Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH GELAP PRESIDEN AMERIKA SERIKAT, JOHN ADAMS (1797 1801)

Bila George Washington mendapatkan posisi Presiden karena ditunjuk secara langsung,
maka John Adams mendapat kehormatan sebagai orang pertama dalam sejarah yang terpilih
sebagai Presiden Amerika Serikat. Tetapi sedikit sekali indikasi yang menunjukkan bahwa
dirinya menghargai pentingnya kehormatan historis ini. Terlepas dari komitmen teoritisnya
pada demokrasi, Adams menganggap bahwa adalah sesuatu yang menjijikkan bagi pria-pria
kelas elit seperti dirinya untuk memohon kepada golongan masyarakat bawah yang
jumlahnya besar untuk mendapatkan dukungan dari mereka selama pemilu. Pada pemilu
1796, Adams, alih-alih tampil di depan publik untuk memberi pidato, menjabat tangan orang-
orang, mencium bayi-bayi, mengurung dirinya di Quincy, Massachusetts. Ia tidak memainkan
peran aktif di dalam kampanye dan bersikeras dengan rasa tidak sukanya yang berlebihan
terhadap kegiatan selama kampanye.
Tidaklah mengherankan bahwa Adams tidak melakukan kampanye lebih lanjut ke
wilayah Selatan, yang dikuasai oleh pesaingnya dari Partai Republik, Thomas Jefferson.
Adams, yang berasal dari Partai Federal, sudah merasa cukup puas dan aman dengan
kenyataan bahwa orang-orang di kampung halamannya, New England, pasti akan memilih
dirinya pada pemillu. Masa kepresiden Adams jauh dari hal-hal yang kontroversial. Namun,
peristiwa-peristiwa yang mengguncang publik Amerika tetap terjadi. Menjelang tahun 1798,
telah terjadi pertempuran di laut antara Amerika dan Perancis. Pemerintahan revolusioner
yang baru di Perancis menuntut Amerika untuk membayar kembali pinjaman-pinjaman yang
dibuat oleh Amerika terhadap pihak kerajaan yang telah turun tahta.
Tiga diplomat Perancis, Jean Conrad Hauttinger, Pierre Bellamy, dan Lucien Hauteval,
dipercaya untuk melakukan negosiasi. Mereka secara publik dikenal sebagai X, Y, Z. Sebagai
harga dari perdamaian saat itu, mereka menuntut pengembalian sebesar US$ 250.000 (setara
$4,5 juta sekarang) kepada Perancis, pinjaman lebih lanjut sebesar $100 juta (atau lebih dari
satu triliun dolar sekarang), dan uang sejumlah $ 250.000 (setara $4,5 juta sekarang) untuk
Menteri Luar Negeri Perancis, Charles Maurice de Talleyrand (yang pada dasarnya adalah
uang suap). Kelemahan Amerika setelah bertahun-tahun bertempur telah terlalu nyata bagi
dunia luar, karena itu upaya ini mengakibatkan guncangnya diplomasi di pihak Perancis.
Perancis menangkap 300 kapal Amerika sebelum peristiwa X, Y, Z ini reda.
Tawa Terakhir
Adams terpaksa menjadi semacam penonton bisu di sepanjang episode yang
memalukan ini, namun ia mendapatkan tawa terakhir ketika pihak Republikan mencoba
untuk mencari terlalu banyak kesalahannya. Setelah mengajukan sebuah tuntutan agar
permintaan Perancis diungkapkan kepada publik, kaum Republikan berhasil menghina sang
Presiden, namun mereka sendiri mendapat serangan balik yang tak terhindarkan dari pihak
Perancis. Perancis memuji kaum Republikan di Amerika karena prinsip-prinsip kaum
Republikan, yang percaya akan Pencerahan dan menentang penuh keberlangsungan
aristokrasi, feodalisme, dan menjunjung sekularisme. Prinsip-prinsip ini sejajar dengan
prinsip Revolusi Perancis 1789.
Mengkriminalisasikan Oposisi
Adams adalah semacam penonton juga pada skandal lain yang mengguncang
pemerintahannya. Sekutu-sekutunya-bukan dirinya- memperkenalkan Undang-Undang
Naturalisasi dan Penghasutan. Kedua undang-undang ini memiliki pembenaran yang masuk
akal. Undang-undang pertama memutuskan bahwa para imigran baru harus menunggu lebih
lama (14 tahun) sebelum mereka boleh memberi suara. Sementara itu, Perundangan Orang-
Orang Asing juga memberi wewenang yang begitu besar untuk mendeportasi para imigran
yang diyakini sedang bersekongkol untuk melawan negara. Semua ini berjalan baik, kecuali
ketika fakta di lapangan kemudian menunjukkan bahwa para imigran baru cenderung
mendukung kaum Republikan dibandingkan kaum Federalis.
Undang-undang kedua mencakup di dalam definisinya tentang penghasutan, yaitu
publikasi dari segala macam tulisan yang keliru, memalukan, dan bersifat desas-desus
melawan pemerintah atau pejabat-pejabat resminya. Kaum Republikan segera melihat
undang-undang ini sebagai pembungkaman terselubung terhadap kritik dalam segala bentuk.
Betapa sering dalam sejarah bahwa revolusi yang tidak dapat ditawar lagi menimbulkan
penindasan, sebagai contohnya dapat kita pelajari dari Pemerintaha Teror Perancis di bawah
Robbespierre pada 1793. Walaupun Undang-Undang ini tidak dapat dibandingkan dengan
Pemerintah Teror Robbespierre, namun ia mencoba untuk mengabadikan di bawah payung
hukum bahwa oposisi adalah sebuah pengkhiana
Adams kemudian kalah dalam pemilu tahun 1800. Kaum Republikan pendukung
Jefferson yang menang tidak menyia-nyiakan waktu untuk membatalkan undang-undang ini
dan segera memberi maaf bagi mereka yang sudah menderita akibat pemberlakuan undang-
undang itu. Bagi kaum Republikan, serangan atas kebebasan ini jelas-jelas menghina cita-cita
Revolusi Amerika.

Dikutip dengan sejumlah perubahan dari Buku Sejarah Gelap Presiden Amerika
Serikat karya Michael Kerrigan yang diterbitkan oleh Penerbit Elex Media Komputindo.
Buku bisa dibeli di toko-toko buku seperti Gramedia, Togamas, Gunung Agung, dan toko-
toko buku lainnya.

Anda mungkin juga menyukai