Makalah Kelembapan Densitas Viskositas P
Makalah Kelembapan Densitas Viskositas P
Makalah Kelembapan Densitas Viskositas P
Dosen Pengampu:
Ahmad Nadhir, MT., Ph.D.
Disusun oleh:
Ahmad Kanzu Syauqi Firdaus
NIM. 146090300011008
JURUSAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1) Mendefinisikan kelembapan, kelembapan relatif, titik embun, densitas,
specific weight, specific gravity, viskositas, dan pH
2) Memahami diagram psychrometric dan penggunaannya
3) Menyebutkan alat-alat yangdapat digunakan untuk mengukur nilai-nilai
karakteristik bahan yang disebutkan pada poin tujuan pertama
4) Menjelaskan prinsip kerja masing-masing alat pengukur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kelembapan
2.1.1. Definisi Kelembapan
Kelembapan udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara.
Kelembapan dibagi menjadi tiga istilah, yaitu (Gunarsih, 2001):
1) Kelembapan mutlak: massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang
dinyatakan dalam gram/m3.
2) Kelembapan spesifik: perbandingan jumlah uap air di udara denagn satuan
massa udara yang dinyatakan dalam gram/kg.
3) Kelembapan relatif: merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan
jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur tertentu
yang dinyatakan dalam%.
Istilah jenuh artinya adalah jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh gas atau udara pada tekanan dan temperatur tertentu. Jika terjadi
penurunan temperatur udara atau gas jenuh, uap air akan berkondensasi
membentuk titik-titik air (Dunn, 2005).
Kelembapan spesifik, rasio kelembapan, atau kelembapan absolut dapat
didefinisikan sebagai massa uap air dalam suatu campuran dalam satuan grain
(7000 grain = 1 lb) dibagi dengan massa udara atau gas kering dalam campuran
dalam satuan pounds. Satuan ukuran juga dapat dinyatakan dalam grain (Dunn,
2005).
Konstanta 0.622 adalah faktor konversi antara massa dan tekanan (Dunn, 2005).
Awan badai gelap setara dengan 100,000 ton uap air per kuadrat mil pada
tinggi awan 10,000 kaki.
Titik embun (dew point) adalah suhu pada saat kondensasi uap air di udara
atau gas yang akan didinginkan pada tekanan tetap, yaitu, suhu pada saat
campuran menjadi jenuh dan campuran itu tidak lagi menampung atau
mempertahankan semua uap air yang dikandungnya. Uap air akan mulai
berkondensasi keluar dari campuran membentuk embun atau suatu lapisan air
pada pemukaan objek yang ada (Dunn, 2005).
Suhu bola kering (dry-bulb temperature) adalah suhu ruang atau campuran
uap air dan udara (gas) yang terukur oleh termometer dengan elemen sensor
kering (Dunn,2005).
Suhu bola basah (wet-bulb temperature) adalah suhu udara (gas) yang
diindera (sensed) oleh elemen sensor basah. Udara disirkulasikan di sekitar
elemen yang menyebabkan terjadinya penguapan; kalor yang digunakan untuk
penguapan (kalor laten penguapan) mendinginkan embunan di sekeliling elemen
dan mengurangi suhunya (Dunn, 2005).
Diagram psychrometric adalah suatu kombinasi kompleks dari beberapa
grafik sederhana yang menunjukkan hubungan antara suhu bola kering, suhu bola
basah, kelembapan relatif, tekanan uap air, bobot uap air per pound dari udara
kering, BTU per pound dari udara kering, dan seterusnya. Contoh dari diagram
psychrometric ada pada gambar 2.1 yang merupakan diagram psychrometric dari
High Pipe Technology, Inc. (Dunn, 2005).
Contoh 2.3 Jika suhu ruang adalah 75oF dan kelembapan realtifnya 55%,
seberapa jauh suhu ruangan turun sebelum terjadinya kondensasi?
Asumsikan tidak ada perubahan lain. Dalam kasus ini diperlukan
perpotongan garis suhu bola kering dan kelembapan relatif, seperti yang
dtunjukkan dalam gambar 2.2b, lalu garis horizontal yang sesuai (bobot uap
air per pound dari udara kering). Berdasarkan gambar 2.1 perpotongan jatuh
pada 0.01 lb dari kelembapan per pound dari udara kering, sebab bobot uap
air per pound dari udara kering tidak akan berubah oleh perubahan suhu.
Garis horizontal ini dapat diikuti sampai ke kiri hingga mencapai garis
kelembapan relatif 100% (titik embun). Suhu di mana garis-garis yang
melalui tersebut adalah suhu di mana embun akan mulai terbentuk, yaitu
57oF. Suhu bola kering dan basah sama pada titik ini. Beberapa diagram
menyajikan bobot uap air pada udara kering dalam satuan grain, di mana 1
lb = 7000 grain, atau 1 grain = 0.002285 oz.
Gambar 2.3 Garis yang dibutuhkan untuk menentukan (a) bobot uap air dan (b)
kalor yang dibutuhkan
Contoh 2.4 Contoh ini membandingkan bobot uap air di udara pada level
kelembapan yang berbeda. Pertanyaannya, berapa kelembapan udara pada
80oF dan kelembapan relatif 50% dibandingkan udara pada 60oF dan
kelembapan relatif 30%? Berdasarkan gambar 2.3a, dibutuhkan perpotongan
garis suhu bola kering dan kelembapan relatif. Garis horizontal di mana
mereka berpotongan memberikan bobot uap air per pound dari udara kering
sebagaimana yang telah dicontohkan. Berdasarkan gambar 2.1
perpotongannya adalah 0.0108 dan 0.0032 lb, karenanya perbedaannya =
0.0076 lb atau 53 grain.
Contoh 2.5 Seberapa banyak kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
udara pada 50oF dan kelembapan relatif 75% menjadi 75oF dan kelembapan
relatif 45%? Berdasarkan gambar 2.3b, perpotongan dari garis suhu bola
kering dengan kelembapan relatif harus didapatkan, dan karenanya, total
garis kalor kering yang melalui perpotongan (garis-garis tersebut merupakan
perpanjangan dari garis suhu bola basah ke kalor total per pound skala udara
kering). Berdasarkan gambar 2.1 perpotongan garis suhu dan kelembapan
relatif terdapat pada 18.2 dan 27.2 Btus/lb dari udara kering, memberikan
perbedaan 9.0 Btus/lb dari udara kering.
Gambar 2.4 Garis yang dibutuhkan untuk menentukan volume per pound udara
kering
Contoh 2.6 Pada udara 75oF dan kelembapan relatif 45%, seberapa besar
kapasitas yang disediakan oleh satu pound udara kering? Digunakanlah
garis-garis yang ditunjukan pada gambar 2.4. Perpotongan pada garis suhu
bola kering dan kelembapan relatif pada kaki kubik per pound dari garis
udara kering memberikan kapasitas yang disediakan oleh 1 lb udara kering.
Berdasarkan gambar 2.1 garis berpotongan pada 13.65 ft3 menyediakan
volume yang yang berisi 1 lb udara kering.
Gambar 2.5 Dua tipe hygrometer menggunakan (a) blah logam/kayu dan (b)
rambut
Alat pengukur titik embun (dew point). Suatu metode untuk mengukur
kelembapan yang sederhana adalah untuk mendapatkan titik embun. Hal ini bisa
dicapai dengan mendinginkan udara atau gas hingga air berkondensasi pada suatu
objek dan kemudian mengukur suhu pada saat terjadinya kondensasi. Secara khas,
suatu permukaan yang berkaca, stainless steel yang dipoles, atau permukaan silver
itu didinginkan dari sisi belakang, oleh air dingin, pendingin, atau pendingin
Peltier. Karena suhu turun, suatu titik dicapai di mana titik dari udara atau gas
mulai membentuk pada permukaan kaca. Kondensasi dideteksi oleh refleksi
pancaran sinar oleh kaca ke suatu photocell. Intensitas dari udara yang
direfleksikan berkurang selama terjadinya kondensasi dan suhu kaca pada titik
tersebut dapat diukur (Dunn, 2005).
Contoh 2.7 Berapa densitas suatu material yang specific weight nya 27
kN.m3 ?
27 kN
m3 kg
=g= =27.5 10 3 3
m m
9.8 3
s
Tabel 2.1 menunjukkan daftar densitas dan specific weight dari beberapa
material yang umum.
Gambar 9.8 Metode alternatif untuk pengukuran densitas (a) sensor getaran dan
(b) sistem bubbler
Tekanan pada dasar kolom liquid pada tinggi yang diketahui (h) dapat
diukur untuk menentukan densitas dan specific gravity liquid. Densitas liquid
diberikan (Dunn, 2005)
p
= (2.7)
gh
Specificweight diberikan
p
= (2.8)
h
Contoh 2.8 berapa tekanan pada dasar kolom liquid jika ketinggian kolom
adalah 298 cm dan densitas liquid nya adalah 1.26 103 kg/m3 ?
298
p=gh=1.26 9.8 =36.8 Pa
100
Berat dari suatu volume liquid yang diketahui dapat digunakan untuk
menentukan densitas, yaitu suatu wadah dari volume yang diketahui dapat diisi
dengan suatu liquid dan keadaan penuh dan kosong ditimbang. Perbedaan berat
memberikan berat liquid, yang dari densitas tersebut dapat dikalkulasi
menggunakan persamaan berikut (Dunn, 2005):
W W c
= f (2.9)
g Vol
di mana Wf = berat wadah + liquid
Wc = berat wadah
Vol = volume dari wadah
Sensor densitas radiasi terdiri dari suatu sumber radiasi yang bertempat pada
salah satu sisi pipa dari wadah dan suatu sensing device pada sisi yang lain.
Sensor yang dikalibrasi dengan pipa atau wadah kosong, dan kemudian diisi.
Setiap perbedaan pada pengukuran radiasi disebabkan oleh densitas liquid yang
kemudian dapat dihitung (Dunn, 2005).
Densitas gas normalnya diukur oleh sensing frekuensi vibrasi suatu baling-
baling di udara, atau oleh penimbangan suatu volume gas dan membandingkannya
dengan berat pada volume udara yang sama (Dunn, 2005).
2.3. Viskositas
2.3.1. Istilah-istilah Dasar
Viskositas dalam fluida adalah suatu hambatan pada perubahan bentuknya, yang
disebabkan gaya tarik molekuler pada liquid yang menghambat setiap pergerakan
pada aliran atau gerakan. Ketika suatu gaya diterapkan pada fluida pada keadaan
diam, lapisan molekular pada fluida cenderung tergelincir ke atas yang lainnya
seperti pada gambar 2.9a. Gaya F yang menghambat pergerakan dalam fluida
yaitu (Dunn, 2005)
AV
F= (2.11)
y
di mana A = luas batas yang digerakkan
V = kecepatan dari pergerakan batas
y = jarak antar batas
= koefisien viskositas, atau viskositas dinamik
Sheer stress adalah gaya per satuan luas dan dinyatakan dalam rumus:
y
=
V
(2.12)
Jika F adalah dalam punds, A dalam kaki kuadrat, V dalam kaki per sekon,
dan y dalam kaki, maka adalah dalam pound sekon per kaki kuadrat. Dimana,
jika F dalam newton, A dalam meter kuadrat, V dalam meter per sekon, dan y
dalam meter, maka adalah dalam newton sekon per meter kuadrat. Daftar
sederhana dari viskositas fluida disajikan dalam tabel 2.2 (Dunn, 2005)
Tabel 2.2 Viskositas dinamis, pada 68oF dan tekanan atmosfer standard
2.4. Pengukuran pH
2.4.1. Istilah-istilah Dasar
Pada banyak pengoperasian proses, air murni dan netral dibutuhkan untuk
membersihkan atau mencairkan bahan kimia lain, yaitu air yang tidak
mengandung asam atau basa. Air mengandung ion-ion hidrogen dan ion-ion
hidroksil. Ketika ion-ion tersebut ada dalam perbandingan yang benar air bersifat
netral. Kelebihan ion hidrogen menyebabkan air menjadi asam dan ketika di situ
kelebihan ion hidroksil, air menjadi basa. pH (power of hydrogen) dari air diukur
kadar keasaman atau kebasaannya; air netral memiliki nilai pH 7 pada 77oF
(25oC). Ketika air menjadi asam nilai pH berkurang. Sebaliknya, ketika air
menjadi basae nilai pH bertambah. Nilai pH menggunakan log pada basis skala
10, yaitu perubahan 1 pH satuan berarti bahwa konsentrasi ion hidrogen
bertambah (atau berkurang) oleh faktor 10 dan perubahan 2 pH satuan berarti
konsentrasi berubah oelh faktor 100. Nilai pH didapatkan dari (Dunn, 2005)
pH =log 10 [1/konsentrasiion hidrogen] (2.13)
Nilai pH liquid dapat berkisar dari 0 hingga 14. Konsentrasi ion hidrogen
adalah dalam gram per liter, yaitu pH 4 berarti bahwa konsentrasi ion hidrogen
adalah 0.0001 g/l pada 25oC. Asam hidroklorik atau sulfurik kuat akan memiliki
pH antara 0 sampai 1 (Dunn, 2005).
Contoh 2.11 Ion hidrogen yang dikandung dalam air berubah dari 0.15 g/L ke
0.00025 g/L. Berapa banyak pH berubah?
Bab ini mengenalkan kelembapan, hubungannya dengan titik embun, dan suhu.
Diagram psychrometric ditunjukkan dan instruksi diberikan untuk bagaimana
membaca diagram. Istilah kelembapan dan instrumen dijelaskan. Densitas,
specific weight, dan specific gravity didefinisikan bersama dengan instrumen
pengukuran. Viskositas dan pH telah dikenalkan dengan definisi dan alat-alat
ukur.
Poin utama yang dibahas dalam bab ini antara lain:
1. Definisi dan hubungan antara kelembapan spesifik, kelembapan relatif,
dan titik embun
2. Menggunakan diagram psychrometric untuk mendapatkan titik embun,
dan bobot uap air yang hancur dalam atmosfer dari data suhu
3. Macam-macam tipe instrumen yang digunakan untuk pengukuran
kelembapan langsung dan tidak langsung
4. Densitas, specific weight, dan specific gravity didefinisikan dengan
contoh dalam satuan inggris dan SI. Instrumen pengukur specific weight
dan specific gravity telah dijelaskan
5. Instrumen yng digunakan dalam pengukuran densitas dan specific
weight
6. Istilah dasar dan definisi yang digunakan dalam viskositas, hubungannya
dengan aliran dengan contoh, dan instrumen yang digunakan untuk
pengukuran viskositas
7. Pengenalan istilah pH, nilainya ketika menentukan keasaman atau ke
basaan, dan instrumen yang digunakan untuk mengukur pH.
DAFTAR PUSTAKA