Anda di halaman 1dari 7

SIFAT-SIFAT MUKMIN SEJATI DALAM AL-QUR`AN

Keimanan merupakan kunci kebaikan dan keberuntungan seseorang di dunia dan akhirat. Oleh
karena itu, Allh Azza wa Jalla sering sekali menyebutkan kata iman ini dalam al-Qurn, baik
dalam konteks perintah, larangan, anjuran, pujian dan lain sebagainya. Jika penyebutan lafazh
iman itu dalam konteks perintah, larangan atau penetapan hukum di dunia, maka itu berarti,
ucapan itu diarahkan kepada seluruh kaum Mukminin, baik yang imannya sempurna ataupun
kurang . Sedangkan, jika penyebutan kata iman itu dalam konteks pujian kepada orang-
orangnya dan penjelasan balasannya, maka itu berarti, ucapan itu diarahkan untuk orang-orang
yang imannya sempurna. Kelompok yang kedua inilah yang hendak dijelaskan di sini.

Dalam al-Qurn, Allh Azza wa Jalla menyebutkan bahwa orang Mukmin yaitu orang yang
mengakui dan mengimani semua pokok akidah, menginginkan dan melakukan apa Allh Azza
wa Jalla sukai dan ridhai, meninggalkan semua perbuatan maksiat dan bergegas untuk bertaubat
dari perbuatan dosa yang dia lakukan. Allh Azza wa Jalla juga menyebutkan bahwa keimanan
mereka memberikan dampak positif pada akhlak, perkataan dan tindak-tanduk mereka.

Allh Azza wa Jalla telah menyebutkan sifat kaum Mukminin itu yaitu yang beriman kepada
semua rukun iman, mendengar dan taat serta patuh, baik secara lahir maupun batin. Allh Azza
wa Jalla juga menyebutkan sifat mereka yang lain dalam firman-Nya :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allh ,
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya keiman mereka bertambah, dan
hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang
yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian
di sisi Rabb mereka dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. [al-Anfl/8:2-4]

Sifat-sifat lain yang Allh Azza wa Jalla sebutkan yaitu jika mendengar ayat-ayat Allh Azza wa
Jalla dan mengingat Allh Azza wa Jalla mereka gemetar, menangis namun hati mereka lembut
dan tenang; mereka senantiasa takut kepada Rabb mereka; khusyu dalam shalat, menjauh dari
perbuatan sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan, memberikan persaksian yang benar dan
menunaikan amanah.

Allh Azza wa Jalla juga menyatakan bahwa diantara sifat kaum Mukminin adalah yakin dengan
sepenuh hati tanpa ada ragu sedikitpun, berjihad di jalan Allh Azza wa Jalla dengan harta dan
jiwa raga mereka dan mereka ikhlas dalam semua perbuatan mereka, cinta kepada sesama kaum
Mukminin, mendoakan kebaikan untuk kaum Mukminin di masa lalu dan yang akan datang,
berusaha menghilangkan kebencian terhadap kaum Muslimin dari hati mereka, senantiasa loyal
kepada Allh Azza wa Jalla , Rasul-Nya dan kaum Muslimin serta berlepas diri dari semua
musuh Islam, menyuruh melakukan yang maruf dan meninggalkan kemungkaran dan mereka
senantiasa taat kepada Allh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya dalam segala kondisi.
Inilah di antara sifat Mukmin sejati. Dalam diri mereka berpadu antara akidah yang benar,
keyakinan yang sempurna dan keinginan kuat untuk senantiasa bertaubat. Ini semua melahirkan
sikap patuh untuk melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.

Semua sifat ini merupakan sifat Mukmin sejati yang akan terhindar dari siksa Allh Azza wa
Jalla , yang berhak mendapatkan pahala serta berhak meraih semua kebaikan yang merupakan
buah dari keimanan.

Setelah mengetahui sifat-sifat ini, seyogyanya bagi seorang Mukmin mengintrospeksi dan
melihat dirinya, sudahkah dia memiliki sifat ini? Jika sudah, sudahkah sifat-sifat terpuji ini
sempurna ataukah masih banyak kekurangannya? Introspeksi seperti ini sangat urgens untuk
memacu semangat memperbaiki diri. Kalau sebatas mengetahui sifat-sifat terpuji yang
merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat ini tanpa ada tindak-lanjut dengan menilai
diri, maka alangkah ruginya. Sebab, dengan menilai diri, dia akan mengetahui kekurangan-
kekurangannya sehingga terpacu untuk menyempurnakannya dengan bertaubat dan istighfr.
Inilah yang menyebabkan proses introspeksi ini menjadi penting. Karena semua yang dijanjikan
untuk kaum Mukminin itu akan bisa diraih hanya dengan iman yang sempurna.

Allh Azza wa Jalla telah menetapkan lebih dari seratus kebaikan yang bisa diraih dengan iman.
Nilai satu kebaikan melebihi nilai dunia dan seisinya. Diantara kebaikan yang bisa diraih dengan
keimanan yaitu ridha Allh Azza wa Jalla yang merupakan karunia tertinggi. Iman juga bisa
menyebabkan seseorang masuk surga, selamat dari siksa neraka, terhindar dari siksa kubur,
terhindar dari berbagai kesulitan pada hari Kiamat, gembira di dunia dan akhirat, teguh dalam
keimanan di dunia dan istiqamah dalam ketaatan dan ketika meninggal dan dikubur tetap diatas
iman, tauhid dan bisa menjawab dengan benar.

Dengan iman seseorang bisa meraih kehidupan yang baik di dunia, rizki, kebaikan, kemudahan,
terhindar dari berbagai kesulitan, ketenangan hati dan jiwa, qanaah, hidup nyaman, anak
keturunan yang baik dan menjadikan mereka sebagai penghibur bagi seorang mukmin, sabar
ketika mendapat ujian dan musibah.

Dengan sebab keimanan, Allh Azza wa Jalla menghilangkan berbagai beban dari kaum
Mukminin, melindungi mereka dari berbagai keburukan, menolong mereka dalam menghadapi
musuh, tidak menyiksa kaum Mukminin yang lupa, yang tidak tahu dan yang keliru. Allh tidak
memberikan beban kepada mereka bahkan Allh Azza wa Jalla menghilangkannya dan tidak
membebankan kepada mereka sesuatu diluar batas kemampuan mereka.

Dengan sebab iman, Allh mengampuni dosa-dosa kaum Mukminin dan memberikan taufik
kepada mereka untuk segera bertaubat.

Jadi keimanan merupakan sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allh Azza wa Jalla ,
mendekat kepada rahmat Allh Azza wa Jalla dan meraih pahala dari Allh Azza wa Jalla . Iman
juga merupakan sarana ampuh untuk meraih ampunan Allh Azza wa Jalla dan menghilangkan
atau meringankan semua kesulitan.
Secara rinci, manfaat yang bisa diraih dengan keimanan itu sangat banyak. Singkatnya, kebaikan
dunia dan akhirat merupakan buah dari keimanan sebaliknya keburukan-keburukan itu ada akibat
dari hilangnya keimanan. Wallhu alam

Al Quran menyebutkan tanda-tanda siapa sebenarnya mukmin sejati itu:

1. Suka berbagi namun tidak pernah berharap balasan, meski rasa terima kasih sekalipun.

"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan


Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." QS. Al
Insan: 9.

2. Ibadahnya hanya untuk Allah semata bukan untuk yang lain.

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal


yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
QS. Al Kahfi: 110.

3. Suka mengajak orang dalam kebaikan dan mencegah dari keburukan tanpa berharap balasan
apa pun kecuali dari Allah saja.

"Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah)
bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah QS. Hud: 29

4. Ia menikah karena mempercayai janji Allah. Ia tidak takut miskin, penuh tawakal dalam
menjalani biduk rumah tangganya.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah
Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." QS. An Nur: 32.

5. Berinteraksi dengan banyak kalangan tanpa pilih-pilih dan itu pun hanya mengharap ridha
Tuhan.

"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka
berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang
menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia,
kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan
(sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu
apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?" Katakanlah: "Allah-lah (yang
menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka),
biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya." QS. Al Anam: 91

6. Keras terhadap musuh, berani dalam berperang, yang ia takutkan hanya Tuhan.

"(Yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan
mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pembuat Perhitungan." QS. Al Ahzab: 39

7. Kecintaan puncaknya hanya untuk Allah, tiada yang lain.

" Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah" QS. Al Baqarah: 165

8. Suka bekerja mencari nafkah, namun hatinya tidak lalai mengingat Allah.

"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati
Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang." QS. An Nur: 37. (Juft/Inilah)

CIRI-CIRI MUKMIN SEJATI


Surat At Taubah

1. Bertaubat (at-taaibuuna)
Tidak ada satupun manusia yang terlepas dari kesalahan dan dosa, hanya malaikat yang bebas
dari kesalahan. Orang mukmin selalu minta ampun setiap kali melakukan kesalahan, menyesali
perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.

Jadi taubat itu sejalan antara perkataan dan perbuatan, tidak cukup berjanji tidak akan
mengulangi lagi tetapi dikemudian hari diulangi lagi, ini di sebut Tomat, TObat kemudian
kuMAT lagi.

2. Beribadah (al-aabiduuna)
Beribadah kepada Allah swt dengan ikhlas untuk mencapai ridha-Nya, bukan karena ingin
pujian, malu di lihat orang lain atau takut di cela. Juga beribadah sesuai dengan tuntunan Allah
swt dan rasul-Nya, Ini di sebut amal saleh. Ibadah yang di buat-buat sendiri berdasarkan hasil
improvisasi dan inovasi di luar tuntunan assunnah maka tertolak (bidah).

3. Memuji Allah swt (al-haamiduuna)


Selalu memuji Allah swt (berzikir) baik dalam keadaan suka maupun duka, baik dalam keadaan
lapang maupun sempit.
Bagi orang mukmin tidak ada yang buruk dan semuanya baik. Ketika mendapat nikmat dia
bersyukur, dengan syukurnya itu Allah swt akan menambah nikmatnya lagi; Lain syakartum
laaziidannakum (Ibrahim 7), sementara sangat sedikit manusia yang bersyukur
Qaliilammaatasykuruun (Al-Mukminun 78). Ketika mendapat musibah dia bersabar, maka
dengan sabarnya itu menghapus dosa-dosa kecilnya.

Dengan sifat syukur dan sabar dia selalu memuji Allah swt. Subhanallah!

4. Berpuasa (as-saaihuuna)
Berpuasa di bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan. Berpuasa sebagai pembuktian diri seorang
mukmin, jika yang halal saja dia mampu hindari apalagi yang haram.

Ada makna lain dari as-saihuuna, disamping berpuasa juga dimaknai mengembara untuk menutut
ilmu Allah swt atau berjihad di jalan Allah swt.

5. Ruku dan Sujud (ar-raakiuuna)


Maksud ruku dan sujud adalah orang yang mendirikan shalat. Shalat amalan utama dan yang
pertama sekali di hisab di akhirat nanti. Inilah pembeda antara muslim dan kafir (HR Ahmad,
Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

6. Menyuruh Perbuatan Maruf dan Mencegah Perbuatan Mungkar (al-amiruuna bilmarufi


wannahuuna anilmungkari)
Hal ini diwujudkan dengan dawah, baik melalui forum kajian maupun secara personal, baik
melalui lisan maupun tulisan. Dengan dawah Rasulullah saw merubah peradaban jahiliyah
(kebodohan) menjadi peradaban Islam yang gemilang.

Pahala dawah juga akan tetap mengalir meskipun mereka telah meninggal, selama yang
diberikan nasehat menjalankannya.

7. Memelihara Hukum-hukum Allah swt (al-haafizuuna lihuduudillaah)


Hukum (syariat) Allah swt tidak hanya terkait dengan ibadah pribadi (mahdhah) saja, seperti:
shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi juga mencakup urusan muamalah (sosial kemasyarakatan)
seperti: politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan peradilan

RANG-ORANG yang beriman kepada Allah SWT, yakni kaum mukmin atau kaum Muslim,
senantiasa membuktikan dan menunjukkan keimanannya dengan perilaku baik atau amal sholeh.

Banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan ciri-ciri orang yang benar-benar beriman, di antaranya
QS. Al-Anfal:2-4.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, maka
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang
yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian
di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al-Anfal:2-4).

Ayat tersebut menyebutkan lima ciri mukmin sejati, yakni:

1. Hatinya bergetar saat mendengar nama Allah SWT

2. Keimanannya bertambah saat mendengar lantunan atau bacaan ayat Al-Quran

3. Bertawakal (berserah diri) hanya kepada Allah SWT

4. Mendirikan shalat

5. Menafkahkan rezeki di jalan Allah.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan makna ayat di atas antara lain sebagai berikut.

Ali Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, orang-orang munafik tidak terpengaruh jika
nama Allah SWT disebut. Mereka sama sekali tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, tidak
bertawakal, tidak shalat apabila sendirian, dan tidak menunaikan zakat harta bendanya.

Allah menyebutkan, mereka --kaum munafiqin-- bukan orang-orang yang beriman.


Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah
gemetarlah hati mereka. Karena itu, maka mereka mengerjakan hal-hal yang difardukan-Nya.

Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, atau mendengar lantunan ayat Al-Quran, maka
bertambahlah iman mereka. Kepercayaan mereka makin bertambah tebal dan mendalam dan
kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Mukim sejati tidak mengharapkan kepada seorang pun
selain-Nya.
Mujahid mengatakan, orang mukmin itu ialah orang yang apabila disebut nama Allah hatinya
gemetar karena takut kepada-Nya.

Sufyan As-Sauri mengatakan, ia pernah mendengar As-Saddi mengatakan, sesungguhnya orang-


orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah maka gemetarlah hati mereka.
Yang dimaksud ialah seorang lelaki yang apabila ia hendak berbuat aniaya (dosa) atau hampir
berbuat maksiat, lalu dikatakan kepadanya.Bertakwalah kepada Allah!" Maka gemetarlah
hatinya (dan membatalkan perbuatan aniaya atau maksiatnya)

As-Sauri telah mengatakan pula dari Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam. dari Syahr ibnu
Hausyab, dari Ummu Darda, pengertian lafaz al-wajal fil qalbi (hati yang gemetar),
perumpamaannya sama dengan rasa sakit akibat bisul, tidakkah engkau merasakan denyutan
sakitnya? Dikatakan, "Ya." Maka Ummu Darda berkata, Apabila engkau merasakan hal
tersebut, maka berdoalah kepada Allah saat itu juga, karena sesungguhnya doa dapat
melenyapkan hal itu."

Imam Bukhari dan lain-lainnya dari kalangan para imam mengambil kesimpulan dalil dari ayat
ini dan ayat-ayat lainnya yang semakna, iman itu dapat bertambah (dan dapat berkurang), serta
iman itu dalam hati mempunyai grafik naik turunnya.

Qatadah mengatakan, mendirikan shalat ialah memelihara waktu-waktu penunaiannya,


wudhunya, rukuk dan sujudnya.

Muqatil ibnu Hayyan mengatakan, mendirikan salat artinya memelihara waktu-waktu


penunaiannya; menyempurnakan bersuanya, melakukan rukuk dan sujudnya dengan sempurna,
membaca Al-Qur'an di dalamnya, serta membaca tasyahhud dan salawat untuk Nabi Saw.

Sifat orang yang beriman lainnya ialah menafkahkan sebagian dari apa yang direzekikan oleh
Allah kepada mereka; termasuk ke dalam pengertian ini ialah mengeluarkan zakat dan semua
hak hamba-hamba Allah, baik yang wajib maupun yang sunat.

Semua makhluk adalah tanggungan Allah, maka orang yang paling disukai oleh Allah di antara
mereka adalah orang yang paling bermanfaat bagi makhluk-Nya.

Qatadah mengatakan, sehubungan dengan makna firman-Nya: dan yang menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Al-Anfal: 3) Yakni belanjakanlah sebagian dari
rezeki Allah yang diberikan kepada kalian karena sesungguhnya harta ini adalah pinjaman dan
titipan yang diserahkan kepadamu, hai anak Adam! Dan dalam waktu yang dekat kamu akan
berpisah dengannya.

Anda mungkin juga menyukai