrik melalui penghantar, (b) grafik arus dan tegangan sebagai
fungsi waktu

1. Fase, Sudut Fase dan Beda Fase

Konsep fase, sudut fase dan beda fase biasanya digunakan untuk menyatakan
keadaan sesuatu yang mengalami pengulangan secara periodik dan konsep ini telah
dipelajari sebelumnya pada bahasan gelombang.
Pada arus dan tegangan bolak-balik, konsep fase, sudut fase dan beda fase ini
juga digunakan. Untuk persamaan , nilai

sudut disebut sudut fase yang umumnya dilambangkan dengan , yang dapat

dinyatakan dalam derajat atau radian. Sedangkan fase dapat dinyakan dengan periode
(T). Sebagai contoh, untuk arus , ketika sudut fase tersbut

radian, maka fase arus tersebut adalah . Arus bolak-balik dapat dinyatakan

dalam grafik arus terhadap waktu atau juga terhadap sudut fase seperti pada contoh
berikut :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 5


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Gambar 4. Grafik hubungan arus bolak-balik (I) dengan waktu (t) dan sudut fase ( )

Kedua persamaan tegangan dan arus bolak-balik, yaitu


tidak mempunyai beda fase. Namun pada umumnya, tegangan bolak-balik
dan arus bolak-balik mempunyai beda fase sebesar . Dalam hal ini, bila terdapat beda
fase antara tegangan dan arus, misalnya sebesar , maka persamaan arus bolak-balk itu
dapat dinyatakan menjadi :

(6)

Dengan :

: beda fase

Jika arus dan tegangan mempunyai beda fse maka arus bolak-balik dapat

dinyatakan dengan persamaan berikut :

( ) (7)

2. Diagram Fasor

Besaran sinusoidal seperti arus dan tegangan bolak-balik dapat dinyatakan


dengan suatu diagram yang disebut diagram fasor. Dalam hal ini diagram fasor
digunakan untuk memudahkan analisis arus dan tegangan bolak-balik. Diagram fasor
digambarkan dengan anak panah seperti pada diagram vektor, dengan panjang anak
panah tersebut menyatakan nilai maksimum tegangan (Vmax) atau arus (Imax). Diagram
fasor dapat diputar, dan sudut putarnya merupakan sudut fase ( ) dari arus atau
tegangan pada saat t dan proyeksi fasor pada garis lurus yang tegak lurus terhadap garis

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 6


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

yang digunakan untuk menetapkan sudut dan menyatakan nilai sesaat I atau V. Lihat
contoh diagram fasor untuk arus bolak-balik berikut ini.

Gambar 5. Diagram fasor untuk arus bolak-balik

3. Nilai Efektif Tegangan dan Arus Bolak-balik


Kita telah mengetahui bahwa nilai tegangan dan arus bolak-balik berubah setiap
saat. Sehingga, dua buah titik pada rangkaian arus bolak-balik misalnya A dan B dapat
mempunyai nilai potensial yang berubah setiap saat. Pada saat tertentu, potensial A
dapat lebih tinggi dari pada potensial B, sehingga arus mengalir dari potensial A ke B.
Pada saat yang lain, potensial A lebih rendah dari pada B sehingga arus mengalir dari
potensial B ke A. Keadaan ini tentu akan menyulitkan kita dalam menentukan nilai arus
dan tegangan bolak-balik yang tidak semudah seperti menentukan nilai arus dan
tegangan searah.
Meskipun demikian, arus dan tegangan bolak-balik dapat memberikan atau
menghasilkan kalor yang sama dengan kalor yang dihasilkan oleh arus dan tegangan
searah. Dalam hal ini, nilai arus atau tegangan bolak-balikyang dianggap setara dengan
arus atau tegangan searah disebut nilai efektif arus atau tegangan bolak-balik.
Kalor yang dihasilkan oleh arus listrik berhubungan daya dan nilai efektif untuk
arus bolak-balik dapat ditentuka berdasarkan daya rata-ratanya, yaitu :
[ ] [ ]

Karena , maka :

(8)

(9)

Dengan :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 7


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

= nilai efektif arus bolak-balik (A)


= arus maksimum (A)

Untuk menghitung nilai efektif dari arus bolak-balik secara matematika, maka
kita perlu mengetahui nilai rata-rata dari yang dapat ditentukan dari grafik
fungsi tehadap t. Seperti pada gambar berikut.

Gambar 6. Grafik fungsi tehadap t

( )

[ ]

[ | | ]

[ ]

(10)

Dengan menggunakan cara yang sama, maka nilai efektif tegangan bolak-balik
dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

(11)

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 8


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Nilai efektif I dan V juga disebut sebagai nilai akar rata-rata kuadrat. Karena itu,
dalam istilah teknik digunakan lambang . Indeks rmsmerupakan
seingkatan dari root mean square. Jadi, dalam hal ini, dan .
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai arus dan tegangan bolak-balik dinyatakan
dalam nilai efektifnya. Sebagai contoh tegangan listrik 220 volt merupakan nilai efektif
tegangan bolak-balik yang berubah diantara nilai maksimum +310 volt dan -310 volt.

4. Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik

Pada dasarnya alat ukur listrik arus bolak-balik tidak menunjukkan nilai yang
sesungguhnya, melainkan nilai efektifnya. Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik
dapat diukur dengan menggunakan instrumen seperti amperemeter AC, dan
galvanometer AC untuk arus dan voltmeter AC untuk tegangan. Sedangkan untuk
melihat nilai yang sesungguhnya, misalkan nilai maksimumnya atau untuk mengetahui
tegangan puncak ke puncak yang sering disebut Vp-p dapat digunakan alat ukur yang
disebut dengan CRO yaitu singkatan dari Cathoda Rays Osciloskop atau dikenal pula
dengan istilah osiloskop.

Gambar 7. Osiloskop

Pada layar CRO dapat terlihat bentuk grafik dari arus atau tegangan bolak-balik
terhadap waktu. Pada prinsipnya, pada sebuah CRO terdapat tombol pengatur vertikal
(penguat tegangan) yang sering disebut volt/dive dan tombol pengatur horizontal yang
disebut sweeptime yang menyatakan lamanya waktu sapuan ke arah horisontal.
Misalkan tombol volt/dive menunjuk pada 1 volt yang artinya tinggi 1 kotak dalam
layar CRO tersebut menyatakan besarnya tegangan 1 volt sedangkan jika jika tombol
sweeptime menunjuk pada angka 20 ms yang berarti untuk menempuh 1 kotak

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 9


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

horizontal pada layar osiloskop membutuhkan waktu 20 mili sekon. Misalkan sebuah
tegangan sinusoidal arus bolak-balik pada layar osiloskop terlihat bahwa 1 gelombang
menempati 4 kotak ke arah horisontal dan 6 kotak ke arah vertikal (perhatikan gambar
berikut).

Gambar 8.(a) Tampilan pada layar osiloskop, (b) Pengukur arus dan tagangan

Apabila tombol pengatur menunjuk pada angka 2 volt dan pengatur horisontal
menunjuk pada angka 5 ms. Dapat diperoleh hasil pemnbacaan sebagai berikut :

Vmax = 3 x 2 volt = 6 volt

VP-P = 6 x 2 volt = 12 volt

Periode = T = 4 x 5 ms = 20 ms = 0,02 s

Frekuensi = f=1/T =1/0,02 = 50 Hz

Sedangkan hasil pembacaan pada alat ukur arus atau tegangan bolak-balik
dapat dinyatakan dengan :

(12)

Dimana :

HP = hasil pembacaan alat ukur

B = batas ukur yang digunakan

Contoh, gambar 6.(b) , dari skala yang terbaca alat ukur, kita dapat mencari nilai HP
sebagai berikut :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 10


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

B. Rangkaian Arus Bolak-balik

Pada dasarnya, komponen-komponen rangkaian listrik menunjukkan karakteristik


yang berbeda ketika dihubungkan dengan sumber tegangan searah dan ketika
berhubungan dengan sumber tegangan bolak-balik. Karena itu, karakteristik rangkaian
arus searah berbeda dengan karkteristik rangkaian arus bolak-balik dan salah satu
perbedaan tersebut berkaitan dengan fase antara tegangan dan arus. Dalam bahasan ini,
kita akan mempelajari rangkaian arus bolak-balik dan kajian-kajian lain yang berkaitan.

1. Rangkaian Resistor, Induktor dan Kapasitor

Pada umumnya, semua rangkaian listrik mempunyai hambatan, kapasitas dan


induktansi meskipun rangkaian tersebut tidak terdapat resistor, induktor dan
kapasitor. Akan tetapi, nilai hambatan, kapasitas dan induktansi tersebut dapat
diabaikan, sedangkan pada keadaan lain mungkin tidak dapat diabaikan.
Secara teoritis, kita dapat menganggap bahwa rangkaian listrik terdiri dari
rangkaian resistor, rangkaian induktor, dan rangkaian kapasitor. Rangkaian resistor
(resistif) merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari sumber tegangan (V) dengan
resistor yang mempunyai hambatan R dan nilai kapasitas (C) maupun induktansi (L)
tersebut diabaaikan. Rangkain induktor (induktif) merupakan rangkaian yang hanya
terdiri dari sumber tegangan (V) dengan induktor yang mempunyai induktansi (L) dan
nilai-nilai hambatan (R) maupun kapasitas (C) rangkain tersebut diabaikan. Sedangkan
rangkaian kapasitor (kapasitif) merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari sumber
tegangan (V) dengan kapasitor yang mempunyai kapasitas (C) dan nilai-nilai hambatan
(R) dan induktansi (L) tersebut diabaikan.
Meskipun rangkaian resistif, induktif dan kapasitif hanyalah konsep ideal, tetapi
dengan pendekatan tertentu, konsep-konsep ini cukup bermanfaat untuk menganalisis
rangkaian arus bolak-balik. Dengan rangkaian sumber tegangan AC, resistor, induktor
dan kapasitor dapat digambarkan sebagai berikut.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 11


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Gambar 9. Lambang rangkaian untuk (a) sumber tegangan AC, (b) resistor, (c) induktor
dan (d) kapasitor.

a. Rangkaian Resistor (Resistif)


Secara sederhana, rangkaian resistif dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 10. Rangkaian Resisitif


Rangkaian hambatan/resistor/resistif dengan arus bolak-balik (AC) berfungsi
sebagai pembatas arus listrik yang masuk atau menurunkn potensial listrik dalam
rangkaian sehingga antara arus dan tegangan pada sumber tidak mengalami perubahan
fase, yang artinya arus dan tegangan pada hambatan/resistor adalah sefase.
Karena rangkaian resistif dianggap tidak mempunyai induktansi dan kapasitas,
maka rangkaian resistif tidak dipengaruhi oleh medan magnet disekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka pada rangkaian resistif, arus dan tegangan bolak-balik
mempunyai fase yang sama atau beda fasenya nol. Keadaan ini dapat digambarkan
dengan diagram fasor dan grafik fungsi sudut fase dari arus dan tegangan sebagai
berikut.

(a) (b)

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 12


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Gambar 11.(a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu (b) diagram fasor
rangkaian resistor murni

Gambar 12. Daigram fasor dan grafik V,I=f( ) pada rangkaian resistif
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dengan :

Jika (13)

b. Rangkaian Induktif
Secara sederhana, rangkaian induktif dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 13. Rangkaian Induktif

Perhatikan gambar rangkaian induktor yang dihubungkan dengan sumber


tegangan AC. Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan
sumber, sehingga berlaku :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 13


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Dimana

Sehingga,
(14)

Jika maka

atau (15)

Apabila kita lihat antara persamaan (kuat arus dalam induktor) dengan V
(tegangan sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik menjadi selisih
sudut fase sebesar atau . Jadi, pada rangkaian induktif, arus listrik mempunyai

fase yang berbeda dengan tegangan. Sesuai dengan persamaan V dan I di atas, maka
beda fase antara arus dan tegangan pada rangkaian induktif, tegangan (V) mendahului
arus (I) dengan beda fase sebesar atau . Keadaan ini dapat digambarkan dengan

diagram fasor dan grafik fungsi sudut fase dan arus tegangan sebagai berikut.

Gambar 14.(a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, (b) diagram fasor
rangkaian induktor murni

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 14


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Gambar 15. Daigram fasor dan grafik V,I=f( ) pada rangkaian induktif

Meskipun pada rangkaian induktif tidak terdapat resistor, tetapi pada rangkain ini
terdapat besaran yang mempunyai sifat yang sama dengan hambatan listrik, yaitu
reaktansi induktif. Apabila kita perhatika persamaan :

Dimana merupakan suatu hambatan yang disebut reaktansi induktif yang


diberi lambang yang dinyatakan dengan :

(16)

Dengan :
= resistansi induktif ()
= kecepatan sudut (rad/s)
= frekuensi sumber AC (Hz)
= induktansi induktor (H)
Dalam rangkaian indukutor, jika I menyatakan kuat arus yang mengalir pada
induktor, menyatakan reaktansi induktif, menyatakan tegangan maksimum,
dan menyatakan tegangan efektif tegangan sumber arus AC , berlaku hubungan :

(17)

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 15


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

c. Rangkaian (Kapasitor) Kapasitf

Secara sederhana, rangkaian kapasitif dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 16. Rangkain kapasitif

Rangkaian kapasitif di atas terdiri dari sebuah kapasitor dengan kapasitas C dan
sebuah sumber tegangan bolak-balik. Tegangan yang dipasang pada kapasitor tersebut
berubah terhadap waktu sesuai dengan persamaan :

Sehingga muatan yang tersimpan pada kapasitor memenuhi persamaan :

Sehingga arus listrik pada kapasitor dapat dinyatakan dengan laju perpindahan muatan
listrik pada keping kapasitor yang dapat ditentukan sebagai berikut.

Dimana

Maka,
(18)

Jika ( )

Maka,

Hal ini identik dengan , dimana identik dengan sebuah hambatan yang disebut

reaktansi kapasitif yang dilambangkan , yang besarnya dinyatakan dengan :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 16


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(19)

Dimana :

= reaktansi kapasitif ()
= kapasitas kapasitor (F)

Sesuai dengan persamaan I dan V di atas, maka pada rangkaian kapasitif, arus
mempunyai beda fase sebesar dengan tegangan. Dalam hal ini, arus (I)

mendahului tegangan dengan beda fase sebesar atau . Keadaan ini dapat

digambarkan dengan diagram fasor dan grafik fungsi sudut fase dan arus tegangan
sebagai berikut.

Gambar 17. (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, (b) diagram fasor
rangkaian kapasitor murni

Gambar 18. Daigram fasor dan grafik V,I=f( ) pada rangkaian kapasitif

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 17


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Seperti juga pada rangkaian induktif, maka rangkaian kapasitif terdapat sebuah
besaran reaktansi yang disebut rangkaian kapasitis dan besarnya dapat ditentukan
sebagai berikut.

(20)

Dengan :
= reaktansi kapasitif ()
= kapasitas kapasitor (F)

C. Rangkaian Gabungan Seri

Setelah kita mengetahui rangkaian resistif, induktif dan kapasitif, maka dalam hal
ini akan membahas karakteristik rangkaian yang terdiri dari gabungan komponen-
komponen resistor, induktor dan kapasitor, yaitu rangkaian seri resistor (R) dengan
induktor (L), rangkain seri resistor (R) dengan kapasitor (C),serta rangkaian seri resistor
(R), induktor (L) dan kapasitor (C).

1. Rangkaian R-L seri

Rangkaian R-L seri dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 19. Rangkaian R-L seri


Jika gabungan seri antara resistor (R) dengan induktor (L) dipasang pada sumber
tegangan bolak-balik, maka arus listrik (I) mengalir melalui kedua komponen tersebut
dan diantara kedua ujung-ujung kedua komponen tersebut terjadi tegangan VR dan
VL.VR. Merupakan tegangan di antara ujung-ujung resistor dan VLmerupakan tegangan
di antara ujung-ujung induktor. Tegangan resistor mempunyai fase yang sama dengan

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 18


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

arus, sedangkan tegangan induktor mendahului arus dengan beda fase sebesar .
keadaan ini dapat digambarkan dengan diagram fasor sebagai berikut

Gambar 20. Diagram fasor V dan I pada rangkaian R-L seri


Berdasarkan gambar diagram fasor di atas, hubungan antara V, VR , dan VLdapat
dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

Jadi,
(21)

Besaran pada persamaan di atas dinamakan impedansi rangkaian R-L


seri, yaitu merupakan ukuran hambatan rangkaian terhadap arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut. Biasanya inpedansi dinyatakan dengan Z. Sehingga pada rangkaian
R-L seri berlaku persamaan berikut :
(22)

Dengan :

Selain berdasarkan diagram fasor pada gambar 11 tersebut, kita dapat


menentukan beda fase antara tegangan (V) mendahului arus (I) dengan beda fase
sebesar . Besar dapat ditentukan sebagai berikut :

(23)

Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian RL seri tidak lagi
sebesar , melainkan kurang dari , dimana tegangan mendahului arus.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 19


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2. Rangkaian R-C Seri


Rangkain R-C seri dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 21. Rangkaian R-C seri

Seperti juga pada rangkaian R-L seri, ketika gabungan seri antara resistor (R)
dengan kapasitor (C) dipasang ada sumber tegangan bolak-balik, maka arus listrik (I)
akan mengalir pada kedua komponen tersebut dan di antara kedua ujung komponen
terjadi tegangan VR dan VC. VR. Merupakan tegangan di antara ujung-ujung resistor dan
VC merupakan tegangan di antara ujung-ujung kapasitor. Tegangan resistor mempunyai
fase yang sama dengan arus, sedangkan tegangan kapasitor tertinggal oleh arus dengan
beda fase sebesar . keadaan ini dapat digambarkan dengan diagram fasor sebagai
berikut :

Gambar 22. Diagram fasor V dan I pada rangkaian R-C seri


Berdasarkan gambar diagram fasor di atas, hubungan antara V, VR , dan VLdapat
dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 20


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Jadi,

(24)

Sesuai dengan hukum Ohm V=IR bahwa besaran pada persamaan di

atas dinamakan impedansi rangkaian R-C seri, yaitu merupakan ukuran hambatan
rangkaian terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut (arus AC). Biasanya
inpedansi dinyatakan dengan Z. Sehingga pada rangkaian R-C seri berlaku persamaan
berikut :

(25)

Dengan :

Selain itu, beda fase antara arus (I) dengan tegangan (V) pada rangkaian R-C seri
dapat ditentukan dengan hubungan sebagai berikut :

(26)

Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian RC tidak lagi
sebesar , melainkan kurang dari dimana tegangan tertinggal terhadap arus.

3. Rangkaian R-L-C seri


Rangkaian R-L-C seri dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 23. Rangkaian R-L-C seri

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 21


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Ketika gabungan seri antara resistor (R) dengan induktor (L) dan kapasitor (C)
dihubungkan ke sumber teganagn AC, maka akan mengalir arus pada masing-masing
komponen dan di antara ujung-ujung induktor timbul tegangan VL dan di antara ujung-
ujung kapasitor timbul tegangan VC. Dalam hal ini tegangan resistor mempunyai fase
yang sama dengan arus, tegangan induktor mendahului arus dengan beda fase , dan
tegangan kapasitor tertinggal oleh arus dengan beda fase . Keadaan ini dapat
digambarkan dengan diagram fasor sebagai berikut :

Gambar 24. Diagram fasor V dan I pada rangkaian R-L-C seri


Rangkaian RLC seri yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor dan
kapasitor yang dihubungkan seri yang kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan
AC. Telah diterangkan bahwa pada rangkaian hambatan arus tegangan sefase,
sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus dan pada kapasitor arus
mendahului tegangan. Besarnya tegangan jepit pada rangkaian RLC seri dapat dicari
dengan menggunakan diagram fasor sebagai berikut.

Jika sudut kita pilih sebagai sumbu x, maka diagram fasor untuk I, VR, VL dan
VC dapat digambarkan dengan gambar di atas dan besarnya tegangan jepit pada
rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menjumlahkan fasor dari VR, VL dan VC.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 22


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Sesuai dengan diagram fasor di atas, hubungan V, VR, VL, dan VC dapat ditentukan
dengan persamaan berikut :

Dimana :

V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt)

VR,= tegangan pada hambatan (volt)

VL = tegangan pada induktor (volt)

VC = tegangan pada kapasitor (volt)

Besarnya arus yang melewati rangkaian RLC adalah sama sehingga besarnya tegangan
pada masing-masing komponen R,L dan C dapat dinyatakan dengan :

Maka,


Jadi,
(27)

(28)

Berdasarkan hukum Ohm bahwa , akan tetapi dalam rangkaian arus AC

besarnya yang disebut dengan impedansi rangkaian RLC yang disusun seri yang

dinyatakan dengan :

(29)

Dari diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda sudut
fase sebesar , beda fase antara tegangan (V) dengan arus (I) pada rangkaian R-L-C
seri dapat ditentukan dengan hubungan sebagai berikut :

(30)

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 23


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Karena arus yang mengalir pada semua komponen pada rangkaian R-L-C seri
adalah I, maka :

Sehingga diagram fasor pada rangkaian R-L-C seri dapat diganti dengan diagram
fasor impedansi Z, R, XL, dan XC seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 25. Diagram fasor impedansi pada rangkaian R-L-C seri


4. Sifat Rangkaian
Pada rangkaian seri RLC dapat mempunyai sifat beberapa kemungkinan. Sifat
rangkaian dapat digolongkan berdasarkan perbedaan reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitif menjadi 3 jenis, yaitu resistif atau resonansi, induktif dan kapasitif.
a. Rangkaian bersifat induktif apabila atau dimana arus tertinggal dari
tegangan sebesar atau tegangan mendahului arus dengan beda sudut

fase yang dinyatakan dengan :

(31)

Gambar 26. Diagram fasor impedansi ketika

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 24


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

b. Rangkaian bersifat kapasitif apabila atau dimana arus mendahului


tegangan sebesar | | , atau tegangan ketinggalan terhadap arus dengan

beda sudut fase yang besarnya dinyatakan dengan :

(32)

Gambar 27. Diagram fasor impedansi ketika


c. Rangkaian bersifat resistif atau beresonansi apabila atau dimana
arus sefase dengan tegangan, maka besarnya impedansi rangkaian sama dengan nilai
hambatannya (Z=R) maka pada rangkaian akan terjadi resonansi yang disebut
resonansi deret/seri. Frekuensi sumber yang menyebabkan terjadinya resonansi
disbut frekuensi resonansi f dan besarnya dapat ditentukan sebagai berikut:

(33)

Pada saat terjadi resonansi berlaku :
- Impedansi rangkaian bernilai minimun

- Kuat arus rangkaian bernilai maksimum

Gambar 28. Diagram fasor impedansi ketika

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 25


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

D. Resonansi pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Suatu rangkaian arus bolak-balik dalam hal ini rangkaian R-L-C seri, dapat
mengalami peristiwa resonansi. Rangkaian R-L-C seri berada pada keadaan resonansi
jika harga reaktansi induktif (XL) sama dengan harga reaktansi kapasitif (XC). Sehingga
keadaan ini XL-XC = 0. Atau impedansi rangkaian sama dengan hambatan (Z=R).
Berdasarkan hal tersebut, apabila suatu rangkaian R-L-C seri berada dalam keadaan
resonansi, maka rangkaian tersebut berperilaku sebagai rangkaian resistif murni.

Karena XL dan XC dipengaruhi oleh sumber tegangan, yaitu:


dari persamaan-persamaan ini diperoleh frekuensi

resonansi (f0) yang dapat ditentukan sebagai berikut.

Gambar 29. Resonansi dalam rangkaian RLC untuk tiga nilai R berbeda

Rangkaian RLC memiliki suatu frekuensi alami dari osilasi dan menganggap
pada rangkaian tersebut bekerja suatu pengaruh luar, yang di dalam kasus ini adalah
tegangan gerak elektrik bolak-balik yang diberikan dalam persamaan V = Vmax sin t,
dengan adalah frekuensi sudut dari gaya penggerak. Respons maksimum, Irms, terjadi
bila frekuensi sudut dari gaya penggerak tersebut persis menyamai frekuensi
alami 0 dari osilasi untuk osilasi bebas dari rangkaian tersebut.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 26


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Nilai maksimum Irms terjadi bila XL = XC dan mempunyai:

Irms hanya dibatasi oleh resistansi rangkaian. Jika R 0 , Irms, maks

Dengan memanfaatkan bahwa XL = XC, maka:


Nilai menyatakan sudut alami 0 untuk rangkaian RLC, yaitu nilai Irms maksimum

terjadi jika frekuensi dari gaya penggerak adalah tepat sama dengan frekuensi
alami 0, yang dinyatakan:
= 0 (34)

Kondisi pada persamaan (34) disebut resonansi. Resonansi pada rangkaian RLC
ditunjukkan oleh Gambar.29, di mana grafik hubungan Irms terhadap untuk nilai-
nilai Vm, C, dan L yang tetap terjadi tetapi untuk tiga nilai R yang berlainan. Dalam
kehidupan sehari-hari kita menerapkan prinsip ini pada saat menyetel sebuah radio.
Dengan memutar kenop (tombol), kita menyesuaikan frekuensi alami 0 dari sebuah
rangkaian dalam radio dengan frekuensi dari sinyal yang dipancarkan oleh antena
stasiun, sampai persamaan (34) terpenuhi.

Gambar 30. Menyetel radio merupakan penerapan prinsip resonansi


Radio menggunakan rangkaian resonansi untuk memenerima salah satu frekuensi
gelombang elektromagnetic yang dipancarkan oleh suatu sumber, misalnya dari stasion

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 27


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

pemancar. Rangkaian resonansi pada radar, radio atau televisi tersebut dinamakan
dengan rangkaian penala yang terhubung ke antena dan peasawat penerima.

Antena menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasiun


pemancar dengan berbagai frekuensi dan rangkaian penala, yang dihubungkan ke
antena, beresonansi dengan salah satu gelombang elektromagnetik yang frekuensinya
sama dengan frekuensi resonansi pada rangkaian terjadi getaran listrik yang kemudian
diteruskan pesawat penerima untuk diproses dan diperkuat. Secara sederhana,
rangkaian penala terdiri dari kapasitor variabel dan induktor, sedangkan nilai hambatan
(R) diperoleh dari hambatan kawat induktor. Perhatikan skema sederhana rangkaian
penala berikut ini.

Gambar 31. Skema rangkaian penala

Gambar 32. Radio

Dalam rangkaian sebuah radio penerima, kapasitor dapat berfungsi sebagai


pemilih gelombang radio. Suatu nilai kapasitansi tertentu berhubungan dengan dengan

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 28


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

panjang gelombang radio yang diterima radio. Nilai kapasitansi pada kapasitor dalam
rangkaian sebuah radio dapat diubah. kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi yang
dapat diubah disebut kapasitor variabel

E. Daya pada Rangkaian Arus Bolak-balik

Setiap alat-alat listrik seperti halnya lampu, seterika listrik, kompor listrik
ataupun alat-alat elektronik misalnya TV, radio, komputer jika dinyalakan atau
dihidupkan beberapa lama akan memerlukan energi listrik. Energi yang diperlukan tiap
satuan waktu atau tiap detiknya disebut dengan daya.
Pada rangkaian arus searah, daya suatu rangkaian ditentukan oleh arus listrik
yang melalui suatu hambatan listrik. Demikan juga pada rangkaian arus bolak-balik.
Dalam hal ini, jika rangkaian arus bolak-balik terdiri dari induktor, resistor dan
kapasitor, maka induktor dan kapasitor murni tidak menimbulkan disipasi energi.
Resistorlah yang mendisipasikan energi listrik dan mengubahnya dalam bentuk kalor.
Besarnya energi listrik yang diubah menjadi kalor disebut daya.
Pada umumnya dalam rangkaian arus bolak-balik terjadi perbedaan sudut fase
antara arus dan tegangan. Apabila tegangan bolak-balik adalah , maka
arus bolak-balik dapat dinyatakan dengan . Daya sesaat pada
rangkaian dapat ditentukan sebagai berikut.
[ ][ ]

[ ]

[ ]

[ ( )]

[ ]

Daya rata-rata P dapat diperoleh dengan memasukkan nilai rata-rata ,

yaitu dan nilai rata-rata , yaitu ke dalam persamaan di

atas sehingga diperoleh :

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 29


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(35)

Karena dan , maka diperoleh :

(36)
Dengan

P = daya rata-rata atau daya rangkaian (watt)


= tegangan efektif (V)
= arus efektif (A)
= faktor daya
Faktor Daya
Faktor daya rangkaian arus bolak-balik dapat ditentukan dari diagram fasor
tegangan maupun impedansi seperti gambar dibawah ini.

Gambar 33.(a) Diagram fasor Tegangan (b) Diagram fasor Impedansi


Berdasarkan rumus trigonometri dapat ditentukan faktor daya rangkaian sebagai
berikut.

(37)

(38)

Maka, dapat ditentukan rumus daya sebagai berikut.


(39)
Dalam hal ini, jika pada rangkaian tidak terdapat induktansi dan kapasitas, maka
faktor daya rangkaian sama dengan satu, artinya maka
.

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 30


Pendidikan fisika
[Arus dan Tegangan Bolak-Balik (AC)] UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA

Suharyanto,dkk.,2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII (bse). Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemem Pendidikan Nasional
Sunardi & Irawan. 2006.Fisika Bilingual untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1 dan 2.
Bandung : CV.Yrama Widya
Supriyanto. 2007. Fisika Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Phibeta
Tipler. 2004. Physics for Scientist and Engineers. (softcopy-pdf)

Riza Ariyani dan Nurul Istiana Page 31

Anda mungkin juga menyukai